Anda di halaman 1dari 5

3.

Jaringan Sklerenkhim (Sclerenchym)


Jaringan skelerenkim adalah jaringan yang fungsi utamanya sebagai jaringan penguat
tumbuhan (jaringan mekanik). Hanya terdapat pada bagian tumbuhan yang tidak lagi melakukan
pertumbuhan danperkembangan lagi atau organ tumbuhan yang telah tetap. Dengan adanya alat ini
tumbuhan dapat dimungkinkan untuk berthan dalam menghadapi berbagai tekanan atau desakan.
Skelernkim itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu sclerous yang artinya keras dan enchyma
yang artinya “infusion” yang arti secara keseluruhannya kerasnya dinding sel. Adapun sel-sel yang
menyusun jaringan skelernkim adalah sel-sel skelerenkim.
Jaringan kolenkim dan skelernkim sama-sama merupakan jaringan mekanik, walaupun
begitu, mereka memiliki perbedaan, antara lain :
Jaringan kolenkim Jaringan sklerenkim
 Terdiri dari sel-sel yang hidup lastis  Terdiri dari sel-sel yang telah mati,
dinding sel terdiri dari selulosa dan berdinding sel yang keras dan tebal
dinding sel; (lignin);
 Mengandung kadar air yang tinggi;  Dinding sel yang elastis, bersifat
 Dinding sel bersifat primer. primer, sekunder, dan bahkan
tersier.
Bentuk dan susunan asal dan perkembangan zat skelernkim :

1.Penampang melintang dari endocarp Cocos nucifera 2.Penampang longitudinal dari endocarp
Cocos nucifera

3.Skler dari endocarp Crataegus 4.Sklereid dan parenkhim dari korteks


Dracaena fragns
5.Sklereid dari pericarb Pyrus communis 6.Penampang melintang serat-serat phloem
primer Cannabis

7.Skelereid berbentuk tidak beraturan dari phloem Tsuga 8.Penampang longitudinal gambar 6
Sel-sel sklerenkim tidak lagi mengandung protoplas, sel-selnya itu telah mati dengan dinding
sel-selnya yang mengalami penebalan sekunder yang terdiri dari zat-zat lignin (zat kayu). Sklerenkim
pada umumnya terdiri atas (a) fiber dan (b) sclereid.
a. Serat Skelerenkhim (“fiber”)
“Fiber” atau serat-serat sklerenkim pada umumnya terdapat dalm bentuk untaian (“strands”)
yang terpisah-pisah atau dalam bentuk lingkaran. Dalam kulit kayu dan pembuluh tapis (cortex and
phloem) merupakan suatu seludang yang berhubungan dengan berkas-berkas pengangkut atau
dalam kelompok-kelompok yang tersebar di dalam pembuluh kayu (xylem) dan pembuluh tapis
(phloem). Tetapi sering juga terjadi serat-serat sklerenkhim ini tersusun dalam bentuk-bentuk yang
khas seperti halnya yang terdapat pada batang-batang tumbuhan monocotyledoneae dan
dicotyledoneae. Lebih jelas lagi seperti kebanyakan gramineae di mana serat-serat sklerenkhim ini
menyusun suatu system berbentuk silinder yang berlekuk-lekuk dan dihubungkan dengan epidermis.
Selain yang berbentuk silinder, ternyata terdapat juga serat-serat sklerenkhim yang berupa
berkas-berkas pembuluh terutama pada bagian tepi batang. Misalnya kalau kita melakukan
pengamatan pada Zea, Saccharum, Andropogon, Sorghum, dangenus lainnya dengan
mempergunakan mikroskop. Selain pada batang serat-serat klerenkhimm ini terdapat pula pada
bagian-bagian daun, seperti pada monocotyledoneae. Serat-serat sklerenkhim ini membentuk
seludang di sekitar berkas-berkas pembuluh atau untaian (“strands”) di sekitar epidermis dan
berkas-berkas pembuluh.
Pada dicotyledoneae di dalam batangnya serat-serat seringkali terdapat pada bagian sebelah
luar dari phloem primer. Serat-serat tersebut membentuk untaian (strands), meluas dan
mengadakan anastomose. Tumbuhan yang memiliki pembuluh skelerenkim berbentuk silinder dapat
dikatakan sempurna. Misalnya pada tumbuh-tumbuhan yang bersifat dikotil.
Berdasarkan hasil penelitian ESAU serat-serat tersebut terbagi menjadi dua macam yaitu :
a. “xylem fibers” atau serat-serat xylem, yang terdapat dalam xylem.
b. “extraxylary fibers” yaitu serat-serat yang terdapat dalam system jaringan di luar xylem.
EAMES mengemukakan dua macam serat sklerenkhim yaitu :
a. “bast fiber” atau serat-serat kulit kayu, yaitu serat-serat yang terdapat dalam korteks.
b. “wood fiber” atau serat-serat kayu, yaitu serat-serat yang terdapat dalam bagian kayu.
Pendapat dari ESAU dan EAMES yang sejalan tentang extraxylary fibers sama dengan bast
fibers :
a. “ploic” atau “phloem fiber” yaitu serat-serat yang terdapat dalam phloem primer dan
sekunder.
b. “cortical fibers” yaitu serat-serat yang terdapat dala kulit kayu (korteks)
c. “vascular fibers” yaitu serat-serat yang terdapat di bagian tepi berkas-berkas pembuluh.
Ciri yang terdapat dalam berkas-berkas sklerenkhim :
a. Serat-serat sklerenkhim itu terdiri dari sel-sel serat dengan ukuran yang cukup panjang
b. Sel-sel tersebut merupakan sel-sel yang telah mati
c. Dinding sel-sel tersebut cukup tebal, sebagian besar dari dinding sel-sel ini terdiri dari zat
kayu dan sering pula mengandung lamella-lamella selulosa
d. Lumen selnya demikian sempit karena memiliki penebalan-penebalan pada dinding sel
tersebut
e. Pada irisannya yang melintang serat-serat berbentuk segibanyak yang sering terdapat
segi lima atau segi enam
f. Noktah-noktahnya sempit dan panjang yang berbentuk saluran-saluran sempit yang
miring
g. Pada irisannya yang membujur tampak serat-serat sklerenkhim ini berbentuk kumparan
panjang yang ujung-ujungnya meruncing
h. Meskipun dinding sel-selnya itu mengandung lignin, ternyata daya elastisitasnya masih
demikian besar, sehingga serat-serat tersebut dapat dilengkungkan.
Ukuran serat-serat sklerenkhim ini beraneka ragam ada yang 2mm ada pula yang
25cm. terbentuknya serat-serat sklerenkhim ini dimulai dari saat-saat terhentinya
pertumbuhan organ-organ bersangkutan pada tumbuhan. Sel-sel sklerenkim pada
umumnya bersifat sekunder yaitu dibentuk oleh kambium, walaupun kenyataannya ada
pula yang bersifat primer. Susunan dan letaknya di dalam tumbuh-tumbuhan adalah
bermcam-macam yaitu :
a. Ada yang tersebar
b. Ada yang berkumpul, beruntai satu sama lain yang tampak seperti suatu
lapisan,dan
c. Terdapat pula yang merupakan saluran dalam batang.
Dengan susunan dan letak demikian sel-sel sklerenkim dapat mempertahankan
kan tanaman dari segala macam gangguan.

b. Sklereid
Sklereid memiliki bentuk dan besar diameter yang berbeda-beda. Beberapa sel
sklereid berbentuk agak memanjang dan beberapanya lagi berbentuk seperti sel-sel
parenkhim, misalnya sel-sel sklereid pada dinding buah dan biji-biji. Adapula yang disebut
sel-sel sklerotik atau sclerotic cells yaitu :
a. Apabila sklereid itu tidak bercabang-cabang,tidak mempunyai bentuk yang
ekstrim, bersifat soliter ataupun berkumpul merupakan suatu jaringan atau
organ.
b. Apabila sel-selnya terjadi dalam jaringan-jaringan yang lunak.
Sel-sel batu atau “grit cells” atau sel-sel pasir yaitu terdapat dalam buah-buah
berdaging karena berukuran kecil-kecil dan tidak jarang pula disebut brachysclereid, yaitu sel
batu yang bentuknya seperti insang ikan, macrosclereid atau rodcell adalah sebutan bagi
skelerid yang berbentuk bintang dan trichoslereid atau internal hairs yaitu sebutan bagi yang
berbentuk rambut dalam suatu alat atau jaringan.
Sklereid terdapat dalam semua bagian dari tumbuhan, terutama di dalam kulit kayu,
pembuluh tapis, dalam buah atau biji. Gambaran-gambaran tentang sel-sel sklereid ini dapat
dikemukakan sebagai berikut :
a. Dalam daun dan buah yang berdaging banyak terdapat sel-sel batu yang
letaknya tersebar
b. Dinding sel-sel sklereid tersusun dari selulosa dan banyak mengandung zat lignin
yang tebal dank eras dan zat inilah yang menjadikan jaringannya kuat dan kaku
c. Kadang-kadang sel sklereid mengandung pula zat suberin dan kutin
d. Mempunyai noktah-noktah yang sempit yang celah-celahnya bundar sehingga
merupakan saluran disebut “pit canal” atau saluran saluran noktah, noktah-
noktah ini dapat bercabang-cabang
e. Lumen sel sangat sempit sehubungan dengan terbentuknya penebalan-
penebalan dinding selnya.

Anda mungkin juga menyukai