Anda di halaman 1dari 128

STRUKTUR DAN

FUNGSI JARINGAN BAB


TUMBUHAN 2
Apersepsi
 Perhatikan gambar di samping!
 Taukah kamu tentang cara perkembangbiakan tanaman
dalam botol tersebut?
 Mungkinkah sepotong daun yang berukuran 1×1
cm2 dapat menghasilkan puluhan tunas? Jawabannya
adalah sangat mungkin. Hal tersebut dapat diwujudkan
dengan menggunakan metode kultur jaringan
tumbuhan. Lantas, apa yang dimaksud dengan kultur
jaringan tumbuhan itu?
 Nah, sebelum membahas lebih lanjut tentang kultur
jaringan, kamu harus mengetahui dulu apa saja sel-sel dan
jaringan pada tumbuhan.
Apa Itu Jaringan
 Histologi adalah ilmu tentang jaringan.
 Jaringan merupakan sekelompok sel yang mempunyai asal, struktur, dan
fungsi yang sama.
 Pengelompokan jaringan tumbuhan didasarkan pada bentul sel, letak,
fungsi, asal, serta tingkat perkembangannya.
 Berdasarkan hal-hal tersebut, jaringan pada tumbuhan meliputi:
1. jaringan meristem (jaringan embrional)
2. jaringan permanen (jaringan dewasa).
 Pada awal perkembangan tumbuhan, semua sel melakukan pembelahan
diri. Akan tetapi, pada pertumbuhan dan perkembangan lebih lanjut,
pembelahan sel menjadi terbatas hanya di bagian khusus dari tumbuhan.
Jaringan khusus tersebut tetap bersifat embrionik (selalu membelah).
Jaringan embrionik ini disebut meristem.
 Pembelahan sel juga dapat berlangsung pada jaringan lain selain
meristem, seperti pada korteks batang, tetapi jumlah pembelahannya
sangat terbatas.
1. Jaringan Meristem
 Ciri-ciri jaringan meristem :
Jaringan meristem ❑tersusun atas sel-sel muda yang aktif membelah;
adalah jaringan ❑umumnya tidak ada ruang antarsel (susunan sel rapat);
embrionik, yaitu ❑bentuk sel kuboid atau prismatik dengan susunan dinding sel yang
jaringan tumbuhan yang tipis. Namun, sel-sel tertentu pada meristem apikal mempunyai
aktif membelah dan dinding sel yang tebal. Sel-sel kambium pembuluh juga memiliki
menghasilkan sel-sel dinding radial yang sangat tebal;
❑kaya akan protoplasma dan mengandung satu atau lebih dari satu
tumbuhan baru. inti sel;
Dengan adanya sel-sel ❑sel berukuran kecil, nukleus relatif besar, vakuola berukuran kecil.
baru ini tubuh tumbuhan
dapat tumbuh dan
 Sel-sel dari jaringan meristem membelah secara mitosis. Kemampuan
berkembang, dan jaringan meristem bermitosis secara terus-menerus menyebabkan
bertambah secara bertambahnya sel-sel baru sehingga tumbuhan mengalami
panjang dan juga pertambahan tinggi dan volume.
volume.
Pengelompokan Jaringan Meristem Berdasarkan Letaknya
1. Meristem apikal (ujung)
Adalah jaringan meristem yang letaknya berada di ujung batang dan
ujung akar tanaman. Ciri utama meristem apikal adalah memiliki sel-sel
Berdasarkan yang tumbuh memanjang. Pertumbuhan memanjang dari sel-sel jaringan
letak/posisinya, meristem apikal sering disebut pertumbuhan primer.
jaringan meristem 2. Meristem interkalar atau aksilar (antara)
terdiri dari: Adalah jaringan meristem yang letaknya berada di antara jaringan
meristem primer dan jaringan dewasa. Umumnya dapat ditemui
1. meristem apikal dibagian pangkal batang, pangkal cabang, pangkal ranting, dan pangkal
2. meristem lateral daun.
3. meristem interkalar 3. Meristem lateral (samping)
Adalah jaringan meristem yang letaknya bersebelahan dengan organ-
organ pada tumbuhan. Jaringan ini memiliki sel yang aktif membelah dan
tumbuh ke samping. Pertumbuhan sel-sel tersebut sering disebut
pertumbuhan sekunder. Contoh bagian tumbuhan yang memiliki jaringan
ini misalnya kambium.
Pengelompokan Jaringan Meristem Berdasarkan asal pembentuknya

1. Promeristem
Berdasarkan asal Jaringan meristem yang sudah ada ketika tumbuhan masih dalam
pembentuknya, tingkat embrio.
jaringan meristem 2. Meristem primer
dibedakan menjadi 3 - umumnya ditemukan pada ujung batang dan ujung akar
yaitu: - menyebabkan tumbuhan bertambah tinggi
1. Promeristem - sel meristem di bagian apikal tumbuh memanjang sehingga akar
dan batang ikut tumbuh memanjang (menyebabkan
2. Meristem primer pertumbuhan primer)
3. Meristem sekunder 3. Meristem sekunder
- berasal dari jaringan meristem primer
- membentuk kambium, yaitu lapisan sel-sel tumbuhan yang aktif
membelah, terletak di antara xilem dan floem, dan juga
membentuk kambium gabus.
- kambium menyebabkan pertumbuhan sekunder
 Kambium merupakan lapisan sel-sel yang aktif membelah di
antara pembuluh angkut xylem dan floem.
 Kambium vaskuler merupakan lapisan sel-sel yang aktif
membelah diantara xilem dengan floem. Dapat ditemukan di
dalam batang maupun akar tumbuhan dikotil, gymnospermae,
dan beberapa tumbuhan monokotil (misalnya Agave, Aloe, Yucca
sp, dan Dracaena sp.
 Kambium gabus (felogen) adalah jaringan kambium yang
membentuk lapisan pelindung periderm (gabus).
 Kambium gabus terletak di bawah epidermis batang dan akar
yang sudah tua.
 Aktivitas kambium gabus (felogen) ke arah luar akan
membentuk felem (lapisan gabus), sedangkan ke arah dalam
akan membentuk feloderm (korteks sekunder).
2. Jaringan Dewasa atau Permanen
 Jaringan meristem baik yang merupakan primer atau sekunder akan
berdiferensiasi menjadi jaringan permanen. Nantinya, jaringan
permanen tidak tumbuh dan memperbanyak diri lagi.
Jaringan dewasa
 Ciri-ciri jaringan dewasa :
adalah jaringan ❑tidak mempunyai aktivitas untuk memperbanyak diri;
yang sudah ❑ukuran sel relatif besar dibanding sel-sel meristem;
mengalami ❑vakuola besar;
diferensiasi dan ❑kadang-kadang selnya telah mati;
sel-selnya tidak ❑selnya telah mengalami penebalan dinding sesuai dengan
lagi mengalami fungsinya;
❑terdapat ruang antar sel.
pembelahan.
• Berdasarkan fungsinya, jaringan permanen dapat dibedakan menjadi
beberapa macam, yaitu jaringan epidermis, jaringan parenkim, jaringan
penyokong (kolenkim dan sklerenkim), jaringan pengangkut (xilem dan
floem), dan jaringan gabus.
Pengelompokan Jaringan Permanen

Berdasarkan fungsinya,
jaringan permanen
dapat dibedakan
menjadi:
1. jaringan epidermis
2. jaringan parenkim
3. jaringan penyokong
4. jaringan pengangkut
5. jaringan sekretori
1. Jaringan Epidermis (pelindung)
 Berfungsi untuk melindungi bagian dalam tumbuhan.
 Ciri-ciri jaringan epidermis :
 Bentuk sel seperti balok.
Merupakan  Umumnya terdiri dari satu lapisan.
jaringan terluar  Terletak pada lapisan paling luar.
yang menutupi  Tidak berklorofil kecuali pada sel penjaga stomata.
seluruh permukaan  Tersusun atas sel-sel hidup.
tubuh tumbuhan,  Dinding sel bagian luar yang berbatasan dengan udara mengalami
penebalan
yaitu akar, batang,
daun, bunga, dan  Sel-sel epidermis dapat berkembang menjadi alat tambahan atau derivat
epidermis seperti:
buah. a. stomata (mulut daun)
b. trikoma (rambut-rambut)
c. spina (duri)
d. sel kipas
e. sel kersik (silika)
f. velamen
a. Stomata
 Stomata (jamak; stoma = tunggal) atau mulut daun, merupakan suatu
celah pada jaringan epidermis yang dibatasi oleh dua sel penjaga
(penutup).
 Stomata berfungsi sebagai:
- jalan masuk CO2 dari udara dan keluarnya O2 pada waktu
fotosintesis di siang hari
- jalan penguapan (transpirasi)
- jalan pernapasan (respirasi), yaitu masuknya O2 dan keluarnya CO2
 Sel penjaga dikelilingi oleh sel-sel tetangga. Sel tetangga memiliki
bentuk yang sama (homogen), tetapu berbeda dengan sel epidermis lain.
 Sel tetangga berperan sebagai sensor perubahan osmosis yang akan
menyebabkan sel penjaga bergerak mengatur lebar celah stomata.
Mekanisme membuka dan menutupnya stomata
 Stomata akan terbuka pada siang hari dan menutup pada malam
hari.
 Membuka dan menutupnya stomata disebabkan oleh perubahan
tekanan turgor akibat penambahan dan pengurangan ion kalium
(K+) secara reversible oleh sel penjaga.
 Mekanismenya adalah:
➢Stomata membuka ketika sel-sel penjaga secara aktif
Letak stomata daun jarak pagar mengakumulasi ion kalium (K+) dari sel-sel tetangga di
(Jatropha curcas); RAS (ruang antar sel) sekitarnya. Akumulasi K+ akan menurunkan potensial air sel,
sehingga air masuk melalui osmosis dan sel penjaga
membengkak (turgid).
➢Stomata menutup ketika sel-sel penjaga mengeluarkan ion K+.
Hal ini akan meningkatkan potensial air selnya dan
menyebabkan sel penjaga kehilangan air melalui osmosis,
sehingga sel penjaga menjadi lembek dan mengerut.

Letak stomata daun monokotil


b. Spina (duri)

 Spina (tunggal; spinata = jamak) atau duri merupakan alat tambahan


pada epidermis sel tumbuhan di bagian batang tumbuhan.
 Spina dibedakan menjadi spina palsu (emergensia) dan spina asli.
 Spina palsu merupakan duri yang dibentuk oleh jaringan di bawah
epidermis (sub epidermis) yaitu pada daerah korteks batang, misalnya
duri pada batang mawar.
Spina pada tanaman mawar
 Sebaliknya, spina asli (spina yang sesungguhnya) merupakan duri yang
dibentuk oleh jaringan dari dalam stele batang (stele atau silinder pusat),
misalnya spina pada tumbuhan bunga kertas (Bougainvillea).

Spina pada tanaman Bougenville


c. Trikoma
 Trikomata (jamak; trikoma = tunggal) atau rambut-rambut merupakan
modifikasi jaringan epidermis berupa rambut-rambut.
 Trikomata dibedakan menjadi trikomata non-glanduler yang berupa rambut
pelindung yang selnya tidak mengeluarkan zat sekretoris dan trikomata
glanduler berupa rambut pelindung yang selnya mengeluarkan zat sekretoris.
 Trikoma nongraduler dapat berupa:
❖Rambut bersel satu atau bersel banyak contohnya: daun murbei.
❖Rambut sisik berbentuk pipih bersel banyak, contohnya: daun durian.
❖Rambut bercabang bersel banyak, contohnya: daun waru.
❖Rambut akar (pemanjangan sel epidermis).
• Trikoma graduler dapat berupa:
❖Trikoma hidatoda, terdiri dari sel tangkai dan sel kepala berbentuk lonjong yang
mengeluarkan larutan encer, contohnya pada daun muda Cicer arietinum.
❖Trikoma sekresi garam, contohnya pada tumbuhan Avicennia sp, Limonium sp.
❖Trikoma sekresi nectar (kelenjar madu), contohnya: kelopak bunga Abutilon sp.
❖Rambut sengat, contohnya: tumbuhan Urtica ferox.
d. Velamen
 Velamen merupakan lapisan sel mati di bagian dalam jaringan
epidermis pada akar gantung (akar udara) tumbuhan anggrek. Velamen
berfungsi sebagai alat penyimpan air.
 Velamen terdapat pada tumbuhan family Orchidaceae (anggrek),
sehingga dapat hidup memanfaatkan embun dan udara lembab.

 Sel kersik merupakan sel epidermis yang berisi


e. Sel kersik Kristal kersik (silika / SiO2). Oleh karena itu, sel kersik
disebut juga sel silika.
 Sel-sel kersik terutama terdapat pada Gramineae.
Pada batang tumbuhan Gramineae misalnya tebu,
adanya sel-sel kersik menyebabkan permukaan
batang tebu menjadi keras.
f. Sel kipas
 Sel kipas disebut juga sebagai motor cell atau bulliform cell.
 Sel kipas merupakan alat tambahan pada epidermis bagian atas daun,
terutama pada tumbuhan famili Gramineae, misalnya bambu (Bambusa
vulgaris) dan Cyperaceae, misalnya rumput teki (Cyperus rotundus).
 Sel kipas berfungsi sebagai penyimpan air. Bila terjadi penguapan yang
relatif besar, sel kipas akan mengempis sehingga daun akan menggulung
untuk mengurangi penguapan lebih lanjut.
2. Jaringan Parenkim (Jaringan dasar)
 Ciri-ciri sel penyusun jaringan parenkim :
 Sel berukuran besar
 Sususan sel tidak rapat (ada ruang antar sel).
 Tidak selalu berkloroplas.
Merupakan  Tersusun atas sel-sel hidup.
Jaringan yang  Letak inti sel mendekati dasar sel.
 Mampu bersifat meristematik karena dapat membelah diri.
terbentuk dari  Memilki banyak vakuola.
meristem dasar
Letak Jaringan Parenkim
dan memiliki
 Jaringan parenkim terdapat dihampir setiap organ tumbuhan yaitu
bentuk serta fungsi sebagai berikut :
yang bervariasi o dalam daun ( mesofil )
o batang dan akar
o endosperma ( jaringan sel tempat penyimpanan cadangan makanan )
o empulur batang
o daging buah


Struktur Jaringan Parenkim
Pengelompokan Jaringan Parenkim
 Parenkim Asimilasi, yaitu sebagai pembuat zat makanan bagi tumbuhan yang
diproses dari fotosintesa di daun. Biasanya terletak di bagian tepi suatu
organ, misalnya pada daun, batang yang berwarna hijau, dan buah. Di dalam
selnya terdapat kloroplas, yang berperan penting sebagai tempat berlangsungnya
proses fotosintesis,
 Parenkim penimbun adalah sel parenkim yang berfungsi menyimpan cadangan
makanan yang berbeda sebagai larutan di dalam vakuola, bentuk partikel padat, atau
cairan di dalam sitoplasma. Biasanya terletak di bagian dalam tubuh, misalnya: pada
empulur batang, umbi akar, umbi lapis, akar rimpang (rizoma), atau biji. Di dalam
sel-selnya terdapat cadangan makanan yang berupa gula, tepung, lemak atau
1. Berdasarkan protein.

Fungsinya  Parenkim air adalah sel parenkim yang berfungsi menyimpan air. Umumnya terdapat
pada tumbuhan yang hidup didaerah kering (xerofit), tumbuhan epifit, dan tumbuhan
sukulen. Pada tumbuhan xerofit /epifit (sedikit air) parenkim air untuk menghadapi
kemarau misalnya pada tumbuhan kaktus dan lidah buaya.
 Parenkim udara (aerenkim) adalah jaringan parenkim yang mampu menyimpan
udara karena mempunyai ruang antar sel yang besar. Aerenkim banyak terdapat pada
batang dan daun tumbuhan hidrofit, terdiri dari sel gabus dengan rongga yang besar
sehingga membantu menjaga kelebihan air pada tumbuhan dengan habitat perairan.
Ruang antar selnya besar, sel- sel penyusunnya bulat sebagai alat pengapung di
air, misalnya parenkim pada tangkai daun tumbuhan enceng gondok.
 Parenkim pengangkut, terdiri dari sel-sel memanjang dengan letak menurut arah
pengangkutan, misalnya seperti pada xilem dan floem.
 Parenkim palisade
2. Berdasarkan Bentuk silindris/prismatis memanjang. Terdapat pada palisade
tumbuhan dicotyledoneae pada umumnya.
Bentuk
 Parenkim bunga karang/spons parenkim
Bentuk tidak teratur, banyak ruang antar sel. Terdapat pada mesofil
tumbuhan Monocotyledoneae dan spons parenkim Dicotyledoneae.
 Parenkim bintang/aktinenkim
Sel parenkim mempunyai lengan- lengan sehingga r.a.s banyak dan
besar- besar fungsi untuk menyimpan udara. Menurut fungsi disebut
aerenkim. Misalnya : pada Canna sp, Juncus.
 Parenkim lipatan
Sel parenkim dengan dinding sel melipat-lipat ke arah dalam dan di
dalam sel banyak mengandung kloroplast dapat melakukan
fotosintesa menurut fungsi termasuk parenkim asimilasi. Misalnya :
Parenkim bintang pada tangkai daun
pada Pinus merkusii (daun) Oryza sativa, Bambusa sp.
Canna sp
 2. Jaringan Sklerenkim
3. Jaringan  Terdiri dari jaringan kolenkim dan
Merupakan jaringan penguat pada
organ tumbuhan yang sudah tidak
Penyokong jaringan sklerenkim. mengalami pertumbuhan dan
 1. Jaringan Kolenkim perkembangan.
Merupakan jaringan penguat pada  Ciri-ciri jaringan sklerenkim :
organ tumbuhan yang masih aktif
Merupakan dalam pertumbuhan dan ❑Tersusun dari sel-sel mati.
jaringan yang ❑Mengandung senyawa lignin,
 Ciri-ciri jaringan kolenkim : sehingga sel-selnya kuat dan keras.
memiliki dinding ❑Tersusun dari sel-sel hidup. ❑Terdapat pada tumbuhan yang
yang tebal untuk ❑Bentuk sel memanjang. sudah dewasa (tua).
menunjang tubuh ❑Terdapat pada batang, daun, ❑Tidak mengandung protoplas.
bunga, dan buah tumbuhan ❑Dinding sel tebal
tumbuhan agar yang masih muda dan belum
dapat berdiri berkayu. • Berdasarkan bentuknya, sel sklerenkim
dengan kokoh. ❑Memiliki dinding sel yang lunak, dibedakan menjadi :
lentur, dan tidak berlignin. 1. Sklereid (sel batu): sel mati,
❑Dinding selnya mengalami berbentuk bulat, dan berdinding
penebalan yang tidak teratur. keras (tahan terhadap tekanan).
❑Sebagian besar dinding sel 2. serabut (serat sklerenkim): sel
terdiri dari senyawa selulosa. berbentuk panjang, terdapat pada
permukaan batang.
4. Jaringan pengangkut (vaskuler)
Adalah jaringan yang  Pengelompokan Jaringan Pengangkut:
berfungsi dalam 1. Jaringan Xilem (pembuluh kayu)
pengangkutan zat-zat  Sel-selnya telah mati, berdinding tebal, dan mengandung lignin.
yang dibutuhkan oleh  Berfungsi untuk mengangkut air dan garam mineral dari dalam tanah
tumbuhan. menuju daun.
 Tersusun oleh trakeid, trakea (pembuluh), parenkim xilem, dan serabut
xilem.
❖Trakeid berupa sel lancip dan panjang dengan dinding sel berlubang-
lubang (noktah) sebagai jalur pengangkutan.
❖Trakea merupakan deretan sel yang tesusun memanjang.
❖Parenkim xilem tersusun atas sel-sel yang masih hidup, berfungsi
sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan, dan dapat
ditemukan pada xylem primer maupun xilem sekunder.
❖Serabut xilem merupakan sel-sel panjang dengan ujung merunving.
Serabut xylem berdinding tebal dan memiliki noktah yang lebih sempit
daruipada trakeid.
2. Jaringan Floem (pembuluh tapis)
 Tersusun atas sel-sel yang hidup dan mati.
 Berfungsi untuk mengangkut zat-zat hasil fotosintesis ke seluruh
bagian tubuh.
 Komponen penyusunnya terdiri dari oleh sel tapis, sel pengiring,
parenkim floem, serabut floem, dan sel albumin.
❖Sel tapis merupakan sel berbentuk tabung, dengan bagian ujung
berlubang (pori-pori).
❖Sel pengiring merupakan sel hidup yang berperan dalam proses
keluar masuknya zat-zat makanan melalui pembuluh tapis.
❖Serabut floem berupa sel hidup dan mati, berdinding tebal.
❖Parenkim floem merupakan sel hidup dengan lubang kecil (noktah),
sebagai tempat penyimpanan zat tepung, lemak, dan zat organik
lainnya.
❖ Sel albumin (pada Gymnospermae) merupakan sel-sel jari empulur
dan parenkim pembuluh tapis yang mengandung zat albumin.
Fungsinya sama seperti sel pengiring.
Tipe pembuluh angkut yang dibentuk oleh xilem dan floem
1. Ikatan pembuluh kolateral, xilem dan floem letaknya
bersebelahan dalam suatu jari-jari. Berdasarkan
keberadaan kambium, ikatan pembuluh kolateral terbagi
atas :
1. kolateral terbuka, diantara xilem dan floem
terdapat kambium.
2. kolateral tertutup, diantara xilem dan floem
tidak terdapat kambium.
2. Ikatan pembuluh bikolateral, xilem diapit floem, terletak
pada radius yang sama. Contohnya pada tanaman dari
famili Cucurbitaceae dan Solanaceae.
3. Ikatan pembuluh konsentris, xilem dan floem berbentuk
cincin silindris. Terdapat dua bentuk dalam ikatan
pembuluh konsentris, yaitu amfikribal (floem mengelilingi
xilem) contohnya pada tumbuhan paku dan amfivasal
(xilem mengelilingi floem) contohnya pada tumbuhan
monokotil yang berkambium yakni Liliaceae.
4. Ikatan pembuluh radial, xilem dan floem letaknya
bersebelahan, namun tidak dalam jari-jari yang sama.
Biasanya xilemnya berbentuk bintang misalnya pada akar
tumbuhan dikotil.
5. Jaringan sekretori (kelenjar internal)
 Berdasarkan tempat penyimpanan materi yang akan disekresikan, ada dua
macam sekresi, yaitu sekresi intraseluler dan sekresi ekstraseluler.
Adalah sekumpulan sel  a) Sekresi intraseluler, adalah sekresi yang terjadi jika zat yang akan
yang berfungsi disekresikan disimpan di dalam sel. Meliputi sel kelenjar atau idioblas. Idioblas
menghasilkan suatu zat. adalah sel yang terspesialisasi untuk menyimpan metabolit. Contoh idioblas
Disebut kelenjar internal antara lain adalah sebagai berikut:
➢Sel lendir, merupakan sel hidup dengan inti sel berbentuk benang dan memiliki
karena senyawa yang lendir yang dihasilkan oleh dinding sel. Contohnya, sel lendir pada kaktus.
dihasilkan tidak keluar ➢Sel minyak, merupakan sel yang memproduksi dan menyimpan minyak eteris.
dari tubuh. Contohnya, sel minyak pada daun Magnolia, biji jarak, dan kulit kayu manis.
Pada tumbuhan terdapat ➢Sel penyamak, merupakan sel tunggal atau kelompok sel yang menghasilkan zat
penyamak. Contohnya, sel penyamak pada tumbuhan pinang, gambir, atau
struktur sekresi khusus, ketapang.
yaitu berupa sel atau ➢Sel mirosin, merupakan sel yang bentuknya seperti bulu-bulu dan berisisenyawa
sekelompok sel yang protein mirosin. Sel ini terdapat pada tanaman sawi dan kol.
mensekresikan senyawa-  b) Sekresi ekstraseluler, adalah sekresi yang terjadi jika zat yang akan
senyawa tertentu. disekresikan disimpan di luar sel. Ada dua macam sekresi ekstraseluler, yaitu
sekresi endogen dan sekresi eksogen. Sekresi endogen, merupakan sekresi
yang terjadi jika zat yang disekresikan disimpan di ruang antarsel. Sekresi
endogen meliputi saluran getah dan saluran kelenjar
STRUKTUR DAN
BAB
FUNGSI JARINGAN 2
TUMBUHAN
Organ pada Tumbuhan

 Organ pada tumbuhan dibedakan menjadi:


Organ ❑Organ vegetatif, yaitu akar, batang, dan daun
merupakan ❑Organ generatif, yaitu bunga, buah, dan biji
kumpulan dari • Akar, batang, dan daun disebut juga organ nutritif adalah organ-
beberapa organ yang berhubungan dengan penyusunan makanan. Sementara
itu, bunga, buah dan biji disebut juga organ reproduktif yaitu organ
jaringan dengan yang berhubungan dengan perkembangbiakan atau reproduksi.
fungsi tertentu
dalam tubuh.
1. Akar
 Pada beberapa tumbuhan akarnya tumbuh di udara. Akar
dibentuk dari akar lembaga (radikula).
Akar merupakan  Bentuk dan struktur akar sangat beragam. Pada tumbuhan tingkat
bagian tinggi, yaitu dikotil dan monokotil, akarnya sudah merupakan akar
sejati.
tumbuhan yang
 Akar berbagai organ pada tumbuhan dibentuk dari beberapa
biasanya jaringan yang berbeda.
berkembang di  Akar memiliki struktur yang sangat kuat. Hal ini terbukti dengan
bawah kemampuannya untuk menerobos beberapa lapisan tanah
yang keras. Kemampuan akar untuk menerobos lapisan tanah ini
permukaan dikarenakan akar memiliki lapisan pelindung yang disebut
tanah. kaliptra (tudung akar).
 Sel-sel kaliptra ada yang mengandung butir-butir amilum yang
dinamakan kolumela. Kaliptra dapat ditemukan pada akar-akar
tumbuhan monokotil maupun dikotil.
sistem perakaran yang berbeda antara tumbuhan
dikotil (b) dan monokotil (a)
Fungsi Akar

Fungsi akar:
1. untuk mengikat
tubuh tumbuhan pada  Berdasarkan asalnya, akar dibedakan menjadi akar primer dan
akar liar.
tanah; 1. Akar primer tumbuh sejak tumbuhan dalam fase embrio
2. untuk menyimpan hingga tumbuhan mati, berfungsi menegakkan tumbuhan
cadangan makanan; serta menyerap air dan garam-garam mineral.
3. untuk menyerap air 2. Akar liar muncul dari batang, daun, jaringan lainnya, dapat
bersifat permanen atau temporer, dapat tumbuh mencapai
dan garam-garam tanah atau tidak sampai menyentuh tanah. Fungsi akar liar
mineral terlarut; untuk menyerap air atau mengalami modifikasi menjadi
organ untuk merayap, menopang, serta melekat/haustoria
4. sebagai alat (akar pada tumbuhan parasit).
perkembangbiakan
vegetatif.
Morfologi akar
1. Leher atau pangkal akar (collum), merupakan bagian
akar yang bersambungan dengan pangkal batang.
2. Ujung akar (apex radicis), merupakan bagian akar
termuda yang tersusun atas jaringan meristem.
3. Batang akar (corpus radicis), merupakan bagian akar
yang terdapat di antara leher akar dan ujung akar.
4. Cabang-cabang akar (radix lateralis), bagian yang tidak
langsung bersambungan dengan pangkal batang tetapi
keluar dari akar pokok.
5. Serabut akar, cabang-cabang akar yang halus.
6. Rambut-rambut atau bulu-bulu akar (pilus radicalis),
merupakan penonjolan sel-sel kulit luar (epidermis) yang
sesungguhnya. Fungsinya untuk memperluas bidang
penyerapan.
7. Tudung akar (kaliptra), merupakan bagian akar yang
terletak paling ujung sebagai pelindung ujung akar yang
muda.
Anatomi Akar

Struktur anatomi
akar dari luar ke
dalam terdiri atas:
epidermis, korteks,
endodermis, dan
stele (silinder
pusat).
Anatomi Akar:
1. Epidermis
Ciri-ciri jaringan epidermis:
❑Selapis sel berdinding tipis, tersusun rapat dan memiliki
Epidermis kutikula.
disebut juga ❑Sebagian besar sel epidermis membentuk rambut akar
dengan pemanjangan ke arah lateral (samping) dari dinding
epiblem atau luarnya.
lapisan pilifer. ❑Rambut akar merupakan modifikasi dari sel epidermis akar
yang bertugas menyerap air dan garamgaram mineral
terlarut.
❑Epidermis pada akar dewasa akan mengalami kerusakan dan
fungsinya digantikan oleh eksodermis (lapisan terluar
korteks).
Anatomi Akar:
2. Korteks Ciri-ciri jaringan korteks:
❑merupakan susunan sel-sel parenkim berdinding tipis, tersusun
Korteks longgar (ada ruang antar sel).
❑Sebagian besar korteks dibangun oleh jaringan parenkim,
merupakan kolenkim, dan sklerenkim.
bagian yang ❑Penampang melintang akar menunjukkan bahwa korteks tampak
sebagai lingkaran.
berada di bawah ❑Sedangkan pada penampang membujur, korteks tampak
epidermis. berbentuk memanjang.
❑Lapisan terluar korteks terdiri atas sel-sel yang dinding selnya
mengalami penebalan oleh zat suberin dan berdiferensiasi menjadi
eksodermis (kulit pertama). Suberin adalah materi gabus yang
melapisi dinding sel tumbuhan.
❑Lapisan korteks paling dalam tersusun rapat (tanpa ruang antar
sel) dan berdiferensiasi menjadi endodermis.
❑Korteks berfungsi sebagai tempat penyimpanan makanan.
Anatomi Akar:
3. Endodermis Ciri-ciri jaringan endodermis:
❑Terdiri atas sel-sel berbentuk kotak, tersusun rapat dan mengalami
Endodermis penebalan dinding sel dengan penambahan suberin (gabus) dan
lignin sehingga membentuk pita caspary. Diantara sel-sel ada yang
merupakan tidak mengalami penebalan yang disebut sel peresap.
lapisan pemisah ❑Pita caspary berfungsi untuk mencegah air masuk melintasi
dinding sel, melainkan masuk melalui endodermis yang
antara korteks dindingnya tidak menebal atau disebut sel penerus.
dan silinder ❑Penebalan dinding sel pada pita Caspary membentuk huruf U.
pusat.
Anatomi Akar:
4. Silinder pusat Ciri-ciri jaringan silinder pusat:
❑Silinder pusat terdiri atas berbagai macam jaringan, antara lain
Silinder pusat adalah perisikel, berkas pengangkut, dan empulur.
merupakan a) Perisikel, merupakan lapisan terluar dari stele yang tersusun
atas satu atau beberapa lapis sel. Aktivitas perisikel ke arah
bagian terdalam luar akan membentuk akar cabang. Selain itu, perisikel juga
berperan dalam pertumbuhan sekunder dan pembentukan
dari akar, akar samping.
tepatnya b) Berkas pengangkut, merupakan bagian yang terletak di
disebelah dalam sebelah dalam dari perisikel. Berkas pengangkut terdiri atas
xilem dan floem. Pada monokotil, letak xilem dan floem
endodermis. berselang-seling menurut jarijari. Sementara pada dikotil,
xilem berbentuk bintang di pusat akar dan dikelilingi oleh
floem. Pada akar dikotil, terdapat kambium di antara xilem
dan floemnya.
c) Empulur, merupakan bagian yang terletak paling dalam.
Empulur terdiri atas jaringan parenkim.
Perbedaan akar monokotil dengan dikotil
Lapisan piliferous adalah
epidermis yang berada pada
daerah bulu akar.
2. Batang
Batang merupakan organ  Bagian batang tempat munculnya daun disebut nodus (buku).
tumbuhan yang berfungsi: Sementara bagian di antara dua buku disebut ruas (internodus).
-menegakkan tubuh tumbuhan,  Pada batang yang bercabang, terdapat kuncup samping yang akan
-menghubungkan bagian akar tumbuh menjadi cabang.
dan daun
-menopang daun, bunga, dan  Pada tumbuhan Angiospermae, batang dibedakan menjadi tiga, yaitu:
buah a) kalmus (tipe rumput),
-alat perkembangbiakan b) terna (herbaceous)
vegetatif
-tempat pengangkutan air dan c) berkayu.
unsur hara dari akar, serta hasil • Batang memiliki tiga bagian pokok, yaitu epidermis, korteks, dan stele
fotosintesis dari daun ke seluruh (silinder pusat)
tubuh tumbuhan
-tempat penyimpanan
cadangan makanan, misalnya
berupa umbi atau rimpang.
Morfologi Batang
Anatomi Batang

Struktur anatomi
akar dari luar ke
dalam terdiri atas:
epidermis, korteks,
dan stele (silinder
pusat).
Anatomi Batang Dikotil:
1. Epidermis
Ciri-ciri jaringan epidermis batang:
Epidermis batang ❑Pada batang, dinding sel bagian luar dilengkapi dengan kutikula
yang dapat melindungi batang dari kekeringan.
terdiri atas selapis ❑Sementara itu, pada tumbuhan kayu yang telah tua, terdapat
sel yang tersusun kambium gabus yang menggantikan fungsi dari jaringan primer.
rapat tanpa ruang ❑Kambium gabus (felogen) akan membentuk lapisan gabus untuk
menggantikan lapisan epidermis yang telah rusak, terdiri atas sel-sel
antarsel. mati yang membantu melindungi batang, terdapat celah-celah kecil
yang menonjol atau disebut lentisel.
❑Fungsi lentisel adalah sebagai tempat pertukaran gas antara
bagian dalam tubuh tumbuhan dan udara luar.
Anatomi Batang Dikotil:
2. Korteks
Ciri-ciri jaringan korteks:
❑tersusun atas sel-sel parenkim.
Korteks batang ❑Korteks batang terdiri dari korteks dalam dan korteks luar.
tersusun dari ❑Korteks luar tersusun dari sel-sel kolenkim, ada yang berkelompok
dan ada yang berselang-seling dengan sel parenkim. Korteks luar
parenkim, tidak dijumpai pada batang setiap jenis tumbuhan.
kolenkim, dan ❑Korteks dalam disebut juga endodermis. Sel-sel korteks paling
sklerenkim yang dalam yang mengandung zat tepung (amilum) disebut floetherna
(sarung tepung).
berupa serabut,
❑Korteks dalam dijumpai dapat pada batang setiap jenis tumbuhan
sklereid, serta karena merupakan pemisah antara korteks dengan stele.
idioblas. ❑Korteks dalam (endodermis) tersusun atas sel-sel parenkim.
❑Pada tumbuhan angiospermae, korteks dalam memiliki lapisan sel
yang membentuk lingkaran dan berisi butir pati sehingga
dinamakan seludang pati.
Anatomi Batang:
• Dari luar ke dalam stele terdiri atas perisikel (perikambium), berkas
3. Silinder Pusat vaskuler (xilem dan floem), dan empulur.
• Perisikel (perikambium), merupakan lapisan terluar dari silinder pusat.
Perisikel merupakan lapisan yang bersifat meristematis.
Silinder pusat • Berkas vaskuler floem dan xilem dibentuk dari prokambium (kambium
terletak di awal).
• Prokambium yang berada di antara xilem dan floem akan berdiferensiasi
sebelah dalam menjadi kambium vaskuler (kambium intravaskuler) atau terletak di
batang. antara berkas pengangkut dan parenkim.
• Sedangkan kambium yang terbentuk dari parenkim pada daerah xilem
floem yang berdampingan disebut kambium intervaskuler atau terletak di
antara dua berkas pengangkut.
• Aktivitas kambium vaskuler ke arah luar akan membentuk floem sekunder
dan ke arah dalam akan membentuk xilem sekunder.
• Empulur merupakan jaringan parenkim yang berfungsi menyimpan
cadangan makanan, ditemukan pada batang yang masih muda.
• Berkas vaskuler floem dan xilem tumbuhan dikotil tersusun seperti
cincin, yaitu kolateral terbuka, artinya diantara xilem dan floem
terdapat kambium.
• Kambium ditemukan pada akar dan batang.
• Kambium hanya ditemukan pada tumbuhan dikotil dan gymnospermae.
• Jaringan kambium sering disebut titik tumbuh sekunder.
• Aktivitas kambium menyebabkan terbentuknya lingkaran tahun (annual ring), yaitu
lingkaran atau lapisan yang menunjukkan kambium melakukan pembelahan dan
pada saat kambium tidak melakukan kegiatan.
• Lingkaran tahun berbentuk lapisan melingkar berselang-seling berupa garis dan
berguna untuk memperkirakan umur pohon.

Lingkaran tahun pada batang dikotil


Empulur pada tumbuhan
dikotil hanya ditemukan
pada tumbuhan muda.
Tidak adanya empulur
pada tumbuhan tua
disebabkan karena
empulur akan terdesak dan
hilang sejalan dengan
penambahan diameter
batang.
Jaringan penyusun batang dikotil, letak, dan fungsinya
Anatomi Batang Monokotil:
• Struktur anatomi batang monokotil muda sama persis dengan monokotil yang sudah tua.
• Pada tumbuhan monokotil, meristem apikal berukuran lebih kecil dibandingkan pada tumbuhan dikotil.
• Meristem apikal akan membentuk tunas ketiak (tunas aksiler), bakal daun dan epidermis.
• Di bawah meristem apikal terdapat meristem perifer (tepi), yaitu pelebaran dari meristem primer yang ada di
sekitar meristem apikal.
• Struktur anatomi batang monokotil:
1. Epidermis
Merupakan bagian terluar dari batang yang berfungsi sebagai pelindung.
2. Korteks
Umumnya terdiri atas sel-sel sklerenkim yang merupakan kulit batang.
3. Stele
Umumnya batas antara stele dan korteks tidak jelas.
Tipe berkas vaskuler tumbuhan monokotil adalah kolateral tertutup, artinya di antara xilem dan floem
tidak terdapat kambium. Hal ini menyebabkan tumbuhan tidak mengalami pertumbuhan sekunder.
Tumbuhan monokotil umumnya hanya
mengalami pertumbuhan primer. Pembesaran
batang dilakukan dengan mekanisme
pembentukan rongga. Rongga tersebut
terbentuk dengan menghilangkan bagian
empulur, kecuali empulur pada buku-buku
batang. Misalnya rongga saluran pada padi.
Perbedaan batang monokotil dengan dikotil
3. Daun
Daun merupakan organ  Berdasarkan ada tidaknya jaringan palisade, ada dua tipe daun, yaitu
tumbuhan yang berfungsi: daun dorsiventral dan daun isobilateral.
a.membuat makanan 1. Daun dorsiventral adalah daun yang hanya memiliki jaringan
melalui proses fotosintesis. palisade (jaringan tiang) pada sisi atas saja. Akibatnya, daun
b. alat pengeluaran air bagian atas tampak lebih gelap dibandingkan dengan bagian
bawahnya.
melalui gutasi.
2. Daun isobilateral adalah daun yang permukaan atas dan
c. alat pengeluaran uap air bawahnya memiliki struktur yang seragam.
dalam proses transpirasi.
d. menyerapCO2 dan • Daun menjadi kokoh karena adanya tulang-tulang daun.
melepaskan O2 pada saat • Ada empat macam pertulangan daun, yaitu menyirip, menjari,
fotosintesis. melengkung, dan sejajar.
e. alat respirasi bagi a. Pertulangan daun menyirip, contohnya daun mangga.
tumbuhan. b. Pertulangan daun menjari, contohnya daun pepaya.
f. tempat menyimpan c. Pertulangan daun melengkung, contohnya daun eceng gondok.
cadangan makanan. d. Pertulangan daun sejajar, contohnya daun kelapa
Morfologi Daun
Anatomi Daun
Anatomi Daun
1. Epidermis
• Jaringan epidermis terdiri atas selapis sel atau beberapa lapis sel.
• Sel-sel jaringan epidermis daun umumnya tidak memiliki klorofil, kecuali yang sudah bermodifikasi menjadi
sel penjaga stomata.
• Sel penjaga stomata adalah sepasang sel yang membentuk bukaan dari stomata.
• Dinding sel epidermis yang menghadap ke lingkungan luar akan mengalami penebalan dari bahan lignin
dan kutin membentuk lapisan kutikula.
2. Jaringan mesofil
Merupakan jaringan yang terletak di antara epidermis atas dan epidermis bawah daun. Pada kebanyakan daun
dikotil, jaringan mesofil berdiferensiasi menjadi jaringan palisade dan spons, sedangkan pada daun monokotil
umumnya tidak.
a. Jaringan palisade, terdiri atas selapis sel atau lebih, berbentuk silindris, tersusun rapat, dan banyak
mengandung klorofil.
b. Jaringan spons, terdiri atas sel-sel dengan bentuk yang tidak teratur,berdinding tipis, memiliki ruang
antarsel yang besar, serta memiliki klorofil lebih sedikit dibandingkan dengan jaringan palisade.
3. Jaringan pengangkut
Terdapat pada tulang daun. Selain berfungsi untuk pengangkutan, juga berfungsi sebagai penguat daun.
Jaringan pengangkut terdiri atas xilem dan floem. Pada tulang daun, xilem terletak di bagian atas floem atau
di sebelah dalam. Sementara itu, floem terletak di bagian bawah xilem atau di sebelah luar. Hal ini terjadi
karena tulang daun merupakan kelanjutan dari tangkai daun yang berasal dari batang.
4. Jaringan penguat
• Terdiri atas jaringan kolenkim dan sklerenkim.
• Kolenkim umumnya terdapat di sekitar ibu tulang daun dan tepi daun dikotil. Sementara serabut-serabut
sklerenkim umumnya banyak ditemukan pada berkas pengangkut tumbuhan monokotil. .
5. Jaringan sekretoris
Jaringan sekretoris dapat berupa saluran kelenjar, sel resin, sel mirosin, sel tanin, saluran getah, dan sel-sel
kristal. Contoh jaringan sekretoris adalah kelenjar minyak pada daun jeruk (Citrus sp).
Perbedaan daun monokotil dengan dikotil
 https://www.youtube.com/watch?v=KvsHa5lniVs
Struktur dan Fungsi Jaringan pada
Hewan

BAB 3
Tingkatan organisasi
kehidupan
Sel

Organisme

Jaringan

Sistem organ
Organ
APERSEPSI
❑ Hewan merupakan organisme multiseluler yang terdiri atas banyak
sel.
❑ Sel-sel tersebut akan membentuk jaringan, beberapa jaringan akan
membentuk organ, dan beberapa organ akan membentuk sistem
organ.
❑ Jaringan, organ, dan sistem organ apakah yang terdapat pada hewan
vertebrata? Pada BAB ini akan dibahas berbagai macam jaringan,
organ, dan sistem organ pada hewan Vertebrata yang juga terdapat
pada manusia.
❑ Berbagai macam jaringan pada manusia dikaji oleh cabang biologi
yang disebut histologi tubuh manusia.
Beberapa Contoh Jenis Jaringan Hewan Bersel Banyak

Jaringan otot Jaringan epitel Jaringan saraf

Jaringan darah Jaringan tulang keras Jaringan tulang rawan


1. JARINGAN EPITEL
❑ Merupakan jaringan yang melapisi permukaan luar tubuh atau
membatasi permukaan suatu rongga tubuh.
❑ Jaringan epitel yang melapisi permukaan luar tubuh disebut
epitelium, sedangkan jaringan epitel yang membatasi permukaan
suatu rongga tubuh disebut mesotelium. Sementara itu, jaringan
epitel yang membatasi organ dalam disebut endotelium.
❑ Seluruh jaringan epitel terletak pada suatu lamina basalis (lapisan
membran basal) yang memisahkan epitel dari jaringan di bawahnya,
seperti jaringan ikat, pembuluh darah, dan jaringan saraf.
❑ Permukaan sel yang berhadapan dengan lumen disebut permukaan
apikal, sedangkan permukaan sel yang berhadapan dengan membran
basal disebut permukaan basal. Sementara itu, permukaan sel yang
terletak di antara sel-sel disebut permukaan lateral.
Ciri-ciri Jaringan
Epitel
Jaringan epitelium memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Sel-sel penyusunnya tersusun rapat sehingga hampir
tidak ada ruang antarsel.
b. Tidak mengandung pembuluh darah dan pembuluh
limfa, tetapi mengandung sel saraf.
c. Sel-sel memiliki daya regenerasi yang tinggi.
d. Bentuk selnya bervariasi, seperti bersisi, bersudut
banyak (poligonal), atau tidak .
Fungsi Jaringan
Epitel
Jaringan epitel memiliki fungsi sebagai berikut.
a. Transportasi, pengangkutan zat-zat antar jaringan atau
rongga yang dipisahkan.
b. Absorpsi, misalnya penyerapan sari-sari makanan pada
usus halus.
c. Pelindung jaringan di bawahnya.
d. Sekresi, menghasilkan zat atau enzim dari epitelium
membran maupun kelenjar.
e. Ekskresi, membuang sisa-sisa metabolisme air, karbon
dioksida, dan garam-garam tertentu.
f. Eksteroreseptor, menerima rangsangan dari lingkungan.
Jaringan Epitel
Melapisi seluruh permukaan tubuh

Fungsi: Pertahanan dari


benturan atau luka

Pertahanan
terhadap
mikroorganisme &
benda asing

Mencegah hilangnya
cairan di dalam tubuh
Jenis-jenis Jaringan
Epitel
Berdasarkan bentuknya, jaringan epitel dibedakan
menjadi lima macam, yaitu:
a. epitel pipih,
b. epitel kubus,
c. epitel silindris,
d. epitel transisional,
e. epitel kelenjar.
a. Epitel
pipih/gepeng/squamous

1. Epitel Pipih Selapis


Fungsi: Difusi, filtrasi, Osmosis
Tempat: Pembuluh kapiler & kantung
udara pada paru-paru, pleura,
peritoneum, perikardium

2. Epitel Pipih Berlapis


Fungsi: Perlindungan (proteksi) pada
permukaan organ.
Tempat: Epidermis kulit, vagina, mulut,
esofagus, kornea mata, dan anus.
b. Epitel kubus
kuboid)

3. Epitel Kubus Selapis


Fungsi: Melindungi organ di bawahnya
(proteksi), sekresi, absorpsi.
Kelenjar ludah, kelenjar tiroid,
Tempat:
pankreas, dan saluran pada ginjal.

4. Epitel Kubus Berlapis


Fungsi: Sekresi dan ekskresi.
Tempat: Mulut, kerongkongan, kelenjar
keringat dan kelenjar minyak
pada kulit.
c. Epitel silindris

5. Epitel Silindris Selapis


Berfungsi dalam proteksi, absorpsi,
dan sekresi.
Tempat: Usus halus dan saluran pencernaan.

6. Epitel Silindris Berlapis


Berperan dalam proses sekresi.
Tempat: Laring, faring, uretra saluran ekskresi
dan kelenjar susu.
Epitelium silindris selapis merupakan epitelium yang tersusun dari
selapis sel berbentuk silindris. Di antara sel-sel epitelium silindris
selapis biasanya terdapat sel goblet, yaitu sel berbentuk piala yang
berfungsi menghasilkan lendir. Ada yang bersilia dan ada yang tidak
bersilia. Epitelium silindris selapis bersilia terdapat pada uterus,
saluran uterus, vas deferens, dan bronkus intrapulmoner. Sementara
itu, epitelium silindris selapis tidak bersilia terdapat pada sebagian
besar saluran pencernaan seperti lambung, usus halus, dan kantong
empedu.
7. Epitel Silindris Berlapis Semu Bersilia
Berfungsi dalam menyaring debu,
dan mengatur suhu.
Tempat: Saluran pernapasan, rongga
hidung, dan saluran telur.
8. Epitel Transisi
Bentuk permukaannya dapat berubah-ubah.
Tempat: Kandung kemih, saluran
ureter, uretra, dan ginjal.
9. Epitel Kelenjar

Fungsi: Penyerapan (absorpsi) dan


menyekresikan senyawa kimia.
2. JARINGAN IKAT
Adalah jaringan yang berfungsi untuk mengikat atau
menyokong jaringan lain.
Jaringan ikat berkembang dari jaringan mesenkim yang
berasal dari lapisan embrional mesoderm.
Jaringan ikat memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Pengikat dan penyambung jaringan yang satu dengan
jaringan yang lain. Contohnya tendon yang
menghubungkan jaringan tulang dengan jaringan
otot.
b. Penyokong dan pembentuk struktur tubuh.
Contohnya jaringan ikat tulang.
c. Pelindung suatu organ. Contohnya jaringan ikat yang
membungkus organ-organ tubuh, seperti pleura yang
membungkus paru-paru.
d. Penyimpan energi, misalnya jaringan ikat lemak.
e. Pengangkutan zat-zat dalam tubuh, misalnya jaringan
ikat darah dan jaringan ikat limfa.
f. Pertahanan tubuh terhadap serangan bibit penyakit,
Komponen
Penyusun
Jaringan Ikat
Jaringan ikat tersusun dari dua
komponen utama, yaitu:
1. bahan intersel (matriks)
2. sel-sel penyusun jaringan ikat.
1. Matriks Jaringan Ikat
Matriks jaringan ikat tersusun dari substansi dasar dan serat-serat.
1) Substansi dasar (substansi intersel amorf)
▪ Merupakan media cair homogen yang berbentuk sol, gel, atau
gel kaku.
▪ Cairan yang berbentuk sol dan gel dapat mempermudah
terjadinya proses difusi nutrisi dan zat-zat sisa metabolisme
antara kapiler dan sel.
▪ Sementara itu, cairan yang berbentuk gel kaku dapat membantu
menyokong jaringan. Substansi dasar tersusun dari senyawa
glukosaminoglikans atau asam mukopolisakarida dan
glikoprotein.
2) Serat kolagen
▪ Adalah serat yang tersusun dari protein kolagen berwarna
putih dengan bentuk serat lurus memanjang atau sedikit
bergelombang.
▪ Serat kolagen memiliki sifat kuat, daya regang yang tinggi
dengan elastisitas (kelenturan) yang rendah.
▪ Dengan sifat ini, serat kolagen dapat memberi kekuatan pada
jaringan ikat.. Serat kolagen terdapat pada tendon (jaringan
penghubung antara otot dan tulang), tulang, dan kulit.
3) Serat elastin
▪ Adalah serat yang berwarna kuning dan berbentuk pita pipih
atau benang silindris panjang.
▪ Serat elastin lebih tipis dari pada serat kolagen sehingga
memiliki elastisitas yang tinggi.
▪ Semakin tua usia seseorang, semakin menurun sifat elastisitas
dari serat tersebut.
▪ Serat elastin tersusun dari protein albuminoid dan terdapat
pada pembuluh darah, selaput tulang rawan laring, dan
ligamen.
4) Serat retikular
▪ Adalah serat yang mirip dengan serat kolagen, tetapi berukuran
lebih tipis.
▪ Serat ini memiliki sifat elastisitas yang rendah seperti halnya
serat kolagen.
▪ Serat ini terdiri dari kolagen dan dilapisi oleh glikoprotein.
▪ Serat retikular berperan penting sebagai penyokong dan
penghubung jaringan ikat dengan jaringan lain, khususnya
membran antara jaringan epitelium dengan jaringan ikat.
▪ Serat retikular terdapat pada hati, limpa, dan kelenjar limfe.
2. Sel-sel Penyusun Jaringan Ikat.
Sel-sel penyusun jaringan ikat terdiri atas fibroblas, makrofag, sel tiang,
sel lemak, sel plasma, sel pigmen, sel darah putih, dan sel mesenkim.
1) Fibroblas
▪ Merupakan sel yang paling banyak terdapat pada jaringan ikat
selain makrofag.
▪ Fibroblas memiliki ciri-ciri, antara lain bentuk selnya besar, pipih,
dan bercabang-cabang sehingga dari samping tampak seperti
gelendong, serta inti sel berbentuk memanjang dan memiliki satu
atau dua anak inti.
▪ Fibroblas berfungsi menyekresikan protein, khususnya fibroblas
yang berbentuk serat.
2) Makrofag (histiosit)
▪ Bersama-sama dengan fibroblas menjadi sel yang paling banyak
terdapat pada jaringan ikat.
▪ Makrofag memiliki ciri-ciri, antara lain bentuk selnya tidak
beraturan, terdapat di dekat pembuluh darah, dapat melakukan
gerak amuboid menuju tempat terjadinya peradangan, dan
bersifat fagositosis, yaitu memakan za-zat buangan, benda asing,
bakteri, sel mati, dan sel darah yang keluar dari pembuluh darah.
3) Sel tiang (mast cell)
▪ Merupakan sel yang berfungsi menghasilkan heparin dan
histamin.
▪ Heparin adalah zat yang berperan dalam proses pembekuan
darah, sedangkan histamin adalah zat yang berperan
meningkatkan permeabilitas kapiler darah.
▪ Sel tiang memiliki bentuk lonjong, tidak teratur, kadang-kadang
dilengkapi dengan pseudopodia yang pendek, dan memiliki inti
kecil yang tertutup granula.
4) Sel lemak
▪ Adalah sel yang terspesialisasi khusus untuk menyimpan lemak.
▪ Jika suatu jaringan ikat banyak mengandung sel lemak, jaringan
tersebut dinamakan jaringan adiposa.
▪ Setiap sel lemak mengandung satu tetes minyak yang besar dan
sedikit sitoplasma dengan inti berbentuk pipih pada salah satu
sudutnya.
5) Sel plasma
▪ Merupakan sel yang berfungsi menghasilkan antibodi. Sel plasma
mirip dengan limfosit yang mengandung banyak sitoplasma.
▪ Sel plasma sering ditemukan pada membran serosa, jaringan
limfoid, serta di bawah membran epitelium yang basah pada
saluran pencernaan dan pernapasan.
6) Sel pigmen
▪ Merupakan sel yang mengandung pigmen (kromatofor).
▪ Sel pigmen terdapat pada jaringan ikat padat kulit, lapisan koroid
mata, dan piameter pada otak.
7) Sel darah putih (leukosit)
▪ Merupakan sel yang berfungsi melawan patogen seperti bakteri,
virus, atau protozoa. Ada beberapa jenis leukosit, yaitu limfosit,
monosit, netrofil, eosinofil, dan basofil.
▪ Leukosit diangkut oleh sirkulasi darah, tetapi melakukan
fungsinya di luar pembuluh darah. Oleh sebab itu, leukosit dapat
ditemukan pada jaringan ikat.
8) Sel mesenkim
▪ Merupakan sel embrional yang masih dapat ditemukan pada
orang dewasa.
▪ Sel mesenkim berukuran lebih kecil dibandingkan dengan
fibroblas dan memiliki bentuk seperti bintang.
▪ Sel mesenkim akan berdiferensiasi menjadi jenis sel penyusun
jaringan ikat longgar atau menjadi sel otot polos pada pembuluh
darah yang cedera.
▪ Sel mesenkim banyak terdapat di sepanjang pembuluh darah
kapiler.
Macam-Macam
Jaringan Ikat
Jaringan ikat dapat dibedakan menjadi tiga macam,
yaitu:
1) Jaringan Ikat Padat
2) Jaringan Ikat Longgar
3) Jaringan lemak (Adiposa)
4) Jaringan Tulang Rawan (Kartilago)
5) Jaringan Tulang
6) Jaringan Darah
7) Jaringan Limfe (Getah Bening)
1. Jaringan Ikat
Longgar
❑ Jaringan ikat longgar memiliki ciri-ciri,
yaitu susunan serat-seratnya longgar dan
memiliki banyak substansi dasar.
❑ Serat-serat penyusunnya terdiri atas serat
kolagen dan serat elastin, dan serat
retikuler.
❑ Jaringan ikat longgar dapat ditemukan di
sekitar organ tubuh atau pembungkus
pembuluh darah dan saraf.
❑ Jaringan ikat longgar memiliki fungsi
sebagai berikut.
1. Memberi bentuk pada organ dalam,
misalnya kelenjar limfa, sumsum
tulang, dan hati.
2. Menyokong, mengelilingi, dan
menghubungkan elemen dari seluruh
jaringan lain. Contohnya
menyelubungi serat otot, melekatkan
2. Jaringan Ikat Padat
❑ Jaringan ikat padat tersusun dari
serat-serat yang padat dengan sedikit sel
dan substansi dasar.
❑ Serat yang dominan adalah serat kolagen,
sehingga jaringan ikat padat sering
disebut dengan jaringan kolagen.
❑ Jaringan ikat padat bersifat tidak elastis.
❑ Fungsi jaringan ikat padat adalah untuk
menghubungkan suatu organ dengan
organ yang lain.
❑ Jaringan ikat padat dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu:
a. Jaringan ikat padat teratur, terdapat
pada ligamen dan tendon. Ligamen
adalah jaringan yang
menghubungkan tulang dengan
tulang. Tendon adalah jaringan yang
menghubungkan antara otot dengan
3. Jaringan Lemak
(Adiposa)
❑ merupakan jaringan yang tersusun dari
sel-sel lemak yang dibungkus oleh
anyaman serat retikular yang halus,
dengan celah-celah berisi fibroblas,
limfosit, eosinofil, dan sel tiang.
❑ Jaringan lemak terdapat di bawah kulit, di
sekitar persendian, sumsum tulang,
omentum (selaput pada lambung),
mesenterium (selaput pada perut), di
belakang bola mata, dan di sekitar ginjal.
❑ Fungsi jaringan lemak adalah sebagai
bantalan pelindung organ, cadangan
makanan, dan isolator penjaga suhu tubuh
4. Jaringan Tulang Rawan
(Kartilago)
❑ Jaringan tulang rawan tersusun dari sel-sel tulang
rawan yang disebut kondrosit dan matriks dari
bahan kondroitin sulfat.
❑ Kondrosit berbentuk lonjong atau bulat dan
memiliki inti dengan beberapa anak inti di
dalamnya.
❑ Tulang rawan pada anak-anak berkembang dari
sel-sel mesenkim. Sel-sel mesenkim membentuk
serat-serat dan matriks padat. Tiap mesenkim
membentuk lapisan matriks di sekelilingnya,
sehingga terbungkus dalam rongga atau ruang
kecil yang disebut lakuna.
❑ Sementara pada orang dewasa jaringan tulang
rawan berasal dari perikondrium (selaput tulang
rawan) dan banyak mengandung matriks.
❑ Jaringan tulang rawan tidak memiliki saraf,
pembuluh darah, dan pembuluh limfa.
❑ Berdasarkan perbedaan senyawa pada matriksnya,
a. Tulang Rawan
Hialin
Tulang rawan hialin
berwarna bening atau
putih kebiruan, serta
memiliki matriks yang
mengandung
mukopolisakarida
sulfat dan serat
kolagen, memiliki
elastisitas tinggi.
Tulang rawan hialin
dapat mengalami
kalsifikasi, yaitu proses
pengapuran yang
menyebabkan jaringan
tulang rawan menjadi
keras dan rapuh.
Letak: saluran
pernapasan dan ujung
tulang rusuk, serta
sebagai penyusun
b. Tulang Rawan
Elatis
Tulang rawan elastik
berwarna kuning,
bersifat lentur, dan
tidak mengalami
kalsifikasi.
Matriks tulang rawan
elastik banyak
mengandung serat
elastik dan sedikit serat
kolagen.
Letak: pada dinding
saluran telinga luar,
daun telinga, dinding
saluran Eustachius,
laring, dan epiglotis.
c. Tulang Rawan
Fibrosa
Tulang rawan fibrosa
berwarna gelap dan
keruh, serta
mengandung serabut
kolagen kasar yang
tersusun rapat dan
tidak teratur.
Tulang rawan fibrosa
merupakan tulang
rawan yang paling
kuat.
Letak: pada tempat
pelekatan ligamen dan
tendon, sambungan
tulang belakang,
simfisis pubis, dan
persendian tulang
bahu dan paha.
5. Jaringan Tulang (Osteon)

❑ Jaringan tulang keras ❑ Unit dasar tulang disebut


tersusun dari matriks dan sistem havers. Sistem havers
komponen seluler. terdiri dari: lamella, lakuna,
❑ Matriks tulang sangat padat kanalikuli, dan saluran havers.
dan kaku, mengandung
glikosaminoglikans, serat
osteokolagen, garam
anorganik kalsium fosfat,
kalsium karbonat, sedikit
kalsium fluorida, serta
magnesium fluorida.
❑ Sementara itu, komponen
seluler terdiri dari empat
macam, yaitu
osteoprogenitor, osteoblas,
osteosit (sel tulang), dan
osteoklas.
❑ Fungsi tulang keras adalah
.
6. Jaringan Darah

❑ Jaringan darah merupakan


jaringan penyokong khusus,
karena berupa cairan.
❑ Bagian-bagian dari jaringan
darah adalah :
a. Sel darah , terbagi menjadi
1. sel darah merah
(eritrosit) yang
berfungsi untuk
mengangkut oksigen,
CO2,
2. sel darah putih (lekosit)
berfungsi untuk
melawan benda-benda
asing yang masuk ke
dalam tubuh,
3. Keping-keping darah
(trombosit) Berfungsi
7. Jaringan Limfe (Getah Bening)

❑ Jaringan limfe asalnya merupakan bagian


dari darah yang keluar dari pembuluh
darah.
❑ Komponen terbesarnya adalah air dimana
terlarut zat-zat antara lain glukosa,
garam-garam, asam lemak. Komponen
selulernya adalah limfosit.
❑ Dibagian-bagian tertentu, limfosit
cenderung berkelompok menjadi satu
dalam pemusatan yang disebut nodulus.
Nodulus dijumpai pada tonsil, limpa,
timus.
❑ Jaringan limfe menyebar ke seluruh
tubuh melalui pembuluh limfe.
❑ Fungsi jaringan limfe selain untuk
kekebalan tubuh (adanya limfosit) juga
untuk mengangkut cairan jaringan,
protein, lemak, garam mineral dan zat-zat
3. JARINGAN OTOT
❑ Jaringan otot terdiri atas
sel-sel otot atau
serat-serat otot yang
tersusun dalam
berkas-berkas.
❑ Jaringan otot merupakan
alat gerak aktif.
Stuktur Jaringan Otot
❑ Tersusun dari sel-sel atau serat otot
(miofibril). Setiap miofibril tersusun
atas unit fungsional dari otot rangka
yang dibatasi oleh pita gelap dan
pita terang yang mengandung aktin
dan miosin. Unit pita terang dan
pita gelap tersebut dinamakan
sarkomer.
❑ Sel otot memiliki membran plasma
yang disebut sarkolema dan berisi
sitoplasma yang disebut
sarkoplasma.
❑ Sarkolema memisahkan sel otot satu
dengan sel otot yang lain.
❑ Miofibril tersusun atas
satuan-satuan yang lebih kecil yang
disebut miofilamen. Miofilamen ada
yang tebal dan ada yang tipis.
❑ Miofilamen tebal mengandung
miosin, dan miofilamen tipis
Pengelompokan Jaringan
Otot
❑ Jaringan otot dibagi menjadi 3 yaitu:

1. Jaringan otot
polos
2. Jaringan otot lurik
(rangka)
3. Jaringan otot
jantung
1. Otot Polos

Nukleus

Sitoplasma

Membran
plasma
Ciri–ciri Otot Polos
1) Bentuk sel seperti gelendong dengan kedua bagian ujungnya
meruncing dan bagian tengahnya melebar.
2) Selnya berukuran panjang 30 – 200 μm dan berdiameter 5 – 10 μm.
3) Inti sel berjumlah satu, berbentuk oval, dan terletak di tengah sel.
4) Pada sel tidak terdapat pita terang dan pita gelap.
5) Aktivitas sel lambat, tetapi tidak mudah lelah. Oleh karena itu, otot
polos mampu berkontraksi dalam jangka waktu yang lama.
6) Kerja otot polos dipengaruhi oleh sistem saraf otonom (saraf tak
sadar), baik saraf simpatis maupun saraf parasimpatis. Oleh sebab itu,
otot polos bersifat involunter, yaitu bekerja di luar kesadaran dan
tidak dapat diperintah. Cara kerja saraf simpatis berlawanan dengan
saraf parasimpatis. Misalnya pada lambung. Jika terjadi kontraksi pada
otot lambung, saraf simpatis akan memperlambat kontraksi,
sedangkan saraf parasimpatis akan mempercepat kontraksi.
7) Otot polos memiliki struktur yang lebih kecil daripada otot lurik.
8) Otot polos memiliki aktin, miosin, dan tropomiosin, tetapi tidak
memiliki troponin. Selain itu, otot polos hanya memiliki sedikit
mitokondria.
Otot polos dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu sebagai berikut.
a. Otot polos unit tunggal
• Terdiri dari ratusan sampai
jutaan serabut yang berkontraksi
secara keseluruhan sebagai suatu
kesatuan.
• Contohnya, otot polos yang
menyusun dinding organ dalam
seperti usus, lambung, saluran
empedu, ureter, uterus, dan
pembuluh darah.
b. Otot polos unit ganda
• Terdiri dari serabut otot yang
berbeda-beda.
• Setiap serabut otot bekerja
sendiri-sendiri tanpa
bergantung dengan serabut otot
lainnya.
• Jenis otot polos ini juga jarang
menimbulkan kontraksi yang
spontan.
2. Jaringan Otot Lurik (rangka)

Lurik
Serabut otot

Serabut otot

Nukleus
Ciri–ciri Otot lurik
1) Bentuk selnya silindris ujungnya meruncing, tetapi agak membulat
pada bagian yang berbatasan dengan tendon.
2) Jaringan otot lurik tidak bercabang-cabang.
3) Selnya berukuran panjang 1 – 40 mm dan berdiameter 10 – 100 μm.
4) Memiliki banyak inti sel dengan bentuk silindris dan terletak di
bagian pinggir.
5) Miofibril pada otot lurik terdiri atas filamen tipis dan filamen tebal
yang sejajar dan tersusun berdampingan.
6) Filamen tipis terdiri atas tiga macam protein, yaitu aktin, troponin,
dan tropomiosin.
7) Filamen tebal terdiri atas protein miosin.
8) Filamen aktin dan miosin saling tumpang tindih, serta tersusun
menurut pola tertentu sehingga menghasilkan pandangan garis-garis
seran lintang (lurik).
9) Garis terang disebut pita I (isotrop) dan garis gelap disebut pita A
(anisotrop).
10) Setiap pola yang tersusun dari pita I dan pita A membentuk sarkomer,
yaitu unit fungsional otot rangka karena mampu berkontraksi. Dengan
demikian, satu miofibril tersusun dari banyak sarkomer yang berderet.
11) Aktivitas sel cepat, tetapi mudah lelah. Oleh karena itu, jaringan otot
3. Jaringan Otot Jantung

Lurik

Diskus
interklaris
Nukleus
Ciri–ciri Otot jantung
1) Bentuk selnya silindris bercabang-cabang.
2) Pertemuan antarcabang pada jaringan otot jantung disebut sinsitium.
Adanya sinsitium memungkinkan penyampaian implus saraf antara
sel otot jantung satu dengan yang lain dapat berlangsung secara cepat.
Otot jantung mempunyai diskus interkalaris, yaitu pertemuan dua sel
yang tampak gelap jika dilihat dengan mikroskop.
3) Memiliki satu atau dua inti yang letaknya di bagian tengah sel.
4) Terdapat pita terang dan pita gelap seperti pada otot lurik.
5) Dapat melakukan kontraksi terus-menerus tanpa beristirahat. Hal ini
dikarenakan otot jantung memiliki banyak mitokondria, mioglobin,
dan menerima suplai darah yang mengandung oksigen dan nutrisi
secara terus-menerus.
6) Kerja otot jantung dipengaruhi oleh saraf otonom sehingga bersifat
involunter, yaitu bekerja di luar kesadaran dan tidak dapat diperintah.
7) Di dalam otot jantung terdapat serat Purkinje, yaitu serat otot jantung
khusus yang mampu menghantar impuls dengan kecepatan lima kali
lipat kecepatan hantaran serabut otot jantung. Serat Purkinje terletak
di endokardium, yaitu lapisan dalam otot.
8) Otot jantung hanya terdapat pada organ jantung.
4. JARINGAN SARAF
❑ Adalah jaringan yang
berfungsi untuk
menghantarkan
impuls (rangsangan).
❑ Jaringan saraf
menghantarkan
impuls dari alat-alat
indra ke pusat saraf
(otak dan sumsum
tulang belakang),
serta menghantarkan
impuls dari pusat
saraf ke organ
lainnya.
❑ Jaringan saraf
tersusun dari dua
macam sel, yaitu
neuron (sel saraf )
dan neuroglia (sel
1. Neuron (Sel Saraf)
Setiap neuron terdiri atas badan sel, dendrit, akson atau neurit, selubung
mielin, sel Schwann, dan nodus Ranvier.
a. Badan sel, berfungsi menerima impuls dari dendrit. Di dalam badan
sel terdapat sitoplasma, inti sel dan anak inti, retikulum endoplasma,
mitokondria, serta ribosom.
b. Dendrit, adalah cabang-cabang badan sel yang pendek. Dendrit
berfungsi menghantarkan impuls dari neuron sebelumnya ke badan
sel.
c. Akson atau neurit, adalah cabang badan sel yang panjang dan
berfungsi untuk menghantarkan impuls dari badan sel menuju ke
neuron berikutnya. Pada akson terdapat benang-benang halus yang
disebut neurofibril. Akson berbentuk silindris dengan bagian ujung
(terminal) bercabang-cabang.
d. Selubung myelin, adalah selubung lemak yang membungkus akson.
Fungsi selubung mielin adalah sebagai pelindung bagi neurit agar
tidak mengalami kerusakan, mencegah terjadinya kebocoran
rangsangan dan mempercepat jalannya impuls.
e. Sel Schwann, adalah sel-sel yang membungkus dan membentuk
selubung mielin. Fungsi sel Schwann adalah mempercepat pergerakan
impuls, membantu menyediakan makanan untuk akson, dan juga
membantu akson melakukan regenerasi.
Tipe neuron berdasarkan fungsinya

(a) neuron sensorik

(b) neuron motorik

(c) neuron asosiasi


Tipe Neuron berdasarkan polar atau ujungnya

unipolar

bipolar
multipolar

Anda mungkin juga menyukai