Anda di halaman 1dari 15

LABORATORIUM PRAKTIKUM EKSPLORASI DAN

HIDROGEOLOGI JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


NOVA PALOMA
(03021282025032)

Nomor Praktikum XII


Acc :
Judul Pratikum : PENGOLAHAN DAN
INTERPRETASI
Nilai :
ECHOUSOUNDER
Pembahasan :
Pengolahan dan Interpretasi Echosounder
A. Proses Pengolahan Data MBES dan SBES
Singlebeam echosounder merupakan alat ukur kedalaman air yang menggunakan
pengirim dan penerima sinyal gelombang suara tunggal. Prinsip kerja singlebeam
echosounder yaitu menggunakan prinsip pengukuran selisih fase pulsa dengan cara
menghitung selisih pemancaran dan penerimaan dari pulsa kustik. Gelombang akustik
dipancarkan dari transduser. Transduser adalah salah satu bagian dari alat pemeruman
yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik kemudian menghasilkan
gelombang akustik. Gelombang akustik tersebut kemudian merambat melalui air dengan
cepat rambat yang telah diketahui, sampai menyentuh dasar laut dan kembali lagi ke
transduser.
Multibeam echosounder (MSBES) merupakan alat ukur kedalaman yang
meggunakan prinsip sama dengan singlebeam echosounder (SBES). Perbedaan utama
SBES dengan MBES adalah pada jumlah beam yang dipancarkan. SBES hanya
memancarkan satu beam papa satu titik sepanjang lajur survei, sedangkan MBES
memancaran lebih dari satu beam sehingga mendapatkan banyak titik kedalaman dalam
satu kali pancaran gelombang akustik. Berbeda dengan SBES, pola pancara MBES
melebar dan melintang terhadap badan kapal. Sehingga saat kapal bergerak
menghasilkan sapuan luasan area permukaan dasar laut.
Side scan sonar adalah suatu sistem yang terdiri dari transduser dengan arah
miring beserta unit perekamanya yang dapat digunakan untuk memberikan informasi
citra bawah laut untuk kemudian dapat diinterpretasi sehingga menghasilkan informasi
bawah laut (Aziz, 2011). Side scan sonar sering digunakan dalam survei batimetri
dikombinasikan menggunakan singlebeam echosounder sebagai penambah informasi
data kedalaman. Proses dari pencitraan oleh side scan sonar dilakukan bersamaan
dengan proses pemeruman oleh singlebeam echosounder.
LABORATORIUM PRAKTIKUM EKSPLORASI DAN
HIDROGEOLOGI JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
NOVA PALOMA
(03021282025032)

Proses pengolahan data menggunakan perangkat lunak QINSy. Berikut ini


merupakan alur kerja untuk pengolahan data MBES dan data SBES :
1. Replay Raw Data
Data yang didapat dari pelaksanaan pemeruman dalam format *.DB dimasukkan
kedalam nama file project yang sudah dibuat dengan memutar ulang database
(Replay) sehingga DTM-nya terbentuk dan formatnya berubah menjadi *.QPD,
selanjutnya mengecek apakah bearing dan nama survey lines di saat akuisisi data
sesuai dengan saat replay database .
2. Pengolahan kalibrasi Roll, Pitch dan Yaw
Pengolahan patch test dilakukan untuk mendapatkan nilai koreksi posisi
transducer yang terletak didalam kapal, sehingga nilai tersebut dikoreksikan
keseluruh raw data. Jika peralatan MBES terletak secara permanen di dalam
kapal maka dalam pelaksanaan kegiatan patch test cukup sekali, dengan catatan
pelaksanaan patch test sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku, selama
kapal tersebut mampu atau layak melaksanakan kegiatan pemeruman, namun
jika peralatan MBES sifatnya portable maka pelaksanaan patch test selalu
dilaksanakan terus sebelum pelaksanaan kegiatan pemeruman dimulai.
Pengolahan patch test dilakukan dengan tool Calibrate Transducer Alignment
pada Validator.
a.Kalibrasi Roll
Secara umum, kalibrasi ini adalah paling mempengaruhi di
perairan dalam dan harus secara hati-hati untuk diukur. Serta kalibrasi ini
digunakan untuk mengkoreksi gerakan oleng kapal dalam arah sumbu X.
Persyaratan yang harus dipenuhi adalah melintasi satu lajur yang sama,
dengan arah berlawanan, melintasi dasar laut relatif datar, menggunakan
kecepatan sama serta pancaran terluar yang overlap digunakan untuk
koreksi. Maka dengan geometri seperti pada gambar maka persamaan
koreksi sudut pancaran dapat ditentukan sesuai dengan persyaratan yang
ada.
LABORATORIUM PRAKTIKUM EKSPLORASI DAN
HIDROGEOLOGI JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
NOVA PALOMA
(03021282025032)

Gambar 12.1 Kalibrasi Roll


b. Kalibrasi Pitch
Pitch diukur dari dua pasang titik kapal dalam menentukan
kedalaman terhadap sesuatu kemiringan pada dua kecepatan berbeda atau
untuk mengoreksi gerakan heading kapal. Hal penting dari kalibrasi pitch
karena sepanjang penggantian jalur adalah sebanding terhadap
kedalaman air (pergerakan terhadap sumbu Y). Jadi semakin dalam
kedalaman air (mengarah pada perairan dalam) maka semakin kecil nilai
kalibrasinya.
Pada kedua garis tersebut dibuat satu koridor untuk mendapatkan
nilai koefisien pitch (KONGSBERG MARITIME, 2005). Gerakan pitch
mempengaruhi perubahan posisi rotasi kapal pada sumbu y. Gerakan ini
dipengaruhi oleh dinamika pergerakan air laut. Sudut rotasi pitch
bernilai positif apabila posisi haluan kapal (sisi depan kapal) berada di
atas permukaan air (Aritonang, 2010). Hal penting dari kalibrasi pitch,
yaitu pergantian jalur sepanjang sumbu y sebanding terhadap kedalaman
air sehingga peningkatan kedalaman air maka nilai kalibrasi akan
semakin kecil (Sasmita, 2008).
Persyaratan yang harus dipenuhi adalah melintasi satu jalur yang
sama, dengan arah berlawan, melintasi kedangkalan yang bergradien
tajam, menggunakan kecepatan sama serta pancaran terdalam yang
overlap digunakan untuk koreksi.
LABORATORIUM PRAKTIKUM EKSPLORASI DAN
HIDROGEOLOGI JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
NOVA PALOMA
(03021282025032)

Gambar 12.2 Kalibrasi Pitch


c. Kalibrasi Yaw
Yaw adalah gerakan kesamping pada kapal disekitar sumbu Z.
Salah satu sebab gerakan ini adalah tekanan berbeda pada badan kapal.
Persyaratan yang harus dipenuhi adalah melintasi dua jalur yang sejajar
dengan spasi 2 (dua) kali kedalaman, dengan arah yang sama, melintasi
kedangkalan yang bergradien tajam, menggunakan kecepatan sama serta
pancaran terdalam yang overlap digunakan untuk koreksi.
Tes ini terdiri dari suatu survei yang kecil beberapa bentuk yang
kemudian dievaluasi untuk melihat kekonsistenannya dan lalu
mengkoreksinya. Uji dilakukan dengan cek yang akhir dari offset-offset
dan penyimpangan-penyimpangan untuk memverifikasi apakah data
tersebut telah sesuai persyaratan-persyaratan ketelitian untuk survei.

Gambar 12.3 Kalibrasi Yaw


3. Pembersihan Noises (Validator)
Setelah database surface di-replay sehingga format data hasil akuisisi di konversi
menjadi format *.QPD yang diolah dengan Validator. Pemeriksaan data dapat
LABORATORIUM PRAKTIKUM EKSPLORASI DAN
HIDROGEOLOGI JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
NOVA PALOMA
(03021282025032)

dilakukan per Swath atau beberapa Swath sekaligus. Bila terdapat outliers yang
merupakan noises, lakukan pengkotakan terhadap outliers tersebut
menggunakan clip outside atau clip inside dan clip outside poligon atau clip
inside poligon dan kemudian pilih perintah reject dengan klik kanan, sedangkan
untuk mengembalikan data yang salah reject tersebut menggunakan Enable
Inside Poligon. Validator dimulai dengan setting filter otomatis untuk melihat
hasil sapuan tiap-tiap lajur akibat sudut beam terluar dengan memasukkan
beberapa parameter, antara lain batas sudut yang akan digunakan serta batas
kedalaman minimum dan maksimum.
4. Memasukkan Data Surutan
Data surutan berisikan informasi mengenai waktu dan tinggi muka air rata-rata
yang sudah disurutkan terhadap chart datum. Data ditulis dalam bentuk table dan
dilakukan plotting untuk melihat hasilnya. Memasukkan data surutan selama
survei berlangsung berupa tanggal, waktu, interval waktu dan nilai surutan
dengan modul Tide Data Manager pada Processing Data Manajer QINSy.
5. Memasukkan Data Profil SVP
Untuk mengetahui nilai perambatan gelombang suara dalam lapisan air
digunakan alat ukur SVP. Nilai yang diperoleh dimasukkan kedalam modul
Velocity Profile Editor pada QINSy Console, untuk diplot hasilnya. Parameter
yang dimasukkan antara lain tanggal dan waktu pengambilan data, posisi,
kedalaman dan kecepatan gelombang suara serta titik koordinat pengambilan
data SVP.
6. Visualisasi Sounding Data
Base Surface merupakan hasil dari metode gridding yang diterapkan pada data
MBES. Setelah base surface terbentuk, dapat dilakukan visualisasi 2D dan 3D
dari data dalam bentuk DTM. Pada QINSy Console, pilih Sounding Grid Utility
dan gunakan parameter kedalaman (Mean Value) untuk membuat tampilan 2D
dan 3D. Untuk melihat perbedaan data kedalaman, dapat dilakukan overlay
dengan mengaktifkan seluruh permukaan DTM-nya.
7. Export To GeoTiff dan ASCII
LABORATORIUM PRAKTIKUM EKSPLORASI DAN
HIDROGEOLOGI JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
NOVA PALOMA
(03021282025032)

Data MBES dan SBES hasil pengolahan menggunakan perangkat lunak QINSy
8.0 selanjutnya diekspor ke GeoTiff dan ASCII untuk membuar lembar lukis dan
membuat kontur kedalaman yang sudah terkoreksi.
8. Pembuatan Kontur Kedalaman
Pembuatan kontur dilaksanakan menggunakan Sounding Grid Utility dengan
Tools Generate bathymetry pada perangkat lunak QINSy. Pembuatan interval
kontur kedalaman disesuaikan dengan ketentuan yang telah ditentukan
sebelumnya.
9. Koreksi Angka Kedalaman data MBES dengan data SBES
Setelah dilakukan pengolahan data MBES dan SBES dari hasil kegiatan survei
hidrografi khususnya pengukuran batimetri perlu adanya koreksi kedalaman
antara kedua data kedalaman tersebut yang sudah direncanakan. Meskipun
penggunaan MBES ini dapat dilakukan secara overlapping, namun perlu juga
dilaksanakan kegiatan pemeruman dengan cara membandingkan data SBES
pada data MBES agar koreksi lebih teliti. Besarnya toleransi antara angka
kedalaman pada MBES dan SBES sesuai dengan S-44. Koreksi ini dilakukan
dengan mengubah base surface MBES kedalam format Trianggulated Irreguler
Network (TIN) dan mengkonversinya menjadi data raster yang dikoreksikan ke
angka kedalaman SBES sebagai data pembanding, sehingga memiliki posisi
yang sama dengan dua angka kedalaman yang berbeda. Selisih dari kedua angka
kedalaman tersebut digunakan sebagai toleransi untuk memenuhi standarisasi
ketelitian survei berdasarkan S-44.
Pengolahan data multibeam echosounder dilakukan dengan mengunakan
teknologi computer, yang terdiri dari perangkat lunak dan perangkat keras. Pengolahan
data multibeam memerlukan perangkat lunak yang di desain khusus untuk mengolah
data batimetri dalam jumlah besar. Perangkat lunak yang dapat digunakan untuk
pengolahan data multibeam antara lain, Caris Hips, Hypack, Qinsy, Fledermause, dan
GeoSwath plus (GS+).
GeoSwath Plus merupakan perangkat lunak pendamping dari peralatan
multibeam echosounder Goeswath. Perangkat lunak ini dapat digunakan untuk akusisi
data dan juga untuk pengolahan data batimetri. Pada proses pengolahan, GeoSwath Plus
LABORATORIUM PRAKTIKUM EKSPLORASI DAN
HIDROGEOLOGI JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
NOVA PALOMA
(03021282025032)

di desain khusus untuk mengolah data batimetri dengan jumlah besar pada saat proses
pengumpulan data. GeoSwath Plus dirancang untuk menerima data hasil sounding
(pemeruman), mengklasifikasikan data tersebut secara otomatis dan mengambarkan
hasil pengolahan data. Hasil dari pengolahan data ini merupakan suatu data set yang
telah bersih dari kesalahan yang terjadi pada saat proses pengumpulan data. Data seth
yang dihasilkan selanjutnya ditampilkan dalam berbagai aplikasi perangkat lunak antara
lain AutoCAD dan Caris GIS.

B. Pengolahan Data Side Scan Sonar


Tahap-tahap yang dilakukan untuk mengolah data side scan sonar secara garis
besar meliputi :
1. Melakukan exporting data dari format *.jsf ke format *.xtf dengan menggunakan
2. software EdgeTech Discover
3. Melakukan mosaic data dengan menggunakan software Triton Isis
4. Melakukan export data ke dalam format *.tiff
5. Ploting data format *.tiff ke dalam AutoCAD Map 3D 2009
6. Melakukan interpretasi fitur dasar laut dengan membandingkan data pada
multibeam echosounder.
7. Digitasi fitur dasar laut seperti seabed scar, pock mark, jack-up footprint dan
sebagainyadi AutoCAD Map 3D 2009
8. Pembuatan layout peta.

Gambar 12.4 Hasil Pengolahan data side scan sonar


LABORATORIUM PRAKTIKUM EKSPLORASI DAN
HIDROGEOLOGI JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
NOVA PALOMA
(03021282025032)

C. Intepretasi Citra Side Scan Sonar


Pengolahan citra Side Scan Sonar terdiri dari dua tahapan, yaitu real time
processing dan post processing. Tujuan real time processing adalah untuk memberikan
koreksi selama pencitraan berlangsung sedangkan tujuan post processing adalah
meningkatkan pemahaman akan suatu objek melalui interprestasi. Interpretasi pada post
processing adalah sebuah proses kualitatif dalam mendefinisikan sebuah objek.
Interpretasi dilakukan untuk mendapatkan sifat fisik material dan bentuk objek,
baik dengan mengetahui derajat kehitaman (hue saturation), bentuk (shape) maupun
ukuran (size) dari objek atau target. Secara umum, berdasarkan bentuk eksternalnya,
target dapat dibedakan menjadi buatan manusia (man made targets) atau objek alam
(natural targets). Pada umunya, objek buatan manusia memiliki bentuk yang tidak
beraturan sebuah rekaman SSS menampilkan intensitas echo yang kembali. Bagian
gelap pada rekaman menunjukkan area permukaan dengan reflektivitas tinggi. Bagian
terang menunjukkan area dengan reflektivitas rendah. Karena interpretasi adalah sebuah
proses kualitatif, rekaman dibahas secara kualitatif. Umumnya intensitas berhubungan
dengan :
 Sangat gelap : kondisi permukaan dasar laut yang sangat keras dan sangat kasar,
seperti rock outcrop, rock-dump, konstruksi, pipa logam, barel minyak,
kontainer kargo, dan bangkai kapal.
 Gelap : kondisi permukaan yang keras dan kasar, seperti kerikil dan pasir yang
sangat kasar, tanah gambut, tanah liat keras yang kasar, obyek buatan manusia
yang kemungkinan besar logam, plastik, dan kayu.
 Menengah : kondisi permukaan menengah, seperti pasir. Riak pasir kasar yang
tidak terjadi pada permukaan sedimen yang lebih halus.
 Terang : kondisi permukaan yang lembut dan halus, seperti tanah liat halus dan
endapan lumpur.
 Sangat terang : kondisi permukaan yang lembut dan sangat halus, bayangkan
sebuah dasar seperti cermin dengan pantulan sempurna dan tanpa backscatter.
Ukuran dan bentuknya memberikan indikasi apakah benda tersebut alamiah atau
buatan manusia. Ukuran dan bentuk dari sebuah kapal dapat dikenali dengan mudah.
Untuk membedakan antara drum minyak yang rusak dan sebuah karang dengan ukuran
LABORATORIUM PRAKTIKUM EKSPLORASI DAN
HIDROGEOLOGI JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
NOVA PALOMA
(03021282025032)

yang sama akan lebih sulit dan lebih merupakan masalah interpretasi. Sebuah area yang
luas dengan intensitas sama atau terdapat pola mengindikasikan bahwa dasar laut
tersebut memiliki sedimen permukaan yang sama.
Variasi periodik pada reflektivitas mengindikasikan perubahan periodik dari
dasar laut. Contoh terbaik dari hal ini adalah riak pasir (sand ripples). Riak pasir
bervariasi dalam bentuknya dari beberapa centimeter sampai ratusan meter dan
disebabkan oleh arus. Adanya riak selalu berupa indikasi bahwa pasir adalah sedimen
permukaan yang dominan. Jenis soil lainnya tidak membentuk riak yang dapat
dideteksi. Obyek atau struktur dasar laut pada umumnya dapat menjadi reflektor yang
kuat. Oleh karenanya, bayangan akustik sering diikuti oleh area dengan reflektivitas
yang tinggi.

Gambar 12.5 Proses Penggambaran Citra Side Scan Sonar

Gambar 12.6 Bayangan Objek Menggantung


Bila backscattering semakin kuat maka rona pada citra Side Scan Sonar akan
semakin gelap. Kekuatan backscattering berhubungan dengan tekstur objek, secara
umum backscattering yang relatif tinggi berhubungan dengan objek kekerasan tinggi,
LABORATORIUM PRAKTIKUM EKSPLORASI DAN
HIDROGEOLOGI JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
NOVA PALOMA
(03021282025032)

backscattering yang relatif rendah berhubungan dengan objek kekerasan rendah.


Fenomena bacscattering permukaan dasar laut memiliki hubungan dengan kekasaran
dan kekerasan permukaan.

Gambar 12.7 Hasil Intrepretasi Citra Side Scan Sonar


Setiap fitur dasar laut yang terdeteksi oleh instrumen yang digunakan
mempunyai karakteristik khusus sehingga dapat membantu dalam proses interpretasi.
Berikut ini adalah karakteristik beberapa fitur dasar laut :
- Reefs : Fitur sedimen, tercipta oleh interaksi organisme dan lingkungan mereka,
yang memiliki relief sinopsis dan komposisi biotik yang berbeda dari yang
ditemukan di atas maupun disekitar dasar laut, misalnya terumbu karang (coral
Reefs).
- Rock Dumps : Gundukan batuan atau kerikil ditempatkan di dasar laut misalnya
untuk menstabilkan kabel atau pipa.
- Sandwaves : Gundukan pasir bawah laut yang bergerak dikarenakan arus.
Biasanya hingga kedalaman 10 meter bisa juga lebih tinggi.
- Mud Flow/Slumps : Gerakan massa sedimen di bawah pengaruh gravitasi.
Contohnya adalah aliran sedimen dari dasar laut keluaran fitur dasar laut seperti
gunung lumpur.

E. Karakteristik Data Singlebeam Echosounder, Multibeam Echosounder dan Side


Scan Sonar
Berikut merupakan beberapa karakteristik dari hasil pengolahan data antara
Singelbeam echosounder, multibeam echosounder dan side scan sonar.
LABORATORIUM PRAKTIKUM EKSPLORASI DAN
HIDROGEOLOGI JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
NOVA PALOMA
(03021282025032)

Tabel 12.1 karakteristik data singlebeam, multibeam echosounder dan side scan sonar
LABORATORIUM PRAKTIKUM EKSPLORASI DAN
HIDROGEOLOGI JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
NOVA PALOMA
(03021282025032)

DAFTAR PUSTAKA
Acc :

Brammadi, S. 2017. Analisis Pengolahan data Multibeam


Nilai :
Echosounder Menggunakan Perangkat Lunak MB-
System dan Caris Hips and Sips Berdasarkan
Standar S-44 IHO 2008. Jurnal Geodesi UNDIP. 6(4) :
352.
Maulana, I. 2015. Pengolahan Data Multibeam Echosounder Menggunakan Perangkat
Lunak geoswath Plus 3.50 (Studi Kasus di Perairan tiley, Morotai). Jurnal
Hidropilar. 1(1) : 16.
Rasyidin, A. 2014. Pengolahan Data Singlebeam Echosounder, Multibeam
Echosounder dan Side Scan Sonar Untuk Pemetaan Dasar Laut. (Online).
https://www.academia.edu/29211276/Pengolahan_Data_Singlebeam_Echosound
er_Multibeam_Echosounder_dan_Side_Scan_Sonar_untuk_Pemetaan_Dasar_La
ut. (Diakses pada tanggal 29 Maret 2022).
Rusjadi, D. 2015. Konsep Dasar Akustik Untuk Pengendalian Kebisingan Lingkungan.
Yogyakarta : Graha Ilmu.
Wijonarko¹, W., Bandi², S²., dan Arief³, L,N³. 2016. Kajian Pemodelan Dasar Laut
Menggunakan Side Scan Sonar dan Singlebeam Echosounder. Jurnal
Geodesi UNDIP. 5(2) : 169-170.
LABORATORIUM PRAKTIKUM EKSPLORASI DAN
HIDROGEOLOGI JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
NOVA PALOMA
(03021282025032)

LAMPIRAN
LABORATORIUM PRAKTIKUM EKSPLORASI DAN
HIDROGEOLOGI JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
NOVA PALOMA
(03021282025032)
LABORATORIUM PRAKTIKUM EKSPLORASI DAN
HIDROGEOLOGI JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
NOVA PALOMA
(03021282025032)

Anda mungkin juga menyukai