OUTLINE
Pendahuluan
Zona Subduksi
Subduksi Model Thermal
- Model Analitik Thermal Sederhana
- Model Numerik
Gempa bumi pada slab subduksi
Kesimpulan
Pendahuluan
Material
Konveksi mantel magmatik Konveksi mantel
naik ke
permukaan
Zona Subduksi
Bukit Barisan
Cekungan Bengkulu
Parit
Lempeng Samudra
Lempeng Benua
Mantel Mantel
Benioff
zone
Slab
Keterdapatan Mineral pada T & P tertentu
yang berhubungan dengan Kedalaman
PROSES PEMBENTUKAN MAGMA PADA ZONA
SUBDUKSI (SISTIM BUSUR KEPULAUAN)
SEDIMEN LAUT
KERAK SAMUDRA
MENGALAMI UBAHAN
HIDROTHERMAL
KANTONG-2
PEMUSATAN
SEDIMEN
YANG MENYUSUP
ASIMILASI-PENGHABLURAN-
PENCAMPURAN OLEH
SEDIMEN-2 YANG TERCAKUP
DALAM KERAK
LELEHAN PARSIAL
PELEBURAN \ DEHIDRASI
KERAK-SAMUDRA
Lokasi endapan mineral kaitannya dengan struktur lempeng
tektonik
PEMBENTUKAN ZONA
SUBDUKSI
Contohnya gempa
Aceh 2004 dengan
tiped dominan
Sesar Naik
TEKTONIK SUMATERA
SS
Lempeng
SM
Eurasia
2 cm/th
PJS
6 cm/th
Lempeng
Indo-Australia
6 cm/th
SEBARAN PUSAT GEMPA
HIPOSENTER DI BAGIAN UTARA
Aceh 2004
Mw = 9.0
Sumbar 1861
Mw = 8.5
Bengkulu 1933
Mw = 8.7
T0 ( x0 , L / 2) Tm (1 (2 / ) exp( 2 x0 /( 2 RL ))
mencapai suatu jarak down-dip maksimum
tv sin
Rasio temperatur lempeng subduksi dengan mantel
sebagai fungsi dari waktu subduksi
Dihitung menggunakan model analitik thermal
Porsi paling dingin sekitar
setengah temperatur mantel dalam
waktu 10 juta th, yaitu waktu yang
diperlukan oleh slub subduksi
mencapai kedalaman 660 km
Slab equilibrium
Tidak ada alasan untuk lempeng
subduksi untuk tidak menembus
mantel lebih bawah
(atas) subduksi
1200
-400
lebih muda, 900
lebih panas
300
dingin -400
900
600
-600
300
0
0 200 400 600 800 1000
Jarak (km)
Panas dari mantel secara perlahan-lahan memanasi slab
Kecepatan lithosfer umur 50 juta tahun sekitar 70 mm/tahun
dan umur 140 juta tahun sekitar 140 mm/tahun
Model Struktur Termal
pada Zona Subduksi
Konvergen pada 6 cm2/tahun
Citra tomografi
Anomali kecepatan
seismik (Model thermal)
Inversi
Model thermal tomografi
Kecepatan perturbasi
Hit count dalam 10log
(gangguan), + cepat
Citra Tomografi
Disebabkan Disebabkan
down-dip tension down-dip compression
Mekanisme gempa pada zona subduksi.
Sumbu P dan T dirotasi hingga arah down-dip di pusat lingkaran dan distribusinya
berupa kontur.
(Atas) gempa di bawah 300 km didominasi oleh down-dip compression.
(Bawah) gempa antara 70-300 km didominasi oleh down-dip tension
Gaya penggerak slab
Gaya apung negatif
Perbedaan kontras densitas
antara slab dan material F F
yang lebih panas dan R R
kurang rapat pada R
kedalaman yang sama F
Gaya gravitasi
Lempeng dingin yang turun Gaya apung negatif
mengikuti pola aliran
R
konveksi
L
Material yang dipindahkan F g[ ( x, y) m ]dxdy
menimbulkan gaya yang o 0
besarnya tergantung kepada
viskositas dan laju subduksi ( x, y ) m [T ( x, y ) Tm ] m ' ( x, y )
T
(hidrostatik)
Slab pull ' ( x, y ) m [Tm T ( x, y )]
Gesekan pada sisi lempeng
dengan material mantel gmTm vL3
F
Gaya resistansi antar muka 24
lempeng
Gaya-Gaya pada Zone Subduksi
Dikendalikan oleh gaya apung
negatif slab
Tidak selalu akibat kompresi
pada Trench
SLAB SUBDUKSI
R
Low strength
Increasing strength
High strength
Muda Tua
Down-dip Tension Down-dip Compression
Kecepatan absolut lempeng lithosfer bertambah terhadap fraksi dari batas
lempeng yang dibentuk oleh slab subduksi, menunjukkan bahwa slab
merupakan gaya pengendali utama untuk gerak lempeng
GELANG-GELANG
JALUR SUBDUKSI YANG
BERKEMBANG SEMAKIN
MUDA KEARAH BARAT
DAYA-SELATAN DAN
KEARAH UTARA
( KATILI )
MEMBENTUK JALUR-2
SUBDUKSI DAN
MAGMATIK YANG
BERKELANJUTAN
DAN SEMAKIN
MUDA KEARAH SELATAN
DAN UTARA (GAMBAR)
Zona Subduksi yang Terdapat di Sumatra
Tz ( L) gL
zz ( z )
g Material berdiri di atas
z permukaan bumi, di bawah
zz ( z) gz C tekanan dari semua arah
zz ( z) g (L / 2 z)
Dengan analogi, apabila
downgoing slab ada
dalam kedaan regang,
zz ( z) g (L / 2 z) gaya apung negatif harus
melampaui gaya resistif
pada zona subduksi dan
Material tergantung di slab akan di “tarik” dan
bawah beratnya sendiri disangga oleh sisa
lempeng di luar zona
subduksi
R
Low strength
Increasing strength
High strength
Muda Tua
Down-dip tension Down-dip compression
Kecepatan absolut lempeng lithosfer bertambah terhadap fraksi dari batas
lempeng yang dibentuk oleh slab subduksi, menunjukkan bahwa slab
merupakan gaya pengendali utama untuk gerak lempeng
Diagram fase transisi dari olivine terhadap
peningkatan kedalaman. Batas fase sebagai fungsi
dari temperatur dan tekanan dikenal dengan kurva
Clapeyron
dP H
dT TV
dz
dT g
spinel ( fase)
Medan aliran
mantel meng-
hasilkan te-
kanan pada
downgoing slab
viskositas
lebih besar di
bawah 670 km
(atas) menunjukkan
orientasi tekanan
(kiri) mengasumsikan
distribusi densitas
berhubungan dengan
keseimbangan mineralogi
Gempa diasumsikan
terjadi pada kerak
subduksi dan berasosiasi
dengan dehidrasi fase
mineral dan transisi
gabro ke eclogite
Penampang citra tomografi zona subduksi Pacific dengan gempa
bumi dalam. Garis horizontal pada kedalaman 410 dan 660 km.
Titik-titik putih adalah hiposenter gempa.
Zona seismik Wadati-Benioff umumnya bertepatan dengan anomali
kecepatan tinggi (warna gelap)
Slab didefleksi pada dasar zona transisi sebelum menembus mantel bawah
Slab subduksi pada zona transisi sebagai sebuah reaktor kimia.