Anda di halaman 1dari 9

Rizqi Fadlilah

135090700111013
LOG DAN FUNGSI NYA

Log adalah suatu grafik kedalaman (bisa juga waktu), dari satu set data yang
menunjukkan parameter yang diukur secara berkesinambungan di dalam sebuah sumur
(Harsono, 1997). Kegiatan untuk mendapatkan data log disebut logging Logging
memberikan data yang diperlukan untuk mengevaluasi secara kuantitatif banyaknya
hidrokarbon di lapisan pada situasi dan kondisi sesungguhnya. Kurva log memberikan
informasi yang dibutuhkan untuk mengetahui sifat sifat batuan dan cairan.
Well logging merupakan perekaman karakteristik dari suatu formasi batuan yang
diperoleh melalui pengukuran pada sumur bor (Ellis & Singer,2008). Data yang dihasilkan
disebut sebagai well log. Berdasarkan proses kerjanya, logging dibagi menjadi dua jenis
yaituwireline logging dan logging while drilling bor (Ellis & Singer,2008). Wireline
loggingdilakukan ketika pemboran telah berhenti dan kabel digunakan sebagai alat untuk
mentransmisikan data. Pada logging while drilling, logging dapat dilakukan bersamaan
dengan pemboran. Logging jenis ini tidak menggunakan kabel untuk mentransmisikan data.
Saat ini logging while drilling lebih banyak digunakan karena lebih praktis sehingga waktu
yang diperlukan lebih efisien walaupun masih memiliki kekurangan berupa transmisi data
yang tidak secepat wireline logging.

Macam-Macam Log

Natural Gamma Ray


Log Gamma Ray merespon radiasi gamma alami pada suatu formasi batuan (Ellis &
Singer,2008). Pada formasi batuan sedimen, log ini biasanya mencerminkan kandungan unsur
radioaktif di dalam formasi. Hal ini dikarenakan elemen radioaktif cenderung untuk
terkonsentrasi di dalam lempung dan serpih. Log GR dapat digunakan pada sumur yang telah
di-casing (Schlumberger,1989). Log ini dapat digunakan untuk korelasi sumur secara umum.
Gamma ray dihasilkan oleh gelombang elektromagnetik berenergi tinggi yang dikeluarkan
secara spontan oleh elemen radioaktif (Schlumberger,1989). Hampir semua radiasi gamma
yang ditemukan di bumi berasal dari isotop potassium yang mempunyai berat atom 40 (K 40)
serta unsur radioaktif uranium dan thorium (Schlumberger,1989).
Setiap unsur tersebut menghasilkan gamma rays dengan jumlah dan energi yang
berbeda untuk masing masing unsur. Untuk melewati suatu materi, gamma ray

Rizqi Fadlilah
135090700111013
bertumbukan dengan atom dari zat penyusun formasi. Formasi dengan jumlah unsur radioktif
yang sama per unit volum tapi mempunyai densitas yang berbeda akan menunjukkan
perbedaan tingkat radioaktivitas Formasi yang densitasnya lebih rendah akan terlihat sedikit
lebih radioaktif. Respon GR log setelah dilakukan koreksi terhadap lubang bor dan
sebagainya sebanding dengan berat konsentrasi unsur radioaktif yang ada di dalam formasi
(Schlumberger,1989).
Spektral Gamma Ray
Sama seperti GR log, spectral gamma ray log mengukur radioaktivitas alami dari
formasi. Namun berbeda dengan GR log yang hanya mengukur radioakivitas total, log ini
dapat membedakan konsentrasi unsur potassium, uranium, dan thorium di dalam formasi
batuan.
Prinsip

Log

spektral

menggunakan

detektor sodium

iodide

scintillation (Schlumberger,1989) . Sinar gamma yang dikeluarkan oleh formasi jarang yang
langsung ditangkap oleh detektor. Hal ini disebabkan karena sinar tersebut menyebar dan
kehilangan energinya melalui tiga jenis interaksi dengan formasi; efek fotoelektrik, hamburan
compton, dan produksi berpasangan (Ellis & Singer,2008).
Gelombang energi yang dideteksi dibagi menjadi tiga jendela energi yaitu W1, W2,
dan W3; dimana tiap tiap jendela merefleksikan karakter dari tiga jenis radioaktivitas yang
berbeda. Dengan mengetahui respon alat dan jumlah yang dihitung pada tiap jendela kita
dapat mendeterminasi banyaknya thorium 232, uranium 238, dan potassium 40 yang ada di
dalam formasi. Log spektral merekam jumlah potassium, thorium, dan uranium yang ada di
dalam formasi (Schlumberger,1989). Unsur unsur tersebut biasanya ditampilkan di dalam
Track 2 dan 3 dari log. Jumlah total ketiga unsur radioaktif tersebut direkam di dalam kurva
GR yang ditampilkan di Track 1.

Log SP (Self Potential)


Log SP adalah rekaman perbedaan potensial listrik antara elektroda di permukaan
yang tetap dengan elektroda yang terdapat di dalam lubang bor yang bergerak turun naik
(Harsono,1997). Supaya SP dapat berfungsi, lubang harus diisi oleh lumpur konduktif.
Saat mendekati lapisan permeabel, kurva SP akan mengalami defleksi ke kiri (negatif)
atau ke kanan (positif). Defleksi ini dipengaruhi oleh salinitas relatif dari air formasi dan

Rizqi Fadlilah
135090700111013
lumpur penyaring (Harsono,1997). Jika salinitas air formasi lebih besar daripada salinitas
lumpur penyaring maka defleksi akan mengarah ke kiri sebaliknya apabila salinitas lumpur
penyaring yang lebih besar daripada salinitas air formasi maka defleksi akan mengarah ke
kanan (Harsono,1997). Penurunan kurva SP tidak pernah tajam saat melewati dua lapisan
yang berbeda melainkan selalu mempunyai sudut kemiringan (Harsono,1997). Jika lapisan
permeabel itu cukup tebal maka kurva SP menjadi konstan bergerak mendekati nilai
maksimumnya sebaliknya bila memasuki lapisan serpih lain maka kurva akan bergerak
kembali ke nilai serpih secara teratur (Harsono,1997).
Kurva SP tidak dapat direkam di dalam lubang bor yang diisi dengan lumpur nonkonduktif, hal ini karena lumpur tersebut tidak dapat menghantarkan arus listrik antara
elektroda dan formasi (Harsono,1997). Selanjutnya apabila resistivitas antara lumpur
penyaring dan air formasi hampir sama, defleksi akan sangat kecil dan kurva SP menjadi
tidak begitu berguna (Harsono,1997).
Log Densitas
Log densitas merekam bulk density formasi batuan (Schlumberger,1989). Bulk
densitymerupakan densitas total dari batuan meliputi matriks padat dan fluida yang mengisi
pori. Secara geologi, bulk density merupakan fungsi dari densitas mineral yang membentuk
batuan tersebut dan volume fluida bebas yang menyertainya (Rider,1996).
Sebuah sumber radioaktif yang diarahkan ke dinding bor mengeluarkan sinar gamma
berenergi sedang ke dalam formasi (Schlumberger,1989). Sinar gamma tersebut bertumbukan
dengan elektron yang ada di dalam formasi. Pada tiap kali tumbukan, sinar gamma
kehilangan sebagian energinya yang diserap oleh elektron (Schlumberger,1989). Sinar
gamma tersebut terus bergerak dengan energinya yang tersisa. Jenis interaksi ini dikenal
sebagai hamburan Compton (Schlumberger,1989). Hamburan sinar gamma tersebut
kemudian ditangkap oleh detektor yang ditempatkan di dekat sumber sinar gamma. Jumlah
sinar gamma yang kembali tersebut kemudian digunakan sebagai indikator dari densitas
formasi (Schlumberger,1989).
Nilai hamburan Compton dipengaruhi oleh jumlah elektron yang di dalam formasi
(Schlumberger,1989). Sebagai akibatnya, respon density tool dibedakan berdasarkan densitas
elektronnya (jumlah elektron tiap centimeter kubik). Densitas elektron berhubungan
dengan true bulk density yang bergantung pada densitas matriks batuan, porositas formasi,
dan densitas fluida yang mengisi pori (Schlumberger,1989).

Rizqi Fadlilah
135090700111013
Log Neutron
Log Neutron digunakan untuk mendeliniasi formasi yang porous dan mendeterminasi
porositasnya (Schlumberger,1989). Log ini mendeteksi keberadaan hidrogen di dalam
formasi. Jadi pada formasi bersih dimana pori pori telah terisi oleh air atau minyak, log
neutron merefleksikan porositas yang terisi oleh fluida (Schlumberger,1989). Kombinasi log
neutron dengan satu atau lebih log porositas lainnya dapat menghasilkan nilai porositas dan
identifikasi litologi yang lebih akurat dibandingkan dengan evaluasi kandungan serpih
(Schlumberger,1989).
Neutron merupakan bagian dari atom yang tidak memiliki muatan namun massanya
ekuivalen dengan inti hidrogen (Schlumberger,1989). Neutron berinteraksi dengan material
lain melalui dua cara, yaitu melalui kolisi dan absorbsi: kolisi umumnya terjadi pada tingkat
energi tinggi sedangkan absorbsi terjadi pada tingkat energi yang lebih rendah
(Schlumberger,1989). Jumlah energi yang hilang setiap kali terjadi kolisi tergantung pada
massa relatif inti yang betumbukan dengan neutron tersebut (Schlumberger,1989).
Kehilangan energi terbesar terjadi apabila neutron bertumbukan dengan material lain yang
memiliki massa sama dengannya, misalnya inti hidrogen (Schlumberger,1989) . Tumbukan
dengan inti yang berat tidak akan terlalu memperlambat laju dari neutron. Jadi, penurunan
terbesar jumlah neutron yang kembali ditentukan oleh seberapa besar kandungan air di dalam
formasi batuan tersebut (Schlumberger,1989).
Saat konsentrasi hidrogen di dalam material yang mengelilingi sumber neutron besar,
sebagian besar neutron akan bergerak semakin lambat dan dapat ditangkap pada jarak yang
dekat dengan sumber (Schlumberger,1989). Sebaliknya, apabila konsentrasi hidrogennya
sedikit, neutron akan bergerak jauh dari sumbernya baru kemudian ditangkap oleh inti atom
lain (lihat gambar 4.6). Berdasarkan hal tersebut maka kandungan hidrogen di dalam suatu
formasi batuan dapat ditentukan (Schlumberger,1989)
Log Resistivitas
Log resistivitas adalah rekaman tahanan jenis formasi ketika dilewati oleh kuat arus
listrik, dinyatakan dalam ohmmeter (Schlumberger,1989). Resistivitas ini mencerminkan
batuan dan fluida yang terkandung di dalam pori-porinya. Reservoar yang berisi hidrokarbon
akan mempunyai tahanan jenis lebih tinggi (lebih dari 10 ohmmeter), sedangkan apabila terisi
oleh air formasi yang mempunyai salinitas ringgi maka harga tahanan jenisnya hanya

Rizqi Fadlilah
135090700111013
beberapa ohmmeter (Schlumberger,1989). Ada 2 jenis log resistivity, yakni laterolog dan
induksi
a. Laterolog /DLT
Alat DLT memfokuskan arus listrik secara lateral ke dalam formasi dalam
bentuk lembaran tipis (Harsono,1997). Ini dicapai dengan menggunakan arus
pengawal (bucking current) yang berfungsi untuk mengawal arus utama (measured
current) masuk ke dalam formasi sedalam-dalamnya. Dengan mengukur tegangan
listrik yang diperlukan untuk menghasilkan arus listrik utama yang besarnya tetap,
resistivitasnya dapat dihitung dengan hukum Ohm (Schlumberger,1989).
Sebenarnya alat DLT terdiri dari dua bagian, bagian pertama mempunyai
elektroda yang berjarak sedemikian rupa untuk memaksa arus utama masuk sejauh
mungkin ke dalam formasi dan mengukur LLd, resistivitas laterolog dalam
(Harsono,1997). Bagian lain mempunyai elektroda yang berjarak sedemikian rupa
membiarkan arus utama terbuka sedikit, dan mengukur LLs, resistivitas laterolog
dangkal (Harsono,1997). Hal ini tercapai karena arus yang dipancarkan adalah arus
bolak-balik dengan frekuensi yang berbeda. Arus LLd menggunakan frekuensi 28kHz
sedangkan frekuensi arus LLs adalah 35 kHz (Harsono,1997).
b. Alat Induksi
Berdasarkan hukum fisika kita tahu bahwa bila suatu kumparan dialiri arus
listrik bolak-balik akan menghasilkan medan magnet, sebaliknya medan magnet akan
menimbulkan arus listrik pada kumparan (Harsono,1997). Hal ini menyebabkan arus
listrik yang mengalir dalam kumparan alat induksi ini menghasilkan medan magnet di
sekeliling sonde (Harsono,1997). Medan magnet ini akan menhasilkan arus eddy di
dalam formasi di sekitar alat sesuai dengan hukum Faraday.
Formasi konduktif di sekitar alat bereaksi seperti kumparan-kumparan kecil
(Harsono,1997). Bisa dibayangkan terdapat berjuta-juta kumparan kecil di dalam
kimparan yang menghasilkan arus eddy terinduksi (Harsono,1997). Arus eddy
selanjutnya menghasilkan medan magnet sendiri yang dideteksi oleh kumparan
penerima. Kekuatan dari arus pada penerima sebanding dengan kekuatan dari medan
magnet yang dihasilkan dan sebanding dengan arus eddy dan juga konduktivitas dari
formasi (Harsono,1997).

Rizqi Fadlilah
135090700111013
Log Sonic
Pada dasarnya prinsip log sonic adalah merekam kecepatan rambat suara pada batuan
formasi. Kecepatan rambat suara biasanya dikenal sebagai interval transite time (Dt).
Interval waktu transite didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan oleh gelombang suara
untuk menempuh jarak satu feet suatu bahan. Peralatan log sonic ini menggunakan dua buah
transmiter gelombang suara dan empat buah alat penerima (receiver). Prinsip kerja dari sonic
log adalah sebagai berikut ; suara yang dihasilkan dari transmiter maka gelombang tersebut
akan merambat ke dalam formasi. Perambatan suara di dalam formasi tergantung dari matrik
batuan, porositas batuan dan fluida dalam pori-pori tersebut.
Log Caliper
Karena adanya perbedaan tekanan hidrostatik lumpur dengan tekanan formasi, maka
akan terjadi mud cake dan filtrat lumpur. Jika lapisan tersebut semakin porous maka mud
cake yang terbentuk akan makin tebal. Mud cake akan memperkecil diameter lubang bor, dan
ini akan direkam oleh Log Caliper. Manfaat utama dari log caliper adalah untuk mengetahui
diameter lubang bor yang selanjutnya berguna untuk perhitungan volume lubang bor pada
kegiatan penyemenan. Selain itu log caliper juga berguna untuk :
a)

Untuk menentukan letak setting packer yang tepat pada operasi DST.

b)

Membantu interpretasi log listrik dengan memberikan ukuran lubang bor yang
tepat, karena diameter lubang bor yang digunakan pada interpretasi log listrik
biasanya diasumsikan sama dengan ukuran bit.

c)

Untuk estimasi ketebalan mud cake.

d)

Untuk perhitungan kecepatan lumpur di annulus, dalam hubungannya dengan


pengangkatan cutting.

Log Temperatur
Penggunaan log temperatur yang utama adalah untuk meneliti kelakukan temperatur
versus kedalaman dari suatu cekungan sedimen. Walaupun gradient temperatur bervariasi
dalam daerah yang berbeda, tetapi pada daerah tertentu gradient ini menunjukkan kelakuan
yang linier. Indikasi penyimpangan yang menyolok dari linieritasnya, disebabkan oleh
ekspansi gas atau pergerakan fluida lainnya, hal ini dapat digunakan untuk beberapa tujuan :

Rizqi Fadlilah
135090700111013

Penentuan cement fill-up

Penentuan lokasi lost circulation

Penentuan lokasi zona yang mengandung gas

Penentuan lokasi kebocoran casing dan tubing

Log Temperatur adalah alat untuk mengukur temperatur didalam lubang sumur yang
hasilnya merupakan plot antara temperatur versus kedalaman. Pengukuran yang demikian ini
dapat diperoleh baik dengan peralatan listrik ataupun dengan temperatur bomb sendiri.
Instrument listrik mempergunakan variasi resistivity dari suatu konduktor dengan temperatur.
Perubahan voltage tersebut dicatat sebagai perubahan temperatur, yang dilakukan oleh
instrument yang sesuai. Instrument self-contained umumnya mencatat temperatur versus
waktu. Kemudian waktu ini dikorelasikan dengan membuat pemberhentian berulang kali
pada beberapa interval kedalaman. Pemberhentian-pemberhentian ini muncul pada chart
sebagai interval temperatur waktu yang konstan. Karena kedalaman pemberhentian diketahui
maka akan didapat suatu plot antara temperatur versus kedalaman .
Log Dip Meter
Log dip meter digunakan untuk mencatat dip (kemiringan) formasi, baik sudut
maupun arahnya terhadap kedalaman lubang bor. Peralatan yang digunakan untuk
pengukuran besar-besaran tersebut adalah SP continous dipmeter, resistivity continous
dipmeter dan microlog continous dipmeter dimana perbedaan ketiga alat tersebut terletak
pada sistem elektroda yang digunakan.
Data-data kemiringan lapisan (dip) digunakan antara lain untuk memecahkan masalah
penyimpangan lubang bor serta berguna untuk tujuan geologi, yaitu untuk perpetaan bawah
permukaan dan untuk perencanaan arah penyebaran sumur-sumur pengembangan dari arah
pemboran yang berhasil.

Log NMR
Teknik Logging Nuclear Magnetic Resonance (NMR Log) merupakan teknik logging
yang mampu mengukur beberapa sifat reservoir antara lain; produktifitas, saturasi air-sisa,
dan saturasi minyak residul.
Pada dasarnya Resonansi magnetik nuklir mengacu pada prinsip fisika-tanggapan dari
suatu inti atom terhadap medan magnet. Dengan menggunakan alat NMR pada frekwensi
resonansi magnetik dari atom hydrogen, sinyalnya menjadi optimal dan dapat diukur. Waktu

Rizqi Fadlilah
135090700111013
relaksasi tergantung pada ukuran pori-pori, semakin kecil ukuran pori maka waktu
relaksasinya semakin pendek. Pori-pori besar memberikan waktu relaksasi panjang dan
mengandung fluida yang dapat diproduksi. Waktu relaksasi dapat diinterpretasikan untuk
memberikan nilai-nilai petrofisika seperti permeabilitas, porositas effektif, dan saturasi air
sisa.
Log Density & Neutron
Kombinasi Neutron-Density Log adalah log kombinasi porositas. Selain dimanfaatkan
perangkat porositas, juga digunakan untuk menentukan litologi dan mendeteksi zona gasbearing.Prinsip kerjanya pada kombinasi log neutron dan densitas yaitu pada lapisan
hidrokarbon, kurva densitas akan cenderung mempunyai defleksi ke kiri (makin kecil harga
nya), sedangkan pada log neutron, harga porositasnya akan cenderung makin ke kanan
(makin kecil harga nya), dan pada lapisan shale kedua jenis kurva akan memperlihatkan
gejala yang sebaliknya.Dengan demikian, pada lapisan hidrokarbon akan terjadi separasi
antara kedua kurva, dimana separasi disebut positif, sebaliknya pada lapisan shale terjadi
separasi negative.
Fungsinya yaitu :

Pengukuran porositas

Identifikasi litologi

Analisis clay

Deteksi gas pada porositas density sangat tinggi dan porositas neutron
sangat rendah

Log Photoelectric
Photoelectrik merupakan rekaman secara kontinyu dari photoelectric absorption cross
section index atau Pe dari sebuah formasi.
Prinsip kerja photoelectric yaitu digunakan dalam hal kuantitatif sebagai indikator
matriks pada lingkungan lubang bor dan mengindikasi litologi dan mineral.Photoelectric
faktanya tidak terlalu berguna pada lubang bor dengan barit lumpur yang berat. Jika
digunakan secara efektif, lumpur pengeborantidak harus mengandung barit. Log ini kadang
dapat salah arah dalam mendefinisikan litologi.Faktor fotoelektrik Pe di plot pada log ,
berdasarkan rata-rata perhitungan pada area berenergi rendah. Pada dasarnya, Pe adalah

Rizqi Fadlilah
135090700111013
=

Fungsinya photoelectric :
Untuk mendeteksi litologi dengan mepresentasikan variasi porositas
Identifikasi mineral diagenesa yang mengandung elemen seperti iron
Untuk mendapatkan fraksi volumetri

Images
Prinsip kerja alat electrical imaging menggunakan detail respon elektrik dan akustik
dari formasi di lubang bor untuk menghasilkan gambar. Alat ini berevolusi dari teknologi
dipmeter dan sekarang terdiri dari alat dengan empat atau lebih pad yang serupa dengan
dipmeter, namun daripada satu elektroda per pad ada susunan besar dari tombol elektroda
yang sangat. Tranduser pada logging sonde berubah secara teratur seperti scanner radar,
sambil mengirim dan menerima sinyal ultrasonik ke dan dari dinding lubang bor. Konsep
diperkenalkan dalam logging sebagai kedatangan alat logging image. Dengan hal ini, formasi
batuan tidak perlu lagi di sample oleh sensor tunggal untuk memisahkan log tunggal.
Fungsinya yaitu mengambil gambar dan merekam data geologi yang ditembus lubang
bor. Data ini berupa mengirim dan menerima sinyal rekaman catatan hasil pengamatan pada
sample batuan, khususnya litologi serta gejala geologi lainnya.

Anda mungkin juga menyukai