Anda di halaman 1dari 4

DRAMA CERITA RAKYAT KELOMPOK

Tokoh:

1.Ibu Darmi{KANIA NOVITRI}

2.Darmi{GALUH AMBAR SETIANA}

3.Pak Seno{HAZQI ARABANI AMBRU}

4.Buk Seno{MALIKA ALYA JASMINE}

5.Pemuda 1{SIMON ALVIN SIHOMBING}

6. Pemuda 2{SAMUEL FRANS RAJA HUTAGAOL}

7.Teman Darmi 1{SALMA FADALYNISA}

8. Teman Darmi 2 dan Narator{KHANSA ZHAFIRA}

LEGENDA BATU MENANGIS


Kalimantan yang dulu disebut juga Borneo, adalah salah satu pulau
terbesar di nusantara dengan kekayaan alamnya yang menakjubkan serta hutan
yang lebat dengan ratusan sungai yang berkelok-kelok telah memberi kehidupan
bagi rakyat Kalimantan.
Alkisah nan jauh di desa terpencil di tengah pedalaman,hiduplah seorang
janda tua dengan anaknya yang bernama Darmi. Sejak ayah Darmi meninggal,
kehidupan mereka menjadi susah. Ayah Darmi tidak mewariskan harta
sedikitpun. Sang ibu terpaksa bekerja di sawah orang sebagai buruh upahan.
Sementara putrinya,Darmi adalah seorang gadis yang manja. Selain manja,ia
juga adalah seorang gadis yang malas dan pesolek, kerjanya hanya bersolek dan
mengagumi kecantikannya.
Hingga suatu hari….

Ibu : “Darmi, Darmi,anakku,ayo bantu ibu bekerja di sawah”


Darmi : “Hah? Bekerja di sawah? gak salah tuh?” (melihat ke ibunya)
Ibu : “Iya,nak. Sesekali bantulah ibu”
Darmi : “Tidak,tidak bu, aku tidak mau bekerja di sawah. Nanti bisa-bisa
kulitku kotor, dan oh jari-jariku yang lentik ini bisa rusak,uh” (menunjukan
jarinya)
Ibu : “Apa kamu tidak kasihan pada ibu?”
Darmi : “Kasihan pada ibu?? Buat apa juga kasihan, gak ada gunanya!,
sudahlah ke sawah sendiri saja!”
*Demikianlah berkali-kali Darmi tidak mempedulikan ibunya yang
dengan susah payah bekerja,demi mendapatkan upah yang tidak terlalu besar.
Tapi setelah mendapat upah..*
Ibu : “Wah…untunglah ,upah kali ini bisa untuk membeli beras” (memegang
uang dengan wajah gembira) *Ketika itu Darmi mendengar
Darmi : “Baru dapat bayaran ya? Coba berapa?” (Darmi merebut uang ibunya)
*Lalu dihitunglah uang ibunya
Darmi : “Wah! Cukup nih untuk beli baju baru yang kuincar” (Wajah gembira)
Ibu : “Tapi nak… uang itu akan ibu buat untuk membeli beras”
Darmi : “Ouw,begitu ya… nih aku kembalikan” (Sambil melambaikan uang
yang dipegangnya) *Ketika ibunya hendak mengambilnya, Darmi menarik
kembali uang itu
Darmi : “Hahaha, enak aja. Uang ini akan kupakai untuk beli baju baru,biar
penampilanku ga kumal seperti ibu” Jawab Darmi sambil meledek ibunya
Ibu : “Tapi kita akan makan apa nak?,jika uang itu kamu ambil?”
Darmi : “Ah! Gak mau tau! Bodoh banget jadi orang”
*Darmi pun pergi meninggalkan ibunya
Karena tidak dapat mencukupi kebutuhannya, ibu Darmi pun pergi ke
rumah tetangganya yang kaya untuk meminjam uang
(Ketika di rumah Pak Seno & istrinya)
Bu Seno : “Ada urusan apa bu, kok sampai ke rumah saya?” (raut wajah
kebingungan)
Ibu Darmi : “hmm…” (canggung)
Bu Seno : “Ada apa?”
Pak Seno : “Ada apa,bu? Udah gak usah malu-malu…katakan saja”
Ibu Darmi : “Pak Seno,bolehkah saya meminjam uang untuk membeli beras?
Akhir-akhir ini,saya kesulitan ekonomi”
Pak Seno : “Lah? Bukankah hari ini ibu sudah mendapat upah dari sawah?
Apakah tidak cukup?”
Bu Seno : “Haduhh suamiku,masa kamu gak tahu anaknya ,Darmi. Si Darmi itu
pasti selalu minta apapun secara paksa. Benar-benar anak tak tahu diri!”
Pak Seno : “Darmi?? Rasanya aku pernah mendengar nama itu..” (mengingat-
ingat)
Pak Seno : “Oh! Si Darmi yang katanya cantik jelita itu kan? Pemuda-pemuda
desa sering membicarakannya…. Sayang sekali,wajahnya cantik,tapi
perilakunya seperti itu”
Bu Seno : “Husst, jangan keras-keras, sampingmu itu ibunya”
Pak Seno : (diam sejenak untuk memikirkan apa yang hendak diperbuatnya)
Pak Seno : “Baiklah,bu… ini ada sedikit uang yang bisa kami berikan” (Pak
Seno menyerahkan uang kepada Ibu Darmi)
Ibu Darmi : “Baiklah!, terima kasih banyak tuan atas pinjamannya. Saat gajian
nanti, saya janji akan segera mengembalikannya”
Pak Seno : “Eitss, tidak usah dikembalikan, anggap saja ini sumbangan”
Bu Seno : “Iya, anggap saja ini sumbangan. Tapi jangan sampai uang ini direbut
oleh anakmu, si Darmi!” (menatap dengan marah pada ibu Darmi)
Ibu Darmi : “Ba..Baiklah nyonya, akan saya gunakan sebaik-baiknya.. saya
pamit pulang dulu, terima kasih atas bantuannya”
*Beberapa hari kemudian Ibu Darmi hendak ke pasar,lalu…
Ibu : “Nak,ibu mau ke pasar dulu,ya”
Darmi :”Eh,bentar bu. Darmi ikut dong, sekalian mau beli bedak. Bedakku udah
habis nih..tanpa bedak,nanti wajahku yang mulus ini jadi jelek”
Ibu : "Ta.tapi nak, nanti beli bedak jangan mahal-mahal ya,mungkin saja uang
ibu tidak cukup”
Darmi : “Iyaa iya.Yaa gini nih jadi orang miskin!" (Darmi mengibaskan
rambutnya) Darmi : "Eitss...Aku mau ke pasar bersama ibu, asalkan ibu harus
berjalan di belakangku” (Jari teluunjuk mengarah ke belakang)
Ibu : “Kenapa nak?, padahal aku ini ibumu”
Darmi : “Aku tuh malu punya ibu yg jelek,kotor,keriput lagi! Uh, menyebalkan!
Ayo cepat!”
*Seketika hati Ibunya tersakiti oleh perkataan Darmi
*Sewaktu perjalanan menuju Pasar….
Pemuda 1 : “Hai Cantik, mau kemana nih?”
Pemuda 2 : “iya,mau kemana kok cantik banget?”
Pemuda 1 : “Hey,jangan cuek sama kita dong”
Darmi :”Biasa, mau ke pasar”
Pemuda 2 : “Oh ya? Ke pasar sama siapa?”
Darmi : “kalian apa gak lihat belakang? Tuh” (Darmi menunjuk ibunya)
Pemuda 1 & 2 : “Oh sama ibunya” (Jawab serentak)
Darmi : “Hah?? Gila apa?! Orang kek gitu dibilang ibuku? “
Pemuda 1 : “Terus itu siapa,dong?’’ (Kebingungan)
Darmi : “Dia itu pembantuku, dia bodoh banget tau nggak,masa tiap makan,aku
selalu dikasih nasi kecap,padahal aku kan mintanya daging bukan nasi kecap”
Pemuda 2 : “oo, ternyata perempuan tua itu pembantumu… hahaha,maaf ya
soalnya kami salah sangka”
Pemuda 1 : “Ya udah, kami pergi dulu ya,dahh”
*Ibu Darmi yang mendengar itu pun mengelus dada dan ingin menangis, tetapi
ia menahannya
*Di perjalanan itu , Darmi bertemu kembali dengan temannya sewaktu sekolah
Teman 1 : “Lho Darmi, wahh lama tidak bertemu! Gimana kabarmu?” (terkejut)
Darmi : “tidak terlalu buruk,kok”
Teman 2 : “Semakin dewasa, kamu makin cantik,deh… cocok kalau kamu
tinggal di kota, kenapa kamu tidak tinggal di kota aja?”
Darmi : “hmm,sebenernya sih aku pingin tinggal di kota,tapi yaa gimana lagi…
kasihan pembantuku yang ada di belakang…kalau gak ada aku,dia mau makan
apa” (Darmi pura-pura baik)
Teman 1 : “Tidak hanya cantik,kamu juga dermawan.hebat banget lho!. Aku
baru sadar kalau kamu kesini sama pembantumu “
Darmi : “sebenarnya dia itu babu ,karena ia tak dapat melunasi hutangnya
kepadaku. Tapi ya gimana lagi,aku kasihan…makanya sekarang ia kubayar dan
kujadikan pembantu”
Teman 2 : “Jarang lho ada orang sepertimu, hahaha….ya udah ya, kami masih
ada urusan, udah dulu ya”
Darmi : “iya”
*Ketika teman Darmi pergi ,ibu Darmi hanya terdiam dan…
(Ibu Darmi duduk di tanah, lalu menangis)
Darmi :”Ibu! Ayo cepat!”
Ibu : “……”
Darmi : “Ada apa kok nangis sampai segitunya?”
Ibu nya dengan suara lantang pun megutuk Darmi
Ibu : “Ya Tuhan,tolonglah hamba-Mu ini, hamba-Mu sudah tidak kuat lagi
menerima cobaan ini,kutuklah anakku Tuhan,kutuklah ia!!”
*Petir dan kegelapan pun bergemuruh
Darmi : “Apa yang terjadi?! Ibuuu maafkanlah akuu, Ibuuuu!”
*Darmi pun berubah menjadi batu, namun begitu ,sang ibu tetap memeluknya
dengan kasih sayang
Ibu : “Ini merupakan perpisahan terakhir bagi kita,anakku…”

Anda mungkin juga menyukai