Pengujian organoleptik adalah pengujian yang didasarkan pada proses pengindraan. Pengindraan diartikan sebagai suatu proses fisiopsikologis, yaitu kesadaran atau pengenalan alat indra akan sifat sifat benda karena adanya rangsangan yang diterima alat indra yang berasal dari benda tersebut. Pengindraan dapat juga berarti reaksi mental (sensation) jika alat indra mendapat rangsangan (stimulus). Reaksi atau kesan yang ditimbulkan karena adanya rangsangan dapat berupa sikap untuk mendekati atau menjauhi, menyukai atau tidak menyukai akan benda penyebab rangsangan. Kesadaran, kesan dan sikap terhadap rangsangan adalah reaksi psikologis atau reaksi subyektif. Pengukuran terhadap nilai / tingkat kesan, kesadaran dansikap disebut pengukuran subyektif atau penilaian subyektif. Disebut penilaian subyektif karena hasil penilaian atau pengukuran sangat ditentukan oleh pelaku atau yang melakukan pengukuran.Kemampuan memberikan kesan dapat dibedakan berdasarkan kemampuan alat indra memberikan reaksi atas rangsangan yang diterima. Kemampuan tersebut meliputi kemampuan mendeteksi ( detection), mengenali (recognition), membedakan ( discrimination), membandingkan ( scalling) dan kemampuan menyatakan suka atau tidak suka ( hedonik )(Anonim,2009) . uji mutu hedonik adalah uji dimana panelis menyatakan kesan pribadi tentang baik atau buruk (kesan mutu hedonik). Kesan mutu hedonik lebih spesifik dari kesan suka atau tidak suka, dan dapat bersifat lebih umum. Contoh kesan mutu hedonik dari suatu produk adalah kesan sepet tidaknya minuman teh, pulen keras nasi, dan empuk keras dari daging (Sarastani 2012).Jumlah tingkat skala juga bervariasi tergantung dari rentangan mutu yang diinginkan dansensitivitas antar skala. Skala hedonik untuk uji mutu hedonik dapat berarah satu dan berarah dua. Seperti halnya pada uji kesukaan pada uji mutu hedonik, data penilaiaan dapat ditransformasi dalam skala numerik dan selanjutnya dapat dianalisis statistik untuk interprestasinya (Astridiani 2007). Perbedaan antara uji penerimaan dengan uji pembeda anatar lain yaitup a d a u j i p e m b e d a a n d i k e h e n d a k i p a n e l i s ya n g p e k a , s e d a n g k a n p a d a u j i penerimaan dapat menggunakan panelis yang belum berpengalaman. Perbedaanselanjutnya yaitu pada uji pembedaan digunakan sampel baku atau sampel pembanding, sedangkan pada uji penerimaan tidak ada sampel baku atau sampelpembanding. Perbedaan yang terakhir yaitu pada uji pembedaan panelis harus mengingat sampel baku atau sampel pembanding, sedangkan pada uji pembedaandilarang mengingat sampel baku atau sampel pembanding (Susiswi, 2009 Seperti halnya pada uji hedonik pada uji mutu hedonik, data penilaiandapat ditransformasi dalam skala numeric dan selanjutnya dapat dianalalisisstatistik untuk interprestasinya melalui tabel ANOVA 1.2 Tujuan tujuan praktikum kali adalah untuk menentukan kesan mutu hedonic pada suatu produk yang telah ditentukan, baik kesan buruk maupun kesan baik pada produk yang akan diuji