• Susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yg berfungsi
sebagai pendukung kegiatan sos-ek masy yang sec hierarkis memiliki hubungan fungsional (UU
no.26/2007)
• Ditunjukkan dari adanya hirarki pusat pelayanan kegiatan kota, yakni adanya pusat kota, pusat
sekunder dan pusat lingkungan (Pontoh dan Kustiwan, 2009)
1. Struktur Kota
- Nature
Potensi fisik alamiah ; topografi, hidrologi dan badan air, geologi, iklim, flora & fauna
- Network
System jejaring, terutama transportasi ; system jaringan prasarana
- Man & society
Aspek kependudukan, budaya, dan kelembagaan ; struktur demografi menuntut usia, mata
pencaharian, jenis kelamin, dll, system budaya, kepadatan penduduk, kelembagaan
- Shells
Aspek lingkungan buatan, lahan, dan perekonomian; komposisi permukiman, kepadatan
bangunan, urban form, tata guna lahan
1. Pendekatan ekologi
a. Concentric Zone Model
Ernest W. Burgess, seorang sosiolog. Penelitiannya terhadap Kota Chicago tahun 1925.
Pola guna lahan berbentuk cincin mengitari CBD:
Zone I CBD
Zone II Transition
Zone III Low-income housing
Zone IV Middle-income housing
Zone V Commuting
Zone I: Center of political, economic, social, and cultural activities
Zone II: mixed use of commercial, manufacturing and temporary shelter; ghetto,
transport hub
Zone III: settlement of low-income class, small plots, flats
Zone IV: settlement of middle-income class, medium plots, single-family dwelling
Zone V: settlement of upper-income class, big plots, better environment, bungalow type
b. Sectoral model
Homer Hoyt. Tesisnya : “The Structure and Growth of Residential Neighbourhoods in
America Cities”, penelitian mengenai pola sewa rumah di 25 kota di USA. Permukiman
membentuk pola menjari mengikuti jalur transportasi. Permukiman mewah berlokasi di
tempat baru yang strategis dan nyaman.
c. Multiple Nuclei Model – Model Pusat Kegiatan Banyak
Harris & Ullmann (1945). Permukiman dibangun di beberapa pusat terpisah dengan fungsi
berbeda-beda. Zona tidak dibangun berdasarkan jarak dari CBD.
Teori Ketinggian Bangunan (Bergel, 1955)
Teori Konsektoral (Griffin dan Ford, 1980)
Teori Historis (Alonso, 1964)
Teori Poros (BAbcock, 1960)
2. Pendekatan ekonomi
a. Teori Sewa Lahan
Robert M. Haig (1926). Nilai lahan, rent dan cost mempunyai kaitan erat dengan pola
penggunaan lahan. Dikenal dengan teori sewa lahan (Land Rent) dan teori nilai lahan
3. Pendekata morfologi
a. Pertumbuhan Kota
- Planned
o Yang memegang peran yang penting dan dominan adalah control
o Disiplin
o Estetika lebih bagus
o Seragam
o Adanya pengaturan bangunan yang sejajar dengan jalan
- Unplanned
o Atau biasa disebut dengan organic cities atau the spontaneous cities
o No designer
o No masterplan
o Penggunaan lebih ditentukan pada kepentingan masing-masing pihak
o Contoh : di Pennsylvania dan Belanda
c.