Anda di halaman 1dari 5

DONGENG NUSANTARA

BATU MENANGIS

[Musik]
Batu Menangis
Pada zaman dahulu kala, hiduplah seorang ibu dengan anak perempuannya yang
bernama Darmi, Ayah Darmi sudah meninggal saat Darmi masih kecil, dahulu mereka
hidup berkecukupan. namun, setelah ayahnya meninggal, Ibu Darmi harus bekerja
keras di ladang demi hidup mereka, karena setiap hari bekerja di ladang, kulit Ibu
Darmi jadi Kian gelap, berat tubuhnya juga menyusut, semua dilakukannya demi
Darmi, Putri satu-satunya, namun Apa yang dilakukan Darmi, dia tidak mau
membantu ibunya, kerjanya setiap hari hanya berdandan, dia juga enggan keluar
rumah, karena takut kulitnya jadi gelap seperti ibunya.
Suatu hari Ibu Darmi Hendak bekerja diladang, dia akan bekerja sampai sore,
sebab musim panen sudah tiba, Ibu Darmi berkata pada Darmi.

Ibu darmi : “ Darmi Bisakah kamu memasak hari ini, nak ibu tidak bisa pulang siang
ini, karena harus menyelesaikan pandangan kita, jika sudah selesai
masak, Maukah kamu mengantarnya ke ladang untuk ibu ‘.

Darmi sedang menyisir rambutnya yang indah terkejut.

Darmi : “ tidak mau.. Bu, kalau aku masak, Nanti rambutku bau tungku, aku kan habis
keramas, lalu kalau aku mengantar makanan ke ladang, kulitku jadi hitam,
aku kan habis luluran,”

Ibu Darmi hanya menggeleng-gelengkan kepala sedih, di ladang Ibu Darmi


bekerja dengan keras, dia mengumpulkan hasil panen, besok dia akan menjualnya

1|By.Onit
pasar, dia tidak memperdulikan perutnya yang lapar, saat lelah dia beristirahat, sambil
meminum air Kendi yang dibawanya, dia berdoa dalam hati.

Ibu Darmi : “ya tuhan.... tolong kami, Ubahlah anakku, lepaskan dia
dari sifat malasnya,”

Setelah pulang dari ladang, Ibu Darmi pulang ke rumah, Betapa terkejutnya, di
sana tak ada makanan yang bisa dimakan, Darmi sama sekali tidak memasak, Darmi
yang melihat ibunya pulang malah marah-marah,
Darmi : “Ibu ini ke mana saja sih... Masa tidak ada makanan di rumah, aku kan
lapar seharian tidak makan”.

Ibu Darmi : “Darmi.... Tadi bukan sudah menyuruhmu untuk


memasak”,
Darmi : “ aku tidak mau Bu...”

Darmi meninggalkan ibunya yang kelaparan, dan juga lelah, keesokan harinya,
Ibu Darmi sudah bersiap dengan hasil panennya, dia akan pergi ke pasar.

Ibu Darmi : “Darmi.. ikutlah Ibu ke pasar nak, ibu membutuhkanmu,


untuk membawa hasil ladang kita”,
Darmi : “ nggak mau Bu..... nanti kulitku kotor, apalagi pasar
kan becek, Aduh... aku nggak bisa membayangkan,
kulitku yang bersih ikutan kotor”,

Akhirnya ibunya ke pasar sendiri dengan membawa hasil ladang itu, sorenya Ibu
Darmi membawa uang hasil panen, tidak terlalu banyak, hanya cukup untuk membeli
benih, dan makan beberapa hari, darmie yang melihat ibunya sedang menghitung uang,
segera mendekati ibunya.

2|By.Onit
Darmi : “ bu....bedakku habis, tolong belikan dong Bu... “
Ibu Darmi : “ ya... besok Ibu belikan. tapi kamu harus ikut, supaya
Ibu tidak salah beli....”

Akhirnya, Darmi dengan terpaksa ikut ibunya pergi ke pasar, tapi Darmi
berbisik kepada ibunya.

Darmi : “ Bu nanti kita jalannya jangan berdampingan, ibu di belakangku saja,


Ibu Darmi : “ kenapa Darmi....”
Darmi : “ Pokoknya Ibu jalan di belakangku...”
Darmis sebenarnya malu berjalan bersama ibunya yang berkulit gelap, dan
wajah yang Tak terawat, tiba-tiba.., di tengah jalan, ada seorang teman Darmi yang
menghampiri dan bertanya.

Teman Perempuan Darmi : “ hai Darmi... kamu mau kemana”


Darmi : “ aku mau ke pasar ”

Teman Darmi melihat ibu Darmi dengan pandangan bertanya,

Teman Perempuan Darmi : “ dia siapa Darmi... ibumu Ya...,”

Darmi yang tak ingin emannya tahu jika dia punya ibu yang kotor dan jelek,
segera menjawab,

Darmi : “ Oh.... dia pembantuku, tentu saja bukan Ibuku, ih...


amit-amit deh...”

Betapa sedih saat ibu Darmi mendengarnya, namun hanya ditahan dalam hati ,
mereka melanjutkan perjalanan, Darmi bertemu dengan temannya yang lain.

3|By.Onit
Teman laki laki Darmi : “ Darmi kau mau kemana...
Darmi : “ Aku mau ke pasar... “
Teman laki laki Darmi : “ ngomong-ngomong Siapa yang ada di belakangmu, apa
dia ibumu..”
Darmi : “ bukan.... dia bukan Ibuku, dia pembantuku”.

Sungguh hati ibu Darmi semakin sedih, begitu tega anaknya mengakui
dirinyasebagai pembantu, namun sekuat tenaga dia berusaha menahannya, sampailah
Darmi dan ibunya di pintu pasar, saat mereka akan memasuki pasar, lagi-lagi Darmi
bertemu temannya yang lain.

Teman Perempuan Darmi : “ Darmi... tumben kamu pergi ke pasar, Eh... siapa yang
berjalan di belakangmu”
Darmi : “ eemmm ... itu pembantuku,”

Ibu Darmi tak kuasa menahan air matanya, dia sudah tak tahan lagi, maka dia
pun berdoa dalam hati.

Ibu Darmi : “ Ya..... tuhan....., hamba sudah tidak kuat lagi dengan
sikap anak hamba, Toloong eh eh ..Kiranya Tuhan mau
menghukumnya agar dia menjadi jerah,”

Setelah Ibu Darmi selesai berdoa, tiba-tiba Darmi menjerit.

Darmi : “Ah.... Ibu... tolong aku....Ada apa dengan kaki


ku.....kenapa tidak bisa digerakan lagi....

4|By.Onit
Sedikit demi sedikit Darmi menjadi batu, Ibu Darmi menangis pilu.

Ibu Darmi : “Maafkan aku nak, Ini semua karena perlakuanmu


terhadap ibu....”
Darmi : “ Ah... Ampun bu.... ampun.... Darmi tidak
mengulanginya lagi......eeeee” (menangis)

Darmi merintis sambil menangis meminta ampunan ibunya, sayang semua tak
bisa kembali, Darmi tetap menjadi batu, dia harus menanggung hukuman, karena telah
durhaka terhadap ibunya, yang sudah merawat dan menjaganya hingga dia besar, batu
itu, akhirnya dipinggirkan orang-orang, dan disandarkan di tebing, hingga sekarang
batu itu masih ada di Kalimantan Barat, dan dinamakan batu menangis.

[Musik]

MENGETAHUI ;

GURU SEJARAH GURU BAHASA INDONESIA

................................................... ...........................................

5|By.Onit

Anda mungkin juga menyukai