Anda di halaman 1dari 16

MATA KULIAH : PENGANTAR MANAJEMEN

MAKALAH
KOORDINASI DAN RENTANG MANAJEMEN

Dosen Pengampu :
DEWI ARIEFAHNOOR, SE, MM
NIDN: 1123027602

Disusun oleh :
Bastomy Ar-Rosyid
NPM : 19310978
KELAS : H Reg Pagi Semester 2

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN
MUHAMMAD ARSYAD AL – BANJARI
BANJARMASIN
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

               Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. atas bimbingan

dan penyertaan-Nya sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan

makalah ini. Makalah ini berjudul ”KOORDINASI & RENTANG

MANAJEMEN” disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Dasar

Manajemen & Bisnis.

        Kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang

telah membantu kami menyelesaikan makalah ini. Terutama kepada dosen

mata kuliah yang bersangkutan yang telah membimbing kami agar dapat

mengerti tentang materi yang di bahas.

         Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas

kepada pembaca, walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan.

Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik

pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang

kami miliki, untuk itu kami mengharapkan dukungan dari pembaca sekalian

demi menyempurnakan tugas makalah berikutnya. Terima kasih.


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN MAKALAH
BAB II PEMBAHASAN
A. KOORDINASI MANAJEMEN
1. PENGERTIAN KOORDINASI
2. CIRI-CIRI KOORDINASI
3. KEBUTUHAN AKAN KOORDINASI
4. TIPE-TIPE KOORDINASI
5. SIFAT-SIFAT KOORDINASI
6. SYARAT-SYARAT KOORDINASI
7. PEDOMAN KOORDINASI
8. PENDEKATAN-PENDEKATAN UNTUK PENCAPAIAN KOORDINASI YANG
EFEKTIF
9. MEKANISME-MEKANISME PENGKOORDINASIAN DASAR
10. MENINGKATKAN KOORDINASI POTENSIAL
11. METODE PENGURANGAN KEBUTUHAN AKAN KOORDINASI
12. PENENTUAN MEKANISME KOORDINASI YANG TEPAT
13. MASALAH-MASALAH PENCAPAIAN KOORDINASI YANG EFEKTIF
B. RENTANG MANAJEMEN
1. PENGERTIAN RENTANG MANAJEMEN
2. PENENTUAN RENTANG YANG TEPAT
3. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MANAJER DALAM PENENTUAN RENTANG
MANAJEMEN
4. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENTANG MANAJEMEN
5. JUMLAH RENTANG YANG IDEAL
6. RENTANG MANAJEMEN LEBAR VERSUS SEMPIT
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Untuk melihat kemampuan seorang manajer dalam memimpin dan


melakukan koordinasi dapat dilihat dari besar kecilnya jumlah bawahan yang
ada dalam tanggung jawabnya, yang dikenal sebagai rentang manajemen.
Koordinasi didefinisikan sebagai proses penyatuan tujuan-tujuan perusahaan
dan kegiatan pada tingkat satu satuan yang terpisah dalam suatu organisasi
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Koordinasi
dibutuhkan sekali oleh para karyawannya, sebab tanpa ini setiap karyawan
tidak mempunyai pegangan mana yang harus diikuti, yang akhirnya akan
merugikan organisasi itu sendiri.
Sebelumnya manusia perlu mengerti arti kata organisasi. Di mana kata
“organisasi“ mempunyai dua pengertian umum. Pengertian pertama
menandakan suatu lembaga atau kelompok fungsional, seperti organisasi
perusahaan, rumah sakit, perwakilan pemerintahan, atau suatu perkumpulan
olahraga. Pengertian kedua berkenaan dengan proses pengorganisasian,
sebagai suatu cara dalam mana kegiatan organisasi dialokasikan dan
ditugaskan diantara para anggotanya agar tujuan organisasi dapat tercapai
dengan efisien. Di dalam sebuah organisasi diperlukan adanya sebuah
koordinasi antara manajer dan bawahannya untuk kelangsungan organisasi
itu sendiri.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan beberapa permasalahan


sebagai berikut
1. Bagaimana hubungan antara koordinasi kegiatan-kegiatannya dengan
rentang manajemennya dalam pencapaian koordinasi yang efektif ?
2. Bagaimana tujuan seorang manajer atau atasan mengkordinasikan
kegiatan-kegiatan organisasi dan rentang manajemennya ?

C. TUJUAN PENULISAN MAKALAH

1. Dalam penyusunan makalah ini bertujuan untuk mendapatkan informasi


tentang :
2. Cara-cara pencapaian koordinasi yang efektif dan rentang menajemen
yang dapat dikendalikan secara efektif oleh seorang manajer atau atasan.
3. Dapat memperkirakan rentang manajemen yang ideal.
Mekanisme-mekanisme pengkoordinasian dasar dan faktor-faktor yang
mempengaruhi rentang manajemen.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    KOORDINASI MANAJEMEN
1.      PENGERTIAN KOORDINASI
Koordinasi adalah proses mengintegrasikan tujuan dan kegiatan pada satuan-satuan yang
terpisah (departemen atau bidang fungsional) suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi
secara efisien.
-          Menurut G.R. Terry, koordinasi adalah suatu usaha yang sinkron dan teratur untuk menyediakan
jumlah dan waktu yang tepat, dan mengarahkan pelaksanaan untuk menghasilkan suatu tindakan
yang seragam dan harmonis pada sasaran yang telah ditentukan.
-          Menurut E.F.L. Brech, koordinasi adalah mengimbangi dan menggerakkan tim dengan
memberikan lokasi kegiatan pekerjaan yang cocok dengan masing-masing dan menjaga agar
kegiatan itu dilaksanakan dengan keselarasan yang semestinya diantara para anggota itu sendiri.
-          Menurut Mc. Farland, koordinasi adalah suatu proses dimana pimpinan mengembangkan pola
usaha kelompok secara teratur diantara bawahannya dan menjamin kesatuan tindakan di dalam
mencapai tujuan bersama.
Menurut Handoko kebutuhan akan koordinasi tergantung pada sifat dan kebutuhan
komunikasi dalam pelaksanaan tugas dan derajat saling ketergantungan bermacam-macam
satuan pelaksananya. Handoko juga menyebutkan bahwa derajat koordinasi yang tinggi sangat
bermanfaat untuk pekerjaan yang tidak rutin dan tidak dapat diperkirakan, faktor-faktor
lingkungan selalu berubah-ubah serta saling ketergantungan adalah tinggi. Koordinasi juga
sangat dibutuhkan bagi organisasi-organisasi yang menetapkan tujuan yang tinggi.
Hal ini juga ditegaskan oleh Handayaningrat bahwa koordinasi dan komunikasi adalah
sesuatu hal yang tidak dapat dipisahkan. Selain itu, Handayaningrat juga mengatakan bahwa
koordinasi dan kepemimpinan (leadership) adalah tidak bisa dipisahkan satu sama lain, karena
satu sama lain saling mempengaruhi.

2.      CIRI-CIRI KOORDINASI


Menurut Handayaningrat koordinasi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1.      Bahwa tanggungjawab koordinasi adalah terletak pada pimpinan. Oleh karena itu, koordinasi
adalah merupakan tugas pimpinan.
2.      Adanya proses (continues process). Karena koordinasi adalah pekerjaan pimpinan yang bersifat
berkesinambungan dan harus dikembangkan sehingga tujuan dapat tercapai dengan baik.
3.      Pengaturan secara teratur usaha kelompok. Oleh karena koordinasi adalah konsep yang
ditetapkan di dalam kelompok, bukan terhadap usaha individu, maka sejumlah individu yang
bekerjasama, dimana dengan koordinasi menghasilkan suatu usaha kelompok yang sangat
penting untuk mencapai efisiensi dalam melaksanakan kegiatan organisasi. Adanya tumpang
tindih, kekaburan dalam tugas-tugas pekerjaan merupakan pertanda kurang sempurnanya
koordinasi.
4.      Konsep kesatuan tindakan. Hal ini adalah merupakan inti dari koordinasi. Kesatuan usaha,
berarti bahwa harus mengatur sedemikian rupa usaha-usaha tiap kegiatan individu sehingga
terdapat adanya keserasian di dalam mencapai hasil.
5.      Tujuan koordinasi adalah tujuan bersama. Kesatuan dari usaha meminta suatu pengertian kepada
semua individu, agar ikut serta melaksanakan tujuan sebagai kelompok dimana mereka bekerja.

3.      KEBUTUHAN AKAN KOORDINASI


Menurut James D. Thompson, ada tiga macam saling ketergantungan diantara satuan-
satuan organisasi :
1.      Saling ketergantungan yang menyatu (pooled interdependence)
Bila satuan-satuan organisasi tidak saling tergantung satu dengan yang lain dalam
melaksanakan kegiatan harian tetapi tergantung pada pelaksanaan kerja setiap satuan yang
memuaskan untuk suatu hasil akhir.
2.      Saling ketergantungan yang berurutan (sequential interdependence)
Dimana suatu satuan organisasi harus pekerjaannya terlebih dahulu sebelum satuan lain
dapat bekerja.
3.      Saling ketergantungan timbale balik (reciprocal interdependence)
Merupakan hubungan memberi dan menerima antar satuan organisasi.

4.      TIPE-TIPE KOORDINASI


Menurut Hasibuan terdapat dua tipe koordinasi, yaitu :
1.      Koordinasi vertikal adalah kegiatan-kegiatan penyatuan, pengarahan yang dilakukan oleh atasan
terhadap kegiatan unit-unit, kesatuan-kesatuan kerja yang ada di bawah wewenang dan
tanggungjawabnya.
2.      Koordinasi horizontal adalah mengkoordinasikan tindakan-tindakan atau kegiatan-kegiatan
penyatuan, pengarahan yang dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan penyatuan, pengarahan yang
dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan dalam tingkat organisasi (aparat) yang setingkat.

5.      SIFAT-SIFAT KOORDINASI


Menurut Hasibuan terdapat tiga sifat koordinasi, yaitu :
1.      Koordinasi adalah dinamis bukan statis.
2.      Koordinasi menekankan pandangan menyeluruh oleh seorang coordinator (manajer) dalam
rangka mencapai sasaran.
3.      Koordinasi hanya meninjau suatu pekerjaan secara keseluruhan.

6.      SYARAT-SYARAT KOORDINASI


Menurut Hasibuan terdapat empat syarat koordinasi, yaitu :
1.      Sense of coorperation (perasaan untuk bekerjasama), ini harus dilihat dari sudut bagian per
bagian bidang pekerjaan, bukan orang per orang.
2.      Rivalry, dalam perusahaan-perusahaan besar sering diadakan persaingan antara bagian-bagian,
agar bagian-bagian ini berlomba-lomba untuk mencapai kemajuan.
3.      Team spirit, artinya satu sama lain pada setiap bagian harus saling menghargai.
4.      Esprit de corps, artinya bagian-bagian yang diikut sertakan atau dihargai, umumnya akan
menambah kegiatan yang bersemangat.

7.      PEDOMAN KOORDINASI


1.      Koordinasi harus terpusat, sehingga ada unsur pengendalian guna menghindari tiap bagian
bergerak sendiri-sendiri yang merupakan kodrat yang telah ada dalam setiap bagian, ingat bahwa
organisasi merupakan kumpulan dari orang-orang yang punya kebutuhan dan keinginan berbeda.
2.      Koordinasi harus terpadu, keterpaduan pekerjaan menunjukkan keadaan yang saling mengisi dan
member.
3.      Koordinasi harus berkesinambungan, yaitu rangkaian kegiatan yang saling menyambung, selalu
terjadi selalu diusahakan dan selalu ditegaskan adanya keterkaitan dengan kegiatan sebelumnya.
4.      Koordinasi harus menggunakan pendekatan multi instansional, dengan wujud saling
memberikan informasi yang relevan untuk menghindarkan saling tumpang tindih tugas yang satu
dengan tugas yang lain.

8.      PENDEKATAN-PENDEKATAN UNTUK PENCAPAIAN KOORDINASI YANG EFEKTIF


Komunikasi adalah kunci koordinasi yang efektif. Koordinasi secara langsung tergantung
pada perolehan, penyebaran dan pemrosesan informasi. Semakin besar ketidakpastian tugas yang
dikoordinasi, semakin membutuhkan informasi. Pada dasarnya koordinasi merupakan
pemrosesan informasi.
Ada tiga pendekatan untuk pencapaian koordinasi yang efektif, yaitu :
1.      Teknik-teknik manajemen dasar
Dengan mempergunakan teknik-teknik manajemen dasar : hirarki manajerial, rencana
dan tujuan sebagai pengarah umum kegiatan-kegiatan serta aturan-aturan dan prosedur-prosedur.
2.      Meningkatkan koordinasi potensial
Menjadi diperlukan bila bermacam-macam satuan organisasi menjadi saling tergantung
dan lebih luas dalam ukuran dan fungsi.
3.      Mengurangi kebutuhan akan koordinasi
Dalam beberapa situasi adalah tidak efisien untuk mengembangkan cara
pengkoordinasian tambahan. Ini dapat dilakukan dengan penyediaan tambahan sumber daya-
sumber daya untuk satuan-satuan organisasi atau pengelompokan kembali satuan-satuan
organisasi agar tugas-tugas dapat berdiri sendiri.

9.      MEKANISME-MEKANISME PENGKOORDINASIAN DASAR


1.      Hirarki manajerial
Rantai perintah, aliran informasi dan kerja, wewenang formal, hubungan tanggungjawab
dan akuntabilitas yang jelas dapat menumbuhkan integrasi bila dirumuskan secara jelas serta
dilaksanakan dengan pengarahan yang tepat.
2.      Aturan dan prosedur
Adalah keputusan-keputusan manajerial yang dibuat untuk menangani kejadian-kejadian
rutin, sehingga dapat juga menjadi peralatan yang efisien untuk koordinasi dan pengawasan
rutin.
3.      Rencana dan penetapan tujuan
Pengembangannya dapat digunakan untuk pengoordinasian melalui pengarahan seluruh
satuan organisasi terhadap sasaran-sasaran yang sama. Ini diperlukan bila aturan dan prosedur
tidak mampu lagi memproses seluruh informasi yang dibutuhkan untuk mengoordinasikan
kegiatan-kegiatan satuan-satuan organisasi.

10.  MENINGKATKAN KOORDINASI POTENSIAL


1.      Sistem informasi vertikal
Adalah peralatan melalui mana data disalurkan melewati tingkatan-tingkatan organisasi.
Komunikasi dapat terjadi di dalam atau di luar rantai perintah. Sistem informasi manajemen telah
dikembangkan dalam kegiatan-kegiatan seperti pemasaran, keuangan, produksi, dan operasi-
operasi internasional untuk meningkatkan informasi yang tersedia bagi perencanaan, koordinasi,
dan pengawasan.
2.      Hubungan-hubungan lateral (horizontal)
Melalui pemotongan rantai perintah, hubungan-hubungan lateral membiarkan informasi
dipertukarkan dan keputusan dibuat pada tingkat hirarki dimana informasi yang dibutuhkan ada.
Beberapa hubungan lateral, yaitu :
a.       Kontak langsung antara individu-individu yang dapat meningkatkan efektivitas dan efisinesi
kerja.
b.      Peranan penghubung, yang menangani komunikasi antar dapartemen sehingga mengurangi
panjangnya saluran komunikasi.
c.       Panitnya dan satuan tugas. Panitnya biasanya diorganisasi secara formal dengan pertemuan yang
dijadwalkan teratur. Satuan tugas dibentuk bila dibutuhkan untuk masalah-masalah khusus.
d.      Pengintegrasian peranan-peranan, yang dilakukan oleh misal manajer produk atau proyek, perlu
diciptakan bila suatu produk, jasa atau proyek khusus memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi
dan perhatian yang terus menerus dari seseorang.
e.       Peranan penghubung manajerial, yang mempunyai kekuasaan menyetujui perumusan anggaran
oleh satuan-satuan yang diintegrasikan dan implementasinya. Ini diperlukan bila posisi
pengintegrasian yang dijelaskan di atas tidak secara efektif mengoordinasikan tugas tertentu.
f.       Organisasi matriks, suatu mekanisme yang sangat baik bagi penanganan dan penyelesaian
proyek-proyek yang kompleks.

11.  METODE PENGURANGAN KEBUTUHAN AKAN KOORDINASI


1.      Penciptaan sumber daya-sumber daya tambahan
Sumber daya-sumber daya tambahan memberikan kelonggaran bagi satuan-satuan kerja.
Penambahan tenaga kerja, bahan baku atau waktu, tugas diperingan dan masalah-masalah yang
timbul berkurang.
2.      Penciptaan tugas-tugas yang dapat berdiri sendiri
Teknik ini mengurangi kebutuhan koordinasi dengan mengubah karakter satuan-satuan
organisasi. Kelompok tugas yang dapat bediri sendiri diserahi suatau tanggungjawab penuh salah
satu organisasi operasi (perusahaan).

12.  PENENTUAN MEKANISME KOORDINASI YANG TEPAT


Pertimbangan penting dalam penentuan pendekatan yang paling baik untuk koordinasi
adalah menyesuaikan kapasitas organisasi untuk koordinasi dengan kebutuhan koordinasi. Bila
kebutuhan lebih besar dari kemampuan, organisasi harus menentukan pilihan : meningkatkan
koordinasi potensial atau mengurangi kebutuhan. Sebaliknya, terlalu besar kemampuan
pemrosesan informasi relative terhadap kebutuhan secara ekonomis tidak efisien, karena untuk
menciptakan dan memelihara mekanisme-mekanisme tersebut adalah mahal. Kegagalan untuk
mencocokan kemampuan pemrosesan informasi dengan kebutuhan akan menyebabkan
penurunan prestasi.

13.  MASALAH-MASALAH PENCAPAIAN KOORDINASI YANG EFEKTIF


Peningkatan spesialisasi akan menaikkan kebutuhan akan koordinasi. Tetapi semakin besar
derajat spesialisasi, semakin sulit bagi manajer untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan
khusus dari satuan-satuan yang berbeda.
Paul R. Lawrence dan Jay W. Lorch mengungkapkan empat tipe perbedaan dalam sikap dan
cara kerja yang mempersulit tugas pengkoordinasian, yaitu :
1)      Perbedaan dalam orientasi terhadap tujuan tertentu. Para anggota dari departemen yang berbeda
mengembangkan pandangan mereka sendiri tentang bagaimana cara mencapai kepentingan
organisasi yang baik. Misalnya bagian penjualan menganggap bahwa diverifikasi produk harus
lebih diutamakan daripada kualitas produk. Bagian akuntansi melihat pengendalian biaya sebagai
faktor paling penting sukses organisasi.
2)      Perbedaan dalam orientasi waktu. Manajer produksi akan lebih memperhatikan masalah-
masalah yang harus dipecahkan segera atau dalam periode waktu pendek. Biasanya bagian
penelitian dan pengembangan lebih terlibat dengan masalah-masalah jangka panjang.
3)      Perbedaan dalam orientasi antar-pribadi. Kegiatan produksi memerlukan komunikasi dan
pembuatan keputusan yang cepat agar prosesnya lancer, sedangkan bagian penelitian dan
pengembangan mungkin dapat lebih santai dan setiap orang dapat mengemukakan pendapat serta
berdiskusi satu dengan yang lainnya.
4)      Perbedaan dalam formalitas struktur. Setiap tipe satuan dalam organisasi mungkin mempunyai
metode-metode dan standar yang berbeda untuk mengevaluasi program terhadap tujuan dan
untuk balas jasa bagi karyawan.

B.     RENTANG MANAJEMEN


1.      PENGERTIAN RENTANG MANAJEMEN
Rentang manajemen atau rentang kendali adalah kemampuan manajer untuk melakukan
koordinasi secara efektif yang sebagian besar tergantung jumlah bawahan yang melapor
kepadanya. Prinsip rentang manajemen berkaitan dengan jumlah bawahan yang dapat
dikendalikan secara efektif oleh seorang manajer. Bawahan yang terlalu banyak kurang baik,
demikian pula jumlah bawahan yang terlalu sedikit juga kurang baik.
Istilah-istilah lain rentang manajemen, yaitu :
1.      Span of control
2.      Span of authority
3.      Span of attention atau span of supervision

2.      PENENTUAN RENTANG YANG TEPAT


Alasan mengapa penentuan rentang yang tepat sangat penting adalah :
1.      Rentang manajemen mempengaruhi penggunaan efisien dari manajer dan pelaksanaan kerja
efektif dari bawahan mereka. Jika terlalu banyak anak buah, maka anak buah akan semakin
kurang terkontrol dan kurang arahan. Kalau terlalu sedikit, maka manajer yang kurang
dimanfaatkan tenaganya dan para bawahan terlalu diawasi.
2.      Ada hubungan antara rentang manajemen di seluruh organisasi dan struktur organisasi. Jika
rentang terlalu sempit, yaitu anak buahnya sedikit, maka organisasi jadi terlalu tinggi dan
berjenjang sehingga efiktifitas manajer ditiap tingkatan akan terpengaruh. Jika anak buah merasa
frustasi dan ada kecurangan maka dapat disimpulkan bahwa rentang organisasi terlalu lebar, jadi
tak efisien dan banyak tenaga yang tak termanfaatkan dengan baik.

3.      FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MANAJER DALAM PENENTUAN RENTANG


MANAJEMEN
Menurut Lockheed’s tujuh faktor yang mempengaruhi manajer dalam penentuan rentang
manajemen adalah :
1)      Kesamaan fungsi diawasi : sejauh mana fungsi atau tugas bawahan yang manajer
bertanggungjawab adalah sama atau berbeda.
2)      Kedekatan geografis fungsi diawasi : seberapa dekat terletak kepada pengelola fungsi atau
bawahan.
3)      Kompleksitas fungsi diawasi : sifat fungsi atau tugas yang bertanggungjawab manajer.
4)      Arah dan kontrol yang diperlukan bawahan : derajat pengawasan yang dibutuhkan bawahan.
5)      Koordinasi yang diperlukan pengawas : sejauh manajer harus mencoba untuk mengintegrasikan
fungsi atau tugas dalam subunit atau di antara subunit dan bagian lain dari organisasi.
6)      Perencanaan yang diperlukan pengawas : sejauh mana manajer harus meninjau program dan
kegiatan subunitnya.
7)      Bantuan pada atasan atas adanya organisasi : berapa banyak membantu dalam hal asisten dan
personil pendukung dapat diandalkan manajer.
Pertimbangan ekonomis sebagai hal terpenting dalam penentuan rentang manajemen adalah :
-          Semakin lebar rentang manajemen maka biaya untuk manajer menurun dan biaya untuk
aktivitas operasional meningkat dan sebaliknya.
-          Semakin sempit rentang manajemen maka biaya untuk manajer meningkat dan biaya untuk
aktivitas operasional menurun.

4.      FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENTANG MANAJEMEN


Pada dasarnya faktor-faktor yang dipertimbangkan adalah :
1.      Kesamaan fungsi-fungsi. Semakin sejenis fungsi-fungsi yang dilaksanakan oleh kelompok kerja,
rentangan semakin melebar.
2.      Kedekatan geografis. Semakin dekat kelompok kerja ditempatkan, secara fisik, rentang semakin
melebar.
3.      Tingkat pengawasan langsung yang dibutuhkan. Semakin sedikit pengawasan langsung
dibutuhkan, rentang semakin melebar.
4.      Tingkat koordinasi pengawasan yang dibutuhkan. Semakin berkurang koordinasi yang
dibutuhkan, rentangan semakin melebar.
5.      Perencanaan yang dibutuhkan manajer. Semakin sedikit perencanaan yang dibutuhkan,
rentangan semakin melebar.
6.      Bantuan organisasional yang tersedia bagi pengawas. Lebih banyak bantuan yang diterima
pengawas dalam fungsi-fungsi seperti penarikan, latihan, dan pengawasan mutu, rentang
semakin melebar.
Secara ringkas, tidak ada rumusan ajaib yang dapat menentukan ukuran rentang manajemen yang
tepat.

5.      JUMLAH RENTANG YANG IDEAL


-          Menurut Henri Fayol :
Jumlah maksimum bawahan yang dapat dikendalikan oleh setiap pengawas produksi dalam
organisasi adalah 20 sampai 30 karyawan, sedangkan setiap kepala pengawas (super intendent)
dapat mengawasi hanya 3 atau 4 pengawas produksi.
-          Menurut V.A. Gracinus
Dalam memilih suatu rentangan, manajer harus mempertimbangkan tidak hanya hubungan satu
dengan satu secara langsung dengan bawahan yang diawasi tetapi juga hubungan mereka dengan
bawahan dalam kelompok dua atau lebih. Jadi, dengan tiga karyawan seorang manajer
mempunyai hubungan dengan setiap individu, dan dengan tiga kelompok yang berbeda, yaitu
kombinasi dari setiap dua karyawan, dan dengan kelompok yang terdiri dari ketiganya.

6.      RENTANG MANAJEMEN LEBAR VERSUS SEMPIT


1.      Rentang manajemen yang melebar
Alasan digunakan :
-          Tingkatan hirarki yang semakin tinggi cenderung mengurangi kecepatan waktu penyebaran
informasi dari atas ke bawah.
-          Lebih banyak jumlah tingkatan yang dilalui informasi, lebih besar kemungkinan penyimpangan
atau distorsi.
-          Penambahan tingkatan manajemen memakan biaya, karena memerlukan penambahan gaji
materil.
-          Penggunaan sumber daya manajer secara efisien.
2.      Rentang manajemen yang menyempit
Alasan digunakan :
-          Pada umumnya moral dan produktifitas karyawan akan meningkat dalam organisasi-organisasi
kecil daripada dalam organisasi-organisasi besar.
-          Penggunaan rentang manajemen terlalu melebar berarti manajer tidak akan dapat menjalankan
fungsi-fungsi dengan efektif dan mencurahkan perhatiannya kepada seluruh bawahan secara
perseorangan.
-          Koordinasi dan koperasi berkembang baik, karena setiap individu mengelola fungsi sendiri dan
dengan bantuan minimum dari atasan.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Koordinasi sangatlah dibutuhkan dalam setiap organisasai ataupun kelompok apapun,


demi tercapainya segala tujuan yang hendak dicapai. Komunikasi merupakan suatu kunci utama
dalam tercapainya suatu koordinasi yang efektif. Pada dasarnya koordinasi merupakan suatu
pemrosesan informasi. Di sini peranan menejer sangat dibutuhkan dalam melaksanakan tugasnya
dalam bidang pengontrolan, pengawasan dan evaluasi. Kedekatan hubungan dan kelancaran
informasi antara menejer dengan bawahan pun juga sangat perlu diperhatikan agar dalam
pelakasanaan tugas tidak terdapat kesalahan informasi (miss comunications) ataupun tekanan
dalam bekerja.
Selain koordinasi yang efektif dalam pencapain tujuan juga perlu diperhatikan jumlah
bawahan yang dapat dikendalikan secara efektif oleh seorang manajer atau yang biasa disebut
rentang manajemen. Memeng sulit untuk menentukan jumlah yang ideal karena hal ini
tergantung pada banyak variabel, seperti besarnya organisasi, teknologi, spesialisasi, kegiatan-
kegiatan rutin, tingkat manajemen dan sifat-sifat pekerjaan lainnya, namun setidaknya kita dapat
menemukan rentang yang optimal untuk situasi khusus melalui penentuan batasan rentangan
bagi organisasi pada umumnya.. Terlalu melebarnya rentang berarti manajer harus
mengendalikan jumlah bawahan yang besar sehingga menyebabkan tidak efisien. Sebaliknya jika
rentang terlalu sempit dapat menyebabkan manajer tidak digunakan sepenuhnya.
Dapat disimpulkan bahwa Semakin besar jumlah rentang, semakin sulit untuk
mengoordinasi kegiatan-kegiatan bawahan secara efektif.
Dengan mempertimbangkan uraian-uraian tersebut maka suatu organisasi diharapkan
dapat berjalan dengan lancar serta dapat mencapai tujuan yang hendak dicapai.
DAFTAR PUSTAKA

Handayaningrat, Soewarno (1985). Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Managemen. Cetakan
Keenam. Jakarta: PT Gunung Agung.
Handoko, T. Hani (2003), Manajemen. Edisi Kedua. Cetakan Kedelapanbelas. Yogyakarta:
BPFE-Yogyakarta.
Hasibuan, Malayu S.P. (2007), Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah. Edisi Revisi.
Cetakan Keenam. Jakarta: Bumi Aksara.
http://aditiaa.blogspot.com/2009/03/koordinasi-dan-rentang-manajemen.html
Mukhyi, Muhammad Abdul dan Imam Hadi Saputro, Pengantar Manajemen Umum. Depok :
Universitas Gunadarma
http://pou-pout.blogspot.com/2010/05/koordinasi-dan-rentang-manajemen.html
http://loekman-loekman.blogspot.com/2012/02/makalah-teori-manajemen-tema-rentang.html
http://aditiaa.blogspot.com/2009/03/koordinasi-dan-rentang-manajemen.html

http://bimosakti15.wordpress.com/2013/01/10/koordinasi-dan-rentang-manajemen/
https://www.google.co.id/url? Makalah pengantar manajemen/
http://saydasyarifa.wordpress.com/2013/01/07/koordinasi-rentang-manajemen/

https://sukronlail.wordpress.com/koordinasi-dan-rentang-manajemen/
https://saydasyarifa.wordpress.com/2013/01/07/koordinasi-rentang-
manajemen/

http://aditiaa.blogspot.co.id/2009/03/koordinasi-dan-rentang-
manajemen.html

http://arsdaniel.blogspot.co.id/2013/05/koordinasi-dan-rentang-manajemen-
2.html

Anda mungkin juga menyukai