Anda di halaman 1dari 6

Pengenalan MWD dan LWD Untuk Karakterisasi Reservoir

Rizqi Fadlilah
Program Studi Geofisika, Jurusan Fisika FMIPA Universitas Brawijaya
Email : rizqi.fadlilah@yahoo.com

ABSTRACT :
LWD atau Logging While Drilling dan MWD atau Measurement While Drilling merupakan
sebuah terobosan baru dari perusahaan service Oil&Gas dibidang well logging. LWD dan MWD
merupakan satu kesatuan yang digunakan bersama saat pemboran minyak, dan dirasa lebih efektif
dengan data hasil logging yang lebih baik, karena data nya bersifat real-time dan dapat disimpan
dalam kapasitas yang lebih besar . LWD dan MWD digunakan salah satunya untuk mengkarakterisasi
reservoir, sehingga analisa sumur untuk pemboran eksploitasi dapat dilakukan dengan lebih akurat.
Data-data yang dapat diperoleh lewat MWD dan LWD ini diantaranya : property formasi (resistivity,
porosity dan density) ; survey trayektori lubang sumur ( inklinasi, azimuth, dan tool-face); dan
data drilling mechanism (weight-on-bit dan torque-on-bit. Karena data yang bersifat real-time, sistem
logging ini sangat berguna untuk mengontrol proses pemboran dan stabilitas lubang bor dengan
cepat, sehingga jika terjadi wash out dapat diketahui lebih awal dan resiko nya tentu dapat
diminimalisir. Pengambilan keputusan tentang arah pemboran yang harus diubah juga dapat
dilakukan dengan cepat.
Transmisi data yang dipakai ialah dengan telemetri pulsa lumpur (mud pulse telemetry), yang
harus melewati drillstring sehingga data dapat di transmisikan ke atas permukaan. Karena alat LWD
ini berada didalam pipa pemboran, maka dari itu dapat digunakan untuk pemboran berarah
(directional) ataupun horizontal mengikuti pipa bor.
Karena LWD & MWD merupakan jenis logging pada pemboran sumur, oleh karena nya
dapat digunakan untuk karakterisasi reservoir seperti halnya wireline logging, dengan langkahlangkah interpretasi yang sama pula. Namun karena karakteristik kedua sistem ini agak berbeda,
maka analisis nya juga tidak bisa disamakan.

Kata Kunci : Logging, Logging While Drilling, Measurement While Drilling, Properti Formasi,
pemboran directional dan horizontal.

I.

PENDAHULUAN

Sesuai
dengan
perkembangan
teknologi, teknik pengeboran mengalami
perkembangan yang sangat cukup pesat pula,
mulai dengan sistem cable tool drilling
kemudian berkembang menjadi sistem rotary
drilling. Saat ini pemboran sudah dapat di
operasi kan dengan berbagai cara baik dengan
vertikal, directional sampai dengan horizontal.

Pemboran directional dan horizontal ditujukan


untuk meningkatkan produksi, menambah nilai
recovery, dan juga dapat menembus lebih
dalam pada pay zone. Sumur sumur
directional
dan
horizontal
dapat
mengakibatkan pola aliran yang planar dimana jika pada sumur vertical pola alirannya
sirkular- maka dari itu pola aliran yang seperti
ini menjadi faktor utama dalam hal
penambahan produksi dan recovery, selain dari

Pengenalan LWD dan MWD untuk Karakterisasi Reservoir/ Rizqi Fadlilah

Page 1

pada itu sumur directional horizontal juga


dapat mengatasi masalah pengaruh dari water
coning.
Namun dalam kaitannya dengan proses
well logging, logging konvensional sangat
riskan bila digunakan untuk proses pemboran
selain vertical. Hal ini dikarenakan logging
konvensional menggunakan kawat elektrik
(wilreline) yang diberi sensor-sensor tertentu
sesuai parameter fisis yang diinginkan.
Sedangkan kawat ini bila dimasukkan dalam
lubang sumur yang directional dengan sudut
tertentu terlebih untuk horizontal- resiko nya
bisa saja kawat tersangkut bahkan akhirnya
putus. Untuk mengatasi keterbatasan ini, maka
digunakanlah jenis well logging sambil
membor atau yang dikenal sebagai Logging
While Drilling. LWD dipilih karena tools nya
ada didalam pipa pemboran itu sendiri.
Sehingga
ketika
proses
pemboran
dilaksanakan dengan berarah, tools log ini
tidak akan bermasalah. Proses pengukuran
pada LWD melibatkan sistem yang dinamakan
MWD atau Measured While Drilling.

dilakukan di permukaan atau dibawah lubang


bor sendiri dan ditransmisikan ke permukaan
ketika pengeboran sumur dilakukan. Jadi jika
LWD terkait dengan tools nya, maka MWD
merupakan proses pengukurannya. MWD akan
mengukur lalu mengirimkan hasil pengukuran
baik secara parsial maupun secara lengkap
melalui transmitter yang biasanya berupa
lumpur, ke permukaan dan diterima oleh
receiver ketika alat logging masih dibawah
didalam lubang. Data ini yang disebut sebagai
data real-time. Ini sangat berguna untuk
memberi keputusan yang cepat tentang arah
pemboran, serta control wash out pada lubang
bor. Hasil pengukuran juga masih disimpan
didalam alat LWD secara lengkap dan aman
sebagai data memori dan dapat di download
ketika alat LWD sudah ditarik keatas
permukaan apabila dibutuhkan.
Keuntungan lain dari LWD dan MWD
ini adalah dapat digunakan untuk geosteering,
yakni mengontrol ketepatan arah pemboran,
orientasi, dan informasi matabor.

Dalam proses well logging, parameter


yang akan diukur diantaranya adalah
resistivitas, densitas, radioaktivitas alami,
massa
neutron
berdasarkan
kehadiran
hodrogen), kecepatan sonic material/batuan,
porositas, perubahan diameter lubang bor, dan
potensial listrik.
II.

Dasar Teori

Logging While Drilling atau LWD


adalah suatu teknik untuk memasukkan tools
logging kedalam lubang bor hingga kebagian
bawah sebagai bagian dari pemasangan alatalat lubang dasar atau BHA (Bottom Hole
Assembly). Alat LWD terdiri dari tiga bagian
yaitu: sensor logging bawah lubang bor,
sebuah sistem transmisi data, dan sebuah
penghubung permukaan.
MWD adalah istilah yang digunakan
untuk menggambarkan proses pemboran yang
berhubungan dengan pengukuran yang

Gambar 1. Konsep LWD

Layanan yang saat ini disediakan oleh


perusahaan penyedia jasa LWD meliputi
gamma ray, resistivity, densitas, neutron,
borehole images, formation taster& sampler,
Nuclear Magnetic Resonance (NMR), dan
Seismic While Drilling. Tipe log-log tersebut

Pengenalan LWD dan MWD untuk Karakterisasi Reservoir/ Rizqi Fadlilah

Page 2

sama (tapi tidak identik) dengan log sejenis


yang digunakan pada wirelinelogging. Secara
umum, log LWD dapat digunakan sama
baiknya dengan log wireline logging dan dapat
diinterpretasikan dengan cara yang sama pula
(Darling,2005).
Meskipun
demikian,
karakteristik pembacaan dan kualitas data
kedua log tersebut sedikit berbeda.
III.

2. Kehalusan rotasi tersebut


3. Tipe dan kekerasan dari beberapa
getaran downhole
4. Temperatur downhole (dasar lubang)
5. Torque dan berat bit, diukur dekat mata
bor
6. Volume aliran lumpur

METODOLOGI (PRINSIP KERJA)

Prinsip Kerja LWD


Gambar 2. MWD tools

Alat LWD terdiri dari tiga bagian


yaitu: sensor logging bawah lubang bor,
sebuah sistem transmisi data, dan sebuah
penghubung permukaan (lihat gambar 3.3).
Sensor logging di tempatkan di belakang drill
bit, tepatnya pada drill collars (lengan yang
berfungsi memperkuat drill string) dan aktif
selama pemboran dilakukan (Bateman,1985).
Sinyal kemudian dikirim ke permukaan dalam
format digital melaluipulse telemetry melewati
lumpur pemboran dan kemudian ditangkap
oleh receiver yang ada di permukaan
(Harsono,1997).
Sinyal
tersebut
lalu
dikonversi dan log tetap bergerak dengan
pelan selama proses pemboran.
Prinsip Kerja MWD
Alat
MWD
menggunakan
accelerometers dan magnetometer untuk
mengukur kemiringan dan azimut sumur bor di
lokasi target, dan kemudian mengirimkan
informasi yang didapatkan ke permukaan.
Dengan serangkaian survei; pengukuran
kemiringan, azimuth, dan facetools, pada
interval yang tepat (di mana saja dari setiap 30
ft (yaitu, 10m) untuk setiap 500 ft), lokasi
sumur bor dapat dihitung. Dengan sendirinya,
informasi ini memungkinkan operator untuk
membuktikan bahwa mereka tidak memotong
daerah yang seharusnya di bor.
Alat MWD juga dapat memberikan
informasi tentang kondisi di bor, diantaranya :
1. Kecepatan rotasi drillstring

Sistem Telemetri
Telemetri lumpur-pulsa adalah metode
standar dalam MWD komersial dan sistem
logging ketika pengeboran (LWD. Sistem
akustik
yang
mengirimkan
drillpipe
mengalami pelemahan sekitar 150 dB per
1.000 m dalam cairan pengeboran. Beberapa
upaya telah dilakukan untuk membangun
drillpipe khusus dengan hardwire terpisahkan
agar pelemahan dapat di minimalisir.
Tiga sistem telemetri pulsa-lumpur
yang tersedia: pulsa positif, pulsa negative dan
sistem gelombang kontinyu. Sistem ini diberi
nama sesuai dengan cara di mana pulsa-pulsa
tersebut disebarkan dalam volume lumpur.
Sistem pulsa negatif membuat pulsa tekanan
lebih rendah dari volume lumpur pemboran
dengan melepaskan sejumlah kecil tekanan
tinggi lumpur pada drillstring dari drillpipe ke
annulus. Sistem pulsa positif membuat
pembatasan aliran sesaat (tekanan lebih tinggi
dari volume lumpur pengeboran) di drillpipe
tersebut. Sistem gelombang kontinu membuat
frekuensi bawaan yang ditularkan melalui
lumpur, dan mereka mengkodekan data
menggunakan pergeseran fase bawaan.
LWD Tools
Basic dari pengukuran LWD adalah
dengan resistivity, neutron, dan porositasdensitas, serta factor fotoelektrik. Ada 2
kelompok besar tools LWD, yakni CDR atau

Pengenalan LWD dan MWD untuk Karakterisasi Reservoir/ Rizqi Fadlilah

Page 3

Compensation Dual Resistivity (menggunakan


tools Resistivity) dan CDN atau Compensation
Density-Neutron (menggunakan tools densitas
dan neutron).

Gambar 1. Parameter pengukuran dan formasi dari


tools LWD, terdiri dari CDR (Compensation Dual
Resistivity) dan CDN (Compensation Density Neutron)

Contoh Data Hasil Pengukuran LWD dan


Wireline Logging

(b)
Gambar 2 :
a) Perbandingan log caliper LWD dan wireline log
b) Deteksi gas dengan LWD saat keadaan yang tidak
seimbang, menggunakan ultrasonic caliper.

Diatas diberikan 2 contoh data hasil


pengukuran dengan LWD, dimana pada salah
satu data disajikan pula hasil pengukuran
dengan wireline logging. Log yang digunakan
adalah caliper dan ultrasonic caliper.

IV INTERPRETASI
Berdasarkan
contoh data
yang
diberikan diatas, kita dapat meninterpretasikan
beberapa hal mendasar.

(a)

Pertama, untuk gambar (a). Pada zona


A, terlihat bahwa diameter lubang bor nya

Pengenalan LWD dan MWD untuk Karakterisasi Reservoir/ Rizqi Fadlilah

Page 4

meningkat, baik pada LWD maupun pada


Wireline Logging yang diambil data nya 5 hari
setelah pemboran. Ini dikarenakan adanya
lapisan shale yang amblas atau meluruh.
Karena data LWD bersifat real-time, sehingga
dapat lebih dipercaya. Artinya, peluruhan
shale pada zona A tidak separah seperti yang
terlihat pada log caliper dengan wireline
logging.
Pada zona B, terlihat adanya perbedaan
antara diameter lubang bor pada data LWD
dan wireline. Ini karena pada zona tersebut
terdapat mudcake yang ter build-up didepan
zona permeable. Ketika LWD dimasukkan,
tingkat build-up mudcake nya tidak terlalu
tinggi. Namun dengan wireline yang diambil
datanya 5 hari setelah pemboran, mudcake ini
sudah bertambah besar sehingga pada data log
nya anomaly diameter lubang bor lebih
melebar terlihat lebih besar dari yang
ditampilkan oleh LWD.

Jadi, ada 2 poin interpretasi diatas :


ketika ada data caliper, hal tersebut dapat
menunjukkan keadaan lubang bor (borehole),
apakah normal atau ada anomaly seperti
mudcake, loss, dsb akibat adanya zona flushed
dan zona yang terlalu lemah. Semakin besar
nilai caliper menunjukkan semakin besar
lubang bor nya. Kemudian untuk log yang
menunjukkan indikasi gas, lihat juga ROP nya.
Ketika ROP tinggi, artinya daerah tersebut
sangat permeable bahkan bisa jadi merupakan
suatu zona fracture yang dapat menyimpan
banyak gas. Begitupun sebaliknya. meskipun
daerah indikasi gas terlihat luas, namun jika
ROP nya rendah maka bisa jadi gas yang
tersimpan tidak terlalu potensial.
V.

1. Biaya yang sangat mahal, karena


peralatannya lebih rumit
2. Proses pemboran yang lebih lama
dibanding wireline logging, meskipun
hasilnya dapat langsung di rekam
3. Hanya bisa di transmisikan apabila ada
lumpur yang melewati drillstring nya
4. Daya tahan baterai lebih rendah
dibanding alat wireline
5. Ketika memori data pada LWD nya
penuh, maka data sebelumnya akan
ditumpuk oleh data baru

Untuk gambar (b), deteksi zona gas


nya ada di kedalaman sekitar 550-650 ft. pada
kedalaman 400 ft juga sebenarnya ada, namun
karena ROP nya sendiri relative standar, kita
tidak dapat menyimpulkan bahwa didaerah
tersebut gas yang dikandung banyak. Karena
itu, didaerah 400ft dimana gas indicator nya
tinggi, diasumsikan bahwa gas yang masuk
akibat zona fracturing hanya sedikit.
Hubungan ROP dengan zona fracture,
yaitu bila ada zona fracture, ROP nya akan
meningkat. ROP atau Rate of Penetration
adalah ukuran kecepatan matabor untuk
menghancurkan batuan dibawahnya selkama
proses pemboran. Ketika menemui batuan
yang poros dan permeable, maka ROP akan
tinggi. Terlebih jika yang ditemui adalah zona
fracture. Namun, ketika mengenai batuan yang
tidak poros dan impermeable (contohnya
shale), maka ROP nya rendah. Ini karena
batuan yang impermeable tersebut memiliki
tekanan hidrostatis yang lebih besar akibat
dikenai tekanan overburden yang tinggi.

KELEMAHAN MWD/LWD

VI.

KESIMPULAN DAN SARAN

Logging
While
Drilling
dan
Measurement While Drilling merupakan
sistem logging dan pengukuran yang
dilakukan
bersamaan
dengan
proses
pemboran, yang transmisi nya menggunakan
pulsa lumpur dan langsung dikirim ke atas
permukaan. Ada beberapa keuntungan,
diantaranya data yang bersifat real-time
sehingga dapat digunakan untuk geosteering
dan pengambilan keputusan yang cepat, data
dapat disimpan dengan lengkap dan aman
sehingga dapat kembali di download sewaktuwaktu, analisa wash out yang cepat sehingga

Pengenalan LWD dan MWD untuk Karakterisasi Reservoir/ Rizqi Fadlilah

Page 5

meminimalisir resiko kesalahan pemboran,


dan yang paling penting adalah dapat
digunakan dalam pemboran directional dan
horizontal. Kelemahannya diantaranya cost
yang mahal, proses transmisi data yang
lambat, tanpa lumpur tidak bisa di
transmisikan, dan daya tahan baterai lebih
rendah. Cara interpretasi data log LWD &
MWD ini sama dengan interpretasi wireline
logging. Parameter yang didapatkan juga
sama, diantara yang paling penting adalah
resistivity, gamma ray, density, neutron, dan
caliper.
Penyusunan paper ini masih sebatas
untuk memenuhi tugas mata kuliah yang
bersangkutn, sehingga saran untuk kedepannya
penulis harus lebih memahami materi hingga
tuntas agar paper yang dibuat dapat lebih
berkualitas.
VII.

REFERENSI

Bonner, Stephen, dkk., 1992, Logging While


Drilling : A Three Year Prespective :
Schlumberger. Hal.2-4
Crains petrophysical Handbook , 2015,
Measurements
While
Drilling
:
https://www.spec2000.net/08-mwd.htm
Harsono, A, 1997, Evaluasi Formasi dan
Aplikasi Log, Schlumberger Oilfield Services,
Jakarta
Rider, M, 1996, The Geological Interpretation
of Well Logs 2nd Edition : Interprint Ltd,
Malta.
http://petrowiki.org/Measurement_while_drilli
ng_(MWD)
http://petrowiki.org/Logging_while_drilling_(
LWD)

Pengenalan LWD dan MWD untuk Karakterisasi Reservoir/ Rizqi Fadlilah

Page 6

Anda mungkin juga menyukai