Anda di halaman 1dari 3

Batu menangis

Alkisah hiduplah seorang janda tua bersama anak gadisnya yang bernama Laras,
dewi, dan Ana di sebuah desa terpencil Kalimantan barat. Mereka tinggal di
sebuah gubuk di ujung desa, sejak ayah laras meninggal, mereka hidup sebatang
kara. Maka dari itu ibupun rela bekerja di sawah untuk menghidupi mereka
sedangkan laras adalah gadis yang manja.
Ibu: Laras, bangunlah nak, lihatlah ayam sudah berkokok, apakah kamu tidak
malu dengan ayam?
Laras: ibu, aku kan sudah besar, biarlah aku hidup seenaknya.
Dewi: kakak, janganlah membantah perintah ibu!!.
Laras: kamu ini masih kecil aja udah blagu!, awas kakak mau mandi dulu!
Dewi: kakak mau mandi aja laporan
Setelah beerapa menit kemudian
Laras: dududu wahhh.. ternyata aku adalah ora tercantik di kampong ini. (sambil
menatap kacanya)
Dewi:ih..kakak pedenya over dehh.
Laras: banyak omong kamu dek, emang iya kakak paling cantik di kampung ini!
Dewi: oh seperti itu..lalu??
Laras: ah, blagu kamu dek!, eh ana menurut kamu kakak cantik tidak? (sambil
mendekati ana yang sedang menyapu)
Ana: iya kak, kakak emang cantik, tetapi lebih cantik jika mau membantu ibu,
pasti lebih cantik. (duduk dan berhenti menyapu)
Laras: apa maksudmu? (melotot) katakana sekali lagi!!!(menjambak)
Ana: aduhhhkaak..sakit, maafin anan kak
Dewi: makanya nggak usah urusan sama kakak
Laras: hahaha..ayo wi, kita pergi saja
Kemudian laras meninggalkan ana adiknya, dan kembali mengagumi
kecantikanya. Padahal dia anak tertua, tetapi tidak mau membantu ibunya.
Ibu: nak, ayo bantu ibu bekerja di sawah (ajak ibu)
Laras:ke sawah?? Aku tidak mau nanti kuku dan kulitku yang cantik ini terkena
lumpur. Pergi saja saa bareng dewi dan ana, aku tidak mau!!.
Ibu: laras memangnya kenapa kalau kuku dan kulitmu kotor?, dewi dan ana saja
yang membantu ibu pergi ke sawah terkena lumpur saja alhamdulilah sampai
sekarang ia baik-baik saja.
Dewi: udah kak, nurut saja nanti juga di sawahketemu arman pujaan gati kakak
haha
Laras:ah biarin biar ana saja yang ikut ke sawah atau kamu, aku tidak mau
pergi ke sawah ibu!kalau mau ke sawah yaudah pergi saja sendiri.
Ibu: (duduk dan mengusap dada lemas)
Haripun sudah menjelang siag, laras pun teringat dengan alat kecantikanya yang
habis, tak lama kemudian ibu dan ana adiknya dating da laras pun menghmpiri ibu
dan ana yang baru sampai di depan pintu yang kelihatan lelah.
Laras:bu alat-alat kecantikan ku sudah habis, ibu haris segera membelikan yang
baru
Ana dan dewi: kak, ibu saja baru pulang, seharusnya kakak menghargai ibu
sedikit .
Ibu: laras, ibu masih lelah, besik saja pasti ibu belikan
Laras:tidakk mau!!! Aku ingin sekarang
Ana: kakak! Ibu kan capek
Ubu: sudah sudah, taka apa-apa dewi, ana biar ibu beli, tapi laras, tapi ibu tidak
tahu alat kecantikan apa yang dimaksud kamu harus ikut ya
Laras:yaaku mau ikut kepasar, tapi dengan satu syarat kalian harus berjalan
dibelakangku.
Dewi: maksud kakak??
Laras:iya, kalian harus berjalan dibelakangku, malu la aku berjalan dengan kalian
!
Dewi: lo kenapa harus malu? Bukankah kita ini saudara kandung?
Laras:kalian ngaca dong!!, lihat saja wajah kalian yang tak terurus dan pakaian
kalian yang sangat kotor, apalagi ibu yang sudah keriput, jelek, kotor, aku malu
ibu.
Walaupun sedih tapi sang ibu pun menuruti permintaan anaknya, setelah itu
berangkatlah ke pasar, laras yang berjalan didepan dan ibu dan kedua adiknya
dibelakang membawa keranjang.
Laras bertemu dengan temanya yang tinggal satu kampong denganya
Arman: hai larashendak kemana kamu?
Laras: ke pasar, kepo lo
Arman: lalu siapa yang di belakangmu?ibumukah?
Laras:tentu saja buka,!mereka pembantu-pembantuku
Arman: laras sudah cantik, baik, enak lagi hidupnya, belanja aaja ada yan bawain
Laras:haha, gitu deh
Arman: yaudah sana belanja dulu!
Laras:oke, ayo duluan
Ana:sabar ya bu (senebari memeluk ibu)kakak!! Kenapa kakak berbicara seperti
itu pada kami, kami bukan pembantu kak!!
Laras:udah diam, nggak usah mempermalukan aku disini

Laksana disambar petir ibu mendengar ucaoan putrinya, tapi dia hanya terdiam
sambil menahan rasa sedih, setelah itu mereka melanjutkan perjalananya.
Pedagang buah: ayo nengbuahnya, buahnya!!
Laras:oh terimakasih
Pedagang buah: silakan neng, dipilih buahnya, dijamin manis kaya yang beli
Laras:ah bisa aja haha
Pedagang buah: pasti neng haha
Laras:ini uangnya bang
Pedaagang:terimakasih neng semoga neng tambah cantiiikkk
Laras:ayo pembantu-pembantuku, sekarang giliran ke tempat kosmetik
Ibu:(diam sejenak)
Dewi:ibu-ibu kenapa?
Sang ibu tetap saja tidak mau menjawab pertanyaan anaknya, ternyata ia sedang
berdoa pada tuhan, agar menghukum anaknya yang durhaka itu, berikan ia
hukuman yang setimpal padanya, laras melihat mulut ibunya yang komat kamit
sambil menadahkan kedua tangaya.
Laras:hei!!!! Ibu sedang apa? (sambil membentak dan menoleh pada ibu)
Doa sang ibu: ya tuhan, ampunilah hambamu yang lemah ini, hamba sudah tidak
sanggup lagi menghadapi sikap anak hamba yang durhaka ini, berilah hukuman
yang setimpal padanya.
Beberapa saat kemudian, tiba-tiba langit menjadi mendung, petir menyambar-
nyambar, dan suara Guntur bergemuruh memakan telinga, hujan deraspun tuurun
pelan-pelan, kaki laras berubah menjadi batu, laraspun panik.
Laras:ibuibuapa yang terjadi dengan kakikubu??!!, aduh, kerass sekali
bu..maafkan laras bu. Laras janji tidak akan mengulangi perbbuatan laras lagiii ,..
Seketika tubuh laras berubar menjadi batu, dan kedua matanya terus mengeluarkan
air, sehingga di sebut BATU MENANGIS.

Anda mungkin juga menyukai