Anda di halaman 1dari 5

BATU MENANGIS

Di sebuah desa terpencil hiduplah seorang janda tua dengan anaknya yang bernama
Darmi. Sejak ayah Darmi meninggal, kehidupan mereka menjadi susah. Sang ibu terpaksa
bekerja di sawah orang sebagai buruh upahan. Sementara putrinya,Darmi adalah seorang gadis
yang manja, ia juga seorang gadis yang malas dan pesolek, kerjanya hanya bersolek dan
mengagumi kecantikannya. Hingga suatu hari….

Ibu : “Darmi, Darmi,anakku,ayo bantu ibu bekerja di sawah”


Darmi : “Hah? Bekerja di sawah? gak salah tuh?”
Ibu : “Iya,nak. Sesekali bantulah ibu”
Darmi : “Tidak,tidak bu, aku tidak mau bekerja di sawah. Nanti bisa-bisa kulitku kotor, dan oh
jari-jariku yang lentik ini bisa rusak,uh” (menunjukan jarinya)
Ibu : “Apa kamu tidak kasihan pada ibu?”
Darmi : “Kasihan pada ibu?? Buat apa juga kasihan, gak ada gunanya!, sudahlah ke sawah
sendiri saja!”
*Demikianlah berkali-kali Darmi tidak mempedulikan ibunya yang dengan susah payah
bekerja,demi mendapatkan upah yang tidak terlalu besar. Tapi setelah mendapat upah..*

Ibu : “Wah…untunglah ,upah kali ini bisa untuk membeli beras”


Darmi : “Baru dapat bayaran ya? Coba berapa?” (Darmi merebut uang ibunya)
Darmi : “Wah! Cukup nih untuk beli baju baru yang kuincar”
Ibu : “Tapi nak… uang itu akan ibu buat untuk membeli beras”
Darmi : “Ouw,begitu ya… nih aku kembalikan”

Ketika ibunya hendak mengambilnya, Darmi menarik kembali uang itu

Darmi : “Hahaha, enak aja. Uang ini akan kupakai untuk beli baju baru,biar penampilanku ngak
kumal seperti ibu”
Ibu : “Tapi kita akan makan apa nak?,jika uang itu kamu ambil?”
Darmi : “Ah! Gak mau tau! Bodoh banget jadi orang”

          Karena tidak dapat mencukupi kebutuhannya, ibu Darmi pun pergi ke rumah tetangganya
yang kaya untuk meminjam uang. Singkat cerita bu Darmi berhasil meminjam uang ke
tetangganya. Beberapa hari kemudian Ibu Darmi hendak ke pasar,lalu…

Ibu : “Nak,ibu mau ke pasar dulu,ya”


Darmi :”Eh,bentar bu. Darmi ikut dong, sekalian mau beli bedak. Bedakku udah habis nih..tanpa
bedak,nanti wajahku yang mulus ini jadi jelek”
Ibu : "Ta.tapi nak, nanti beli bedak jangan mahal-mahal ya,mungkin saja uang ibu tidak cukup”
Darmi : “Iyaa iya.Yaa gini nih jadi orang miskin!"
Darmi : "Eitss...Aku mau ke pasar bersama ibu, asalkan ibu harus berjalan di belakangku”
Ibu : “Kenapa nak?, padahal aku ini ibumu”
Darmi : “Aku tuh malu punya ibu yg jelek,kotor,keriput lagi! Uh, menyebalkan! Ayo cepat!”

*Ibu Darmi yang mendengar itu pun mengelus dada dan ingin menangis, tetapi ia menahannya
*Di perjalanan , Darmi bertemu dengan temannya sewaktu sekolah

Teman : “Lho Darmi, wahh lama tidak bertemu! Gimana kabarmu?”


Darmi : “tidak terlalu buruk,kok”
Teman : “Semakin dewasa, kamu makin cantik,deh… cocok kalau kamu tinggal di kota, kenapa
kamu tidak tinggal di kota aja?”
Darmi : “hmm,sebenernya sih aku pingin tinggal di kota,tapi yaa gimana lagi… kasihan
pembantuku yang ada di belakang…kalau gak ada aku,dia mau makan apa”
Teman : “Tidak hanya cantik,kamu juga dermawan.hebat banget lho!. Aku baru sadar kalau
kamu kesini sama pembantumu “
Darmi : “sebenarnya dia itu babu ,karena ia tak dapat melunasi hutangnya kepadaku. Tapi ya
gimana lagi,aku kasihan…makanya sekarang ia kubayar dan kujadikan pembantu”
Teman : “Jarang lho ada orang sepertimu, hahaha….ya udah ya, aku masih ada urusan, udah
dulu ya”
Darmi : “iya”

*Ketika teman Darmi pergi ,ibu Darmi hanya terdiam dan…

(Ibu Darmi duduk di tanah, lalu menangis)


Darmi :”Ibu! Ayo cepat!”
Darmi : “Ada apa kok nangis sampai segitunya?”

Ibu nya dengan suara lantang pun megutuk Darmi

Ibu : “Ya Tuhan,tolonglah hamba-Mu ini, hamba-Mu sudah tidak kuat lagi menerima cobaan
ini,kutuklah anakku Tuhan,kutuklah ia!!”

*Petir dan kegelapan pun bergemuruh

Darmi : “Apa yang terjadi?! Ibuuu maafkanlah akuu, Ibuuuu!”

*Darmi pun berubah menjadi batu, namun begitu ,sang ibu tetap memeluknya dengan kasih
saying

Ibu : “Ini merupakan perpisahan terakhir bagi kita,anakku…”


“Si Kancil Pencuri Timun”

Disebuah desa yang indah nan hijau subur perkebunannya, hidup seorang petani
perempuan bernama Bu Sri bersama anaknya yang sedang menanam timun di kebunnya.

Bu Sri  : Ani, tolong ambilkan bibit timun di bejut.


Ani      : Iya, sebentar Bu! (tik tik tik, Ani berjalan mengambil bibit) Ini bibitnya Bu!
Bu Sri  : Sekalian kamu yang menyiramnya ya..
Ani      : Iya bu..
Bu tani            : Ya sudah, ayo kita pulang, kita tunggu besok pasti matangnya besar-besar dan
banyak.

Setelah beberapa minggu kemudian, timun-timun itu berbuah dan matang serta besar-
besar, pada saat kancil berjalan-jalan, kancil tidak sengaja melihat timun-timun itu, dia langsung
tertarik mengambilnya.

Kancil : Wahh.. timun siapa ini? kayaknya sudah matang. Hemm… besar-besar lagi.. ku makan
satu ah… (kancil memakan hingga tak terasa sudah menghabiskan banyak timun). Hemm..
enaknya..!!! Sampai perutku kekenyangan. Pulang ahhhhh..

Ke esokan harinya, Bu Sri dan Ani pergi ke kebun mereka, mereka ingin melihat perkembangan
kebun timun mereka.
Bu Sri : Loh.. kok timunnya banyak yang hilang, padahal minggu lalu kan banyak!
Ani      : Iya Bu, minggu lalu kan timunnya masih banyak, pasti ada yang mencuri. Kalau gitu,
ayo kita sembunyi Bu, mungkin ada binatang atau pencuri yang mencuri timun kita.
Bu Sri  : Ayo..!

Setelah beberapa menit bersembunyi, tidak lama kemudian kancil datang, dan mengambil
timun-timun tersebut. Bu Sri dan Ani pun tahu, yang mencuri timunnya adalah kancil.

Bu Sri : Ternyata yang mencuri adalah kancil.


Ani      : Ani punya ide..!! Bagaimana kalau kita buat orang-orang sawah yang kita beri pulut.
Bu Sri  : Ide yang bagus anakku.. baik, kalau begitu ayo kita buat.

Keesokan harinya kancil kaget, karena tiba-tiba ada orang-orangan sawah.

Kancil : ha..! apaan tu…. Orang gak  ya..?? tapi kok gak gerak..!! (dengan menyentuh-nyentuh
takut)      haha… Teryata orang-orangan sawah…

kancilpun mencoba memukul orang-orangan sawah itu, tapi tangannya malah menempel
tidak bisa dilepas kembali, karena terkena pulut, kakinya yang ingin menendang pun terkena,
jadi tidak bisa melarikan diri.

Bu Sri  : Ow.. akhirnya tertangkap juga kau kancil..,  Ani, ayo kita jaring kancil ini.
Kancil : Ampun.. ampun...
Ani      : Ma’fusss lohh…. Makannya jangan suka mencuri..

Sesampainya di rumah, kancil di kurung. Kancil sedih dan takut, tapi tiba-tiba datang
seekor kucing. Dan mengolok-olok si kancil, kancil mulai berfikir, dia ingin menjebak kucing.

Kucing            : Meong.. meong… rasain loh.. kalau gak mau di kurung, makannya jangan
nyuri.. meong wheekk
Kancil  : (ahaa..!! aku punya ide..) kucing.. kamu pinter ngak..??
Kucing            : Pinterlah..
Kancil   : Aku gak percaya..!!
Kucing           : Iya, aku itu pinter..
Kancil : Ah.. yang benner..?? entar bo’ong lagiii…   kalau kamu pinter, coba kamu buka kunci
pintu ini, dan masuk ke dalam sini..
Kucing            : Baiklah !
membuka pintu kandang kancil, dan masuk kedalam, lalu kancil pergi keluar dan
mengunci kandang tersebut, sehingga kucing tersebut terkunci didalam kendang tersebut. Bu Sri
dan Ani datang. Mereka kaget karena kandang tersebut berisi kucing peliharaannya..

Kucing            : Meong.. loh.. kancil.. keluarkan aku… tolong kancil…


Kancil  : wheeeekkk.. dasar bodoh… dada bye bye……
Kucing            : Kanciiiiilllll tolong….

Bu Sri  : Loh.. kok kucing… mana kancilnya..??


Ani      : Iya.. mana kancilnya Bu..?? Wahh.. pasti gara-gara kucing ini..
Bu Sri  : Iya, dasar kucing nakal..

Akhirnya kancil tersebut berhasil melarikan diri dan kucing terperangkap dalam kandang, Bu Sri
dan Ani marah, dan menghukum kucing tersebut.
kisah persahabatan singa dan tikus

Pada suatu hari hidup lah seekor singa di sebuah gua. Suatu ketika Si Tikus sedang bermain di
dekat singa. Dia berlari ke sana ke mari sehingga membuat Sang Raja Hutan Singa bangun. dan
marah.

singa : hai tikus kenapa kamu melewati aku dan kau berjalan seenak nya aja! (tanya singa
sedang marah )

tikus : Tolong Tuan Singa, biarkan aku pergi…

singa : tidak bisa.kemari kau!, karena kau telah mengganggu. Aku akan makan kau.

tikus : tidak jangan makan aku,tolong maaf kan aku,aku akan menolong mu bila kau nanti
sedang kesusahan

singa : hahahaha apa kata mu.. Kamu sangat kecil. Bagaimana kamu bisa membantuku?”

Kemudian Sang Raja Hutan Singa melepaskan tikus itu dan tak jadi memakannya

singa : baiklah aku lepaskan kau dan cepat lah pergi.sebelum aku berubah pikiran.

Satu bulan kemudian, singa itu sedang berjalan di hutan. Kemudian Sang Raja Hutan Singa
terperangkap Jaring.
Sang Raja Hutan Singa masuk dalam perangkap. Dia meraung-raung dengan keras tapi tidak ada
yang datang membantu. Sang Raja Hutan Singa itu ketakutan.

singa : tolong….tolong… tolong….

tikus terdengar teriakan singa dan mendatanginya

tikus : hai singa kau sedang apa ?

singa : tolong aku tikus..

Akhirnya dengan gigi tikus yang runcing, singa terlepas dari perangkap tersebut dan singa
berterima kasih kepada tikus

singa : terimakasih tikus..kamu adalah teman saya. Dan saya adalah teman kamu

tikus : “Sama-sama, Tuan Singa,”

dan akhir nya tikus dan singa bersahabat

Anda mungkin juga menyukai