Anda di halaman 1dari 28

PEMBAHASAN SOAL

101 – MARET 2019

Indri Anggraeni W, S.Si, AAIK, ANZIIF (Assoc) CIP, CRMO


1. Berkaitan dengan konsep risiko, uraikan 3 (tiga) konteks
penggunaan terminology risiko dalam penutupan asuransi

1) Risiko adalah kemungkinan terjadinya sesuatu yang tidak


menguntungkan
2) Risiko adalah satu kombinasi dari bahaya- bahaya
3) Risiko adalah sesuatu yang tidak dapat diduga kecenderungan
membawa hasil yang berbeda dengan hasil yang diduga
sebelumnya
4) Risiko adalah ketidakpastian kerugian
5) Risiko adalah kemungkinan kerugian
2. Uraikan hubungan antara frequency dan severity terhadap tingkat
risiko dalam kaitan dengan proses akseptasi asuransi oleh
penanggung

Frequency adalah kombinasi kemungkinan terjadi kejadian sedangkan severity


adalah besarnya kerugian bila terjadi.

Contoh: frequency mobil mengalami lecet dan penyok akibat benturan lebih
tinggi dibandingkan frequency mobil hilang, namun severity dari mobil
mengalami lecet dan penyok lebih rendah dibandingkan jika mobil tersebut
hilang. Perusahaan asuransi dapat menentukan apabila frequency kejadian
tinggi, artinya besarnya premi yang akan dibayar lebih besar dari pada risiko
yang frequencynya rendah.
Hubungan antara Frekwensi dengan tingkat keparahan (Frequency dan
Severity) risiko dalam asuransi, menyatakan bahwa :
- Pada Frequency tinggi, umumnya mempunyai nilai severity yang rendah
- Pada Frekwensi rendah, umumnya dengan nilai severity yang tinggi
3. Berkaitan dengan prinsip dasar asuransi, uraikan pengertian
uberrimae fides

Kewajiban beritikad baik, dimana penanggung dan tertanggung


yang melakukan kontrak asuransi punya kewajiban untuk saling
berlaku jujur dan terbuka pada saat negosiasi sehingga
terbentuknya kontrak. Kewajiban ini dapat berlanjut selama
kontrak berlaku. Bila satu pihak melakukan pelanggaran (breach)
atas kewajibannya, pihak lain selalu punya hak untuk membatalkan
kontrak secara keseluruhan.
4. Berkaitan dengan prosedur underwriting, sebutkan 5 (lima)
hal pokok yang dinyatakan dalam cover notes

1) Nama tertanggung
2) Periode asuransi
3) Objek pertanggungan dan deskripsinya
4) Nilai pertanggungan
5) Pernyataan masa berlakunya cover note
5. Berkaitan dengan prosedur underwriting, uraikan penerapan prinsip offer
and acceptance dalam penerbitan quotation

Offer: tertanggung menyerahkan risiko untuk diambil alih oleh penanggung


Acceptance: penanggung menerima pengalihan tersebut dengan menerbitkan
polis

Dalam konteks penerbitan quotation, perusahaan asuransi menerbitkan


penawaran sebagai respon dari “Offer” yang disampaikan oleh tertanggung
sesuai dengan yang disampaikan tertanggung dalam suatu proposal form

Quotation berisi segala hal yang berkaitan dengan risiko yang hendak
diasuransikan oleh tertanggung dan terms/conditions yang disetujui oleh
asuransi. Apabila tertanggung setuju dengan terms/conditons tersebut,
tertanggung dapat menadandatangani qotation tersebut dan menyerahkan
kepada tertanggung agar kemudian penanggung akan menerbitkan polis sebagai
suatu bentuk “Acceptance” dari penanggung.
6. Berkaitan dengan proses underwriting, uraikan 3 (tiga)
tingkatan dalam piramida informasi yang berkorelasi dengan
tingkatan pengambilan keputusan pada perusahaan asuransi

Piramida informasi adalah suatu alat pengkategorian data. Suatu


piramida berisi 3 baris dari informasi:
1) Fondasi: pada dasar piramida ini sumber makroekonomi
memberikan konteks dalam informasi.
2) Pusat: pada bagian tengah piramida data industri membuat
rangka pengungkapan perusahaan/korporasi.
3) Puncak: pada level teratas piramida data peusahaan berisi
informasi tertentu perusahaan.
7. Berkaitan dengan loss ratio, uraikan fungsi IBNR dalam
perhitungan loss ratio

IBNR (Incurred but not reported) adalah klaim-klaim yang telah


terjadi selama periode asuransi, tapi penanggung belum menerima
laporannya dari tertanggung. Untuk membuat cadangan klaim biasanya
diberikan allowance untuk klaim tsb dan besar cadangan direvisi dari
waktu kewaktu agar data tsb lebih reliable IBNR menyebabkan
masalah yang signifikan untuk underwriter ketika mereka mengalami
risiko klaim untuk individu atau portofolio. Mereka akan tahu bahwa
setiap klaim IBNR akan menampakkan diri pada suatu waktu di masa
depan dan harus membuat ketentuan bagi mereka ketika
memproyeksikan pengalaman klaim untuk kerugian akhir sebagai dasar
untuk memperkirakan klaim di masa depan. Dalam menghitung loss
ratio, IBNR menjadi penting bagi underwriter karena data loss ratio
lebih reliable.
8. Berkaitan dengan prinsip underwriting dalam penetapan premi
asuransi, uraikan pengertian combined operating ratio

COR bisa didapatkan dari total incurred claim dan expenses lalu dibagi
dengan earned premium. Hasilnya biasanya digambarkan dengan
presentase yang akan menggambarkan peforma dari bisnis asuransi
disebuah perusahaan dan mengecualikan hasil investasi, biaya kantor
pusat dan pemasukan-pemasukan lain yang tidak berhubungan langsung
dengan operasional bisnis asuransi.
COR = 100% --> Menggambarkan bisnis break even atau impas, klaim
dan expense sesuai dengan jumlah premi
COR > 100% --> Menggambarkan bahwa klaim dan expense lebih besar
dari premi, jadi operasional menghasilkan kerugian underwriting
COR < 100% --> Menggambarkan bahwa klaim dan expense lebih kecil
dari premi, jadi operasional menghasilkan keuntungan underwriting
9. Berkaitan dengan konsep risiko, jelaskan 6 (enam) karakteristik risiko
yang harus dipenuhi agar suatu objek atau kepentingan dapat
diasuransikan

1) Fortuitous
Terjadinya peristiwa / kejadian harus sepenuhnya tidak terduga dan di
luar sepengetahuan Tertanggung Tidak mungkin untuk mengasuransikan
suatu peristiwa yang pasti akan terjadi dan tidak melibatkan
ketidakpastian (uncertainty) kerugian, sehingga tidak berlangsung
pengalihan risiko Contoh: • Kebakaran • Kejatuhan pesawat terbang
2) Finansial value
Hakikat asuransi adalah suatu mekanisme pengalihan risiko dan pemberian
kompensasi finansial atas kerugian asuransi tanpa tidak menghilangkan
risiko, tetapi menjamin perlindungan finansial terhadap konsekuensi dari
risiko tersebut. Risiko yang diasuransikan harus menimbulkan suatu
kerugian yang dapat diukur secara finansial Contoh : segala kerusakan
material pada, atau pencurian atas, harta benda
3) Insurable interest
Hubungan finansial yang diakui secara hukum antara Tertanggung dan obyek
pertanggungan di mana Tertanggung mengambil manfaat jika obyek
pertanggungan tersebut tidak mengalami kerugian atau kerusakan, namun
sebaliknya, akan menderita kerugian atau tanggung jawab yang timbul.
Seseorang tidak dapat mengasuransikan harta benda orang lain dengan
harapan jika harta benda tersebut mengalami kerugian atau kerusakan dia
akan mendapatkan kompensasi di luar yang diterima pemilik harta benda
tersebut
4) Homogeneous exposures
Melihat adanya exposure yang serupa dalam jumlah yang cukup besar,
Penanggung dapat membuat perkiraan tingkat kerugian yang akan dihadapinya
Tanpa itu, tugasnya menjadi lebih sulit dan premi yang dihasilkan akan
cenderung sebagai hasil perkiraan (guesstimate) dibanding perhitungan
matematis bisa tepat atau tidak. Tetapi, bagaimanapun juga Penanggung tetap
akan memproteksi dirinya dengan menerapkan premi yang cukup untuk
menghadapi kemungkinan kejadian yang terburuk. Dalam hal ini, kompetisi
tidak terlalu penting, karena tidak banyak risiko yang dicarikan proteksinya
5) Pure risks
Situasi dimana hanya ada kemungkinan kerugian; tidak ada
kemungkinan keuntungan; atau bisa juga ada pada posisi yang
sama seperti sebelum peristiwa tersebut terjadi (break event).
Bukan merupakan Speculative risk yaitu risoko yang diambil
dengan harapan akan suatu keuntungan; dan Contoh: risiko
kebakaran atau pencurian terhadap suatu pabrik adalah risiko
murni
6) Particular risks
Adalah risiko yang sifatnya personal, baik dari segi sebab maupun
dampaknya Contoh : kebakaran, kecelakaan kerja, kecelakaan
kendaraan bermotor
10.Berkaitan dengan konsep asuransi, jelaskan;
a. 3 (tiga) manfaat asuransi bagi masyarakat secara umum
b. 2 (dua) cara penanggung berbagi risiko dengan pihak lain
c. pengertian self insurance

a. (tiga) manfaat asuransi bagi masyarakat secara umum


1) Peace of mind
 Dengan mengetahui bahwa telah ada asuransi untuk
menanggulangi akibat finansial dari risiko-risiko tertentu,
maka timbul ketenangan (peace of mind) bagi
Tertanggung; baik perorangan maupun perusahaan
 Dengan berasuransi, sebagian risiko dialihkan ke
perusahaan asuransi
2) Loss control Perusahaan asuransi mempunyai kepentingan untuk
menurunkan frekuensi dan tingkat keparahan risiko kerugian; bukan
hanya untuk meningkatkan profitabilitas mereka sendiri tapi juga
berkontribusi bagi penurunan secara umum atas kerugian ekonomi
akibat peristiwa kerugian. Banyak perusahaan asuransi mengembangkan
keahlian di bidang teknologi yang beragam dari pengendalian risiko.
Melalui pengalamannya dalam menghadapi risikorisiko yang ditutup
perusahaannya, surveyor perusahaan asuransi umumnya memberikan
saransaran (advices) tentang pengendalian risiko kepada Tertanggung

3) Social benefits • Dengan berasuransi, pengusaha mempunyai dana untuk


memulihkan usahanya setelah terjadinya suatu kerugian; hal ini menjadi
pemacu aktivitas usaha • Lapangan kerja dapat dipertahankan; pasokan
barang atau jasa dapat dijamin; sumber pendapatan bagi masyarakat
secara umum tetap terjamin
b. 2 (dua) cara penanggung berbagi risiko dengan pihak lain
1) Reasuransi Perusahaan Asuransi yang menutup asuransinya yang pertama
mengasuransikan kembali sebagian daripada risiko yang ditutupnya itu kepada
perusahaa lain / perusahaan reasuransi. Dalam hal ini Perusahaan yang menjadi
Reinsurer-nya tidak ada hubungan langsung dengan pihak Tertanggung, atau
sebaliknya. Karena itu dalam segala urusan Tertanggung hanya akan berhubungan
dengan Perusahaan Asuransi yang menutupnya langsung saja ( Perusahaan yang
menerbitkan Polisnya ), termasuk dalam hal masalah klaim, walaupun dalam
pelaksanaannya risiko yang ditutup asuransinya itu direasuransikan. Dengan
demikian masalah pembayaran klaimnya pun perusahaan asuransi bertanggung
jawab secara penuh 100% kepada Tertanggung, dalam pada itu Reinsurer hanya
bertanggung jawab kepada perusahaan asuransi Ceding Company untuk bagiannya
dalam klaim tersebut.

2) Koasuransi Untuk menjamin asuransi yang cukup besar, suatu Perusahaan Asuransi
tersebut memerlukan dukungan dari Perusahaan – Perusahaan Asuransi lainnya.
Dalam koasuransi, masing – masing anggota koasuransi menerima premi sesuai
dengan sharenya, begitupula dalam klaim, setiap anggota koasuransi bertanggung
jawab atas klaim sesuai sharenya
c. Pengertian self insurance:
 suatu dana disisihkan sendiri oleh suatu organisasi untuk membayar
kerugiankerugian yang dapat diasuransikan sebagai alternatif dari
membeli proteksi asuransi di pasar komersial atau sebagai
pelengkap dimana bagian pertama suatu risiko tidak diasuransikan
pada pasar komersial
 Alasan untuk self insurance: - merasa sudah cukup besar secara
finansial untuk menanggung kerugiankerugian tersebut, - biaya,
dalam pemupukan dana khusus, lebih murah dibanding dengan
tingkat premi komersial; karena tanpa beban ongkos administrasi
dan profit Perusahaan asuransi, - profil risikonya bersifat high
frequency low severity: predictable baginya dan juga bagi
Perusahaan asuransi; jika diasuransikan ke perusahaan asuransi,
perusahaan asuransi juga akan memperhitungkan unsur profit dan
biaya administrasi sehingga akan menjadi lebih mahal dari biaya
klaim yang predictable.
11.Berkaitan dengan UU No. 40 tahun 2014 tentang
Perasuransian :
a. Sebutkan 7 (tujuh) jenis perusahaan perasuransia
b. Uraikan perbedaan peran antara pialang asuransi dengan
agen asuransi
c. Uraikan perbedaan antara pemegang polis dengan
tertanggung
d. Uraikan ruang lingkup usaha perusahaan asuransi umum

a. 7 (tujuh) jenis perusahaan asuransi Perusahaan Perasuransian


adalah 1) perusahaan asuransi 2) perusahaan asuransi Syariah
3) perusahaan reasuransi 4) perusahaan reasuransi Syariah 5)
perusahaan pialang asuransi 6) perusahaan pialang reasuransi
7) perusahaan penilai kerugian asuransi.
b. Perbedaan peran antara pialang asuransi dengan agen asuransi
Pialang Asuransi adalah orang yang bekerja pada perusahaan
pialang asuransi dan memenuhi persyaratan untuk memberi
rekomendasi atau mewakili Pemegang Polis, Tertanggung, atau
Peserta dalam melakukan penutupan asuransi atau asuransi
syariah dan/atau penyelesaian klaim. Agen Asuransi adalah orang
yang bekerja sendiri atau bekerja pada badan usaha, yang
bertindak untuk dan atas nama Perusahaan Asuransi atau
Perusahaan Asuransi Syariah dan memenuhi persyaratan untuk
mewakili Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Asuransi Syariah
memasarkan produk asuransi atau produk asuransi syariah.
c. Perbedaan antara pemegang polis dengan tertanggung Pemegang
Polis adalah Pihak yang mengikatkan diri berdasarkan perjanjian
dengan Perusahaan Asuransi, Perusahaan Asuransi Syariah,
perusahaan reasuransi, atau perusahaan reasuransi syariah untuk
mendapatkan pelindungan atau pengelolaan atas risiko bagi
dirinya, tertanggung, atau peserta lain. Tertanggung adalah Pihak
yang menghadapi risiko sebagaimana diatur dalam perjanjian
Asuransi atau perjanjian reasuransi.

d. Ruang lingkup usaha peasuransian asuransi umum Perusahaan


asuransi umum hanya dapat menyelenggarakan:
1) Usaha Asuransi Umum, termasuk lini usaha asuransi kesehatan
dan lini usaha asuransi kecelakaan diri; dan
2) Usaha Reasuransi untuk risiko Perusahaan Asuransi Umum
lain.
13. Berkaitan dengan prosedur underwriting dan sesuai dengan POJK No. 23
tahun 2015 tentang Produk Asuransi dan Pemasaran Produk Asuransi,
uraikan:
a. Pengertian produk asuransi pada perusaaan asuransi umum
b. 2 (dua) elemen dasar yang harus dimiliki produk asuransi
c. 3 (tiga) ketentuan yang harus dipenuhi produk asuransi bersama

a. Pengertian produk asuransi pada perusahaan asuransi umum Produk


Asuransi adalah program yang menjanjikan perlindungan terhadap 1 (satu)
jenis atau lebih risiko yang dapat diasuransikan yang timbul dari suatu
peristiwa yang tidak pasti dengan memberikan penggantian kepada
pemegang polis, tertanggung, atau peserta karena kerugian, kerusakan,
biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab hukum
kepada pihak ketiga yang mungkin diderita pemegang polis, tertanggung,
atau peserta, atau pemberian jaminan pemenuhan kewajiban pihak yang
dijamin kepada pihak yang lain apabila pihak yang dijamin tersebut tidak
dapat memenuhi kewajibannya;
b. 2 (dua) elemen dasar yang harus dimiliki produk asuransi
1) Premi atau Kontribusi yang sesuai dengan manfaat yang
dijanjikan, yang ditetapkan pada tingkat yang mencukupi,
tidak berlebihan, dan tidak diterapkan secara diskriminatif;
dan
2) Polis Asuransi yang tidak mengandung kata, frasa, atau
kalimat yang dapat:
 menimbulkan penafsiran yang berbeda mengenai risiko yang
ditutup, kewajiban Perusahaan, dan kewajiban pemegang
polis, tertanggung, atau peserta; dan/atau
 mempersulit pemegang polis, tertanggung, atau peserta
mengurus haknya
c. 3 (tiga) ketentuan yang harus dipenuhi produk asuransi bersama
1) Produk Asuransi Bersama dirancang untuk dipasarkan dan
ditanggung atau dikelola risikonya melalui mekanisme kerja sama
antara: • Perusahaan Asuransi Umum dan Perusahaan Asuransi
Umum lainnya; • Perusahaan Asuransi Jiwa dan Perusahaan Asuransi
Jiwa lainnya; atau • Perusahaan Asuransi Umum dan Perusahaan
Asuransi Jiwa
2) Pembagian risiko antara Perusahaan Asuransi Umum dan Perusahaan
Asuransi Jiwa dalam Produk Asuransi Bersama harus sesuai dengan
ruang lingkup usaha Perusahaan Asuransi Umum dan Perusahaan
Asuransi Jiwa.
3) Produk Asuransi Bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
termasuk pertanggungan bersama yang dilakukan oleh 2 (dua) atau
lebih Perusahaan yang sejenis dalam rangka penyebaran risiko untuk
satu objek pertanggungan yang bersifat kasus per kasus.
14. berkaitan dengan prinsip underwriting dalam penetapan premi asuransi,
uraikan :
a. pengertian premi murni
b. 6 (enam) aspek yang mempengaruhi perhitungan premi murni
c. 3 (tiga) kelompok biaya variable dalam perusahaan asuransi

a. Premi murni (pure premium) yaitu nilai premi yang belum melibatkan biaya-
biaya asuransi. Murni karena dihitung hanya berdasarkan risiko yang
terjadi. Dean and Mahler (2006) mendefinisikan premi murni sebagai
kerugian yang dibagi dengan eksposure. Premi murni merupakan hasil
perkalian dari frekuensi dan tingkat kegawatan, sebagai berikut. Premi
murni = kerugian / eksposure = (jumlah klaim / eksposure) (kerugian /
jumlah klaim) = (frekuensi) (tingkat kegawatan). Variansi proses dari
premi murni, jika frekuensi dan tingkat kegawatan tidak saling bebas,
dihitung dengan menggunakan momen pertama dan momen kedua. Jika
frekuensi dan tingkat kegawatan saling bebas, maka variansi proses dari
premi murni adalah (rata-rata frekuensi) (variansi tingkat kegawatan) +
(rata- rata tingkat kegawatan)2 (variansi frekuensi).
b. 6 (enam) aspek yang mempengaruhi perhitungan premi murni
1) Karakterisitik objek pertanggungan dan risiko. Misalnya,
untuk kendaraan bermotor, maka aspeknya adalah: merk, usia,
biaya pertanggungan, dan jenis asuransi
2) Frekuensi kerugian selama periode tertentu
3) Besarnya kerugian selama periode tertentu
4) Biaya pertanggungan
5) Jenis coverage / risiko yang dijamin dalam polis
6) Jangka waktu pertanggungan
7) Lokasi
8) Hasil investasi
c. 3 (tiga) kelompok biaya variable dalam perusahaan asuransi;
1) Biaya klaim & cadangan klaim
2) Biaya komisi
3) Biaya lain2, seperti biaya marketing, biaya loss adjuster,
dll

Anda mungkin juga menyukai