Anda di halaman 1dari 25

Tata Laksana Keracunan

Nama kelompk :
Bisa Ular
1. Eka Pramuda W. 8. Iin Setiani
2. Anastasya Dian Salim P. 9. Istilatifah
3. Elisah Dwi F. 10.May Sintiya Dewi
4. Erika Indriati 11.Mery Desi R.
5. Erina Uruf S.
12.Nala Lifianto
13.Nanda Rezita
6. Galuh Ramadhani P.
14.Syahrul Amarudin
7. Halimatul Efriyah

STIKES RUMAH SAKIT ANWAR MEDIKA


PRODI S1FARMASI 2017
JENIS ULAR
• Bisa ular terdiri dari campuran beberapa polipeptida, enzim dan
protein. Jumlah bisa, efek letal dan komposisinya bervariasi
tergantung dari spesies dan usia ular.

• Bisa ular bersifat stabil dan resisten terhadap perubahan


temperatur. Secara mikroskop elektron dapat terlihat bahwa bisa
ular merupakan protein yang dapat menimbulkan kerusakan pada
sel-sel endotel dinding pembuluh darah, sehingga menyebabkan
kerusakan membran plasma. Komponen peptida bisa ular dapat
berikatan dengan reseptor-reseptor yang ada pada tubuh korban.
Bradikinin, serotonin dan histamin adalah sebagian hasil reaksi
yang terjadi akibat bisa ular.

• Enzim yang terdapat pada bisa ular misalnya Larginine esterase


menyebabkan pelepasan bradikinin sehingga menimbulkan rasa
nyeri, hipotensi, mual dan muntah serta seringkali menimbulkan
keluarnya keringat yang banyak setelah terjadi gigitan.
• Enzim protease akan menimbulkan berbagai variasi nekrosis
jaringan. Phospholipase A menyebabkan terjadi hidrolisis dari
membran sel darah merah. Hyaluronidase dapat menyebabkan
kerusakan dari jaringan ikat. Amino acid esterase menyebabkan
terjadi KID.6 Pada kasus yang berat bisa ular dapat menyebabkan
kerusakan permanen, gangguan fungsi bahkan dapat terjadi
amputasi pada ekstremitas.
Proses Masuknya Bisa Ular ke Dalam Tubuh
GEJALA GIGITAN ULAR

• Gigitan ular seringkali menimbulkan gejala pada tempat gigitan


berupa nyeri dan bengkak yang dapat terjadi dalam beberapa
menit, bisa akan menjalar ke proksimal, selanjutnya terjadi
edem dan ekimosis.

• Pada kasus berat dapat timbul bula dan jaringan nekrotik, serta
gejala sistemik berupa mual, muntah, kelemahan otot, gatal
sekitar wajah dan kejang. Pasien jarang mengalami syok, edem
generalisata atau aritmia jantung, tetapi perdarahan sering
terjadi.

• Pemeriksaan laboratorium biasanya menunjukkan peningkatan


jumlah neutrofil, limfopenia, koagulopati dengan PT dan PTT
memanjang, serta penurunan jumlah fibrinogen.
Cara Mengatasi Gigitan Ular Berbisa

1. Hubungi nomor telepon unit gawat darurat, atau berteriak untuk


meminta pertolongan
2. Ingat-ingat tampilan ular yang menggigit Anda
3. Jauhi ular itu
4. Batasi gerakan dan lindungi bagian yang terkena gigitan
5. Lepaskan pakaian, perhiasan, atau benda lain yang terpasang ketat
6. Bersihkan luka gigitan ular semampu Anda, tetapi jangan
membilasnya dengan air
7. Tunggu atau cari pertolongan medis
8. Hindari langkah yang akan memperparah kondisi Anda
9. Pahami perawatan medis yang seharusnya Anda terima
10. Ikuti anjuran perawatan lanjutan gigitan ular
11. Tetap tenang dan menunggu jika Anda tidak dapat mencari
pertolongan
Cara Mengatasi Gigitan Ular Yang Tidak Berbisa

1. Hentikan aliran darah yang keluar


2. Bersihkan luka dengan hati-hati
3. Oleskan salep antibiotik dan tutup luka dengan perban
4. Cari pertolongan medis
5. Perhatikan proses penyembuhan luka
6. Minum banyak cairan selama masa penyembuhan
MEMAHAMI ULAR DAN GIGITANNYA

1. Pahami ular berbisa


2. Ketahui apakah Anda tinggal dihabitat ular berbisa
3. Pahami tentang gigitan ular
4. Pahami perilaku ular
5. Hindari kontak dengan ular
6. Beli peralatan pertolongan gigitan ular
PERTOLONGAN PERTAMA TERKENA GIGITAN ULAR

1. Jangan panik. Tidak semua gigitan ular mengandung bisa yang


berbahaya, bahkan meski yang menggigit adalah spesies ular
berbisa.

2. Kurangi gerak. Setiap gerakan yang tidak perlu hanya akan


menyebabkan bisa ular menyebar lebih luas melalui peredaran
darah. Usahakan untuk tetap diam, sebisa mungkin gunakan alat
transportasi dan jangan berjalan kaki untuk mencapai lokasi yang
menyediakan pertolongan pertama.

3. Cuci bekas gigitan. Jika ada, gunakan sabun dan air matang
untuk membersihkan luka sesegera mungkin.

4. Cuci mata jika kena semburan bisa. Beberapa spesies ular


kobra yang hidup di Asia dan Afrika mampu menyemburkan bisa
mematikan tanpa harus menggigit korban. Jika semburan ini
mengenai mata atau lapisan mukosa tipis lainnya, segera cuci
dengan air bersih.
5. Ikat kuat-kuat daerah disekitar luka. Ikatan yang kuat disekitar
bekas gigitan dapat menghambat penyebaran racun sampai
mendapatkan pertolongan lebih lanjut. Namun untuk gigitan Ular
Derik yang racun atau bisanya sangat kuat, risiko kerusakan
jaringan pada lokasi gigitan justru akan meningkat jika diikat.

6. Bawa kedokter secepat mungkin. Serum anti bisa ular bisa


didapatkan di Puskesmas atau tempat praktik dokter. Jika dalam
perjalanan korban muntah-muntah, tempatkan dalam posisi
duduk atau berbaring untuk memastikan muntahannya tidak
menyumbat saluran napas.

7. Jangan suntikkan anti racun sendiri. Injeksi anti racun memang


dibutuhkan dengan segera, namun sebagiknya tetap dilakukan
oleh dokter atau tenaga kesehatan yang terampil. Adanya
pengotor pada alat suntik terkadang malah dapat membahayakan
pasien.
8. Jangan pernah sekali – kali menyedot bisa ular dalam tubuh pasien
yang terkena bisa ular. Karena hal itu akan membuat anda terkena bisa
ular juga. Serta menempelkan mulut ke bagian yang digigit ular juga
akan menambahkan jumlah bakteri pada luka.
Penanganan Pertama Gigitan Ular Apabila Berada di Desa

1. Mengikatkan satu bagian tubuh. Jika digigit dijari, maka


sebaiknya Anda mengikatkan perban atau kain pada bagian
pergelangan tangan. Hal ini dimaksud agar racun tak menjalar ke
bagian tubuh yang vital seperti jantung. Cara lain yang bisa
dilakukan adalah dengan segera ke rumah sakit.
2. Membuat ramuan kunyit. Untuk mengeluarkan racun dalam
tubuh, Anda bisa mengonsumsi air kunyit. Tak hanya saat
terkena racun saja, air kunyit juga bisa untuk pemulihan. Karena
didalam kunyit mengandung senyawa kurkumin yang bekerja
sebagai antioksidan yang dapat menetralkan racun
• Anti bisa ular adalah satu-satunya antidot efektif untuk bisa ular.
Pemberian antibisa ular dilakukan sesegera mungkin sesuai
indikasi. Antibisa ular harus diberikan hanya pada pasien dimana
manfaat yang diperoleh melebihi risikonya. Antibisa ular dapat
melawan keracunan sistemik walaupun telah terjadi selama
beberapa hari. Pemberian antibisa ular diberikan selama bukti
adanya koagulopati masih ada.

• Anti bisa ular berperan dalam mengatasi koagulopati dan


menurunkan udem ekstremitas yang berat. Selain menimbulkan
gangguan hemostasis, keracunan sistemik bisa ular juga dapat
berupa gangguan neurologis, kardiovaskular, dan cedera ginjal
akut. Salah satu contoh obat anti bisa ular adalah BIOSAVEE yang
bekerja memberikan kekebalan terhadap bisa ular yang bersifat
neurotoksik (ular kobra) dan bersifat hemotoksik (ular tanah)
yang mengandung fenol sebagai pengawet.
Serum Anti-Bisa Ular (SABU) dapat diberikan dengan pedoman sebagai
berikut:
1. Untuk bisa ular dengan gejala neurotoxin dan perdarahan spontan
masif diberikan SABU 2 vial didrip dengan larutan PZ tiap 2 jam

2. Untuk bisa ular bukan dengan gejala neurotoxin atau koagulopati


parah, diberikan 2 vial SABU didrip tiap 6 jam.

Pemberian SABU dapat diteruskan sampai tanda dan gejala menghilang,


tidak ada maximum dose.

Indikator pemberian SABU efektif


3. Perdarahan akan berhenti dalam 15 menit
4. Faal Koagulasi akan normal dalam 3-9 jam
5. Hipotensi akan membaik dalam 30-60 menit
6. Gejala paralisis akan membaik dalam 30 menit
7. Warna gelap urin akibat mioglobinuria atau hemoglobinuri
menghilang dalam beberapa jam.
Penting untuk menanyakan riwayat atopi berat (asma, dll). Pada pasien
dengan riwayat atopi berat, boleh diberikan epinephrine injeksi sebagai
profilaksis sebanyak 0,25 mg (dewasa) atau 0,01 mg/kg (anak) secara
subkutan sebelum SABU diberikan.

Pemberian antibiotik diberikan apabila terjadi adanya infeksi pada


bekas gigitan ular berbisa.
• BIOSAVEE merupakan sebuah obat serum injeksi ular polivalen
yang digunakan untuk memberikan kekebalan terhadap bisa
ular, yang terbuat dari plasma kuda. Obat yang diproduksi
oleh Bio Farma ini mempunyai kandungan Agkistrodon
rhodostoma ≥10 LD50, Bungarus fasciatus ≥25 LD50, Naja
sputatrix ≥25 LD50, phenol 2.5 mg per ML nya.

• Penggunaan atau dosis obat ini bisa berbeda beda setiap


orang tergantung tingkat keparahan. Dosis pertama yaitu
dengan diberikan sebagai cairan infus dengan kecepatan tetes
40 hingga 80 tetes per menit. Kemudian diulang 6 jam
berikutnya. Namun apabila gejala tidak berkurang, obat
Biosave ini dapat diberikan setiap 24 jam dengan kecepatan
tetes nya 80 hingga 100 ml.

• Efek samping penggunaan obat Biosave ini antara lain adalah


syok anafilaktik, serum sickness, demam disertai menggigil
serta nyeri pada penyuntikan.
Berikut adalah gambar serum anti bisa ular
PATOFISIOLOGI GIGITAN ULAR BERBISA SEHINGGA
MENYEBABKAN KEMATIAN

Bisa ular diproduksi dan disimpan dalam sepasang kelenjar yang


berada dibawah mata. Bisa dikeluarkan dari taring berongga yang
terletak di rahang atasnya.Taring ular dapat tumbuh hingga 20 mm
pada rattlesnake besar. Dosis bisa ular tiapgigitan bergantung pada
waktu yang terlewati sejak gigitan pertama, derajat ancamanyang
diterima ular, serta ukuran mangsanya. Lubang hidung merespon
terhadap emisipanas dari mangsa, yang dapat memungkinkan ular
untuk mengubah jumlah bisa yangdikeluarkan. Bisa biasanya
berupa cairan. Protein enzimatik pada bisa menyalurkanbahan-
bahan penghancurnya. Protease, kolagenase, dan arginin ester
hidrolase telahdiidentifikasi pada bisa pit viper. Efek lokal dari bisa
ular merupakan penanda potensial
untuk kerusakan sistemik dari fungsi sistem organ. Salah satu
efeknya adalahperdarahan lokal, koagulopati biasanya tidak terjadi
saat venomasi. Efek lainnya,berupa edema lokal, meningkatkan
kebocoran kapiler dan cairan interstitial di paru-paru. Mekanisme
pulmoner dapat berubah secara signifikan. Efek akhirnya
berupakematian sel yang dapat meningkatkan konsentrasi asam
laktat sekunder terhadapperubahan status volume dan
membutuhkan peningkatan minute ventilasi. Efekblokade
neuromuskuler dapat menyebabkan perburukan pergerakan
diafragma.
Gagal jantung dapat disebabkan oleh asidosis dan hipotensi. Myone
krosis disebabkan olehmyoglobinuria dan gangguan ginjal. (Daley,
Brian James MD, 2010)
 Jika Anda mendengar ada ular berbisa yang mendekat, diam, jangan
bergerak. Ular tidak dapat melihat dengan baik dan menggunakan
gerakan untuk mengetahui adanya ancaman. Mundur perlahan,
beritahukan orang lain akan keberadaan ular saat mencapai tempat yang
aman.
 Perhatikan langkah Anda ditempat yang dihuni oleh manusia dan ular
derik. Ular derik menggunakan suara deriknya untuk mengusir bahaya
disekitarnya, sehingga dia tidak perlu menyerang. Namun pemburuan
ular derik oleh manusia telah mengubah perilaku ini ditempat yang
banyak di huni manusia. Ular derik disekeliling manusia jarang
mengeluarkan suara deriknya, namun lebih sering menyamarkan diri,
sehingga Anda mudah menginjaknya.
 Beberapa orang menyarankan untuk mengikatkan perban elastis namun
tidak terlalu erat sejauh 5 hingga 7 cm diatas luka gigitan. Anda bisa
menggunakan perban Ace atau membuat perban elastis sendiri dari kaus
atau kainyang lentur. Perawatan seperti ini akan membuat sejumlah
besar bisa terlepas saat ikatan dilepaskan. Selain itu, orang yang tidak
mendapatkan pelatihan pertolongan pertama seringkali
memasangkannya terlalu erat, seperti torniket, yang berisiko
menghentikan aliran darah dan memperparah kondisi Anda.
• Jangan mencoba untuk mengiris luka dan mengisap bisa ular keluar dari
tubuh, baik dengan mulut atau peralatan pertolongan gigitan ular.
Langkah ini tidak terbukti dapat mengurangi jumlah bisa secara
signifikan, dan mungkin justru menyebabkan meluasnya kerusakan di
permukaan kulit.
DAFTAR PUSTAKA

Daley, Brian James MD. 2010. Snake bite: patophysiology . Available


from :http://emedicine.medscape.com/article/168828-
overview#a0104

Padiatri, Sari. 2003. Jurnal Gigitan Ular Berbisa. Volume 5.No 3: Jakarta

Sampoerna, Rescue.2016.Cara Mengatasi Gigitan Ular: Waingapu

Jaya,AA GTE Putra Semara. dkk. 2016. Jurnal Tata Laksana Gigitan Ular
yang Disertai Syndrome Kompartemen di Ruang Terapi Intensif .
Volume 51. No.2. Universitas Udayana: Denpasar

Purba,E. Renawati.dkk. 2009. Kurkumin Sebagai Senyawa Antioksidan.


Universitas Kristen Satyawacana: Salatiga
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai