Anda di halaman 1dari 11

RESUME MANAJEMEN PEMBANGUNAN

Planning, Organizing, Actuating, Controlling


(POAC)

Niken Ayu Ramadhan

F231 17 018

S1 PERENCANAAN WILAYAH & KOTA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS TADULAKO

2019
1. Planning (Perencanaan)

Untuk membentuk organisasi yang kuat dan bertahan lama diperlukan suatu
planning yang matang. Dalam ilmu manajemen perencanaan mempunyai fungsi yang
sangat penting untuk mengejar suatu hasil yang diinginkan. Perencanaan merupakan
suatu proses untuk menentukan tujuan serta sasaran yang ingin dicapai dengan
mengambil metode yang strategis guna mencapai tujuan tersebut. Planning adalah suatu
fungsi yang mencakup proses menentukan sasaran, kebijakan, produk, jasa, alat-alat,
pengeluaran, jadwal, lokasi, personalia, hubungan organisasi (Supriyatna, 2008).

Perencanaan adalah proses awal yang paling penting dari seluruh fungsi
manajemen, karena fungsi yang lain tak akan bisa bejalan tanpa planning. Ada beberapa
aktivitas dalam fungsi perencanaan

 Menetapkan arah tujuan serta target bisnis


 Menyusun strategi dalam pencapaian tujuan dan target tersebut
 Menentukan sumber daya yang dibutuhkan
 Menetapkan standar kesuksesan dalam pencapaian suatu tujuan dan target bisnis

Perencanaan adalah tindakan integratif yang mencoba untuk memaksimumkan efektifitas


secara total dari organisasi sehingga apa yang dibutuhkan tercapai. Dengan demikian
perncanaan paling tidak harus memiliki tiga aspek utama yaitu,

1. Menyangkut masa yang akan datang.

2. Harus menyangkut tindakan.

3. Memiliki serangkaian tindakan di masa yang akan datang yang akan diambil oleh
perencana.

Perencanaan sangat penting dan perlu untuk setiap usaha mencapai tujuan. Alasan
ini didasarkan pada suatu pandangan bahwa kondisi masa depan tidaklah pasti.
Lingkungan yang berubah begitu cepat menuntut siapa pun baik perseorangan maupun
lembaga untuk selalu membuat rencana. Tanpa membuat perencanaan, organisasi akan
kehilangan arah dan sulit untuk mengantisipasi ancaman perubahan lingkungan. Banyak
faktor yang mempengaruhi pentingnya pembuatan suatu perencanaan antara lain;
perubahan ekonomi, kemajuan teknologi, perubahan iklim, perubahan selera konsumen,
gejolak politik, dan sistem keamanaan yang tidak terjamin memberikan banyak tantangan
yang harus dihadapi walaupun penuh dengan resiko.
Selain untuk lebih memantapkan arah bagi organisasi dalam mencapai tujuannya,
perencanaan juga memiliki peranan penting lainnya, seperti:

- Untuk mengkooordinasikan usaha-usaha. Di dalam suatu organisasi pekerjaan-


perkerjaan dilakukan individu dan kelompok yang memiliki tujuan dan kepentingan
yang berbeda-beda. Maka perlu dilakukan koordinasi, agar tujuan dan kepentingan itu
tidak keluar dari tujuan organisasi.

- Untuk mengatasi perubahan. Dengan adanya perencanaan yang matang maka


perubahan-perubahan potensial yang akan terjadi akan dapat diantisipasi secepat
mungkin.

- Untuk pengembangan manajer. Manajer harus bertindak proaktif dan membuat hal-
hal terjadi dan bukan sebaliknya, bertindak rekatif dan membiarkan hal-hal terjadi.
Tindakan perencanaan akan mempertajam kemampuan manajer untuk berfikir ketika
mereka mempertimbangkan gagasan-gagasan abstrak dan kemungkinan-
kemungkinan yang akan terjadi.

- Untuk pengembangan standar kinerja. Keberhasilan yang dicapai pada masa lalu
akan menjadi standar kinerja untuk masa yang akan datang. Tanpa perencanaan,
standar performa mungkin menjadi tidak rasional dan subjektif.

Perencanaan (planning) dari sudut pandang jenjang manajemen bisa dibagi beberapa
jenjang:

 Top Level Planning (perencanaan jenjang atas), perencanaan dalam jenjang ini
bersifat strategis. memberikan petunjuk umum, rumusan tujuan, pengambilan
keputusan serta memberikan pentunjuk pola penyelesaian dan sifatnya menyeluruh.
top level planning ini penekanannya pada tujuan jangka panjang organisasi dan tentu
saja menjadi tangung-jawab manajemen puncak.
 Middle Level Planning (perencanaan jenjang menengah), dalam jenjang perencanaan
ini sifatnya lebih administratif meliputi berbagai cara menempuh tujuan dari sebuah
perencanaan dijalankan. dan tanggungjawab perencanaan level ii berada pada
manajemen menengah
 Low Level Planning (perencanaan jenjang bawah) perencanaan ini memfokuskan diri
dalam menghasilkan sehingga planing ini mengarah kepada aktivitas operasional.
dan perencanaan ini menjadi tanggung-jawab manajemen pelaksana
2. Organizing (Pengorganisasian)

Pada dasarnya pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur


organisasi yang sesuai dengan sasaran, sumber daya yang dimiliki, dan lingkungan yang
melingkupinya. Pengorganisasian sebagai salah satu fungsi manajemen merupakan sistem
kerjasama beberapa orang yang dilaksanakan dengan pembidangan dan pembagian
seluruh pekerjaan atau tugas, dengan membentuk sejumlah satuan kerja yang
menghimpun pekerjaan dalam satu unit kerja (Supriyatna, 2008).

Pengorganisasian adalah penentuan pekerjaan yang harus dilakukan,


pengelompokan tugas dan membagi pekerjaan kepada setiap karyawan, penetapan
berbagai departemen serta penentuan hubungan. Tujuan pengorganisasian ini adalah
untuk menetapkan peran serta struktur dimana karyawan dapat mengetahui apa tugas dan
tujuan mereka.

a) Prinsip pengorganisasian

Proses pengorganisasian dapat dilakukan secara efisien jika manajer memiliki


pedoman tertentu sehingga mereka dapat mengambil keputusan dan dapat bertindak.
Untuk mengatur secara efektif, prinsip-prinsip organisasi berikut dapat digunakan
oleh seorang manajer.

o Prinsip spesialisasi

Pekerjaan seluruh perhatian harus dibagi di antara bawahan atas dasar


kualifikasi, kemampuan dan keterampilan. Ini adalah melalui pembagian kerja
dapat dicapai yang menghasilkan organisasi yang efektif. Pembagian kerja
adalah pemecahan tugas kompleks menjadi komponen-komponennya
sehingga setiap orang bertanggung jawab untuk beberapa aktivitas terbatas
bukannya tugas secara keseluruhan.

o Prinsip definisi fungsional

Semua fungsi dalam kekhawatiran harus benar dan jelas kepada manajer
dan bawahan. Hal ini dapat dilakukan dengan jelas mendefinisikan tugas-
tugas, tanggung jawab, wewenang dan hubungan orang terhadap satu sama
lain. Klarifikasi dalam otoritas-tanggung jawab membantu dalam mencapai
hubungan koordinasi dan dengan demikian organisasi dapat berlangsung
efektif. Sebagai contoh, fungsi utama dari produksi, pemasaran dan keuangan
dan hubungan tanggung jawab wewenang dalam departemen ini harus jelas
didefinisikan untuk setiap orang agar melekat dalam pemikiran karyawan.
Klarifikasi dalam hubungan otoritas- tangggung jawab membantu dalam
organisasi yang efisien.

o Prinsip rentang pengendalian atau pengawasan

Kendali adalah rentang pengawasan yang menggambarkan jumlah


karyawan yang dapat ditangani dan dikontrol secara efektif oleh seorang
manajer tunggal. Menurut prinsip ini, seorang manajer harus dapat menangani
jumlah karyawan yang dibawahinya. Keputusan ini dapat diambil dengan
memilih baik rentang lebar atau sempit froma. Ada dua jenis rentang kendali:

1) Rentang kendali yang luas. adalah salah satu di mana seorang manajer
dapat mengawasi dan mengendalikan secara efektif sebuah kelompok
besar orang pada satu waktu.
2) Rentang kendali yang sempit. rentang ini, pekerjaan dan wewenang
dibagi antara banyak bawahan dan manajer tidak mengawasi dan
mengendalikan kelompok yang sangat besar dari orang di bawah dia.
Manajer sesuai dengan rentang yang sempit mengawasi sejumlah
karyawan yang dipilih pada satu waktu.
o Prinsip kesatuan pemerintah
Ini menyiratkan satu bawahan-satu hubungan yang superior. Setiap
bawahan bertanggung jawab kepada satu manajer. Hal ini membantu dalam
menghindari kesenjangan komunikasi dan kesimpangan tanggung jawab. Jika
atasan yang lebih tinggi ingin memberikan perintah atau hal-hal lain kepada
para bawahan yang berada beberapa tangga di bawah dalam hierarki
organisasi, seyogianya hal itu dilakukan melalui atasan langsung orang yang
bersangkutan. Paling tidak dengan sepengetahuan atasan langsung tersebut.

b) Implementasi
salah satu bagian penting tugas pengorganisasian adalah mengharrmonisasikan
kelompok orang yang berbada, mempertemukan macam-macam kepentingan
dan memanfaatkan kemampuan-kemampuan kesemuanya kesuatu arah
tertentu. (Terry 1979). Maksud dari hal tersebut adalah dapat dihasilkannya
sinergisme, yang berarti perlu adanya tindakan-tindakan untuk mengelompokkan
semua kemampuan yang sesuai menjadi satu tempat dan memanfaaatkan kemampuan
tersebut agar dapat berguna bagi organisasi tersebut. Akan tetapi suatu
pengorganisasian tidak hanya mengelompokkan sumber daya manusia saja, akan
tetapi juga dengan sumber daya lainnya agar dapat efektif. Jadi pengorganisasian
merupakan sebuah kasus yang dapat menimbulkan efek yang sangat baik dalam
upaya menggerakan seluruh aktivitas dan potensi yang bisa diwadahi serta sebagai
pengawasan manajerial.

c) Langkah-langkah Pengorganisasian :

o Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf. (Menjelaskan keseluruh staff


tentang tujuan organisasi yang harus dicapai)
o Mendistribusi pekerjaan ke staff secara jelas. (Mendudukan orang-orang yang
berkompetensi pada posisi tepat. Dan jangan sampai ada posisi strategis yang
kosong, karena akan berpengaruh pada keseluruan pencapaian organisasi)
o Menentukan prosedural staf. (Menentukan cara kerja dan evaluasi para staff,
serta punishment dan reward yang diterima. Selain itu juga menjelaskan
tentang garis koordinasi dan sinergitas dalam organisasi, sehingga seluruh
posisi dipadukan untuk menuju tujuan organisasi)
o Mendelegasikan wewenang. (Berani untuk mendelegasikan wewenang sesuai
dengan tugas dan fungsi tiap-tiap staff)

3. Actuating

Actuating merupakan tindakan mengupayakan seluruh anggota organisasi untuk


mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan yang sudah ditetapkan. Jadi, pelaksanaan
merupakan suatu upaya yang menggerakkan orang-orang untuk mau bekerja dengan
sendirinya dan dengan kesadaran yang besar demi mengabulkan seluruh cita-cita
perusahaan dengan dan secara efektif. Perencanaan dan pengorganisasian akan berjalan
kurang baik jika tidak disertai dengan pelaksanaan. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan
sekali bentuk nyata dari kerja keras, kerjasama dan kerja nyata didalamnya.
Pengoptimalan seluruh sumber daya manusia yang ada juga sangat penting, terutama
ditujukan untuk mencapai visi, misi dan Planning yang telah diterapkan.

Dalam pelaksanaan, semua sumber daya manusia yang ada harus bekerja sesuai
dengan tugas yang dibebankan, fungsi serta peran dan kompetensi dari masing-masing
untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan tersebut. Pengarahan merupakan
fungsi manajemen yang menstimulir tindakan-tindakan agar betul-betul dilaksanakan.
Oleh karena tindakan-tindakan itu dilakukan oleh orang, maka pengarahan meliputi
pemberian perintah-perintah dan motivasi pada personalia yang melaksanakan perintah-
perintah tersebut. Proses implementasi program supaya bisa dijalankan kepada setiap
pihak yang berada dalam organisasi serta dapat termotivasi agar semuah pihak dapat
menjalankan tanggung jawabnya dengan sangat penuh kesadaran dan produktivitas yang
sangat tinggi. Adapun fungsi pengarahan dan implementasi yaitu menginplementasikan
proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian sebuah motivasi untuk tenaga
kerja supaya mau tetap bekerja dengan efisien dan efektif untuk mencapai tujuan;
Memberikan tugas dan penjelasan yang teratur mengenai pekerjaan; dan menjelaskan
kebijakan yang telah ditetapkan.
Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti
dengan pelaksanaan kerja organisasi yang bertanggung jawab. Untuk itu maka semua
Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi
dan program kerja organisasi. Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja yang
telah disusun. Setiap pelaku organisasi harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan
peran, keahlian dan kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan
program kerja organisasi yang telah ditetapkan. Inti dari Actuating adalah menggerakkan
semua anggota kelompok untuk bekerja agar mencapai tujuan organisasi.

Dalam mengimplementasikan aktivitas organisasi, pelaku organisasi harus :


 Merasa yakin dan mampu melakukan suatu pekerjaan,
 Percaya bahwa pekerjaan telah menambahkan nilai untuk diri mereka sendiri,
 Tidak terbebani oleh masalah pribadi atau tugas lain yang lebih penting atau
mendesak,
 Tugas yang diberikan cukup relevan,
 Hubungan harmonis antar rekan kerja.

Actuating (pelaksanaan) meliputi kepemimpinan dan koordinasi. Kepemimpinan


yakni gaya memimpin dari sang pemimpin dalam mengoptimalkan seluruh potensi dan
sumber daya organisasi agar mengarah pada pencapaian tujuan program dan organisasi.
Sedangkan koordinasi yakni suatu aktivitas membawa orang-orang yang terlibat
organisasi ke dalam suasana kerjasama yang harmonis. Dengan adanya pengoordinasian
dapat dihindari kemungkinan terjadinya persaingan yang tidak sehat dan
kesimpangsiuran di dalam bertindak antara orang-orang yang terlibat dalam mencapai
tujuan. Koordinasi ini mengajak semua sumber daya manusia yang tersedia untuk
bekerjasama menuju ke satu arah yang telah ditentukan.
Pekerjaan memimpin meliputi lima kegiatan yaitu :
1. Mengambil keputusan
2. Mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara pemimpin dan bawahan.
3. Memberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya mereka
bertindak.
4. Memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya secara tepat
5. Memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam
usaha mencapai tujuan yang ditetapkan.

Dalam memimpin ada kegiatan direction (perintah) dan motivasi. Perintah adalah
petunjuk atau penjelasan kerja, serta pertimbangan dan bimbingan, terdapat para pelaku
organisasi yang terlibat, baik secara struktural maupun fungsional, agar pelaksanaan
tugas dapat berjalan dengan lancar. Dalam pelaksanaannya direction (perintah) seringkali
dilakukan bersamaan dengan controlling. Jika perintah yang disampaikan pemimpin
sesuai dengan kemauan dan kemampuan dari staff, maka staff pun akan termotivasi untuk
memberdayakan potensinya dalam melaksanakan kegiatan organisasi. Sedangkan
motivasi dapat dilakukan dengan cara mejadikan staff sebagai rekan kerja, serta
memberikan reward (penghargaan) apabila staff bekerja secara baik.

Tujuan Actuating (Pelaksanaan)


1) Menciptakan kerjasama yang lebih efisien
2) Mengembangkan kemampuan & keterampilan staf
3) Menumbuhkan rasa memiliki & menyukai pekerjaan
4) Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang meningkatkan motivasi & prestasi
kerja staf.
5) Membuat organisasi berkembang secara dinamis.

4. Controlling

Pengawasan rutin dilakukan dengan memonitor secara langsung maupun tidak


langsung kinerja dari tenaga fungsional dan tenaga administrasi. Controlling bukanlah
hanya sekedar mengendalikan pelaksanaan program dan aktivitas organisasi, namun juga
mengawasi sehingga bila perlu dapat mengadakan koreksi. Dengan demikian apa yang
dilakukan staff dapat diarahkan kejalan yang tepat dengan maksud pencapaian tujuan
yang telah direncanakan. Inti dari controlling adalah proses memastikan pelaksanaan agar
sesuai dengan rencana.

Agar pekerjaan berjalan sesuai dengan tujuan organisasi dan program kerja maka
dibutuhkan pengontrolan, baik dalam bentuk pengawasan, inspeksi hingga audit. Kata-
kata tersebut memang memiliki makna yang berbeda, tapi yang terpenting adalah
bagaimana sejak dini dapat diketahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, baik
dalam tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pengorganisasian. Sehingga dengan hal
tersebut dapat segera dilakukan antisipasi, koreksi dan penyesuaian-penyesuaian sesuai
dengan situasi, kondisi dan perkembangan lingkungan sekitar organisasi.

Proses pengawasan sebagai bagian dari pengendalian akan mencatat


perkembangan organisasi kearah tujuan yang diharapkan dan memungkinkan pemimpin
mendeteksi penyimpangan dari perencanaan tepat pada waktunya untuk mengambil
tindakan korektif sebelum terlambat. Melalui pengawasan yang efektif, terhadap aktivitas
organisasi, maka upaya pengendalian mutu dapat dilaksanakan dengan lebih baik.
Manfaat pengawasan :

 Dapat mengetahui sejauh mana program telah dilaksanakan


 Dapat mengetahui adanya penyimpangan.
 Dapat mengetahui apakah waktu & sumber daya mencukup
 Dapat mengetahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan
 Dapat mengetahu staff yang perlu diberikan penghargaan/promosi.

Proses controlling meliputi :


1) Menentukan standar yang akan digunakan sebagai dasar pengendalian,
2) Mengukur pelaksanaan atau hasil yang sudah dicapai dengan melaksanakan evaluasi
terhadap kinerja serta kompetensi SDM yang dimiliki,
3) Membandingkan pelaksanaan atau hasil dengan standar. Kembali membandingkan
hasil pelaksanaan kegiatan dengan tujuan awal (rencana) kegiatan tersebut
dilaksanakan, dan mengukur capaian keberhasilannya,
4) Melakukan tindakan perbaikan. Jika ada kesalahan atau penyimpangan, segera
melakukan perbaikan,
5) Meninjau dan menganalisis ulang rencana. Kembali membuat rencana baru jika
terjadi penyimpangan. Namun jika hasilnya sesuai dengan tujuan program, maka
perlu dibuatkan rencana lanjutan untuk melanjutkan program yang berhasil tersebut,
sehingga tujuan organisasi semakin dekat untuk dicapai.

Pengawasan dibedakan menurut sifat dan waktunya :


1) Preventive control. Pengawasan yang dilakukan sebelum kegiatan dilaksanakan.
Pemimpin mengawasi perencanaan kegiatan yang akan dilaksanakan hingga
persiapan yang dilakukan, termasuk rekruitmen anggota
2) Repressive control. Pengawasan yang dilakukan setelah kegiatan berlangsung, dengan
mengawasi hasil yang dari pelaksanaan kegiatan, serta evaluasi dan laporan yang
didapatkan (melakukan pengukuran capaian hasil)
3) Pengawasan saat proses dilakukan. Pengawasan yang dilakukan bersamaan dengan
proses, sehingga langsung mengikuti proses dan mengadakan korkesi jika ada
penyimpangan
4) Pengawasan berkala. Pengawasan yang dilakukan dalam kurun waktu tertentu
berdasarkan kesepakatan (bisa 1 bulan sekali, 2 atau 3 bulan)
5) Pengawasan mendadak (sidak). Pengawasan yang dilaksanakan mendadak untuk
melihat kinerja staff sehari-hari dan menghindari terjadinya penyimpangan
6) Pengawasan Melekat (waskat). Pengawasan yang dilakukan secara dekat terhadap
staff, hal ini sering dilakukan untuk tujuan-tujuan yang spesifik dan bersifat khusus,
sehingga menghindarkan sekecil-kecilnya terjadi penyimpangan atau kesalahan.
Kegiatan-kegiatan yang juga termasuk dalam kegiatan controlling termasuk
adalah evaluasi dan pelaporan. Evaluasi merupakan suatu penilaian terhadap hasil
pelaksanaan kegiatan atau program. Dalam melakukan evaluasi haruslah menyeluruh,
mencakup capaian tujuan kegiatan, kinerja staff, pengetahuan staff, efektifitas dan
efesiensi penganggaran dan proses kegiatan. Sedangkan pelaporan merupakan
penyampaian perkembangan hasil kegiatan atau pemberian keterangan mengenai segala
hal yang berkaitan dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada pemimpin yang lebih tinggi.
Controlling akan mengarahkan seluruh potensi organisasi yang terlibat agar tidak
melakukan penyimpangan dalam pencapaian tujuan. Untuk itucontrolling haruslah
dilakukan secara bertanggung jawab dan dengan standar organisasi, sehingga pelaku-
pelaku organisasi tetap bekerja secara maksimal dan fokus pada pencapaian tujuan
organisasi.
DAFTAR PUSTAKA

Arumsari, NR “Penerapan Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling di UPTD Dikpora


Kecamatan Jepara” https://jurnal.unpand.ac.id (Diakses pada tanggal 3 September 2019)

Fitri Ayu Meriana “MAkalah Perencanaan Pengantar manajemen”


https://fitridtrind.wordpress.com/2014/04/19/makalah-perencanaan-pengantar-manajemen/
(Diakses tanggal 3 September 2019)

Ristiyantihp “4 Fungsi Utama Dalam Manajemen (POAC)”


https://ristiyantihp25.wordpress.com/2015/10/26/4-fungsi-utama-dalam-manajemen-poac/
(Diakses pada tanggal 3 September 2019)

Andimpi “Fungsi-fungsi Manajemen (POAC)” http://andimpi.blogspot.com/2013/06/fungsi-


fungsi-manajemen-poac.html (Diakses pada tanggal 3 September 2019)

Unknown “Manajemen POAC” http://samplingkuliah.blogspot.com/2017/02/manajemen-


poac.html (Diakses pada tanggal 3 September 2019)

Ricky “POAC Planning, Organizing, Actuating, Controlling”


http://rickyanggili.blogspot.com/2011/11/poac-planning-organizing-actuating.html (Diakses pada
tanggal 3 September 2019)

Anda mungkin juga menyukai