Kelompok :2
Kelas : X AP 3
Pemeran :
Alkisah nan jauh di desa terpencil di tengah pedalaman, hiduplah seorang jand atua dengan
anaknya yang bernama Darmi. Sejak ayah Darmi meninggal, kehidupan mereka menjadi susah.ayah
Darmi tidak mewariskan harta sedikitpun. Sang ibu terpaksa bekerja di sawah orang sebagai buruh
upahan. Sementara putrinya, adalah seorang gadis yang manja. Selain manja ia juga gadis yang
malas dan pesolek, kerja nya hanya bersolek an mengagumi kecantikannya.
Darmi : “tidak, tidak bu, aku tidak mau bekerja di sawah. Nanti bisa-bisa kulitku kotor, dan oh jari-
jariku yang lentik ini bisa rusak uh ( menunjukan jarinya)”
Darmi : “kasihan sama ibu ? buat apa juga kasihan gaada gunanya! Sudahlah ke sawah sendiri saja”
Demikianlah berkali-kali Darmi tidak mempedulikan ibunya yang dengan susah payah
bekerja demi mendapatkan upah yang tidak terlalu besar. Tapi setelah mendapat upah....
Ibu : “ wah.. untunglah, upah kali ini bisa untuk membeli beras (memegang uang dengan wajah
senang) *ketika itu Darmi mendengar”
Ibu : “ tapi nak.. usng itu sksn ibu buat untuk beli ebras”
Darmi : “ oh begituya.. nh aku kembalkan ( sambil melambaikan uang yang dipegangnya ) *ketika
ibu hendak mengambilnya, Darmi menarik uang itu”
Darmi : “ hahaha, enak aja. Uang ini akan ku pakai untuk beli baju baru, biar penampilanku ga
kumel seperti ibu”
Ibu : “ tapi kita akan makan apa nak? Jika uang itu kamu ambil”
Karena tidak dapat mecukupi kebutuhannya, ibu Darmipun ke rumah tetangganya yang kaya
untuk meminjam uang.
Ibu Darmi : “ begini, bolehkah saya meminjam uang ? untuk membeli beras, akhir-akhir ini saya
kesulitan ekonomi”
Pak seno : “ lah bukannya hari ini ibu sudah mendapatkan upah dari sawah. Apakah tidak cukup?”
Bu seno : “ haduhh suamiku, masa kamu ga tau anaknya, Darmi. Si darmi selalu minta apapun
secara paksa. Benar-benar anak tak tahu diri.”
Pak seno : “ oh si Darmi! Yang katanya cantik jelita itu kan ? pemuda-pemuda desa sering
membicarakannya. Sayang seklai wajahnya cantik, tapi prilakuny seperti itu.”
Pak seno : “ (diam sejenak)baiklah bu ini ada sedikit uang yang bisa kmai berikan”
Ibu Drami : “ baiklah, terimaksih atas pinjamannya. Saat gajian nanti saya janji akan
mengembalikannya”
Pak seno : “ eiits tidak usah dikembalikan anggap saja ini sumbangan “
Bu seno : “ iya anggap saja ini sumbangan. Tapi jangan ampai uang ini direbut si Darmi!”
Darmi : “ eh bentar bu, darmi ikut dong sekalian mau beli bedak nih, tanpa bedak nanti kulitku jelek
lahi ga mulus”
Ibu : “ ta tapi nak, beli bedak jangan mahal-mahal ya takut ungnya tidak cukup”
Darmi : “ iya iya, gininih jadi orang miskin. Eitts aku mau ke pasar sama ibu asalkan ibu jalan
dibelakang aku’
Darmi : “ akutuh malu punya ibu yang jelek, kotor, keriput lagi! Uh ngeselin, udah cepet!”
Seketika hati ibunya tersakiti oleh perktaannya, sewaktu perjalanan menuju pasar...
Darmi : “ dia itu pembantuku, dia bodoh banget tau ga, masa tiap makan aku selalu dikasih nasi
kecap, padahal aku kan minta nya daging bukan nasi kecap”