Anda di halaman 1dari 2

Damario Satria Wicaksana

5017211075
EGBM A

Resume Magnetik

1. Konsep Metode Magnetik

Metode magnetik adalah salah satu metode geofisika non-destruktif yang digunakan untuk
menyembunyikan variasi kekuatan medan magnet bumi di permukaan bumi. Metode ini dapat
digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan mineral magnetik dan benda-benda di bawah
permukaan bumi yang memiliki sifat magnetik, seperti mineral besi, nikel, kobalt, atau bijih logam
lainnya.
Metode magnetik melibatkan pengukuran medan magnet di permukaan bumi dengan
menggunakan magnetometer. Magnetometer adalah instrumen yang digunakan untuk mengukur
intensitas medan magnet di permukaan bumi. Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis untuk
menentukan keberadaan dan pendistribusian benda-benda magnetik di bawah permukaan bumi.
Metode ini biasanya digunakan dalam eksplorasi mineral, karena mineral-mineral tertentu
yang memiliki sifat magnetik dapat diidentifikasi dengan mudah menggunakan metode ini. Namun,
metode ini juga dapat digunakan dalam studi geologi, studi arkeologi, dan bahkan kerentanan
struktur geologi di bawah permukaan bumi.
Pengukuran magnetik dapat dilakukan dari permukaan tanah atau dari udara dengan
menggunakan pesawat atau helikopter yang dilengkapi dengan magnetometer. Data yang
dikumpulkan kemudian dianalisis untuk distribusi distribusi benda magnetik dan pengidentifikasian
fitur-fitur geologis di bawah permukaan bumi (Telford, 1990).

2. Kuat Medan Magnet

Magnet medan kuat diukur dalam satuan tesla (T) atau gauss (G). 1 tesla sama dengan
10.000 gauss. Medan magnet bumi memiliki kekuatan sekitar 0,5 gauss atau 50 mikrotesla. Kekuatan
medan magnet pada permukaan bumi bervariasi tergantung pada lokasi geografisnya, dengan nilai
tertinggi sekitar 60 mikrotesla dan nilai terendah sekitar 20 mikrotesla.
Pada metode pengukuran magnetik, medan magnet yang diukur biasanya dalam kisaran
mikrotesla atau nanotesla. Kekuatan medan magnet yang dihasilkan oleh benda atau struktur bawah
permukaan bumi biasanya sangat kecil dibandingkan dengan medan magnet bumi, namun dapat
diukur dengan akurasi yang cukup menggunakan instrumen magnetometer yang sensitif.
Medan magnet yang kuat sangat berpengaruh pada eksplorasi magnetik, karena medan
magnet yang dihasilkan oleh benda-benda di bawah permukaan bumi biasanya sangat kecil
dibandingkan dengan medan magnet bumi itu sendiri. Oleh karena itu, diperlukan instrumen
magnetometer yang sangat sensitif untuk mengukur perbedaan kecil dalam medan magnet tersebut.
Selain itu, kekuatan medan magnet bumi di lokasi pengukuran juga dapat mempengaruhi
metode interpretasi data magnetik. Pada daerah dengan medan magnet bumi yang kuat, sinyal dari
benda atau struktur bawah permukaan bumi mungkin sulit dibedakan dari sinyal medan magnet bumi
itu sendiri. Sebaliknya, pada daerah dengan medan magnet bumi yang lemah, sinyal dari benda atau
struktur bawah permukaan bumi lebih mudah terdeteksi.
Oleh karena itu, dalam eksplorasi magnetik, perlu dilakukan pengukuran medan magnet
bumi di lokasi pengukuran dan dilakukan pengolahan data yang cermat untuk membedakan sinyal
dari benda atau struktur bawah permukaan bumi dengan sinyal medan magnet bumi itu sendiri.
Dalam praktiknya, metode pengolahan data magnetik biasanya melibatkan teknik pengolahan sinyal
dan analisis spasial yang canggih untuk menghasilkan peta anomali magnetik yang akurat dan
bermanfaat bagi interpretasi geologi dan eksplorasi mineral (Telford, 1990).

3. Intesitas Magnetisasi atau Polarisasi

Intensitas magnetisasi atau polarisasi adalah ukuran seberapa kuat suatu bahan dapat
menjadi magnet atau mengalami perpolarisasian listrik. Intensitas magnetisasi menggambarkan
seberapa besar momen magnetik total suatu bahan per satuan volume atau massa bahan.
Dalam konteks geofisika, magnetisasi intensitas digunakan untuk menggambarkan seberapa besar
magnetisasi batuan atau formasi geologi tertentu. Batuan yang memiliki kandungan mineral magnetik
seperti magnetit, hematit, atau pirit cenderung memiliki intensitas magnetisasi yang tinggi, sedangkan
batuan yang tidak mengandung mineral magnetik cenderung memiliki intensitas magnetisasi yang
rendah.
Pengukuran intensitas magnetisasi dilakukan dengan menggunakan magnetometer, yang
dapat mengukur medan magnet yang dihasilkan oleh batuan atau formasi geologi tertentu. Hasil
pengukuran tersebut kemudian dianalisis untuk menghasilkan peta magnetisasi yang dapat digunakan
untuk interpretasi geologi dan eksplorasi mineral.
Intensitas magnetisasi juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti suhu, tekanan, dan
konsentrasi mineral. Oleh karena itu, dalam eksplorasi magnetik, perlu dilakukan pengukuran
intensitas magnetisasi yang cermat dan dilakukan pengolahan data yang cermat untuk membedakan
sinyal dari benda atau struktur bawah permukaan bumi dengan sinyal dari faktor-faktor lain yang
mempengaruhi intensitas magnetisasi (Kearey, 2002).

4. Suseptibilitas Magnetik Batuan

Suseptibilitas magnetik adalah ukuran seberapa mudah suatu bahan dapat dipengaruhi oleh
medan magnet luar. Suseptibilitas ini digunakan untuk menggambarkan seberapa mudah batuan atau
bahan geologi lainnya dapat terpolarisasi secara magnetik.
Dalam konteks eksplorasi mineral dan geologi, pengukuran suseptibilitas magnetik sering
digunakan untuk mengidentifikasi kandungan mineral magnetik dalam batuan atau geologi formasi.
Batuan yang mengandung mineral cenderung memiliki suseptibilitas magnetik yang tinggi, sedangkan
batuan yang tidak mengandung mineral cenderung memiliki suseptibilitas magnetik yang rendah.
Suseptibilitas magnetik dapat diukur dengan menggunakan magnetometer dan hasil
pengukuran dapat digunakan untuk membuat peta suseptibilitas magnetik yang dapat membantu
dalam interpretasi geologi dan eksplorasi mineral. Suseptibilitas magnetik juga dapat dipengaruhi oleh
faktor-faktor seperti suhu, tekanan, dan konsentrasi mineral.
Suseptibilitas magnetik dapat dinyatakan dalam berbagai satuan, seperti SI (International
System of Units) dan CGS (Centimeter-Gram-Second), tergantung pada penggunaan dan konteks
aplikasi.
Kesimpulannya, kerentanan magnetik adalah ukuran kemampuan suatu bahan untuk
dipengaruhi oleh medan magnet dan sering digunakan dalam eksplorasi mineral dan geologi untuk
mengidentifikasi kandungan mineral magnetik dalam batuan atau formasi geologi (Kearey, 2002).

5. Aplikasi atau Penerapan Metode Magnetik

A. Pemetaan struktur bawah tanah: Metode magnetik dapat digunakan untuk penyelidikan
struktur bawah tanah seperti lipatan, patahan, dan batuan intrusi yang dapat membantu dalam
pemahaman geologi daerah tersebut. Dengan gudang struktur bawah tanah, dapat membantu
mengidentifikasi risiko bencana alam seperti gempa bumi, longsor, dan lainnya.

B. Pemantauan lingkungan: Metode magnetik juga dapat digunakan untuk memantau lingkungan
dengan mendeteksi adanya limbah bahan beracun dan berbahaya yang terkandung dalam tanah atau
udara. Metode ini juga dapat membantu dalam mengidentifikasi lokasi penyimpanan limbah dan
pemulihan lingkungan.

C. Arkeologi: Metode magnetik dapat digunakan dalam penelitian arkeologi untuk mendeteksi bekas
bangunan dan struktur bawah tanah seperti tembok, fondasi, dan sistem saluran udara yang mungkin
tidak terlihat di permukaan.

D. Pertanian: Metode magnetik dapat digunakan untuk kesuburan tanah dan persyaratan lapisan
tanah untuk mengoptimalkan pertanian (Blakely, 1996).

Anda mungkin juga menyukai