Anda di halaman 1dari 16

DAFTAR ISI

Halaman Judul.............................................................................................i
Kata Pengantar............................................................................................ii
Daftar Isi......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
1.3 Tujuan........................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................3
2.1 Pengertian Jaringan Sklerenkim dan Jaringan Kolenkim ............................... 3
2.1.1 Jaringan Sklerenkim ............................................................................... 3
2.1.2 Jaringan Kolenkim.................................................................................. 4
2.2 Ciri-Ciri Jaringan Sklerenkim dan Jaringan Kolenkim .................................... 5
2.2.1 Ciri-Ciri Jaringan Sklerenkim .................................................................. 6
2.2.2 Ciri-Ciri Jaringan Kolenkim ..................................................................... 6
2.3 Struktur Fungsi Jaringan Sklerenkim dan Jaringan Kolenkim ........................ 7
2.3.1 Struktur Fungsi Jaringan Sklerenkim ...................................................... 7
2.4 Struktur Fungsi Jaringan Kolenkim ............................................................... 8
2.5 Letak Jaringan Sklerenkim dan Jaringan Kolenkim ....................................... 9
2.5.1 Letak Jaringan Sklerenkim ..................................................................... 9
2.5.2 Letak Jaringan Kolenkim ........................................................................ 9
2.6 Macam-Macam Bentuk Jaringan Sklerenkim dan Jaringan Kolenkim ......... 10
2.6.1 Macam-Macam Bentuk Jaringan Sklerenkim ....................................... 10
2.7 Macam-Macam Bentuk Jaringan Kolenkim ................................................. 11
BAB III PENUTUP.................................................................................................13
3.1 Kesimpulan ................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................14

Jaringan Sklerenkim dan Kolenkim | iii


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi sama.
Jaringan pada tumbuhan dan hewan berbeda. Sekumpulan jaringan akan
membentuk organ. Cabang ilmu biologi yang mempelajari jaringan adalah
histologi. Sedangkan cabang ilmu biologi yang mempelajari jaringan dalam
hubungannya dengan penyakit adalah histopatologi. Jaringan pada tubuh
tumbuhan dikelompokkan berdasarkan tempatnya dalam tumbuhan, tipe sel,
fungsi, asal-usul, dan tahap perkembangannya.
Berdasarkan jumlah tipe sel penyusunnya, jaringan dibedakan menjadi
jaringan sederhana dan jaringan rumit. Jaringan sederhana bersifat homogeni,
hanya terdiri atas satu tipe sel sedangkan jaringan rumit bersifat heterogen,
terdiri atas dua atau lebih sel. Parenkim, kolenkim, sklerenkim adalah jaringan
sederhana, sedangkan xilem, floem,dan epidermis adalah jaringan rumit. Tahun
1875, Sachs membagi jaringan dalam tiga system berdasarkan kesinambungan
topografi yakni sistem dermal, sistem jaringan pembuluh, dan sistem jaringan
dasar. Sistem dermal meliputi epidermis, yakni pelindung primer (pertama) bagi
bagian luar tubuh, dan periderm, yang menggantikan epidermis pada tumbuhan
yang mengalami pertumbuhan sekunder..sistem jaringan pembuluh terdiri dari
xilem yakni yang mengangkut air dan garam dalam tanah, dan floem yang
mengangkut hasil fotosintesis.
Sistem jaringan dasar mencakup jaringan yang membentuk dasar bagi
tumbuhan, namun sekaligus juga dapat menunjukkan spesialisasi. Jaringan
dasar utama adalah parenkim dengan semua ragamnya, kolenkim, yakni
jaringan yang berdinding tebal dan sel tetap hidup, sklerenkim yakni jaringan
berdinding tebal dan sering kali berkayu sehingga keras dengan sel yang
biasanya mati.

Jaringan Sklerenkim dan Kolenkim | 1


Dalam tubuh tumbuhan, jaringan tersebar dalam pola khas bagi kelompok
tumbuhan yang bersangkutan. Pada dasarnya ada kemiripan dalam pola
penyebaran jaringan pada tumbuhan dikotil sebab jaringan pembuluh tertanam
dalam jaringan dasar dan sistem dermal merupakan penutup di sebelah luar.
Pada tumbuhan dikotil, misalnya jaringan pembuluh batang membentuk silinder
berongga. Rongga tersebut terisi jaringan dasar (empulur) dan ada pula yang
berada diantara silinder pembuluh dan system dermal (korteks). Pada daun,
jaringan pembuluh membentuk system yang beranastomosis dalam jaringan
dasar yang terdiferensiasi sebagai mesofil pada akar dapat ditentukan silinder
jaringan pembuluh yang seringkali tidak mengelilingi empulur (korteks). Maka
dari itu dalam makalah ini akan dibahas mengenai jaringan sklerenkim dan
jaringan kolenkim.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu jaringan sklerenkim dan kolenkim?
2. Apa ciri-ciri jaringan sklerenkim dan kolenkim?
3. Apa Struktur fungsi jaringan sklerenkim dan kolenkim?
4. Dimana letak jaringan sklerenkim dan kolenkim?
5. Bagaimana macam-macam bentuk jaringan sklerenkim dan kolenkim?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami pengertian jaringan sklerenkim dan
kolenkim.
2. Mengetahui dan memahami ciri-ciri jaringan sklerenkim dan kolenkim.
3. Mengetahui dan memahami struktur fungsi jaringan sklerenkim dan
kolenkim.
4. Mengetahui dan memahami letak jaringan sklerenkim dan kolenkim.
5. Mengetahui dan memahami macam-macam bentuk jaringan sklerenkim
dan kolenkim.

Jaringan Sklerenkim dan Kolenkim | 2


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Jaringan Sklerenkim dan Jaringan Kolenkim

2.1.1 Jaringan Sklerenkim


Jaringan sklerenkim merupakan jaringan penyokong yang terdapat pada
organ tubuh tumbuhan yang telah dewasa. Jaringan sklerenkim tersusun oleh
sel-sel mati yang seluruh bagian dindingnya mengalami penebalan sehingga
kuat, sel-selnya lebih kaku daripada sel kolenkim, sel sklerenkim tidak dapat
memanjang. Jaringan sklerenkim merupakan jaringan penguat dengan dinding
sekunder yang tebal. Umumnya, jaringan sklerenkim terdiri atas zat lignin dan
tidak mengandung protoplas. Sel-sel sklerenkim hanya dijumpai pada organ
tumbuhan yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan perkembangan.
Jaringan sklerenkim terdiri atas serat-serat sklerenkim (fiber) dan sel-sel batu
(sklereid).
a. Serat-serat sklerenkim
Serat-serat sklerenkim terdapat dalam bentuk untaian atau dalam
bentuk lingkaran. Di dalam berkas pengangkut, serat-serat sklerenkim
biasanya merupakan suatu seludang yang berhubungan dengan berkas
pengangkut atau dalam kelompok yang tersebar di dalam xilem dan floem.
Serat-serat sklerenkim mempunyai ukuran antara 2 mm–25 cm. Beberapa
spesies tumbuhan mempunyai serat-serat sklerenkim yang bernilai
ekonomis tinggi, misalnya serat manila yang digunakan sebagai bahan
dasar tali.
b. Sel-sel batu
Sel-sel batu terdapat dalam semua bagian tumbuhan, terutama di
dalam kulit kayu, pembuluh tapis, dalam buah atau dalam biji. Pada
tempurung kelapa (Cocos nucifera) hampir seluruhnya terdiri atas sel-sel
batu. Sel-sel batu pada buah dapat memberikan ciri khas, misalnya tekstur

Jaringan Sklerenkim dan Kolenkim | 3


berpasir pada kulit buah dan daging buah pir (Pyres communis) atau
butiran seperti pasir pada daging buah jambu biji (Psidium guajava).

2.1.2 Jaringan Kolenkim


Kolenkim merupakan jaringan penyokong pada tumbuhan. Secara
ontogeni, perkembangan kolenkim mirip prokambium dan tampak pada tahap
yang sangat awal dari diferensiasi meristem atau dari sel isodiametris meristem
dasar. Kolenkim terdiri atas sel hidup yang berbentuk agak memanjang dan
biasanya berdinding tebal. Kolenkim berfungsi sebagai jaringan penyokong
pada organ muda yang sedang tumbuh, pada tumbuhan herbal (herbaceus),
dan bahkan pada organ dewasa. Kolenkim bersifat plastis sehingga dapat
meregang secara irreversibel dengan adanya pertumbuhan organ. Kolenkim
dewasa kurang plastis, lebih kuat, tetapi lebih mudah rusak daripada kolenkim
muda.
Ada hubungan fisiologi dan morfologi antara kolenkim dan parenkim.
Pada tempat kedua jaringan tersebut berdampingan terdapat bentuk peralihan
atara tipe kolenkim dan parenkim. Kolenkim seperti halnya parenkim dapat
berisi kloroplas. Kolenkim yang mirip dengan parenkim berisi banyak kloroplas,
sedangkan kolenkim khusus yang terdiri atas sel yang sempit memanjang,
hanya sedikit atau tidak mengandung kloroplas sama sekali. Sel kolenkim dapat
juga berisi tanin.
Pada irisan melintang kolenkim segar, dinding selnya tampak seperti
nakre. Dinding kolenkim tumbuhan yang terkena angin lebih tebal. Dinding sel
terdiri atas selulosa, sejumlah besar pektin, dan hemiselulosa, tetapi tidak
mengandung lignin. Senyawa pektinnya bersifat hidrofil sehingga dinding
kolenkim banyak mengandung air. Dinding kolenkim yang menebal sekunder
dapat menjadi tipis dan kemudian selnya menjadi meristematis lagi dan mulai
membelah. Hal ini terdapat pada jaringan kolenkim yang membentuk felogen.
Noktah primer sering kali terdapat dalam dinding kolenkim.

Jaringan Sklerenkim dan Kolenkim | 4


Kolenkim terdapat di dalam batang, daun, bunga, buah, dan akar.
Kolenkim berkembang terutama jika mendapat sinar. Kolenkim tidak terdapat
dalam batang dan daun Monokotil yang sklerenkimnya berkembang pada umur
awal. Kolenkim biasanya dibentuk tepat di bawah epidermis, tetapi dalam hal
khusus terdapat satu atau dua lapisan parenkim diantara epidermis dan
kolenkim. Apabila kolenkim tepat berada di bawah epidermis, seringkali dinding
epidermis menebal dengan cara yang sama dengan dinding sel kolenkim. Pada
batang, kolenkim terdapat sebagai suatu silinder atau berbentuk pita
memanjang (membujur). Pada daun, kolenkim terdapat pada satu atau kedua
sisi tulang daun, dan sepanjang tepi daun.
Ukuran dan bentuk sel kolenkim beragam. Ada yang berbentuk prisma
pendek, mirip sel parenkim, atau panjang seperti serabut dengan ujung
meruncing. Sel kolenkim yan terpanjang dijumpai di daerah pusat untaian
kolenkim, dan yang terpendek di daerah tepi. Hal ini dapat diterangkan sebagai
berikut, untaian kolenkim dibentuk oleh serangkaian sel yang membelah
memanjang mulai dari pusat untaian; setelah pembelahan, sel terus
memanjang sehingga sel pusat menjadi yang terpanjang karena yang pertama
kali dibentuk dan meningkat sampai panjang maksimum. Selama
perkembangan untaian kolenkim ini juga terjadi pembelahan mendatar
(horisontal).

2.2 Ciri-Ciri Jaringan Sklerenkim dan Jaringan Kolenkim

Jaringan Sklerenkim dan Kolenkim | 5


2.2.1 Ciri-Ciri Jaringan Sklerenkim
Ciri-ciri dari jaringan sklerenkim, yaitu :
a. Selnya mati.
b. Dindingnya berlignin (zat kayu) dan mengandung selulosa dinding
sel. Sehingga sel-selnya menjadi kuat dan keras. Penebalan lignin
terletak pada dinding sel primer dan sekunder dan dinding menjadi
sangat tebal.
c. Umumnya terdapat pada batang dan tulang daun.
d. Jaringan sklerenkim tersusun dari sel-sel dengan dinding yang keras.
e. Hanya ada sedikit ruang untuk protoplas yang nantinya hilang jika sel
dewasa.
f. Sel-sel yang terdiri dari jaringan sklerenkim mungkin terbagi menjadi
2 tipe : serat (fibre) atau sklereid.
g. Serat atau fibre biasanya memanjang dengan dinding berujung
meruncing pada penampang membujur (longitudinal section; L.S.).
h. Sedangkan sklereid atau sel batu. Batok kelapa adalah contoh yang
baik dari bagian tubuh tumbuhan yang mengandung serabut dan
sklereid.
i. Terdapat pada bagian keras buah dan biji. Bagian bergerigi pada
buah pir disebabkan oleh sel-sel batu (stone cell, sklereid).

2.2.2 Ciri-Ciri Jaringan Kolenkim


Kolenkim dewasa adalah suatu jaringan lentur yang kuat, terdiri atas sel
panjang yang tumpang tindih (panjangnya dapat mencapai 2 mm) dengan
dinding tebal yang tidak berlignin. Kekuatan meregang sel kolenkim sebanding
dengan serabut. Pada bagian tumbuhan yang tua, kolenkim menjadi keras atau
dapat berubah menjadi sklerenkim dengan pembentukan dinding sekunder
yang berlignin. Terpusatnya lignin terjadi terutama pada lapisan dinding terluar.
Biasanya disimpulkan bahwa kolenkim adalah jaringan penunjang yang muda.
Apabila kolenkim terdapat pada organ yang berkanjang (persisten) untuk
periode yang lama, kolenkim akan mengalami sklerifikasi.

Jaringan Sklerenkim dan Kolenkim | 6


Pada tumbuhan dikotil misalnya, tangkai dan batang Medicago sativa,
Eryngium maritimun, Viscum album dan Salvia officinalis kolenkim berubah
menjadi sklrenkim.

2.3 Struktur Fungsi Jaringan Sklerenkim dan Jaringan Kolenkim

2.3.1 Struktur Fungsi Jaringan Sklerenkim


Jaringan sklerenkim merupakan jaringan mekanik yang hanya terdapat
pada organ tumbuhan yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan
perkembangan atau organ tumbuhan yang telah tetap. Sklerenkim berfungsi
untuk menghadapi segala tekanan sehingga dapat melindungi jaringan-jaringan
yang lebih lemah, melindungi tubuh tumbuhan dari kerusakan mekanik,
melindungi tumbuhan dari serangan hewan, dan sebagai alat penyokong dan
pelindung tumbuhan. Sklerenkim tidak mengandung protoplas, sehingga sel-
selnya telah mati. Dinding selnya tebal karena berlangsung penebalan
sekunder sebelumnya yang terdiri atas zat lignin. Jaringan sklerenkim
dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Serat-Serat Sklerenkim (Fibers)
Serat-serat sklerenkim terdiri atas sel-sel yang berukuran panjang ± 2
mm dan samping yang ujungnya runcing. Serat-serat sklerenkim
merupakan sel-sel yang sudah mati. Dinding selnya mengalami penebalan
dari zat kayu dan mengandung lamela-lamela selulosa sehingga lumen
selnya sempit. Serat ini berbentuk poligon, yaitu segi lima atau segi enam.
Noktah-noktahnya sempit yang berbentuk bagai saluran-saluran sempit
miring. Serat-serat sklerenkim pada tumbuh-tumbuhan terbentuk
bersamaan dengan saat-saat terhentinya pertumbuhan organ-organ pada
tumbuhan.
Serat-serat sklerenkim terdapat dalam bentuk untaian yang terpisah-
pisah atau dalam bentuk lingkaran di dalam korteks dan floem, dalam
kelompok-kelompok yang tersebar dalam xilem dan floem. Pada

Jaringan Sklerenkim dan Kolenkim | 7


Gramineae, serat-serat sklerenkim tersusun dalam suatu sistem berbentuk
lingkaran berlekuk-lekuk yang dihubungkan dengan epidermis. Ada dua
macam jenis serat sklerenkim, yaitu sebagai berikut:
1) Serat di Luar Xilem (Ekstraxilari). Serat ekstraxilari ada yang berlignin
dan ada pula yang tidak. Serat ini dapat digunakan untuk membuat
tali, karung goni, dan bahan dasar tekstil untuk pakaian.
2) Serat Xilem (Xilari). Jenis serat ini merupakan komponen utama kayu
karena dindingnya mengandung lignin yang menyebabkan dindingnya
keras dan kaku.

b. Sel-Sel Batu (Sklereid)


Sklereid terdapat pada bagian tumbuhan, antara lain di dalam korteks,
floem, buah, dan biji. Dinding sklereid tersusun atas selulosa yang
mengandung zat lignin yang tebal dan keras. Pada beberapa tumbuhan,
kadang-kadang ditemukan pula zat suberin dan kutin. Sel-selnya
mempunyai noktah yang sempit dan celahnya bundar, membentuk
saluran yang disebut saluran noktah. Lumen sel sangat sempit karena
adanya penebalan-penebalan dinding sel. Sklereid mungkin bisa dijumpai
dalam bentuk tunggal atau kelompok kecil di antara sel-sel, misalnya
butiran seperti pasir pada daging buah jambu biji atau suatu masa
sinambung seperti pada tempurung kelapa yang keras.

2.4 Struktur Fungsi Jaringan Kolenkim


Kolenkim tampaknya beradaptasi, terutama untuk menyokong batang serta
daun yang sedang tumbuh. Dinding sel menebal amat dini ketika pucuk
berkembang, namun penebalan itu bersifat plastis dan mampu meluas. Sebab
itu, penebalannya tidak menghalangi pemanjangan batang atau daun. Pada
perkembangan selanjutnya, kolenkim dapat tetap bertahan sebagai jaringan
penyokong (terjadi pada banyak macam daun dan pada batang beberapa
tumbuhan basah) jika bagian organ tempat kolenkim berada tidak membentuk

Jaringan Sklerenkim dan Kolenkim | 8


sklerenkim. Dalam bagian tanaman yang sedang berkembang dan terdedah
kepada tekanan mekanik (angin, pemberian bobot yang digantungkan pada
ranting), maka penebalan dinding terjadi lebih awal serta dinding terjadi lebih
awal serta dinding menjadi lebih tebal dibandingkan dengan bagian tanaman
yang tidak terpengaruh tekanan seperti itu.
Kolenkim dewasa merupakan jaringan yang kuat dan lentur, terdiri dari sel
panjang yang saling timpa (dapat mencapai panjang sampai 2 mm) dengan
dinding tebal tidak berlignin. Pada tanaman tua, dinding sel kolenkim mengeras
atau berlignin serta berubah menjadi sel sklerenkim.

2.5 Letak Jaringan Sklerenkim dan Jaringan Kolenkim

2.5.1 Letak Jaringan Sklerenkim


Jaringan sklerenkim terdiri atas sel-sel yang bersifat mati dan seluruh
bagian dinding selnya mengalami penebalan. Letaknya adalah di bagian
korteks, perisikel, serta di antara xilem dan floem. Jaringan sklerenkim pada
bagian keras biji dan buah berupa sklereida. Sklereid juga terdapat di berbagai
bagian tubuh. Sel–selnya membentuk jaringan yang keras, misalnya pada
tempurung kelapa, kulit biji dan mesofil daun. Serabut berbentuk pita dengan
anyaman menurut pola yang khas.
Serabut sklerenkim banyak menyusun jaringan pengangkut.
Sklerenkim ada dua jenis, yaitu berbentuk fiber (serat) misalnya rami, dan
slereida pada kulit kacang atau kulit biji. Fungsi jaringan sklerenkim adalah
sebagai alat penyokong dan pelindung.

2.5.2 Letak Jaringan Kolenkim


Kolenkim dapat ditemukan pada batang, daun, serta pada bagian bunga
dan buah. Pada akar, kolenkim bisa dibentuk, terutama bila akar didedahkan
kepada cahaya. Banyak monokotil tak ditemukan kolenkim jika sklerenkim
dibentuk sejak tanaman muda. Biasanya kolenkim terdapat langsung di bawah

Jaringan Sklerenkim dan Kolenkim | 9


epidermis. Pada batang, kolenkim bisa membentuk silinder penuh atau
tersusun menjadi berkas yang memanjang sejajar sumbu batang. Pada daun,
kolenkim terdapat di kedua sisi tulang daun utama atau pada satu sisi saja,
serta terdapat pula sepanjang tepi daun.

2.6 Macam-Macam Bentuk Jaringan Sklerenkim dan Jaringan Kolenkim

2.6.1 Macam-Macam Bentuk Jaringan Sklerenkim


a. Sklereid
Terdapat di berbagai tempat dalam tubuh tumbuhan. Sklereid berhimpun
menjadi kelompok sel keras diantara sel parenkim di sekelilingnya. Sklereid
dapat dibagi empat macam :
1) Brakisklereid atau sel batu yang bentuknya hampir isodiametrik,
misalnya floem kulit kayu pohon.
2) Makrosklereid yang berbentuk batang sering ditemukan dalam kulit biji,
misalnya pada leguminosae.
3) Osteosklereid yang berbentuk tulang dengan ujung-ujungnya yang
membesar kadang-kadang sedikit bercabang.
4) Asterosklereid yang bercabang-cabang dan berbentuk bintang sering
terdapat pada daun.
b. Serat
Serat terdapat di berbagai tempat dalam tubuh tumbuhan. Serat paling
sering ditemukan diantara jaringan pembuluh. Menurut tempatnya dalam
tubuh, dibedakan menjadi serat xilem dan ekstra xilem. Serat xilem
merupakan bagian jaringan pembuluh dan berkembang dari prokambium,
yakni jaringan yang menghasilkan jaringan pembuluh. Dua macam serat
xilem dibedakan berdasarkan tebal dinding dan noktah adalah serat
libriform dan serat trakeid. Serat extra xilem dalam tumbuhan terdapat di
luar xilem, misalnya ditemukan dalam korteks atau dalam floem sebagai
bagian dari floem.

Jaringan Sklerenkim dan Kolenkim | 10


2.7 Macam-Macam Bentuk Jaringan Kolenkim
Ukuran dan bentuk sel kolenkim beragam. Sel dapat berupa prisma pendek
atau bisa pula panjang seperti serat dengan ujung meruncing, namun antara
kedua bentuk tersebut terdapat bentuk peralihan.
Dinding sel kolenkim terdiri atas lapisan yang berselang seling, kaya akan
selulosa dengan sedikit pektin. Air dalam seluruh dinding sel kurang lebih 67%.
Roelofsen (1959) menyatakan bahwa di dalam Petasites, dinding sel kolenkim
berisi 45% pektin, 35% hemiselulosa, dan 20% selulosa. Dinding sel kolenkim
Petasites ini terdiri atas 7-20 lamela yang bergantian/berseling antara lamela
yang mengandung banyak seluosa dan lamela yang mengandung sedikit
selulosa. Semakin mendekati lumen sel, selulosanya semakin banyak. Menurut
tipe penebalan dindingnya, kolenkim dibedakan menjadi beberapa macam,
sebagai berikut:
a. Kolenkim sudut (angular kolenkim)
Penebalan dinding sel kolenkim ini terjadi pada sudut-sudut sel.
Pada penampang melintangnya, penebalan ini tampak terjadi pada
tempat bertemunya tiga sel atau lebih, seperti yang terdapat pada
tangkai Rumex, Vitis, Begonia, Coleus, Cucurbita, Morus, Beta, dan
pada batang Solanum tuberosum dan Atropa belladonna.
b. Kolenkim lamela (lamelar kolenkim) atau kolenkim papan
Penebalan dinding sel kolenkim ini terjadi pada dinding tangensial
sel. Kolenkim lamela terdapat pada korteks batang Sumbucus nigra,
Rhamnus, dan tangkai Cochlearia armoracia
c. Kolenkim lakuna (lacunar kolenkim)
Penebalan dinding sel kolenkim ini terjadi pada dinding-dinding yang
berbatasan dengan ruang antarsel. Kolenkim lakuna terdapat pada
tangkai beberapa spesies Compositae, misalnya Salvia, Malva, Athaea,
dan Asclepias dan pada batang Ambrosia.

Jaringan Sklerenkim dan Kolenkim | 11


d. Kolenkim cincin
Istilah kolenkim cincin diberikan oleh Duchaigne (1995) untuk tipe
kolenkim yang lumen selnya pada penampang melintang tampak
melingkar. Muller (1890) menyebutnya knorpel-collenchyma.
Pengamatan terhadap kolenkim cincin dewasa tampak adanya
penebalan dinding sel secara terus menerus sehingga lumen sel akan
kehilangan bentuk sudutnya.

Dinding sel kolenkim merupakan contoh dinding primer yang amat


menebal, sebab penebalan terjadi pada saat sel masih tumbuh membesar.
Dinding sel meluas dan sekaligus menebal pula. Dinding kolenkim terdiri dari
lapisan yang kaya selulosa dan miskin pektin, bergantian dengan lapisan yang
miskin selulosa dan kaya pektin. Dalam bahan segar, kandungan air dari
seluruh dinding sekitar 67%. Hal itu disebabkan karena pektin yang bersifat
hidrofil. Pada preparat yang dibuat dari sayatan segar dan dilihat dalam air,
kandungan air menyebabkan dinding membengkak sehingga tampak amat
jelas, berkilauan seperti dinding sebelah dalam cangkang kerang (nacre).
Dinding sel kolenkim terdiri atas lapisan yang berselang-seling kaya selulosa
dengan sedikit pektin, dan lapisan lain dengan sedikit selulosa dan kaya pektin.
Pada bahan segar, ai dalam seluruh dinding sel lebih kurang 67%.

Menurut Czaja (1961), lamela melintang pada penebalan dinding


kolenkim pada banyak kebanyakan tumbuhan dapat dideteksi dengan alat
mikroskop cahaya terpolarisasi. Chafe (1970) telah mengamati bahwa orientasi
mikroserabut selulosa dalam lamela yang berurutan bergantian melintang dan
membujur. Selama perkembangan penebalan dinding, terjadi penambahan
lapisan mikroserabut mengelilingi seluruh sel sehingga memperluas keliling sel.

Pada sebagian besar tumbuhan Dikotil, misalnya tangkai dan batang


Medicago sativa, Eryngium maritimum, Viscum album, dan Salvia officinalis,

Jaringan Sklerenkim dan Kolenkim | 12


kolenkim berubah menjadi sklerenkim. Menurut Duchaigne (1955), sklerefikasi
ini terjadi melalui pembentukan lamela secara sentripetal dan sentrifugal.
Selama pertumbuhan lamela, dibentuk lapisan yang kaya selulosa, yang
kemudian banyak mengandung lignin. Lamela yang mengandung lignin tampak
dengan arah sentrifugal mengelilingi lapisan pertama.Sebagai hasil
perkembangan sentrifugal, lamela berlignin yang mengandung senyawa
pektoselulosa pada dinding kolenkim tidak tampak.Sering kali sebagian
senyawa ada yang masih tertinggal setelah dinding mengalami sklerifikasi.
Lamela tambahan berkembang ke arah sentripetal dan lumen sedikit demi
sedikit mengecil.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Jaringan sklerenkim merupakan jaringan penyokong dengan dinding
sekunder yang tebal dan terdapat pada organ tubuh tumbuhan yang

Jaringan Sklerenkim dan Kolenkim | 13


telah dewasa. Jaringan kolenkim merupakan jaringan penyokong pada
tumbuhan. Secara ontogeni, perkembangan kolenkim mirip prokambium
dan tampak pada tahap yang sangat awal dari diferensiasi meristem
atau dari sel isodiametris meristem dasar.
2. Ciri-ciri jaringan sklerenkim yaitu dindingnya keras, berlignin, dan
mengandung selulosa, sedangkan jaringan kolenkim dinding tebal dan
tidak berlignin.
3. Jaringan sklerenkim terdiri atas serat-serat sklerenkim (fiber) dan sel-sel
batu (sklereid). Sklerenkim berfungsi untuk menghadapi segala tekanan
sehingga dapat melindungi jaringan-jaringan yang lebih lemah,
melindungi tubuh tumbuhan dari kerusakan mekanik, melindungi
tumbuhan dari serangan hewan, dan sebagai alat penyokong dan
pelindung tumbuhan. Sedangkan jaringan kolenkim mampu beradaptasi,
terutama untuk menyokong batang serta daun yang sedang tumbuh
4. Jaringan sklerenkim letaknya adalah di bagian korteks, perisikel, serta di
antara xilem dan floem, sedangkan jaringan kolenkim dapat ditemukan
pada batang, daun, serta pada bagian bunga dan buah.
5. Macam-macam bentuk jaringan sklerenkim adalah Sklereid dan Serat.
Macam-macam bentuk jaringan kolenkim adalah Kolenkim sudut
(angular kolenkim), Kolenkim lamela (lamelar kolenkim) atau kolenkim
papan, Kolenkim lakuna (lacunar kolenkim), Kolenkim cincin.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2010. Jaringan Sklerenkim dan Jaringan Kolenkim.www.e-dukasi.net.


Diakses Pada tanggal 1 Juni 2018. Pukul 13.30 WIB

Anonim. 2011. Anatomi dan Morfologi Tanaman. www.fp.unud.ac.id. Diakses


pada tanggal 1 Juni 2018. Pukul 13.10 WIB.

Jaringan Sklerenkim dan Kolenkim | 14


Hidayat, Estiti B.1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : ITB

Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta : Kanisius

Jaringan Sklerenkim dan Kolenkim | 15

Anda mungkin juga menyukai