PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah diatas, adapun tujuan dari pembuatan
makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui gambaran umum tentang fungsi perencanaan.
2. Untuk mengetahui gambaran umum tentang pengambilan keputusan.
BAB II
PEMBAHASAN
disepakati
dan
dilaksanakan
suatu
organisasi
dan
biasanya
merencanakannya pun tidak individual tetapi merencanakannya dengan bersamasama didalam suatu organisasi tersebut. Sedangkan perencanaan informal ialah
rencananya itu tidak tertulis dan juga bukanlah tujuan bersama dalam organisasi,
biasanya perencanaan informal ini bersifat individual.
2.1.1 Definisi Perencanaan Menurut Para Ahli
Para ahli banyak sekali yang mengemukakan pendapatnya tentang definisi
perencanaan, antara lain :
3
1. Menurut
Beishline
(1957),
menjelaskan
bahwa
perencanaan
yaitu
para ahli.
b. forecasting kuantitatif: prediksi masa depannya menggunakan analisa
bekerja
dengan
baik
dan
merencanakan
bagaimana
para
manajer
dapat
mengorganisasi,
memimpin,
atau
aktifitas yang efektif dengan rencana tertentu sebagai standar melakukan aktifitas
dalam organisasi. Manajer karena otoritasnya dalam suatu organisasi dipenuhi
dengan seranhkaian pengambilan keputusan untuk menetapkan alternatif tindakan
dalam penyelesaian permasalahan yang dihadapi.
Dalam proses perencanaan
tersebut manajer menetapkan tujuan
organisasi, sumber daya yang akan digunakan, dan bawahan mana yang akan
menjalankan setiap tugas yang telah ditetapkan.
Secara umum gaya pengambilan keputusan yang dimaksud adalah sebagai
berikut.
1. Manajer mengambil keputusan sendiri dengan menggunakan masukan
informasi yang tersedia pada waktu tertentu.
2. Manajer memperoleh informasi yang diperlukan dari para bawahan dan
kemudian menetapkan keputusan yang dipandang relevan.
3. Manajer membicarakan permasalahan yang dihadapi organisasi dengan para
bawahan secara individual dan mendapatkan gagasan dan sasaran tanpa
melibatkan para bawahan sebagai suatu kelempok.
4. Manajer membicarakan situasi keperluan dengan para bawahan sebagai suatu
keleompok dan mengumpulkan gagasan dan sasaran para bawahan tersebut.
5. Manajer membicarakan situasi keputusan dengan para bawahan sebagai suatu
kelompok dan kelompok menyusun serta menilai alternatif.
Pengambilan keputusan (manajer) sebagai seorang yang harus melakukan
pengambilan keputusan harus memenuhi berbagai keteria dasar, terutama syarat
intelektual dan mental. Dalam organisasi, sering kali timbul keputusan untuk
membentuk pusat penyimpanan informasi. Organisasi baru biasanya memiliki
pusat informasi yang sekaligus mendukung pusat-pusat keputusan. Setiap
keputusan akan selalu timbul permasalahan keputusan. Permasalahan tersebut
terjadi mengenai apa yang harus dikumpulkan dan dalam bentuk yang bagaimana
informasi tersebut harus disimpan dimana dan untuk berapa lama. Apabila
manajer terlalu sibuk dengan pekerjaan mereka sendiri, bawahan makin lama
makin tidak tau mengenai hal-hal yang harus dikerjakan secara terarah.
2.2.3 Kerangka Kerja Dan Konsep Pengambilan Keputusan
Menurut Davis (1974) kerangka kerja untuk pengambilan keputusan
tersebut meliputi hal-hal berikut
1. Sistem pengambilan keputusan
Sistem pengambilan keputusan adalah suatu cara atau prosedur tertentu,
ketika suatu keputusan diambil oleh pembuatnya. Sistem pengambilan
keputusan tersebut dapat dilakukan secara terbuka dan secara tertutup.
11
12
Dua model pengambilan keputusan yang sangat sering terdapat dalam suatu
organisasi adalah model normatif dan model deskriptif.
a. Model normatif
Yaitu sebuah model pengambilan keputusan yang memberikan kepada
manajer sebagai pengambil keputusan mengenai bagaimana ia harus
mengambil sekelompok keputusan.
b. Model deskriptif
Yaitu sebuah model pengambilan keputusan yang berusaha untuk
menejalaskan prilaku konkret dan karena itu telah dikembangkan
terutama oleh para ilmuan prilaku.
5. Kriteria untuk pengambilan keputusan
Pada model normatif, kriteria untuk menentukan saru diantara beberapa
alternatif adalah maksimumkan atas laba, utilitas, nilai yang diharapkan, dan
sejenisnya. Pandangan alternatif pada kriteria pengambilan keputusan adalah
pemuasan. Anggapan konsep pemuasan lebih merupakan rasionalitas terbatas
daripada rasionalitas lengkap.
6. Relevansi konsep keputusan terhadap desain sistem informasi manajemen
Sistem infomasi manajemen berdasarkan komputer berguna baik dalam
model keputusan tertutup maupun keputusan terbuka. Variasi dalam
pengambilan keputusan untuk keputusan dalam kondisi kepastianm, resiko,
dan ketidakpastian menunjukkan perlunya beberapa model keputusan bagi
sistem informasi manajemen.
Keputusan tidak terprogram biasanya tidak berstruktur. Untuk itu,
sistem informasi manajemen menyediakan seperangkat alat agar manajer
sebagai pengambil keputusan dapat menstruktur proses pengambilan
keputusan.
2.2.4 Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi Sederhana
Biasanya permaslahan yang dihadapi oleh organisasi sederhana adalah
masalah strategis dan langsung pada permasalahan organisasi atau permasalahan
kerja. Berdasarkan permasalahan yang dihadapi dalam praktik dan keputusan
yang harus diambil, dapat digolongkan menjadi beberapa tipe permasalahan, yaitu
sebagai berikut.
1. Permasalahan yang bersifat rutin dan repetitif
Untuk menghadapi permasalahan tersebut harus dibuat semacam program
atau sistem ysng terdiri atas berbagai macam proses atau prosedur
penanganan yang spesifik.
2. Permasalahan yang datangnya tidak menentu, yang bersifat insidental
13
15
4. Pemindahan data dari satu lokasi ke lokasi lain dan pengubahan dalam
bentuk yang lain.
c. Tahap pengolahan data
Tahap ini mencakup berbagai tahap aktifitas yang meliputi hal-hal berikut
1. Akumulasi yang meliputi operasi matematis.
2. Perbandingan dan pemeriksaan simultan terhadap dua atau lebih
golongan data
3. Pengikhtisaran merupakanaktitas pengolahan yang sangat penting dan
menyangkut penggunan data sedikit demi sedikit ke dalam kuantitas yang
dikehendaki
4. Penyaringan yaitu meneliti data tambahan dari pengolahan berikutnya
5. Pencarian berupa aktifitas mengambil dari tempat penyimpanan untuk
digunkan dalam pengolahan atau untuk tujuan keluaran.
d. Tahap pemeliharaan data
Tahap ini meliputi aktifitas sebagai berikuti
1. Penyimpanan data untuk referensi
2. Pemutakhiran data yang disimpan untuk menunjukkan kondisi yang lebih
muktahir
3. Pemberian indeks data yang menyangkut pembuatan catalog informasi
yang berhubungan dengan data yang disimpan
4. Perlindungan atau pengamanan data yang disimpan yang meliuputi
berbagai prosedur dan teknik untuk mencegah kerusakan, kehilangan,
atau pemahaman yang tidak mendapat perstujuan manajemen.
e. Tahap keluaran data
Tahap ini biasanya dalam bentuk yang umum, yaitu laporan atau dokumen.
Istilah pengedaran biasanya digunakan dalam pengertian penyiapan dokumen
kluaran seperti cek, faktur, nota, dan surat pesanan pembelian batang.
Dalam pendayagunaan sumber daya manusia dan sumber daya modal
tersebut terdapat dua kategori pengolahan data yaitu pengolahan data secara
manual dan secara otomatis.
1. Sistem pengolahan data secara manual
Tingkat kemutakhiran yang paling rendah dalam sistem pengolahan data
secara manual adalah bahwa seluruh fungsi pengolahan data
dilaksanakan seluruhnya oleh manusia.
2. Sistem pengolahan data secara otomatis
16
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi dalam upaya untuk mencapai tujuan dari suatu perusahaan itu,
terlebih dahulu harus memperhatikan dalam hal perencanaan serta pengambilan
keputusan.
Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen
karena
tanpa
perencanaan
fungsi-fungsi
lain
seperti;
pengorganisasian,
18