Anda di halaman 1dari 13

Bank Perkreditan Rakyat

 BPR adalah lembaga keuangan bank yang


menerima simpanan hanya dalam bentuk
deposito berjangka, tabungan, dan/atau
bentuk lainnya yang dipersamakan dengan
itu dan menyalurkan dana sebagai usaha BPR
(UU Perbankan no 7 tahun 1992)
 BPR adalah lembaga keuangan bank yang
melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan prinsip
syariah yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran (UU Perbankan no 10 tahun
1998).
 BPR berasaskan demokrasi ekonomi dengan
menggunakan prinsip kehati-hatian.
 Demokrasi ekonomi adalah sistem ekonomi
Indonesia yang dijalankan sesuai dengan pasal 33
UUD 1945 yang memiliki delapan ciri positif sebagai
faktor pendukung dan tiga tiga ciri negatif yang
harus dihindari free fight liberalism, etatisme, dan
monopoli.
 Usaha BPR meliputi usaha untuk menghimpun
dan menyalurkan dana dengan tujuan
mendapatkan keuntungan. Keuntungan BPR
diperoleh dari spread effect dan pendapatan
bunga. Adapun usaha-usaha BPR adalah :
1. Menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk
simpanan berupa deposito
berjangka, tabungan, dan/atau
bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu.
2. Memberikan kredit.
3. Menyediakan pembiayaan bagi
nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil
sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan dalam Peraturan
Pemerintah.
4. Menempatkan dananya dalam bentuk
Sertifikat Bank Indonesia (SBI),
deposito berjangka, sertifikat
deposito, dan/atau tabungan pada
bank lain. SBI adalah sertifikat yang
ditawarkan Bank Indonesia kepada BPR
apabila BPR mengalami over likuiditas.
 Menerima simpanan berupa giro
 Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing
 Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha
sebagaimana yang dimaksud dalam usaha
BPR.
 Sesuai peranan BPR sebagai penghimpun
dana dan sektor rumah tangga (kelompok
masyarakat berpendapatan rendah) dan
penyalur dana kepada sektor perusahaan
(kelompok pengusaha ekonomi lemah), maka
munculnya BPR mempunyai sasaran yaitu
melayani kebutuhan petani, peternak,
nelayan, pedagang, pengusaha kecil,
pegawai, dan pensiunan karena
sasaran ini belum dapat terjangkau oleh bank
umum dan untuk lebih mewujudkan
pemerataan layanan perbankan, pemerataan
kesempatan berusaha, dan pemerataan
pendapatan. Kecuali itu, agar layanan
saluran dan alokasi dana kelompok-
masyarakat tersebut tidak dilakukan oleh
para pelepas uang (rentenir)
1. BPR wajib mempunyai keyakinan atas
kemampuan dan kesanggupan debitur untuk
melunasi hutangnya
2. BPR wajib memenuhi ketentuan Bank
Indonesia mengenai batas maksimum
pemberian kredit, pemberian jaminan
1. BPR hanya dapat didirikan dan dimiliki oleh
warganegara Indonesia, badan hukum
Indonesia yang seluruh pemiliknya
warganegara Indonesia, pemerintah
daerah, atau dapat dimiliki bersama di
antara warganegara Indonesia, badan
hukum Indonesia yang seluruh pemiliknya
warganegara Indonesia, dan pemerintah
daerah.
2. BPR yang berbenfuk hukum koperasi,
kepemilikannya diatur berdasarkan ketentuan
dalam undang-undang tentang perkoperasian yang
berlaku.
3. BPR yang berbentuk hukum perseroan terbatas,
sahamnya hanya dapat diterbitkan dalam bentuk
saham atas nama.
4. Perubahan kepemilikan BPR wajib memenuhi
ketentuan sebagaimana yang ditetapkan Bank
Indonesia dan dilaporkan kepada Bank Indonesia.
5. Merger dan konsolidasi antar BPR, serta akuisisi
BPR wajib terdahulu mendapat pimpinan Bank
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai