Anda di halaman 1dari 15

Damario Satria Wicaksana

5017211075
EGBM

An improved altimeter-derived gravity anomaly from shipborne


gravity based on the mean sea surface height constraint factors
method

 Pendahuluan
Pada bagian ini membahas tentang pentingnya data gravitasi dalam penelitian
geodetik dan geofisika. Data gravitasi diperoleh dari pengukuran gaya gravitasi di
permukaan bumi dan biasanya digunakan untuk mempelajari struktur dan sifat bumi
di bawah permukaan. Namun, metode tradisional untuk memperoleh data gravitasi
dari pengukuran altimeter di atas kapal memiliki keterbatasan dalam akurasi karena
adanya faktor-faktor seperti pasang surut laut, perubahan cuaca, dan faktor
lingkungan lainnya. Oleh karena itu, artikel ini memperkenalkan metode baru yang
dapat meningkatkan akurasi data gravitasi yang diperoleh dari pengukuran altimeter
di atas kapal. Metode yang diusulkan dalam artikel ini melibatkan penggunaan
ketinggian permukaan laut rata-rata sebagai faktor pembatas untuk mengurangi
pengaruh faktor lingkungan dalam pengukuran altimeter. Metode baru ini diuji
dengan menggunakan data yang diperoleh dari kapal yang beroperasi di daerah laut
terpencil di sekitar Antartika dan menunjukkan peningkatan signifikan dalam akurasi
data gravitasi yang diperoleh.

 Metodologi dan Pengolahan data


Pada bagian ini menjelaskan secara rinci tentang metode baru yang diusulkan untuk
meningkatkan akurasi data gravitasi yang diperoleh dari pengukuran altimeter di atas
kapal. Metode ini melibatkan penggunaan ketinggian permukaan laut rata-rata sebagai
faktor pembatas untuk mengurangi pengaruh faktor lingkungan dalam pengukuran
altimeter. Proses pengolahan data melibatkan tiga tahap utama: pengolahan data
altimeter di atas kapal, pengolahan data altimeter satelit, dan penggabungan kedua
jenis data tersebut.

Gambar 1. Alur Pengolahan Data


Pertama-tama, data altimeter di atas kapal diproses dengan menggunakan metode
minimum curvature untuk menghitung anomali gravitasi. Selanjutnya, data altimeter
satelit diolah dengan metode EGM2008 (Earth Gravitational Model 2008) untuk
menghitung nilai tinggi geoid dan anomali gravitasi. Kemudian, kedua jenis data
tersebut digabungkan dengan menggunakan faktor pembatas yang didasarkan pada
ketinggian permukaan laut rata-rata. Proses penggabungan ini dilakukan dengan
menggunakan metode Least Squares Collocation untuk meminimalkan kesalahan
dalam data gravitasi yang dihasilkan. Metode baru ini diuji dengan menggunakan data
yang diperoleh dari kapal yang beroperasi di daerah laut terpencil di sekitar Antartika
dan menunjukkan peningkatan signifikan dalam akurasi data gravitasi yang diperoleh.

Gambar 2. Lokasi Pengambilan Data di Laut Cina Selatan pada Area A dan B

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa metode baru yang diusulkan dapat
meningkatkan akurasi data gravitasi yang diperoleh dari pengukuran altimeter di atas
kapal.

 Hasil Perhitungan Gaya Berat di Sekitar Pantai


Pada bagian ini membahas tentang bagaimana menghitung anomali gravitasi di
wilayah pesisir laut menggunakan data dari satelit altimeter. Anomali gravitasi ini
merupakan perbedaan antara gravitasi aktual dengan gravitasi yang diharapkan
berdasarkan model geoid.
Gambar 3. Hasil Peta Anomali Gaya Berat di Area A

Gambar 4. Hasil Peta Anomali Gaya Berat di Area B

Dalam studi ini, penulis menggunakan metode Mean Sea Surface Height Constraint
Factors (MSSHF) untuk memperbaiki hasil perhitungan anomali gravitasi dari data
satelit altimeter yang diambil dari kapal. Metode ini mengambil keuntungan dari
informasi tentang permukaan laut rata-rata untuk mengurangi kesalahan yang
dihasilkan oleh perbedaan elevasi laut antara lokasi pengukuran dan model geoid
yang digunakan sebagai referensi. Penulis juga membahas tentang pentingnya
menghitung anomali gravitasi di wilayah pesisir laut.
Gambar 4. Perbandingan Hasil Pengolahan Antara Dua Model Pada Area A

Gambar 4. Perbandingan Hasil Pengolahan Antara Dua Model Pada Area B

karena daerah ini memiliki variabilitas yang tinggi dalam elevasi laut dan bentuk
dasar laut. Dengan menghitung anomali gravitasi yang lebih akurat di wilayah ini,
dapat membantu memperbaiki pemodelan geoid dan memberikan informasi yang
lebih baik tentang karakteristik geologi di wilayah pesisir laut.

 Diskusi
Pada bagian ini penulis membahas hasil penelitian mereka yang menunjukkan bahwa
menggunakan metode Mean Sea Surface (MSS) constraint factors dapat
meningkatkan akurasi data anomali gravitasi yang diperoleh dari pengukuran
altimeter kapal. Beberapa poin penting yang dibahas dalam bagian Discussion antara
lain:
A. Keuntungan penggunaan metode MSS constraint factors: Penulis menjelaskan
bahwa penggunaan metode ini dapat mengurangi efek dari variasi permukaan laut
yang disebabkan oleh gelombang dan arus, serta memperhitungkan kontribusi dari
massa air dan massa es yang dapat mempengaruhi anomali gravitasi. Hasil
pengukuran yang lebih akurat dapat membantu dalam pemetaan geologi bawah
permukaan laut, identifikasi daerah potensial sumber daya mineral, serta pemahaman
terhadap dinamika oseanografi.

Gambar 5. Peta Anomali Residual di Laut Cina Selatan Area A dengan berbagai
model

Gambar 6. Peta Anomali Residual di Laut Cina Selatan Area B dengan berbagai
model

B. Perbandingan dengan metode lain: Penulis juga membandingkan hasil pengukuran


menggunakan metode MSS constraint factors dengan metode lain yang umum
digunakan dalam pengukuran anomali gravitasi, seperti remove-restore dan KTH.
Hasilnya menunjukkan bahwa metode MSS constraint factors memberikan akurasi
yang lebih tinggi pada daerah dengan variasi permukaan laut yang tinggi, seperti di
dekat pantai atau di perairan dengan arus kuat.
Gambar 7. Histogram Hasil Perbandingan Model di Laut Cina Selatan Area A dan B
dengan variabel Gravity Anomaly dan Jarak dari Garis Pantai

Gambar 7. Histogram Hasil Perbandingan Model di Laut Cina Selatan Area A dan B
dengan variabel Gravity Anomaly dan Kedalaman Laut
C. Potensi pengembangan: Penulis juga menyebutkan bahwa metode MSS constraint
factors dapat dikembangkan lebih lanjut dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain
yang dapat mempengaruhi anomali gravitasi, seperti ketinggian permukaan laut akibat
suhu dan salinitas air laut, serta pergerakan massa air yang disebabkan oleh pasang-
surut. Dengan demikian, metode ini dapat terus ditingkatkan akurasinya dalam
mengukur anomali gravitasi di perairan yang lebih kompleks.
D. Implikasi bagi pengukuran anomali gravitasi di masa depan: Dalam
kesimpulannya, penulis menyebutkan bahwa metode MSS constraint factors dapat
menjadi alternatif yang lebih akurat dalam pengukuran anomali gravitasi dari satelit
altimeter kapal di masa depan. Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar bagi
pengembangan teknologi pengukuran anomali gravitasi yang lebih presisi dan dapat
diandalkan untuk berbagai aplikasi di bidang oseanografi dan geologi bawah laut.

 Kesimpulan dan Prospek


Pada bagian ini menyimpulkan bahwa metode Mean Sea Surface Height Constraint
Factors (MSSHF) telah diusulkan sebagai cara untuk meningkatkan akurasi
pengukuran gravitasi kapal untuk mendapatkan anomali gravitasi turunan dari
altimeter. Dengan memasukkan ketinggian permukaan laut rata-rata sebagai faktor
kendala tambahan dalam proses inversi, metode MSSHF mengurangi kesalahan dalam
anomali gravitasi yang dihasilkan hingga 50% dibandingkan dengan metode
tradisional. Validasi metode MSSHF menggunakan data gravitasi kapal di Laut China
Selatan menunjukkan kesesuaian yang baik dengan model EGM2008, menunjukkan
keandalan metode yang diusulkan. Dalam penelitian masa depan, metode MSSHF
dapat ditingkatkan lebih lanjut dengan memasukkan kendala tambahan, seperti data
batimetri dan pengukuran GPS/INS, untuk meningkatkan akurasi dan keandalan
pengukuran gravitasi. Ini dapat memiliki berbagai aplikasi, terutama di bidang
oceanografi.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai