Anda di halaman 1dari 2

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Pengujian organoleptik adalah pengujian yang didasarkan pada
proses pengindraan. Pengindraan diartikan sebagai suatu proses
fisiopsikologis, yaitu kesadaran atau pengenalan alat indra akan sifat sifat
benda karena adanya rangsangan yang diterima alat indra yang berasal dari
benda tersebut. Pengindraan dapat juga berarti reaksi mental (sensation) jika
alat indra mendapat rangsangan (stimulus). Reaksi atau kesan yang
ditimbulkan karena adanya rangsangan dapat berupa sikap untuk mendekati atau
menjauhi, menyukai atau tidak menyukai akan benda penyebab rangsangan.
Kesadaran, kesan dan sikap terhadap rangsangan adalah reaksi psikologis atau
reaksi subyektif. Pengukuran terhadap nilai / tingkat kesan, kesadaran dansikap
disebut pengukuran subyektif atau penilaian subyektif. Disebut penilaian
subyektif karena hasil penilaian atau pengukuran sangat ditentukan oleh
pelaku atau yang melakukan pengukuran.Kemampuan memberikan
kesan dapat dibedakan berdasarkan kemampuan alat indra memberikan
reaksi atas rangsangan yang diterima. Kemampuan tersebut meliputi kemampuan
mendeteksi ( detection), mengenali (recognition), membedakan (
discrimination), membandingkan ( scalling) dan kemampuan menyatakan suka
atau tidak suka ( hedonik )(Anonim,2009)
.
uji mutu hedonik adalah uji dimana panelis menyatakan kesan pribadi
tentang baik atau buruk (kesan mutu hedonik). Kesan mutu hedonik lebih
spesifik dari kesan suka atau tidak suka, dan dapat bersifat lebih umum. Contoh
kesan mutu hedonik dari suatu produk adalah kesan sepet tidaknya
minuman teh, pulen keras nasi, dan empuk keras dari daging (Sarastani
2012).Jumlah tingkat skala juga bervariasi tergantung dari rentangan mutu
yang diinginkan dansensitivitas antar skala. Skala hedonik untuk uji mutu
hedonik dapat berarah satu dan berarah dua. Seperti halnya pada uji
kesukaan pada uji mutu hedonik, data penilaiaan dapat ditransformasi dalam
skala numerik dan selanjutnya dapat dianalisis statistik untuk interprestasinya
(Astridiani 2007).
Perbedaan antara uji penerimaan dengan uji pembeda anatar lain
yaitup a d a u j i p e m b e d a a n d i k e h e n d a k i p a n e l i s ya n g p e k a ,
s e d a n g k a n p a d a u j i penerimaan dapat menggunakan panelis yang belum
berpengalaman. Perbedaanselanjutnya yaitu pada uji pembedaan
digunakan sampel baku atau sampel pembanding, sedangkan pada uji
penerimaan tidak ada sampel baku atau sampelpembanding. Perbedaan yang
terakhir yaitu pada uji pembedaan panelis harus mengingat sampel baku atau
sampel pembanding, sedangkan pada uji pembedaandilarang mengingat sampel
baku atau sampel pembanding (Susiswi, 2009
Seperti halnya pada uji hedonik pada uji mutu hedonik, data
penilaiandapat ditransformasi dalam skala numeric dan selanjutnya
dapat dianalalisisstatistik untuk interprestasinya melalui tabel ANOVA
1.2 Tujuan
tujuan praktikum kali adalah untuk menentukan kesan mutu hedonic pada suatu
produk yang telah ditentukan, baik kesan buruk maupun kesan baik pada produk
yang akan diuji

Anda mungkin juga menyukai