Anda di halaman 1dari 5

Jaringan Skelerenkim

Kelompok 8 :
 Muhammad Syafi’I Qurani
 Mukhlisah Syahrul
 Jumaliana
 Ananda nurzaninda
Pengertian Skelerenkim
Skelerenkim merupakan jaringan penguat atau penyokong
tumbuhan yang terdiri atas sel-sel yang mengalami penebalan
sekunder di bagian dinding selnya. Adanya dinding sekunder ini
merupakan ciri khas pada jaringan yang berfungsi memperkuat
tubuh tumbuhan dengan penebalan sekunder yang terjadi pada
seluruh dinding selnya. Yang membedakan skelerenkim dengan
jaringan penguat lainnya (kolenkim) ialah sel-sel penyusun
skelerenkim merupakan sel mati (tidak melakukan aktivitas
metabolisme). Selain itu skelerenkim menyokong bagian tubuh
tumbuhan yang telah dewasa. Penebalan sekunder pada dinding
skelerenkim tersusun atas senyawa lignin yang menyebabkan
jaringan ini memiliki daya regang tinggi (elastis)
Fungsi Jaringan Skelerenkim
Fungsi utama jaringan sklerenkim yaitu:
1. Penyokong Organ Dewasa
• Sklerenkim dapat ditemukan pada bagian yang telah dewasa
atau tua. Hal ini karena sesuai dengan perkembangan selnya,
bagian tumbuhan yang telah tua akan mengalami penurunan
aktivitas sel.
2. Pelindung
• Selain sebagai penyokong, sklerenkim juga berfungsi sebagai
pelindung bagian tumbuhan. Contoh yang terdapat pada kulit
biji kelapa, biji kacang, dan lainnya.
Ciri-ciri Jaringan Skelerenkim
Ciri jaringan sklerenkim memiliki ciri –ciri yang membedakan dengan jaringan
lainnya, yaitu:
1. Tersusun atas sel – sel mati
• Sel – sel penyusun jaringan sklerenkim mengalami penebalan sekunder yang merata
pada dinding selnya oleh senyawa lignin. Awalnya sel-sel sklerenkim merupakan sel
– sel hidup, hal ini karena asal pembentukan sel sklerenkim merupakan jaringan
meristem atau parenkim. seiring dengan aktivitas penebalan pada sel – sel yang
berdiferensiasi menjadi jaringan sklerenkim, aktivitas sel menjadi terhenti
karena terhalang dengan penebalan sekunder yang terdapat di dinding selnya.
2. Memiliki dinding sekunder yang merata
• Tak seperti kolenkim yang penebalan sekundernya tak merata pada dinding
selnya, sel sklerenkim mengalami penebalan sekunder di seluruh sisi pada dinding
selnya atau senyawa lignin atau tak berlignin. Hal ini menyebabkan organ
tumbuhan yang disokong oleh sklerenkim akan lebih kuat dan elastis.
3. Bersifat elastis
• Berbeda dengan kolenkim, jaringan sklerenkim bersifat elastik. Hal ini menyebabkan
kita dapat membentuk berbagai macam kesenian dari bagian tubuh tumbuhan yang
disokong oleh sklerenkim, seperti rotan, pelepah pisang, dan lain-lain.
4. Berdasarkan asal – usulnya dibedakan menjadi:
a. Serat
• Serat berkembang dari diferensiasi meristem primer secara langsung. Sklerenkim jenis
ini memiliki bentuk sel yang memanjang, sehingga disebut bentuk serat atau serabut.
Pada umumnya sel – sel ini berkumpul menggerombol membentuk suatu berkas silinder
yang tak terputus, namun ada juga yang membentuk sel tunggal. Serat dapat ditemukan
di antara jaringan pengangkut, berkas serat daun,pelindung biji, batang, dan lainnya.
b. Sklereid
• Disebut juga sel batu. Berbeda dengan serat, sklereid berkembang dari diferensiasi
jaringan parenkim (meristem dasar). Karakteristik yang dimiliki oleh sklereid hampir
sama dengan serat, mulai dari penebalan sekunder oleh lignin pada dinding selnya,
terdapat pada organ dewasa. Yang membedakan keduanya ialah asal pembentukannya,
selain itu sklereid lebih banyak memiliki variasi bentuk, antara lain:
– Bulat (sel batu/ brakisklereid), pada tempurung kelapa
– Batang (tiang/makrosklereis) pada biji kacang-kacangan
– Seperti tulang (osteosklereis), kulit biji kacang.
– Asterosklereis (bintang), tangkai daun teh.
– Rambut (trikosklereid) pada mesofil daun

Anda mungkin juga menyukai