Anda di halaman 1dari 27

Universitar Ganesha

Jakarta

“KEBIJAKAN PEMERINTAH TENTANG PASAR


BEBAS TERHADAP KEUNTUNGAN DAN SEWA”

DiSusun Oleh :

MAKALAH
Ditujukan sebagai Tugas Matakuliah Ekonomi
Mikro
Tasya Ahadil F.A (120200667)
Jilan Oktaviani Z (120200068)
Muhammad Risyad (120200063)
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT. Tuhan semesta alam karena atas izinNya kami
dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “PENGARUH KEBIJAKAN PEMERINTAH TENTANG
PASAR BEBAS TERHADAP KEUNTUNGAN DAN SEWA”, dengan lancar, semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan memberikan manfaat bagi kita semua.

Tak lupa kami sampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang
telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini sehingga makalah ini dapat selesai dengan
lancar, dan juga memberikan dukungan baik secara moril maupun materiil.

Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada
khususnya ,penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata sempurna
untuk itu kami penulis mengharap saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan ke arah
yang lebih baik. Akhir kata penulis sampaikan terimakasih.

Jakarta,01 Desember 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..............................................................................................................................................i

Daftar Isi.......................................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................................1

1. Latar Belakang..........................................................................................................................................1

2. Rumusan Masalah....................................................................................................................................1

3. Tujuan Penulisan......................................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sewa Ekonomi......................................................................................................................................3

2.2 Sewa Tanah Sebagai Suatu Surplus.......................................................................................................4

2.3 Sewa Ekonomi Dan Pendapatan Pindahan............................................................................................5

2.4 Modal, Suku Bunga Dan Produktivitas Modal.......................................................................................6

2.5 Menentukan Tingkat Bunga.................................................................................................................11

2.6 Pendapatan Para Pengusaha Yaitu Keuntungan..................................................................................14

2.7 Pengertian Perdagangan Bebas......................................................................................................17

2.8 Ciri – Ciri Perdagangan Bebas........................................................................................................17

2.9 Pola kegiatan Perekonomian Pasar Bebas.....................................................................................18

2.10 Dampak Perdagangan Bebas........................................................................................................18

2.11 Bentuk Campur tangan Pemerintah..............................................................................................20

2.12 Mengapa Pemerintah Ikut Campur Dalam Perekonomian............................................................22

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan..............................................................................................................................................23
3.2 Saran..................................................................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................24
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam perekonomian, di samping tenaga kerja terdapat faktor-faktor produksi lain seperti tanah, modal,
dan keahlian keusahawan. Ketiga faktor produksi yang baru disebut ini apabila digunakan, akan
memperoleh pendapatan. Tanah memperoleh sewa, modal memperoleh bunga dan keahlian
keusahawan memperoleh keuntungandikaitkan dengan sewa tanah.

Dalam konteks ini sewa selalu diartikan sebagai ganjaran (pendapatan) yang diterima dari penggunaan
sebidang tanah. Untuk memproduksi barangdan jasa diperlukan barang-barang modal dan peralatan
produksi lainnya. Perbelanjaan ke atas barang modal dan peralatan produksi lainmemerlukan investasi
yang dibiayai oleh dana modal.

Para pengusaha memperoleh keuntungan dalam kegiatannya yaitu pembayaran kepada keahlian
keusahawan dan kepada para pengusaha yang memilikinya, yang menggunakan dalam kegiatan
memproduksi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan sewa ekonomi?

2. Apa yang dimaksud sewa tanah sebagai satu surplus?

3. Apa yang dimaksud dengan sewa ekonomi dan pendapatan pindahan?

4. Apa yang dimaksud dengan modal, suku bunga dan produktivitas modal?

5. Bagaimana cara menentuksn tingkat bunga?

6. Bagaimana pendapatan para pengusaha yaitu kentungan?

7. Apa Pengertian Perdagangan Bebas ?

8. Apa Saja Ciri – Ciri Perdagangan Bebas ?

9. Bagaimana Pola kegiatan Perekonomian Pasar Bebas ?

10. Apa Dampak Perdagangan Bebas ?

11. Apa Bentuk Campur tangan Pemerintah ?

12. Mengapa Pemerintah Ikut Campur Dalam Perekonomian ?

1
1.3 Tujuan Penulisan

1. Menjelaskan dan menjabarkan sewa ekonomi.

2. Menjelaskan dan menjabarkan sewa tanah sebagai satu surplus.

3. Menjelaskan dan menjabarkan sewa ekonomi dan pendapatan pindahan.

4. Menjelaskan dan menjabarkan modal, suku bunga dan produktivitas modal.

5. Menjelaskan dan menjabarkan cara menentukan tingkat bunga.

6. Menjelaskan dan menjabarkan pendapatan para pengusaha yaitu kentungan.

7. Untuk Mengetahui Apa Pengertian Perdagangan Bebas

8. Untuk Mengetahui Apa Saja Ciri – Ciri Perdagangan Bebas

9. Untuk Mengetahui Bagaimana Pola kegiatan Perekonomian Pasar Bebas

10. Untuk Mengetahui Apa Dampak Perdagangan Bebas

11. Untuk Mengetahui Apa Bentuk Campur tangan Pemerintah

12. Untuk Mengetahui Mengapa Pemerintah Ikut Campur Dalam Perekonomian


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Sewa Ekonomi

Definisi Umum

Dalam pngertian yang umum pada dasarnya sewa ekonomi dapatlah diartikan sebagai harg yang
dibayar ke atas penggunaan tanah dan faktor-faktor produksi lainnya yang jumlah penawarannya tidak
dapat ditambah. Ketika masalah sewa mulai diperhatikan oleh ahli ekonomi, pengertian itu terutama
dikaitkan kepada sewa tanah, yaitu pembayaran yang harus dilakukan oleh petani-petani ke atas tanah-
tanah pertanian yang disewanya dari tuan-tuan pada masa itu. Seperti dapat dilihat dari definisinya di
atas, pengertian sewa meliputi arti yang lebih luas. Konsep itu meliputi pula “pembayaran kepada faktor-
faktor produksi lainnya yang penawarannya tidak dapat ditamabah”. Maka, berdasarkan kepada
pengertian yang luas ini, pendapatan dari seorang penyanyi terkenal (seperti Michael Jackson), seorang
pemain bola bayaran (seperti Maradona), dan pendapatan petinju terkenal dari bertinju (seperti
Muhammad Ali), adalah juga tergolong sebagai sewa ekonomi.

Pengertian sewa ekonomi mempunyai arti yang sangat berbeda dengan pengertian sewa dalam
pembicaraan sehari-hari. Dalam pembicaraan sehari-hari sewa pada pada umumnya diartikan sebagai
pembayaran yang dilakukan suatu keluarga ke atas rumah yang disewanya, atau pembayaran seorsng
pengusaha ke atas bangunan atau toko milik orang lain yang digunakannya. Arti sewa dalam
pembicaraan sehari-hari tersebut tidaklah sama tidaklah sama dalam sewa ekonomi, karena sewa
rumah, gedung atau took tersebut telah meliputi bunga yang dibayarkan kepada modal yang digunakan
untuk mendirikan bangunan-bangunan tersebut.

Definisi lain

Segolongan ahli ekonomi mendefinisikan sewa ekonomi secara berikut: sewa ekonomi adalah bagian
pembayaran ke atas sesuatu factor produksi yang melebihi dari pendapatan yang diterimanya dari
pilihan pekerjaan lain yang terbaik yang mungkin dilakukannya. Definisi ini mengandung pengertian yang
agak berbeda dengan definisi yang telah dibuat terlebih dahulu. Di dalam definisi ini sesuatu faktor
produksi dipandang sebagai mempunyai beberapa kegunaan. Pendapatan yang dibayar kepada sesuatu
faktor produksi dapat dibedakan dalam dua bagian. Bagian pertama dinamakan pendapatan pindahan
atau transfer earnings, yaitu bagian dari pendapatan tersebut yang digunakan untuk mencegah faktor
produksi tersebut digunakan untuk kegiatan ekonomi yang lain. Bagian kedua dinamakan sewa ekonomi,
yaitu bagian dari pendapatan yang merupakan perbedaan diantara pendapatan pindahan. Hal ini akan
dijelaskan lebih lanjut dalam bagian yang kemudian dari uraian mengenai sewa ekonomi.

3
Tanah dan Sewa Ekonomi

Tanah merupakan faktor produksi yang jumlahnya tidak dapat diubah, yaitu jumlahnya tidak dapat
ditambah atau ikurangi. Yang dapat dilakukan adalah memperbaiki mutu dari tanah yang tersedia,
misalnya dengan menyediakan irigasi yang baik di tanah-tanah yang digunakan untuk persawahan, dan
membuat proyek-proyek mencegah banjir di tanah-tanah yang sering digenangi air.

Makin tinggi permintaan, makin tinggi pula sewa tanah yang harus dibayar. Sedangkan permintaan ke
atas tanah tergantung kepada sampai dimana besarnya permintaan barang-barang yang dapat dihasilkan
di atas tanah tersebut.

Pada mulanya harga barang tersebut tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Berdasarkan produksi
yang harus dicapai pada harga tersebut, kenginan petani untuk menggunakan tanah adalah seperti yang
ditunjukkan oleh kurva Dₒ Dₒ. Maka sewa tanah mencapai sebesar Rₒ. Misalkan secara mendadak,
mungkin karena permintaan dari luar negeri yang bertambah besar. Harga jagung mengalami kenaikan
yang sangat tinggi. Lebih banyak orang yang menanam jagung. Maka permintaan ke atas tanah bergeser
Menjadi D₁ D₁. Sebagai akibatnya sewa tanah naik dari Rₒ menjadi R₁. Sekiranya keadaan yang sebaliknya
yang berlaku, yaitu harga jagung sangat merosot, permintaan ke atas tanah untuk ditanami jagung akan
merosot juga. Katakanlah permintaan terhadap tanah menurun dari DₒDₒ menjadi D₂D₂. Akibatnya sewa
tanah akan turun dari Rₒ menjadi R₂.

2.2 Sewa Tanah Adalah Suatu Surplus

Tanah merupakan satu-satunya faktor produksi yang tidak dapat berubah penawarannya. Tenaga kerja
akan selalu bertambah, begitu juga dengan modal dan keahlian keusahawan. Apabila sewa rumah,
bangunan perkantoran dan bangunan pertokoan mengalami kenaikan yang cukup tinggi maka akan
timbul perangsang kepada para pengusaha untuk menambah penawaran bangunan tersebut. Sebaliknya,
apabila sewa berbagai bangunan tersebut terlalu rendah kalua dibandingkan dengan modal yang
ditanamkan untuk menyediakan bangunan tersebut, para pemilik modal tidak akan menanamkan
modalnya ke sector bangunan.

4
Harga sewa tanah tidak dapat melakukan peranan yang sama seperti harga faktor produksi lainnya.
Maksudnya, perubahan sewa tanah tidak akan menimbulkan pengaruh/efek apapun kepada
penawarannya. Sewa tanah bukanlah suatu pembayaran atau perangsang untuk menjamin agar tanah
dapat disesuaikan jumlah dan penawarannya dengan yang diperlkan dalam berbagai kegiatan ekonomi.
Apakah sewanya nol, atau sedikit, atau sangat tinggi, jumlah tanah yang tersedia untuk digunakan dalam
kegiatan ekonomi tetap sama banyaknya.

2.3 Sewa Ekonomi dan Pendapatan Pindahan

Setiap faktor produksi, termasuk tanah, dapat digunakan untuk berbagai kegiatan memproduksi. Tanah,
misalnya, dapat digunakan untuk kegiatan pertanian dan dapat pula digunakan sebagai tempat
mendirikan industry, atau untuk daerah pemukiman. Sebagai tempat untuk kegiatan pertanian tanah
dapat pula digunakan untuk berbagai kegiatan pertanian, yaitu untuk menanam jagung, padi, atau buah-
buahan.

Dalam pengertian yang sudah lebih disempurnakan, sewa ekonomi juga dinikmati oleh faktor produksi
lain yang penawarannya semakin bertambah apabila harganya naik. Tenaga kerja sebagai contohnya,
juga akan memperoleh sewa ekonomi. Kurva QD=MRP dan SS berturut-turut menggambarkan
permintaan dan penawaran tenaga kerja.

Maka keseimbangan tercapai di titik E, dan berarti tingkat upah mencapai W dan jumlah tenaga kerja
yang digunakan adalah L. Tenaga kerja ke –L, menerima upah sebanyak W, dan ia juga menginginkan
upah sebnyak W untuk dipekerjakan. Maka tenaga kerja ke-L tidak menerima sewa ekonomi. Tenaga
kerja sebelumnya menghadapi keadaan yang berbeda. Seperti yang dapat dilihat dari bagian kurva yang
berada diantara sumbu tegakdan titik E, kurva tersebut berada di bawah WE. Keadaan tersebut
menggambarkan bahwa tenaga kerja sebelum L (diantara O dan L) bersedia menerima upah yang lebih
rendah dari W. Makin mendekati O kdudukan kedudukan tenaga kerja tersebut, makin rendah upah yang
dimintanya. Namun demikian, setiap tenaga kerja tersebut pada akhirnya masing-masing memperoleh
upah sebanyak W. Berarti mereka menerima lebih banyak darpada yang mereka tuntut. Kelebihan
tersebut adalah sewa ekonomi. Dengan demikia pendapatan sekuruh tenga kerja sebanyak OLEW dapat
dibedakan menjadi dua bagian, yaitu (i) sewa ekonomi, yang ditunjukkan oleh segitiga W₁EW, dan (ii)
pendapatan pindahan, yang ditunjukkan oleh OLEW₁.

5
3.3 Modal, Suku Bunga, dan Produktivitas Modal

Modal dan suku bunga

Pembayaran ke atas modal yang dipinjam dari pihak lain dinamakan bunga. Bunga yang dinyatakan
sebagai persentasi dari modal dinamakan suku bunga.

Tujuan analis modal dan suku bunga:

· Faktor utama yang menentukan permintaan dana modal.

· Faktor utama yang menentukan penawaran tabungan oleh masyarakat.

· Teori-teori yang menerangkan penentuan suku bunga.

· Sebab-sebabnya terdapat beberapa tingkat bunga nominal dan suku bunga riil.

Peranan modal dalam perekonomian.

Investasi atau penanaman modal adalah pengeluaran sector perusahaan untuk membeli/memperoleh
barang-brang modal yangbaru yang lebih modern atau untuk menggantikan barang-barang modal lama
yang sudah tidak digunakan lagi atau sudah using. Untuk melakukan penanaman modal para pengusaha
memerlukan dana. Adakalanya dana ini bersumber dari tabungan perusahaan yaitu dana yang diperoleh
dari keuntungan yang tidak dibagikan. Di samping itu banyak pula perusahaan yang memperoleh dana
tersebut dari meminjam dari pihak lain.

Produktivitas modal

Permintaan dana modal yang akan digunakan untuk investasi tergantung kepada produktivitas dari dana
modal tersebut. Dengan demikian, seperti juga dengan tenaga kerja, faktor yang terutama yang
menentukan permintaan ke atas dan modal adalah produktivitasnya. Produktivitas dari modal dihitung
dengan cara menentukan besarnya pendapatan rata-rata tahunan neto (yaitu setelah dikurangi dengan
penyusutan modal yang digunakan) dan dinyatakan sebagai persentasi dari modal yang ditanamkan.
Produktivitas modal tersebut dinamakan tingkat pengembalian modal atau rate of returns.
Menentukan tingkat pengembalian modal

Di dalam kegiatan perusahaan yang sebenarnya perhtungan tingkat pengembalian modal adalah lebih
rumit. Kerumitan tersebut timbul sebagai akibat dari usia barang modal yang panjang, yaitu ia dapat
digunakan selama beberapa tahun, dan bahkan banyak yang penggunaannya dpat dilakukan selama
berpuluh-puluh tahun. Dengan demikian pendapatan yang diperoleh dari suatu imvestasi pada
umumnya meliputi lebih dari satu tahun. Apabila sesuatu barang modal digunakan dan memberikan
pendapatan selama beberapa tahun, tingkat pengembalian modal dihitung dengan menggunakan rumus
berikut:

Dimana nilai investasi menunjukkan besarnya investasi yang dilakukan oleh perusahaan untuk
mewujudkan suatu barang modal tertentu (misalnya barang modal itu adalah pabrik tenun). Dalam
persamaan ini dimisalkan seluruh investasi dilakukan dalam satu tahun pertama. Seterusnya X₁, X₂, X₃, ….
X𝗇 adalah pendapatan bersih, yaitu hasil penjualan pada tahun 1,2,3, setelah dikurangi oleh biaya
produksi dan biaya operasi, perusahaan tersebut di dalam tahun tahun yang bersamaan. Umur ekonomi
barang modal itu adalah n, dan A nilai barang modal itu pada akhir tahun n. Nilai R ynag dinyatakan dlam
persen, adalah tingkat pengembalian modal perusahaan tersebut. Perusahaan akan dpat mengetahui
nilai investasi yang dilakukannya, dan di samping itu dapat meramalkan X₁, X₂, X₃,…. X𝗇 dan A. Dengan
demikian nilai R dapat dihitung. Ia dinyatakan sebagai persentasi dari nilai investasi.
Permintaan Terhadap Dana Modal

Berbagai jenis investasi mempunyai pengembalian modal yang berbeda. Aa yang tingkat pengembalian
modalnya tinggi daaan ada pula tingkat pengembalian modalnya rendah. Apabila para pengusaha
mengetahui sepenuhnya berbagai kemungkinan untuk melakukan investasi, mereka akan mendahulukan
investasi yang tingkat pengembalian modalnya tinggi. Baru setelah proyek tersebut dilaksanakan ,
mereka akan mengembangkan proyek yang tingkat pengembalian modalnya lebih rendah. Dengan
demikian secara grafik permintaan ke atas dana modal adlah seperti yang ditunjukkan dalam gambar.

Kurva Dm menggambarkan permintaan ke atas dana modal modal. Kurva tersebut menunjukkan
perkaitan di antara tingkat pengembalian modal setiap unit pertambahan barang modal yang dilakukan.
Kurva tersebut menurun dari kiri atas ke kanan bawah karena pada permulaannya investasi akan
dilakukan untuk mengembangkan proyek-proyek yang tingkat pengembalian modalnya tinggi, dan
kemudian diikuti oleh proyek-proyek yang lebih rendah tingkat pengembalian modalnya.

Sampai dimana perusahaan-perusahaan akan meminta dana modal tergantung kepada suku bunga yang
berlaku dalam perekonomian. Misalkan suku bunga adalah 10 persen. Pada suku bunga ini adalah tidak
menguntungkan kepada perusahaan untuk melakukan investasi yang tinggi pengembalian modalnya
adalah di bawah 10 persen karena keuntungan yang diperoleh tidak dapat membayar bunga ke atas
dana modal yang dipinjamny. Dengan demikian pada susku bunga sebesar 10 persen, para pengusaha
akan mengembangkan proyek-proyek yang tingkat pengembalian modalnya setidak-tidaknya sama
dengan suku bunga. Ini berarti apabila suku bunga adalah 10 persen, investasi yang dilakukan adalah
sebanyak Iₒ. Tetapi kalua suku bunga adlah 6 persen lebih banyak investasi yang akan dilakukan, yaitu
sebanyak I₁.

8
Suku Bunga Dan Tabungan Masyarakat

Dalam suatu perekonomian tidak semua pendapatan yang diterima masyarakat akan digunakan untuk
pengeluaran konsumsi. Sebagian dari pendapatan tersebut akan disisihkan oleh penerimaan
pendapatan sebagai tabungan. Penampungan ini dilakukan untuk beberapa tujuan, seperti untuk
membiayai pengeluaran konsumsi semasa sudah mencapai usia pensiun, untuk mengumpulkan biaya
pendidikan anak-anak pada masa mereka dewasa, dan untuk berjaga-jaga didalam menghadapi
kesusahan di masa yang akan datang.

Pandangan klasik

Dalam analisis ekonomi terdapat dua pandangan yang berbeda tentang faktor penting yang menentukan
junlah tabungan masyarakat. Pandangan tradisional, yaitu pandangan ahli-ahli ekonomi yang
digolongkan sebagai ahli ekonomi klasik (ahli-ahli ekonomi yang hidup di akhir abad kedelapan belas
sehingga permulaan abad ke dua puluh), berkeyakinan bahwa jumlah tabungan yang dilakukan
masyarakat ditentukan oleh suku bunga. Semakin tinggi suku bunga, semakin besar jumlah tabungan
yang akan dilakukan masyarakat. Secara grafik sifat perkaitan ini adalah seperi yang terdapat dalam
gambar 17.4.

Kurva Sₘ adalah kurva tabungan. Keadaan yang semakin naik tersebut menggambarkan bahwa
semakin tinggi suku bunga, semakin banyak jumlah tabungan. Dapat dilihat bahwa pada waktu suku
bunga adalah 6 pesen, jumlah tabungan adalah S˳ dan tabungan bertambah menjadi S₁ pada waktu suku
bunga mencapai 12 persen.

9
Pandangan Keynes

Menurut pandangan modern, yaitu pandangan sesudah masa klasik, tabungan tergantung kepada
pendapatan nasional (pendapatan seluruh penduduk dalam perekonomian). Pada tingkat pendapatan
nasional yang rendah tabungan adalah negatif, yaitu konsumsi masyarakat lebih tinggi dari pendapatan
nasional. Semakin tinggi pendapatan nasional, semakin tinggi tabungan masyarakat. Sifat berkaitan ini
ditunjukkan oleh kurva S dalam Gambar 17.5.

Untuk membiayai konsumsi yang lebih tinggi pada waktu pendapatan nasional rendah,
masyarakat harus menggunakan tabungan yang dibuat pada masa lalu. Dalam Gambar 17.5 tabungan
yang negatif tersebut terjadi pada tingkat pendapatan kurang dari Y˳. Misalnya pada pendapatan sebesar
Y₂ tabungan masyarakat adalah -S₂. Nilai negatif ini berarti masyarakat tersebut meminjam dari pihak
lain atau menggunakan tabungan masa lalu untuk membiayai konsumsi yang mereka lakukan. Pada
waktu pendapatan nasional adalah Y˳ tabungan adalah no, dan sesudah itu semakin tinggi pendapatan
nasional semakin besar jumlah tabungan. Pada pendapatan nasional sebesar tabungan adalah S₁. Dari
penjelasan ini dapat dilihat bahwa dalam pandangan modern suku bunga kurang penting peranannya
dalam menentukan jumlah tabungan masyarakat.

Yang manakah merupakan pandangan yang tetap? Pandangan Klasik atau pandangan Keynes.
Susah untuk memberikan jawaban dalam persoalan ini. Apabila dibandingkan tabungan Amerika Serikat
(yang suku bunganya rendah, tetapi bunganya tinggi) dan di Indonesia (yang suku bunganya tinggi tetapi
tabungannya rendah ), pandangan modern dapat menjelaskan keadaan tersebut. Walau bagaimanapun
dalam jangka pendek ⸺di mana pendapatan nasional adalah relatif tetap, suku bunga yang lebih tinggi
akan dapat menarik lebih banyak tabungan.
2.5 Penentuan Suku Bunga

Dalam menganalisis faktor-faktor yang menentukan suku bunga juga terdapat perbedaan pendapat di
antara ahli-ahli ekonomi Klasik dan Keynes.

Pandangan Klasik

Menurut ahli ekonomi klasik suku bunga ditentukan oleh permintaan keatas tabungan penawaran
tabungan. Bagaimana kedua-dua faktor ini menentukan suku bunga ditunjukkan dalam Gambar 17.6.

Kurva S dan I berturut-turut adalah kurva penawaran dana modal (penawaran tabungan) dan
permintaan dana modal (permintaan keatas tabungan). Maka keseimbangan tercapai di titik E˳ dan ini
menunjukkan bahwa jumlah dana modal yang akan di investasikan adalah I . Suku bunga adalah r . kalau
dimisalkan permintaan keatas modal berubah menjadi I , sedangkan penawaran modal tetap sebesar S,
keseimbangan pindah ke E₁⸺yang berarti suku bunga naik dari r˳ menjadi r₁ dan dana yang
diinvestasikan pertambahan dari 1˳ menjadi 1₁. Dan apabila permintaan keatas dana modal tetap sebesar
I tetapi penawarannya bertambah menjadi S₁, maka keseimbangan r₂ dan dana yang diinvestasikan
bertambah menjadi I₂.
Pandangan Keynes

Ahli-ahli ekonomi sesudah klasik pada umumnya memberikan sokongan kepada pandangan Keynes
berikut: suku bunga bergantung kepada (i) jumlah uang yangberedar (penawaran uang) dan (ii)
pereferensi likuiditas (permintaan uang). Yang dimaksudkan dengan pereferensi likuiditas adalah
permintaan keatas uang oleh seluruh masyarakat dalam perekonomian. Keynes menyatakan bahwa
permintaan keatas uang oleh masyarakat mempunyai tiga motivasi / tujuan, yaitu (i) untuk transaksi,
yaitu masyarakat meminta uang untuk membayar konsumsi yang dilakukannya, (ii) untuk berjaga-jaga,
yaitu untuk menghadapi masalah yang tidak terduga-duga, seperti kematian dan kehilangan pekerjaan,
dan (iii) untuk spekulasi, yaitu untuk ditanamkan ke saham-saham atau surat berharga lain.

Penentuan tingkat bunga yang dikemukakan oleh Keynes dapat diterangkan dengan
menggunakan Gambar 17.7. Kurva LP, atau kurva preferensi likuiditas, menggambarkan permintaan ke
atas uang. Permintaan uang untuk tujuan transaksi dan berjaga-jaga tergantung kepada pendapatan
masyarakat, yaitu makin tinggi pedapatan masyarakat maka semakin tinggi pula permintan uang untuk
kedua tujuan tersebut. Permintaan uang untuk tujuan spekulasi tergantung kepada suku bunga, dan
sifatnya adalah: pada waktu suku bunga tinggi hanya sedikit uangbyang akan ditahan masyarakat untuk
spekulasi, tetapi kalau suku bunga rendah maka lebih banyak, uang yang tidak dispekulasikan (jadi
dipegang oleh pemiliknya).oleh sebab sifat permintaan uang untuk spekulasi yang seperti itu, kurva LP
adalah seperti yang terdapat dalam Gambar 17.7. Kurva M˳ dan M₁ adalah jumlah uang dalam
peredaran, dan bentuknya tidak elastis sempurna karena pada suatu waktu tertentu jumlah uang adalah
tetap. Di dalam Gambar 17.7 ditunjukkan bahwa pada waktu jumlah uang adalah M˳ suku bunga adalah
r˳ dan pada waktu jumlah uang adalah M₁ suku bunga adalah r₁. Ini menunjukkan bahwa semakin banyak
jumlah uang dalam peredaran semakin rendah suku bunga.
Faktor Penyebab Perbedaan Suku Bunga

Dalam teori, analisis mengenai penentuan suku bunga selalu menganggap bahwa dalam perekonomian
terdapat hanya satu suku bunga. Di dalam kenyataan, keadaannya adalah sangat berbeda, yaitu didalam
perekonomian terdapat beberapa suku bunga. Seseorang yang menabung uangnya di bank menerima
suku bunga yang berbeda dari seseorang yang meminjam uang di bank. Suku bunga pinjaman
pemerintah berbeda dengan suku bunga yang dibayar konsumen dan bank mengenakan suku bunga
yang berbeda kepada nasabah-nasabahnya. Perbedaan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Yang
terpenting diantaranya diterangkan dibawah ini.

Perbedaan Risiko

Pinjaman pemerintah membayar suku bunga yang lebih rendah dari suku bunga pinjaman swasta,
walaupun begitu pemerintah masih dapat memperoleh pinjaman yang diperlukannya karena risiko dari
meminjamkan kepada pemerintah sangatlah kecil. Salah satu pertimbangan bank-bank dalam
menentukan suku bunga yang akan dikenakannya adalah risiko dari memberikan pinjaman tersebut.
Kepada usaha yang telah lama berkembang, atau kepada usaha yang tidak banyak risikonya mereka
bersedia mengenakan suku bunga yang rendah. Kepada usaha yang sangat tinggi risikonya mereka akan
mengenakan suku bunga yang tinggi.

Jangka Waktu Pinjaman

Semakin lama sejumlah modal dipinjamkan, semakin besar tingkat bunga yang harus dibayar. Salah satu
sebab dari keadaan ini adalah karena risiko yang ditanggung peminjam akan menjadi semakin besar
apabila jangka waktu peminjaman bertambah panjang. Sebab lain adalah karena pemilik modal
kehilangan kebebasan untuk menggunakan modalnya dalam jangka waktu yang lebih lama. Di samping
itu para peminjam bersedia membayar tingkat bunga yang lebih tinggi, karena mereka mempunyai
waktu yang lebih lapang untuk mengembalikan pinjamannya.

Biaya Administrasi Pinjaman

Jumlah dana yang dipinjam sangat berbeda, sedangkan biaya administrasi untuk memproses pinjaman
tersebut tidak banyak berbeda. Apakah sesuatu perusahaan meminjam Rp 100 juta atau Rp 10 juta,
biaya administrasinya adalah sama. Maka diukur dari sudut biaya administrasi untuk pinjaman per
rupiah, pinjaman sebesar Rp 10 juta akan menelan biaya yang lebih tinggi dari pinjaman sebesar Rp 100
juta. Dengan demikian, berdasarkan kepada pertimbangan biaya administrasi pinjaman yang relatif lebih
kecil jumlahnya akan membayar suku bunga yng lebih tinggi.

13
Suku Bunga Nominal Dan Suku Bunga Riil

Di dalam meminjamkan uang pemilik modal bukan saja harus memperhatikan suku bunga yang diterima,
tetapi juga tingkat inflasi (presentasi tahunan kenaikan harga-harga) yang berlaku. Apabila tingkat inflasi
adalah lebih tinggi dari suku bunga, pemilik modal akan mengalami kerugian dalam meminjamkan
uangnya karena modal ditambah bunganya, nilai riilnya adalah lebih rendah dan nilai riil modal sebelum
dibungakan.

Karena kenaikan harga-harga merupakan keadaan yang sering berlaku di setiap nominal, di dalam
membicarakan mengenai suku bunga perlulah dibedakan di antara suku bunga nominal dan suku bunga
riil. Kalau kita baca di surat kabar atau majalah bahwa suku bunga deposito berjangka satu tahun di
sesuatu bank adalah 15 persen per tahun, maka suku bunga ini dinamakan suku bunga nominal. Ia
adalah suku bunga yang digunakan sebagai ukuran untuk menentukan besarnya bunga yang harus
dibayar oleh pihak peminjam dana modal. Sedangkan tingkat bunga riil menunjukkan presentasi
kenaikan nilai riil daru modal ditambah bunganya dalam setahun, dinyatakan sebagai presentasi dari
nilai riil modal sebelum dibuangkan. Sebagai contoh, kalau pada waktu yang sama harga-harga naik
sebesar 10 persen, nilai riil modal ditambah bunganya bukan mengalami kenaikan sebesar 15 persen.
Kenaikan nilai riil modal hanyalah sebanyak (15-10) persen atau 5 prsen. Dengan demikian suku bunga
rill adalah 5 persen.

2.6 Pendapatan Para Pengusaha: Keuntungan

Dalam kegiatan perusahaan, keuntungan ditentukan dengan cara mengurangkan berbagai biaya yang
dikeluarkan dari hasil penjualan yang diperoleh. Biaya yang dikeluarkan meliputi pengeluaran untuk
bahan mentah, pembayaran upah, pembayaran bunga, sewa tanah, dan penghapusan (depresiasi).
Apabila hasil penjualan yang diperoleh dkurangi dengan biaya-biaya tersebut nilainya adalah positif
maka diperoleh keuntungan.

Dalam teori ekonomi keuntungan mempunyai arti yang sedikit berbeda dengan pengertian
keuntungan dari segi pembukuan. Ditinjau dari sudut pandangan perusahaan / pembukuan perusahaan,
seperti telah diterangkan diatas, keuntungan adalah perbedaan nilai uang dari hasil penjualan yang
diperoleh dengan seluruh biaya yang dikeluarkan. Dalam teori ekonomi definisi itu dipandang terlalu luas
karena tidak mempertimbangkan biaya tersembunyi, yaitu biaya produksi yang tidak dibayar dengan
uang tetapi perlu dipandang sebagai bagian dari biaya produksi. Pengeluaran tersebut (biaya
tersembunyi) meliputi pendapatan yang seharusnya dibayarkan kepada para pengusaha yang
menjalankan sendiri perusahannya, tanah dan modal sendiri yang digunakan dan bangunan dan
peralatan pabrik yang dimiliki sendiri. Keuntungan menurut pandangan pembukuan, apabila dikurangi
lebih lanjut oleh biaya tersembunyi, akan menghasilkan keuntungan ekonomi atau keuntungan murni
(pure profit). Dalam teori ekonomi, kalau dinyatakan “keuntungan yang dimaksudkan adalah keuntungan
ekonomi.
Sumber Keuntungan Ekonomi: Keahlian Keusahawanan

Seperti juga upah, sewa dan bunga, keuntungan adalah pembayaran keatas “jasa” yang diberikan oleh
sesuatu faktor produksi. Keuntungan merupakan pembayaran kepada “keahlian keusahawanan” yang
disediakan oleh para pengusaha. Keahlian keusahawanan tersebut akan digunakan para pengusaha di
dalam membuat keputusan-keputusan berikut: (i) menentukan barang apa yang perlu diproduksikan dan
dijual ke pasar, dan berapa banyaknya, dan (ii) menentukan cara memproduksi yang terbaik dan
kombinasi faktor-faktor yang paling efisien dalam memproduksikan barang tersebut. Dengan demikian
pada pokoknya, dengan menggunakan keahlian keusahawanan yang dimilikinya, fungsi para pengusaha
dalam proses produksi adalah menentukan cara yang paling efisien didalam menyediakan barang yang
dibutuhkan mayarakat. Apabila usaha mereka berhasil, mereka akan dapat memperoleh balas jasa dan
jerih payahnya dalam bentuk keuntungan ekonomi atau keuntungan murni. Adakalanya usaha mereka
mengalami kegagalan di mana hasil penjualan tidak dapat menutupi seluruh biaya termasuk biaya
tersembunyi yang dikeluarkan.

Ahli-ahli ekonomi telah mengemukakan beberapa teori lain yang bertujuan untuk menerangkan
sumber-sumber dari wujudnya keuntungan ekonomi. Pada umumnya teori-teori tersebut menjelaskan
bahwa keuntungan adalah pendapatan yang diperoleh para pengusaha sebagai pembayaran dan
melakukan keiatan berikut:

Menghadapi risiko ketidakpastian di masa yang akan datang.

Melakukan inovasi / pembauran di dalam berbagai kegiatan ekonomi.

Mewujudkan kekuasaan monopoli di dalam pasar.

Keuntungan Adalah Pembayaran Terhadap Risiko

Mendirikan dan menjalankan kegiatan perusahaan adalah kegiatan ekonomi yang dipenuhi oleh
berbagai risiko. Tidak tedapat jaminan bahwa susuatu usaha akan pasti berhasil. Setiap tahun banyak
perusahaan baru yang muncul. Tetapi banyak pula perusahaan yang gulung tikar dan pemiliknya
mengalami kerugian dalam bentuk uang maupun tenaga yang dikeluarkan. Mengapa mendirikan
perusahaan tidak selalu menguntungkan ?

15
Kegiatan perusahaan bukan saja untuk memenuhi permintaan pasar masa sekarang, harga
permintaan pasar di masa yang akan datang. Dalam perekonomian tidaklah mudah untuk menentukan
keadaan yang terjadi di masa yang akan datang. Yang dapat dilakukan para pengusaha hanyalah
membuat ramalan tentang keadaan yang akan wujud di masa depan. Berdasarkan ramalan tersebut
mereka kemudian menentukan strategi kegiatan usahanya. Para pengusaha harus menentukan apakah
produksinya harus ditambah atau dikurangi. Ramalan tersebut belum tentu tepat. Berarti di dalam
membuat ramalan para pengusaha menghadapi risiko ketidaktepatan ramalannya. Sebagai akibat
ramalannya yang salah pengusaha mengalami kerugian. Akan tetapi kalau ramalannya benar, maka ia
akan mendapat untung. Maka, ditinjau dari sudut risiko yang dihadapi oleh setiap jenis usaha,
keuntungan dipandang sebagai pembayaran untuk menghadapi risiko.

Pembayaran Untuk Kegiatan Inovasi

Dalam perekonomian biasanya terdapat banyak perusahaan yang menghasilkan barang yang sejenis,
tetapi sifatnya sangat mendekati dan dapat menggantikan satu sama lain. Perusahaan-perusaan tersebut
harus saling bersaingan untuk mendapatkan pasaran, dan melakukan kegiatan produksi yang biaya rata-
rtanya di bawah harga pasar. Sampai di mana keuntungan yang di peroleh, atau kerugian yang dialami,
sangat tergantung kepada usaha-usaha perusahaa untuk meluaskan pasaran dan menimimumkan biaya.

Kegiatan perusahaan untuk melakukan inovasi, yaitu mengadakan pembaruan dalam manajemen,
pemasaran dan teknik memproduksi, memegang peranan penting di dalam menjamin kesuksesan usaha
tersebut. Dengan melakukan inovasi, teknik memproduksi yang baru dapat diperkenalkan, mutu
produksi dapat diperbaiki, biaya produksi diturunkan lebih lanjut, dan barang baru diperkenalkan.
Langkah-langkah seperti itu di satu pihak dapat menaikkan hasil penjualan dan di lain pihak menurunkan
biaya per unit produksi. Kedua perubahan ini akan menaikkan keuntungan perusahaan. Dengan demikian
keuntungan dapat pula dipandang sebagai pembayaran ke atas kegiatan inovasi.

Sebagai Akibat Kekuasaan Monopoli

Dalam uraian di atas telah di terangkan berbagai bentuk pasar. Dari analisis dari berbagai bentuk pasar
dapat disimpulkan bahwa di dalam perekonomian terdapat perusahaan-perusahaan baru ke dalam
pasar. Sebagao akibatnya dapat menghalangi kemasukan perusahaan-perusahaan baru ke dalam pasar.
Sebagai akibatnya untuk barang-barang tertentu hanya terdapat beberapa perusahaan atau ia terdiri
dari satu perusahaan saja. Tedapatnya kemungkinan untuk membatasi persaingan ini memungkinkan
perusahaan untuk memperoleh keuntungan yang melebihi normal di dalam jangka panjang. Keadaan ini
dicapai oleh perusahaan-perusahaan tersebut dengan membatasi poduksi dan menjamin agar tingkat
harga adalah melebihi biaya rata-rata. Dan ahli-ahli ekonomi berpendapat bahwa keuntungan diperoleh
pula dipandang sebagai pendapatan dari kekuasaan monopoli yang dimiliki perusahaan.

16
2.7 Pengertian Perdagangan Bebas
Perdagangan bebas merupakan suatu kegiatan jual beli produk antar negara tanpa adanya
kerumitan aturan atau birokrasi yang mengatur perdagangan bebas itu didalam suatu Negara.
Sehingga, suatu Negara, perusahaan, atau perorangan sekalipun dapat menjual produk yang
diciptakannya di luar negeri. Begitu pula sebaliknya, Negara lainpun dapat menjual produknya
didalam negeri sehingga konsumen dapat mendapatkan barang – barang kualitas internasional
dengan mudah dan dengan harga yang relatif terjangkau.
2.8 Ciri – Ciri Perdagangan Bebas
a. Perdagangan barang tanpa pajak (termasuk tarif) atau pembatasan perdagangan yang lain (seperti
kuota impor atau subsidi untuk produsen), maksudnya adalah jual beli tersebut dilakukan tanpa
dikenai pajak pada pemerintah.
b. Perdagangan layanan tanpa pajak atau pembatasan perdagangan yang lain, hal ini pun hampir
sama dengan poin pertama, tidak adanya ketentuan pajak yang khusus yang dikenakan kepada
produsen, juga tidak adanya pembatasan oleh perdagangan yang lain.
c. Ketiadaan dasar-dasar “pemutar belit perdagangan” (seperti pajak, subsidi, peraturan atau
hukum) yang memberikan kelebihan kepada sejumlah kecil perusahaan, isi rumah, atau faktor-
faktor produksi
d. Akses bebas ke pasar, tidak adanya batasan atau kemudahan akses yang dapat langsung pada
pasarnya, langsung pada konsumen dalam proses penjualannya
e. Akses bebas kepada informasi pasar, konsumen dalam proses membeli produk dapat meraih
informasi secara terbuka dan bebas.
f. Ketidak upayaan mengacaukan pasar melalui kekuatan monopoli atau oligopoly pemberian
pemerintah
g. Pergerakan bebas tenaga kerja antara luar dan dalam Negara
h. Pergerakan bebas modal antara luar dan dalam Negara
2.9 Pola kegiatan Perekonomian Pasar Bebas
Dalam analisis ekonomi yang didapati pada masa ini, system ekonomi seperti yang
diterangakan oleh adam smith dinamakan ekonomi pasar bebas.
Dalam system ekeonomi ini kegiatan-kegiatan dalam perekonomian sepenuhnya diatur oleh
mekanisme pasar yang invisible hand. Interaksi diantara penjual dan pembeli di pasar (pasar
barang dan produksi) akan menentukan corak produksi nasional yang akan diwujudkan dan
caranya produksi nasional tersebut akan dihasilkan.
Invisible hand atau tangan gaib, merupakan suatu istilah yang diungkapkan oleh Adam Smith.
Di dalam istilah tersebut, Adam Smith berpendapat bahwa kegiatan dalam perekonomian tidak
perlu diatur oleh pemerintah dan apabila setiap individu dalam masyarakat diberi kebebasan
untuk melakukan kegiatan ekonomi yang mereka inginkan maka akan mewujudkan pertumbuhan
ekonomi yang teguh.
Menurut Adam Smith, pemerintah mempunyai peranan yang terbatas pada penyediaan dan
pengembangan infrastruktur dan menjalankan administrasi pemerintahan. Apabila pemerintah
terlalu ikut campur tangan dalam kegiatan ekonomi maka akan semakin mengurangi efisiensi
kegiatan ekonomi. Tetapi apabila pemerintah tidak secara aktif terlibat dalam kegiatan ekonomi,
maka akan tecipta pengaturan dan penyesuaian perekonomian yang bebas campur tangan
pemerintah dan mewujudkan kegiatan ekonomiyang efisien.
2.10 Dampak Perdagangan Bebas
1. Dampak positif
1) Kegatan ekonomi dalam pasar diatur dan diselaraskan dengan efisien.
Berbagai jenis pasar, baik bahan makanan, pertanian, pertambangan dan lain-lain. Berusaha
melakukan penyelarasan terhadap setiap perubahan-perubahan yang terjadi di dalam pasar.
Karena semuanya dalam satu system sehingga semua kemingkinan bisa terjadi. (baik perubahan
pasar, harga, dll).
2) Pertumbuhan ekonomi yang teguh akan dapat diwujudkan.
System ekonomi pasar bebas mempunyai cirri-ciri khas yang akan mendorong kepada
pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat. Kebebasan individu dalam menjalankan kegiatan
ekonomi yangmereka sukai menggalakkan mereka untuk bekera lebih efisien dan lebih giat.
3) Pelaku kegiatan ekonomi diberi kebebasan untuk melakukan kegiatan ekonomi yang disukainya.
Kebebasan yang luas juga wujud dalam menentukan kegiatan yang akann dilakukan
olehsesorang, sehingga khalayak ramai yang akan menentukan jenis-jenis barang yang perlu
diwujudkan (baik di produksi maupun dikonsumsi)
4) Dengan adanya perdagangan bebas yang dilakukan oleh suatu Negara, tentunya tersebut dapat
menikmati produk , tidak hanya dari hasil produk buatan dalam negeri sendiri saja, tetapi juga
dapat mengkonsumsi produk buatan luar negeri dengan mudah karena dengan adanya
perdagangan bebas barang impor dapat bebas masuk kedalam negeri.
5) Selain itu terjalin suatu hubungan internasional yang semakin terbuka antar Negara. Kemudian
produk – produk dalam negeri dapat dengan mudah meraih popularitas di luar negeri.
6) Dapat pula meningkatkan reputasi Negara ketika suatu Negara dapat berprestasi menciptakan
produk yang bermanfaat dan diminati oleh konsumen internasional.
7) Kemudian devisa kuat jika ekspor lebih besar daripada impor. Setiap individu bebas memiliki
kekayaan dan sumber daya produksi, inisiatif dan kreatifitas masyarakat dapat dikembangkan,
terjadi persaingan antar produsen untuk menghasilkan barang yang bermutu, efisiensi dan
efektifitas tinggi karena tindakannya selalu didasarkan pada prinsip ekonomi.
2. Dampak Negatif
1) Apabila dalam sistem pasar bebas, pemerintah secara sempurna “lepas tangan” maka kebebasan
yang tidak terbatas akan hadir. Hal ini akan menindas golongan ekonomi lemah khususnya
apabila terjadi pada bahan bahan pokok.
2) Kegiatan ekonomi yang tidak stabil dan tidak terjadi kepastian. Dalam sistem pasar bebas yang
sempurna tanpa campur tangan pemerintah, kemakmuran dapat cepat tercapai tapi seketika juga
dapat mengalami kemorosotan serius. Hal ini dilakukan untuk merubah harga harga barang dan
jasa sehingga para produsen dan pemilik pasar dapat menambah keuntungan mereka berkali kali
lipat.
3) Sistem mekanisme pasar bebas akan memunculkan kekuatan monopoli yang dapat menimbulkan
kerugian bagi semua pihak kecuali pihak yang melakukan monopoli. Akan tetapi, rakyat kecil
akan mengalami kesusahan. Adanya eksploitasi terhadap masyarakat ekonomi lemah oleh pihak
yang kuat ekonominya, menimbulkan terjadinya monopoli sehingga merugikan masyarakat,
munculnya kesenjangan ekonomi antara golongan ekonomi kuat dengan golongan ekonomi
lemah, perekonomian dapat dengan mudah menjadi tidak stabil.
4) Dalam menyediakan beberapa jenis barang secara bersamaan, mekanisme pasar bebas tidak
dapat melakukan secara efisien
5) Kegiatan konsumen dan produsen akan menimbulkan eksternalitas yang dapat berupa akibat
yang baik ataupun buruk tapi tetap merugikan.
6) Munculnya kesenjangan yang semakin besar antara golongan ekonomi kuat dengan yang lemah.
7) Dalam suatu negara pasar bebas dapat merugikan dikarenakan suatu negara bisa kehilangan
pasar dunianya yang selanjutnya berdampak negatif pada volume produksi dalam negeri serta
meningkatkan jumlah pengangguran dan kemiskinan
8) Pada dunia impor, kerugiannya adalah peningkatan impor yang tidak dapat dibendung karena
daya saing yang rendah dari prosuk produk serupa buatan dalam negeri, maka tidak mustahil
pada suatu saat pasar domestik dikuasi oleh produk produk dari luar negeri.
9) larinya investor dikarenakan SDM dan ETOS KERJA dalam negeri lemah dan devisa yang habis
karena lebih banyak produk impor daripada ekspor
10) Ketidaksetaraan distribusi pendapatan
2.11 Bentuk Campur tangan Pemerintah
Beberapa kegagalan mekanisme pasar seperti yang baru dijelaskan di atas menimbulkan
kebutuhan campur tangan pemerintah dalam memperbaiki pengaturan kegiatan ekonomi. Dari
kelemahan-kelemahan mekanisme pasar yang telah diuraikan di bagian sebelum ini dapat
disimpulkan bahwa campur tangan pemerintah mempunyai beberapa tujuan penting seperti yang
dinyatakan di bawah ini:
1. Mengawasi agar eksternaliti kegiatan ekonomi yang merugikan dapat dihindari atau akibat
buruknya dapat dikurangi.
2. Menyediakan barang publik yang cukup sehingga masyarakat dapat memperoleh barang tersebut
dengan mudah dan dengan biaya yang murah.
3. Mengawasi kegiatan-kegiatan perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan yang besar yang
dapat mempengaruhi pasar, agar mereka tidak mempunyai kekuasaan monopoli yang merugikan
khalayak ramai.
4. Menjamin agar kegiatan ekonomi yang dilakukan tidak menimbulkan penindasan dan
ketidaksetaraan di dalam masyarakat.
5. Memastikan agar pertumbuhan ekonomi dapat diwujudkan dengan efisien.
Campur tangan pemerintah dalam kegiatan ekonomi, yaitu:
1. Membuat dan melaksanakan peraturan atau undang-undang.
Salah satu cara yang dapat digunakan pemerintah untuk mempertinggi efisiensi kegiatan
ekonomi dan mencapai tujuan-tujuan lainnya dalam menjalankan dan mengembangkan kegiatan
ekonomi adalah dengan membuat peraturan dan undang-undang yang mengatur kegiatan
ekonomi yang dilakukan dalam negara. Peraturan dan undang-undang yang dibuat pemerintah
untuk mengatur berbagai kegiatan ekonomi dalam sesuatu negara dapat mencapai dua tujuan
utama dalam usaha untuk mempertinggi efisiensi mekanisme pasar.
2. Menentukan Aturan Permainan
Pentingnya membuat peraturan dan undang-undang yang akan menjamin berfungsinya
mekanisme pasar secara efisien, dapat dengan jelas dilihat dapat diperhatikan akibat-akibat buruk
yang mungkin timbul apabila setiap pelaku kegiatan ekonomi diberikan kebebasan yang tidak
terbatas dalam melakukan kegiatannya. Tujuan setiap perorangan atau perusahaan untuk
mencapai keuntungan yang maksimum bagi dirinya adakalanya akan sangat merugikan
masyarakat. Contoh dari keadaan seperti itu telah dijelaskan dalam bagian yang lalu di dalam
membincangkan mengenai perbedaan di antara biaya pribadi dan biaya sosial, yaitu menjual
narkoba memberikan keuntungan yang besar kepada seseorang tetapi sangat merugikan
masyarakat. Kegiatan perusahaan yang menyebabkan pencemaran atau polusi dan kesesakan

20
Untuk menghindari keadaan-keadaan seperti itu yang diterangkan di atas pemerintah
membuat peraturan dan undang-undang yang pada hakikatnya bertujuan untuk membuat
“aturan permainan” di dalam melakukan kegiatan-kegiatan ekonomi yaitu menentukan hal-hal
yang dapat dan yang tidak dapat dilakukan oleh para pelaku kegiatan ekonomi dalam melakukan
kegiatan-kegiatan mereka. Dengan adanya peraturan dan undang-undang tersebut, para pelaku
kegiatan ekonomi akan mengetahui hak-hak maupun kewajiban-kewajiban di dalam setiap
kegiatan ekonominya.
3. Menciptakan Persaingan yang Lebih Bebas
Tujuan kedua dari membuat undang-undang yang mengatur kegiatan ekonomi adalah
untuk menjamin agar dalam perekonomian tidak terdapat kekuasaan monopoli dan setiap pelaku
kegiatan ekonomi dapat menjalankan kegiatannya dalam suasana persaingan yang relatif
bebas. Berlakunya persaingan yang bebas merupakan salah satu syarat penting untuk
menciptakan mekanisme pasar yang efisien dan berjalan dengan lancar.
Dalam pasar bebas jenis, jumlah dan tingkat harga barang terutama ditentukan oleh
keinginan-keinginan konsumen. Dalam sistem ekonomi pasar bebas para pengusaha tidak akan
mempunyai kekuasaan untuk menaikkan harga dengan membatasi penawaran barang di pasar.
Jika suatu perusahaan mengeluarkan barang yang tidak dikehendaki masyarakat, barang itu tidak
akan laku dan perusahaan itu akan tutup. Mereka juga tidak dapat menetapkan harga yang
berbeda dengan harga yang telah ditetapkan oleh pasar, barang-barang itu tidak akan dibeli oleh
masyarakat, dan pada akhirnya perusahaan itu harus menghentikan usahanya.
4. Secara langsung melakukan beberapa kegiatan ekonomi (membuat perusahaan).
Dalam beberapa kegiatan tertentu undang-undang saja belum dapat memberi jaminan
bahwa kegiatan-kegiatan itu dapat dilaksanakan secara efisien, atau akan memberi kemakmuran
yang paling tinggi kepada masyarakat. Bahkan adakalanya masyarakat akan mendapat
keuntungan yang sangat besar apabila kegiatan-kegiatan tersebut diserahkan kepada pihak
pemerintah.
Untuk kegiatan-kegiatan yang mempunyai sifat seperti itu pemerintah akan melakukan
campur tangan secara langsung, yaitu pemerintah akan langsung turut serta melakukan kegiatan-
kegiatan memproduksi barang tersebut.
5. Melakukan kebijakan fiskal dan moneter.
Kebijakan moneter adalah kebijakan yang dijalankan oleh bank sentral untuk mengatur
jumlah uang dalam perekonomian. Kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah didalam
memungut pajak dan membelanjakan pendapatan pajak tersebut untuk membiayai kegiatan-
kegiatannya. Di dalam perekonomian kedua kebijakan ini digunakan oleh pemerintah untuk
mencapai beberapa tujuan, yaitu:

21
a. Untuk mengatasi masalah-masalah pokok makro ekonomi yang timbul, yaitu masalah
pengangguran, masalah kenaikan harga-harga dan masalah menciptakan pertumbuhan ekonomi
yang memuaskan.
b. Untuk menjamin agar faktor-faktor produksi digunakan dan dialokasikan keberbagai kegiatan
ekoomi secara efisien.
c. Untuk memperbaiki keadaan distribusi pendapatan yang tidak seimbang yang selalu tercipta di
dalam masyarakat yang kegiatan-kegiatan ekonominya terutama diatur oleh sistem pasar bebas.
Dalam upaya peningkatan kehidupan ekonomi, individu, dan anggota masyarakat tidak hanya
tergantung pada peranan pasar melalui sektor swasta. Peran pemerintah dan mekanisme pasar
(interaksi permintaan dan penawaran pasar) merupakan hal yang bersifat komplementer (bukan
substitusi) dengan pelaku ekonomi lainnya. Pemerintah sebagai salah satu pelaku ekonomi
(rumah tangga pemerintah), memiliki fungsi penting dalam perekonomian yaitu berfungsi sebagai
stabilisasi, alokasi, dan distribusi.
Adapun penjelasannya sebagai berikut :
a. Fungsi Stabilisasi, yakni fungsi pemerintah dalam menciptakan kestabilan ekonomi, sosial
politik, hukum, pertahanan, dan keamanan.
b. Fungsi Alokasi, yakni fungsi pemerintah sebagai penyedia barang dan jasa publik seperti
pembangunan jalan raya, gedung sekolah, penyediaan fasilitas penerangan, dan telepon.
c. Fungsi Distribusi, yakni fungsi pemerintah dalam pemerataan atau distribusi pendapatan
masyarakat.
2.12 Mengapa Pemerintah Ikut Campur Dalam Perekonomian
Memang menurut Adam Smith, pasar adalah tempat mengorganisir perekonomian yang
paling baik, sehingga campur tangan pemerintah tidak diperlukan. Namun dalam kenyataanya,
ada yang namanya kegagalan pasar dimana pasar tidak lagi berfungsi karena gagal dalam
mendistribusikan barang dan jasa. Contoh sekarang, harga cabe mahal karena pasar gagal
mendistribusikan cabe diwilayah lokal sehingga menyebabkan kelangkaan atau suatu wilayah
harus mencari cabe di wilayah lain yang mengakibatkan harga cabe naik.
Jika ingat tentang hukum permintaan, ketika permintaan tinggi namun barang yang
ditawarkan sedikit, maka otomatis harga naik maka dari itu, solusi dari pemerintah adalah dengan
pemberdayaan petani cabe lokal, mempermudah distribusinya atau kebijakan impor agar
kelangkaan dapat ditanggulangi dan pasar kembali ke titik keseimbanganya
Campur tangan pemerintah lainya adalah dalam mengatasi adanya monopoli dan hak kuasa
atas sumberdaya penting. Contoh sekarang adalah PLN adalah milik pemerintah, namun di luar
negeri listrik dikuasai swasta (sebagian) sehingga swasta berhak memainkan harga dan jasa ini
masuk dalam pasar, Namun jika dikuasai pemerintah, biaya dapat ditekan sehingga masyarakat
tidak perlu membayar mahal.
Sebenarnya campur tangan pemerintah sangat banyak dalam perekonomian, Misal dalam
pajak , pembatasan pasar uang dan modal, perlindungan produsen dan lain-lain.

22
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Sewa ekonomi merupakan bagian pendapatan suatu faktor produksi/input yang melebihi bagian
pendapartan yang digunakan sebagai ganjaran agar mereka tidak melakukan suatu kegiatan lain.

Perubahan sewa tanah tidak akan menimbulkan pengaruh/efek apapun kepada penawarannya.

Faktor produksi, termasuk tanah, dapat digunakan untuk berbagai kegiatan memproduksi. Tanah,
misalnya, dapat digunakan untuk kegiatan pertanian dan dapat pula digunakan sebagai tempat
mendirikan industry, atau untuk daerah pemukiman.

Pembayaran ke atas modal yang dipinjam dari pihak lain dinamakan bunga. Bunga yang
dinyatakan sebagai persentasi dari modal dinamakan suku bunga.

Dalam menganalisis faktor-faktor yang menentukan suku bunga juga terdapat perbedaan pendapat di
antara ahli-ahli ekonomi Klasik dan Keynes.

Kegiatan perusahaan, keuntungan ditentukan dengan cara mengurangkan berbagai biaya yang
dikeluarkan dari hasil penjualan yang diperoleh.

Perdagangan bebas merupakan suatu kegiatan jual beli produk antar negara tanpa
adanya kerumitan aturan atau birokrasi yang mengatur perdagangan bebas itu didalam suatu
Negara.

3.2 Saran

Dengan terselesainya makalah ini, penulis berharap kita semua dapat memahami bagaimana cara
menghitung pendapatan nasional yang ada di Indonesia. Tak ada gading yang tak retak begitu juga
dengan makalah ini, penyusun berharap saran dan kritik demi kemajuan kita semua di masa yang akan
datang.

23
DAFTAR PUSTAKA

Sukirno, Sadono. 2013. Mikroekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada

Buku BSE Ekonomi Kelas X SMA/MA Nurhayatiningtyas 2009.

Sadono, Sukirno . Mikro ekonomi teori pengantar. 2009. Jakarta : Rajawali Pers. file:///H:/Fadly%20Knight

%20%20PASAR%20BEBAS.htm.24 November 2015. Pukul 19.45

http://hpweblog.wordpress.com/2012/10/19/pasar-bebas-dan-kebijakan-pemerintah/. Diakses pada


tanggal 24 November 2015. Pukul 19.45

http://27acintya08dhika95.wordpress.com/kebijakan-pemerintah-dalam-bidang-ekonomi/. Diakses pada


tanggal 24 November 2015. Pukul 19.45

http://pasardankebijakanpemerintah.blogspot.co.id/. Diakses pada tanggal 24 November 2015. Pukul


19.45

file:///H:/Fadly%20Knight%20%20PASAR%20BEBAS.htm. Diakses pada tanggal 24 November 2015. Pukul


19.45\

file:///H:/SUSTER%20MATERNA%20(15209774).htm. Diakses pada tanggal 24 November 2015. Pukul


19.45

24

Anda mungkin juga menyukai