Anda di halaman 1dari 15

FASIES SEDIMEN Fasies sedimen merupakan produk dari proses pengendapan batuan sedimen

di dalam suatu jenis lingkungan pengendapannya. Diagnosa lingkungan


Fasies merupakan suatu tubuh batuan yang memiliki kombinasi karakteristik pengendapan tersebut dapat dilakukan berdasarkan analisa fasies sedimen,
yang khas dilihat dari litologi, struktur sedimen dan struktur biologi yang merangkum hasil interpretasi dari berbagai data, diantaranya :
memperlihatkan aspek fasies yang berbeda dari tubuh batuan yang yang ada 1. Geometri :
di bawah, atas dan di sekelilingnya. Fasies umumnya dikelompokkan ke a. Regional dan lokal dari seismik (misal : progradasi, regresi, reef dan
dalam facies association dimana fasies-fasies tersebut berhubungan secara chanel)
genetis sehingga asosiasi fasies ini memiliki arti lingkungan. Dalam skala b. Intra-reservoir dari wireline log (ketebalan dan distribusi reservoir)
lebih luas asosiasi fasies bisa disebut atau dipandang sebagai basic 2. Litologi : dari cutting, dan core (glaukonit, carboneous detritus)
architectural element dari suatu lingkungan pengendapan yang khas sehingga dikombinasi dengan log sumur (GR dan SP).
akan memberikan makna bentuk tiga dimensi tubuhnya (Walker dan James, 3. Paleontologi : dari fosil yang diamati dari cutting, core, atau side wall core.
1992). 4. Struktur sedimen : dari core.

Fasies umumnya dikelompokkan ke dalam asosiasi fasies, dimana dari


beberapa fasies dikelompokkan secara genetis, sehingga asosiasi fasies Menurut Sam Boggs (1987), ada dua tipe utama perubahan fasies vertikal
memiliki arti bahwa fasies-fasies yang ada didalamnya terbentuk oleh proses yaitu:
yang sama pada lingkungan pengendapan yang sama pula.
1. Coarsening Upward Succession
Dalam skala luas asosiasi fasies dapat disebut sebagai basic architectural Coarsening Upward Succession menunjukan adanya suatu peningkatan
element dari lingkungan pengendapan yang khas sehingga akan memberikan dalam besar butir dari suatu dasar yang erosive atau tajam. Perubahan ini
makna bentuk tiga dimensinya. mengindikasikan peningkatan dalam kekuatan arus transportasi pada saat
Kata fasies didefinisikan berbeda beda oleh banyak pakar. Namun umumnya pengendapan.
mereka sepakat bahwa fasies merupakan cirri dari suatu satuan batuan
sedimen. cirri ini dapat berupa cirri fisik, kimia, maupun biologis, misalnya 2. Fining-Upward Succession
seperti ukuran tubuh sedimen, struktur sedimen, besar dan bentuk butir, Fining-Upward Succession adalah perubahan besar butir ke arah atas
warna, komposisi, serta keberadaan fauna pada tubuh batuan sedimen. menjadi lebih halus ke top yang erosive atau tajam.Perubahan ini
sebagai contoh misalnya fasies batupasir sedang silangsiur (Cross-bed menunjukan penurunankekuatan arus transportasi pada saat pengendapan.
medium sandstone facies). Beberapa contoh istilah fasies yang dititikberatkan
pada kepentingannya: Geometri dan penyebaran batuan ditentukan oleh fasies atau lingkungan
 Litofasies didasarkan pada ciri komposisi, fisik ,dan kimia pada suatu pengendapan. Bentuk, ukuran dan orientasi reservoir tergantung mekanisme
batuan pengendapannya. Mempelajari lingkungan pengendapan purba umumnya
 Biofasies didasarkan pada keterdapatan fauna atau flora pada batuan dimulai dengan penampang stratigrafi dan korelasinya untuk menandai tipe
 Ichnofasies difokuskan pada keberadaan fosil jejak dalam batuan. batuannya, geometri tiga dimensinya serta struktur sedimen internalnya
(Walker dan James, 1992).
Menurut Selley (1985), fasies sedimen adalah suatu satuan batuan yang dapat 1. Geometri
dikenali dan dibedakan dengan satuan batuan yang lain atas dasar geometri, Umumnya geometri tergantung dari proses pengendapan yang
litologi, struktur sedimen, fosil, dan pola arus purbanya. berlangsung pada lingkungan sedimentasinya. Seluruh bentuk dari fasies
sedimen adalah fungsi dari topografi sebelum pengendapan, geomorfologi Suatu channel dengan bentuk straight didominasi oleh lempung dengan
lingkungan pengendapan, dan sejarah setelah pengendapan. intensitas kelokan yang kecil, terbentuk karana perpindahan arus pada
pasir atau kelompok-kelompok bar, segmen channel jarang terbentuk
2. Litologi pada jarak yang panjang.
Litologi pada fasies sedimen merupakan salah satu parameter yang
penting untuk mengobservasi dan interpretasi lingkungan pengendapan. 1.2 Anastomosing
Sungai anastomosing dipisahkan pulau alluvial yang permanen dan
3. Struktur sedimen
ditutupi dengan tumbukan yang lebat yang distabilisasi oleh bank sungai.
Struktur sedimen dalam lingkungan pengendapan dapat memberikan
Braided (anyaman) juga naik dengan cepat, fluktuasi cepat pada
indikasi dari kedalaman, level energi, kecepatan hidrolik dan arah arus.
pemberhentian sungai, kecepatan tinggi dari pasokan sedimen kasar dan
mudah tererosi.
4. Paleocurrent
Paleocurrent atau arus purba merupakan arus yang dapat diidentifikasi dari 1.3 Meander
pola-pola struktur sedimen yang terbentuk pada masa pengendapan dan
peleogeografis. Sistem ini didominasi oleh material dengan butiran halus dan
Ada tiga parameter dalam membedakan fasies sedimen, yaitu : memperlihatkan distribusi butiran menghalus ke atas. Struktur sedimen
yang berkembang merefleksikan berkurangnya arus yang bekerja, yaitu
 Parameter fisik : temperatur, kedalaman air, kecepatan arus, sinar through cross bedding pada bagian bawah dan paralel laminasi pada
matahari, kecepatan angin, dan arahnya. bagian channel.
 Parameter kimia : komposisi air (salinitas), mineralogi (auchthonus
atau allochthnus). Penampang log elektrik merefleksikan arah umum menghalus ke atas
 Parameter biologi : soil, tumbuhan darat, tumbuhan air, dan binatang yang terbagi ke dalam tiga subfasies utama yang menghasilkan
pengendapan pada tiga sublingkungan yang berbeda :
• Subfasies Flood Plain
LINGKUNGAN PENGENDAPAN DARAT
Subfasies flood plain terdiri dari endapan batupasir yang sangat halus,
1. FASIES FLUVIAL batulanau dan batulempung yang diendapkan pada daerah overbank
floodplain sungai. Struktur sedimen yang berkembang adalah laminasi
Fluvial merupakan aktivitas aliran sungai, terdapat empat macam sungai ripple mark dan kadang-kadang terdapat horizon batupasir yang
yaitu straight, anastomosing, meandering dan braided. Sungai anastomosing mengisi struktur shrinkage yang diasumsikan terdapat pada daerah
dipisahkan oleh pulau alluvial permanen, yang ditutupi tumbuhan yang lebat subaerial.
yang distabilisasi oleh bank sungai. braiding (anyaman) juga naik dengan
cepat, fluktuasi cepat pada pemberhentian sungai, kecepatan tinggi dari • Subfasies Channel
pasokan sedimen kasar, dan mudah tererosi. Sungai yang mempengaruhi
sistem fluvial adalah : Pada subfasies channel terjadi perpindahan lateral channel meander
yang mengerosi bagian luar dari tepi sungai yang cekung, menggerus
1.1 Straight dasar sungai dan endapan sedimen pada point bar. Proses tersebut
menghasilkan karakteristik sikuen pada ukuran butir dan struktur
sedimen. Pada dasar permukaan bidang erosi diisi oleh material Didominasi oleh gravel, perlapisan tidak jelas dan imbrikasi tersebar
sedimen berbutir kasar, mud pellet dan sisa-sisa kayu. Endapan tersebut secara luas.
disebut sebagai lag deposit pada dasar channel dan ditindih oleh sikuen
batupasir dengan distribusi butiran menghalus ke atas. b.Facies mid-fan
Dicirikan oleh unit antara lapisan gravel dan cossstrtification serta
• Subfasies Abandoned Channel pebbly sandstone. Struktur scouring sangat jelas pada bagian dasar
masing-masing bagian.
Pada subfasies abandoned channel terdapat endapan batupasir halus
berbentuk tapal kuda dan biasanya disebut oxbow lake yang terbentuk
c. Facies distal
ketika sungai meander memotong bagian lain dari permukaan di sekitar
Mempunyei lebih banyak variasi dan karakteristik, misalnya through
sungai tersebut. Endapan pada subfasies ini serupa dengan endapan
cross stratification sandstone.
pada subfasies floodplain, tetapi dapat dibedakan dari geometrinya
yaitu endapan yang menindih abrasi channel lag konglomerat tidak
terdapat selang dengan sikuen batupasir point bar.
2. FASIES LACUSTRINE
1.4 Braided
Pada umumnya danau-danau mempunyai tubuh yang kecil jika dibandingkan
Braided dihasilkan oleh channel dengan intensitas kelokan yang kecil dan dengan tubuh air laut. Walau begitu tidak menutup adanya danau yang lebih
kaya akan material pasir yang terbentuk oleh tingkat intensitas aliran air besar dari tubuh laut. (contoh laut kaspia lebih besar daripada teluk Persia).
yang kecil diantara bar-bar channel. Struktur sedimen yang terbentuk dan
merefleksikan pengendapan pada saat itu antara lain : tabular Dalam kenyataannya banyak danau yang berukuran besar dan mempunyai
crossbedding, punggungan bar yang lurus memanjang dan pada log kedalaman ratusan meter . danau yang besar banyak menyerupai lautan
menunjukkan bentuk blocky. Pada daerah ini, pengerosian terjadi dengan dipandang dari proses fisik maupun sedimentasi. Adanya sedimentasi pelagis
cepat dengan proses pengisian sedimen yang cepat dikarenakan sungai umumnya dipengaruhi oleh gelombang dan khas dengan partikel sedimen
pada sistem ini mempunyai kelebihan material sedimen. Sikuen berbutir halus seperti batulempung dan lanau. Perlu diketahui bahwa
sedimentasi pada sistem braided ini pada umumnya didominasi oleh didanaupun terjadi arus turbidit, terutama pad danau-danau yang besar dan
material sedimen berbutir kasar dengan sedikit material sedimen berbutir dalam dengan membawa banyak material-material sedimen.
halus pada bagian atasnya.

1.5 Kipas Lembah


3. FASIES GUMUK PASIR
Merupakan kipas alluvial yang berkembang dalam iklim lembab. Terjadi
pada lingkungan pengendapan yang disebabkan oleh perbedaan relief Gumuk pasir merupakan akumulasi pasir lepas berupa gundukan yang
yang tinggi dan mempunyai kesamaan dengan kipas didaerah iklim dihasilkan oleh arah angin yang bekerja pada suatu daerah dan mempunyai
kering (arid fans) hanya saja suplai air menerus. Humid fan dapat bentuk yang teratur. Gumuk pasir ini dapat terbentuk didaerah yang
berkembang menjadi besar dengan daerah yang lurus mencapai ratusan endapannya lepas seperti pasir pada daerah gurun dan daerah pantai.
kilometer. Faciesnya dapat dibagi menjadi tiga macam: Syarat mutlak yang harus dipenuhi terbentuknya gumuk pasir adalah
a. Facies kipas proximal akumulasi pasir cukup banyak yang biasanya berasal dari sedimmentasi
sungai yang bermuara disitu. Disamping factor-faktor lain yang juga arid),sedimen yang terbentuk didominasi oleh lempung dan evaporit.
berperan. Daratan delta plain tersebut digerus oleh channel pensuplai material
sedimen yang disebut fluvial distributaries dan membentuk suatu
Struktur khas pada gumuk pasir adalah cross-bedding dan ripple mark. Dari percabangan. Gerusan-gerusan tersebut biasanya mencapai kedalaman 5-
struktur yang terbentuk karena pergeseran antara angin dengan butiran pasir, 10 meter dan menggerussampai pada sedimen delta front. Sedimen pada
maka dapat dipakai untuk menentukan arah angin. channel tersebut disebut sandy channel dan membentuk distributary
channel yang dicirikan oleh batupasir lempungan. Sublingkungan delta
plain dibagi menjadi :
LINGKUNGAN PENGENDAPAN TRANSISI 1.1.1 Upper Delta Plain
Pada bagian ini terletak diatas area tidal atau laut dan endapannya
1. FASIES DELTA
secara umum terdiri dari :
Delta merupakan garis pantai yang menjorok ke laut, terbentuk oleh adanya
sedimentasi sungai yang memasuki laut, danau atau laguna dan pasokan • Endapan distributary channel
sedimen lebih besar daripada kemampuan pendistribusian kembali oleh Endapan distributary channel terdiri dari endapan braided dan
proses yang ada pada cekungan pengendapan (Elliot, 1986 dalam Allen, meandering, levee dan endapan point bar. Endapan distributary
1997). Menurut Boggs (1987), delta diartikan sebagai suatu endapan yang channel ditandai dengan adanya bidang erosi pada bagian dasar
terbentuk oleh proses sedimentasi fluvial yang memasuki tubuh air yang urutan fasies dan menunjukkan kecenderungan menghalus ke atas.
tenang. Dataran delta menunjukkandaerah di belakang garis pantai dan Struktur sedimen yang umumnya dijumpai adalah cross bedding,
dataran delta bagian atas didominasi oleh proses sungai dan dapat dibedakan ripple cross stratification, scour and fill dan lensa-lensa lempung.
dengan dataran delta bagian bawah didominasi oleh pengaruh laut, terutama Endapan point bar terbentuk apabila terputus dari channel-ya.
penggenangan tidal. Delta terbentuk karena adanya suplai material Sedangkan levee alami berasosiasi dengan distributary channel
sedimentasi dari sistem fluvial. Ketika sungai-sungai pada sistem fluvial sebagai tanggul alam yang memisahkan dengan interdistributary
tersebut bertemu dengan laut, perubahan arah arus yang menyebabkan channel. Sedimen pada bagian iniberupa pasir halus dan rombakan
penyebaran air sungai dan akumulasi pengendapan yang cepat terhadap material organik serta lempung yang terbentuk sebagai hasil
material sedimen dari sungai mengakibatkan terbentuknya delta. Bersamaan luapan material selama terjadi banjir.
dengan pembentukan delta tersebut, terbentuk pula morfologi delta yang khas
dan dapat dikenali pada setiap sistem yang ada. Morfologi delta secara umum • Lacustrine delta fill dan endapan interdistributary flood plain
terdiri dari tiga, yaitu : delta plain, delta front dan prodelta.
Endapan interdistributary channel merupakan endapan yang
1.1 Delta Plain terdapat diantara distributary channel. Lingkungan ini mempunyai
kecepatan arus paling kecil, dangkal, tidak berelief dan proses
Delta plain merupakan bagian delta yang bersifat subaerial yang terdiri akumulasi sedimen lambat. Pada interdistributary channel dan
dari channel yang sudah ditinggalkan. Delta plain merupakan baigan flood plain area terbentuk suatu endapan yang berukuran lanau
daratan dari delta dan terdiri atas endapan sungai yang lebih dominan sampai lempung yang sangat dominan. Struktur sedimennya
daripada endapan laut dan membentuk suatu daratan rawa-rawa yang adalah laminasi yang sejajar dan burrowing structure endapan pasir
didominasi oleh material sedimen berbutir halus, seperti serpih organik yang bersifat lokal, tipis dan kadang hadir sebagai pengaruh
dan batubara.Pada kondisi iklim yang cenderung kering (semi- gelombang .
1.1.2 Lower Delta Plain dijumpai adalah cross bedding, ripple cross stratification, scoure and
fill.
Lower delta plain terletak pada daerah dimana terjadi interaksi antara
sungai dengan laut, yaitu dari low tidemark sampai batas kehadiran • Distributary Mouth Bar
yang dipengaruhi pasang-surut. Pada lingkungan ini endapannya
meliputi endapan pengisi teluk (bay fill deposit) meliputi Pada lingkungan ini terjadi pengendapan dengan kecepatan yang paling
interdistributary bay, tanggul alam, rawa dan crevasse slay, serta tinggi dalam sistem pengendapan delta. Sedimen umumnya tersusun
endapan pengisi distributary yang ditinggalkan. atas pasir yang diendapkan melalui proses fluvial. Strukur sedimen
yang dapat dijumpai antara lain : current ripple, cross bedding dan
1.2 Delta Front massive graded bedding.
Delta front merupakan sublingkungan dengan energi yang tinggi dan • Distal Bar
sedimen secara tetap dipengaruhi oleh adanya proses pasang-surut, arus
laut sepanjang pantai dan aksi gelombang. Delta front terbentuk pada Pada distal bar, urutan fasies cenderung menghalus ke atas, umumnya
lingkungan laut dangkal dan akumulasi sedimennya berasal dari tersusun atas pasir halus. Struktur sedimen yang umumnya dijumpai
distributary channel. Batupasir yang diendapkan dari distributary channel antara lain : laminasi, perlapisan silang siur tipe through.
tersebut membentuk endapan bar yang berdekatan dengan teluk atau
1.3 Prodelta
mulut distributary channel tersebut. Pada penampang stratigrafi, endapan
bar tersebut memperlihatkan distribusi butiran mengkasar ke atas dalam Prodelta merupakan sublingkungan transisi antara delta front dan
skala yang besar dan menunjukkan perubahan fasies secara vertikal ke endapan normal marine shelf yang berada di luar delta front. Prodelta
atas, mulai dari endapan lepas pantai atau prodelta yang berukuran butir merupakan kelanjutan delta front ke arah laut dengan perubahan litologi
halus ke fasies garis pantai yang didominasi batupasir. Endapan tersebut dari batupasir bar ke endapan batulempung dan selalu ditandai oleh zona
dapat menjadi reservoir hidrokarbon yang baik. Diantara bar pada mulut lempungan tanpa pasir. Daerah ini merupakan bagian distal dari delta,
distributary channel akan terakumulasi lempung lanauan atau lempung dimana hanya terdiri dari akumulasi lanau dan lempung dan biasanya
pasiran dan bergradasi menjadi lempung ke arah laut. sendiri serta fasies mengkasar ke atas memperlihatkan transisi dari
lempungan prodelta ke fasies yang lebih batupasir dari delta front.
Menurut Coleman (1969) dan Fisher (1969) dalam Galloway (1990),
Litologi dari prodelta ini banyak ditemukan bioturbasi yang merupakan
lingkungan pengendapan delta front dapat dibagi menjadi beberapa
karakteristik endapan laut. Struktur sedimen bioturbasi bermacam-
sublingkungan dengan karakteristik asosiasi fasies yang berbeda, yaitu :
macam sesuai dengan ukuran sedimen dan kecepatan sedimennya.
• Subaqueous Levees Struktur deformasi sedimen dapat dijumpai pada lingkungan ini,
sedangkan struktur sedimen akibat aktivitas gelombang jarang dijumpai.
Merupakan kenampakan fasies endapan delta front yang berasosiasi Prodelta ini kadang-kadang sulit dibedakan dengan endapan paparan
dengan active channel mouth bar. Fasies ini sulit diidentifikasi dan (shelf), tetapi pada prodelta ini sedimennya lebih tipis dan
dibedakan dengan fasies lainnya pada endapan delta masa lampau. memperlihatkan pengaruh proses endapan laut yang tegas.
• Channel
Channel ditandai dengan adanya bidang erosi pada bagian dasar urutan Menurut Galloway (1975) dan Serra (1990), berdasarkan proses yang
fasies dan menghalus ke atas. Struktur sedimen yang umumnya berpengaruhi didalamnya, delta dapat diklasifikasikan menjadi 3 , yaitu :
1. Fluvial Dominated Delta dihasilkan dari tipe delta ini yaitu berbentuk lobate dengan mekanisme akresi
lateral yang kuat sehingga menghasilkan lentikuler units. Batupasir
Ini terjadi jika gelombang, arus pasang surut, dan arus sepanjang pantai cenderung menjadi lentikuler sampai tabular untuk distributary mount bar,
lemah, volume sedimen yang dibawa dari sungai tinggi, maka akan terjadi bergradasi menjadi sand sheets.
progradasi yang cepat ka arah laut dan akan berkembang suatu variasi
karakteristik dari lingkungan pengendapan yang didominasi sungai. 2. Wave Dominated Delta
• Geometri : channel (delta plain) dan sheet (delta front). Kontinuitas Delta yang didominasi gelombang dan biasanya terdiri dari rangkaian
tubuh batupasir jelek (channel) sampai sedang (distributary mount bar). fasies yang saling berhubungan dan mengkasar ke atas secara menerus
yang merupakan karakteristik dari pantai yang dipengaruhi gelombang.
• Litologi dan struktur : Struktur sedimen yang umum dijumpai antara lain : ripple dan humocky
yang merupakan indikator pengendapan yang tinggi.
 Channel fasies : batupasir dengan cross bedding (through dan
plannar), kontak dasar erosi, rip-up clast/fragmen batubara, sekuen Pada lingkungan dengan aktivitas gelombang kuat, endapan mount bar
halus ke atas. secara menerus mengalami reworked menjadi suatu seri superimposed
 Marsh fasies : batubara, batulempung dengan rootles. coastal barriers. Tubuh pasir akan cenderung paralel terhadap garis pantai
 Bay fasies : batulempung dengan acak binatang. berbeda dengan delta dominasi sungai yang mendekati tegak lurus
 Crevasse-splay facies : sekuen kasar ke atas (sortasi baik ke atas). terhadap pantai.
 Distributary mount bar : batupasir dengan cross laimnasi, paralel
laminasi. Litologi dan struktur sedimen :
 Bar facies : climbing ripple, mika melimpah, material karbon, struktur a. Fasies pantai dan pantai penghalang (barrier beach) dominan.
deformasi.
 Distal bar fasies : batulanau dan batulempung, paralel laminasi, b. Fasies distributary mouth bar termodifikasi/reworked menjadi
climbing ripple, material karbon, struktur deformasi, acak binatang. punggungan pantai.
 Prodelta facies : batulempung dengan struktur deformasi.
c. Secara keseluruhan menunjukkan sekuen mengkasar ka atas.
• Refleksi seismik : oblique dan sigmoid clinoform.
d. Struktur yang dijumpai pada tipe ini adalah perlapisan tipis, paralel
Pada bagian ini mempunyai bentuk channel dan sheet dengan kontinuitas laminasi, dan cross bedding satu arah, struktur flaser, slumps, struktur
tubuh pasir jelek sampai sedang. Delta yang didominasi sungai dicirikan alga, bioturbasi dengan intensitas tinggi pada bagian atas dan
dengan batupasir dan batulanau yang masif sampai berlapis baik dan mudcrack pada shale.
mungkin memperlihatkan graded bedding. Pasir delta front memperlihatkan
banyaknya pengaruh sungai dalam pengendapan distribusi lingkungan mouth 3. Tide-Influence Delta
bar. Jumlah bioturbasi bervariasi tergantung pada rata-rata sedimentasi dan Merupakan area dimana tingkat pasang surut tinggi, sehingga aliran balik
ukuran butir dari suplai sedimen. Variasi pembelokan dalam sistem fluvial (yang terjadi dalam distributary channel selama kondisi banjir dan surut)
biasanya menghasilkan suatu pengkasaran ke arah atas yang tidak teratur. kemungkinan akan terjadi sumber energi utama yang memisah sedimen.
Progradasi ke arah laut yang sangat cepat membuat delta tipe ini memiliki
sekuen coarsening upward (mengkasar keatas). Geometri endapan yang
• Geometri : channel dan ridge, kontinuits batupasir berukuran butir kasar- perubahan lingkungan pengendapan dari lepas pantai ke arah dataran delta
sedang, arah sebaran tegak lurus panatai. (delta plain) maupun sebaliknya.
• Litologi dan struktur : Secara umum mekanisme daur progradasi dan peninggalan delta sebagai
berikut :
 Tidal channel dan ridge facies sangat dominan.
 Channel facies : batupasir dengan sortasi baik, herringbone, cross 1. Awalnya bagian delta tertentu adalah zona aktif pemasukan sedimen,
bedding. delta berprogradasi di atas paparan.
 Sekuen yang dijumpai pada delta tipe ini yaitu coarsening upward
2. Kecepatan progradasi pada saat tertentu akan berkurang akibat delta
yang diikuti dengan fining upward, tanpa batas yang jelas, tergantung
yang berprogradasi di atas paparan, meningkatnya jumlah channel dan
pada posisi delta.
pengangkutan material sedimennya, meningkatnya laju penurunannya
Lingkungan ini menunjukkan kombinasi pengaruh dari sungai, gelombang cekungan ke arah paparan. Hal ini mengakibatkan channel akan
dan proses pasang-surut. Lingkungan ini mempunyai bentuk geometri berpindah secara lateral mengikuti kemiringan gradien hidroliknya
channel dan ridge dengan kenampakan kontinuitas batupasir jelek sampai dengan jarak tertentu dari delta lama.
sedang dengan penyebaran tegak garis pantai. Struktur sedimen yang
3. Pada saat yang sama delta lama mengalami penurunan sehingga
umumnya berkembang adalah laminasi dan ripple. Masuknya pasang-surut
gelombang pasang laut mempengaruhi suplai endapan, dengan
pada delta front yang berprogradasi, seperti pada Mahakam juga
diendapkannya endapan genang laut berupa karbonat atau serpih marine.
memeperlihatkan beberapa pengasaran ke atas. Smith, et al (1990) dalam
Allen (1997) telah mendiskripsikan ritme pasang-surut dengan indikator 4. Berkembangnya endapan batubara tebal yang merupakan lapisan
pasang-surut dalam pasir delta front adalah hearingbone cross bedding. penanda (marker bed) berakhirnya daur genang laut pada bagian darat
delta lama (fluvial delta plain abadonment) setelah mengalami
penurunan maka endapan ini akan tertutup oleh endapan genang laut.
Daur Sedimen Delta
5. Dalam interval waktu tertentu, tempat pengendapan delta dapat kembali
Fasies delta termasuk fasies yang unik terbentuk oleh perulangan banyak berpindah di atas delta lama dengan terbentuknya endapan susut laut
sekuen susut delta dan dapat membentuk endapan yang sangat tebal deltaik di atas endapan genang laut menghasilkan lobate (kuping delta).
disebabkan akumulasi endapan dari puluhan bahkan ratusan individu Mekanisme ini terus berlangsung sehingga terjadi daur perentangan
sekuen delta.Turun naiknya muka air laut yang tidak konstan menyebabkan vertikal (vertikal stacking cycle) yang disusun oleh sistem susut-genang
siklus penggenangan dan penurunan permukaan air laut yang tidak merata laut setempat
di setiap bagian sekuen delta meskipun secara lateral jaraknya hanya
terpisah beberapa meter.
2. FASIES TIDAL FLAT
Perulangan daur susut genang laut dengan ketebalan puluhan meter adalah
tipe endapan pantai dan endapan delta. Hal ini menunjukan bahwa dalam Dataran pasang surut (tidal flat) luasnya dapat mencapai beberapa
beberapa interval stratigrafi, garis pantai dapat berpindah puluhan atau kilometer dan terbentuk disekitar laguna, belakang barrier, pada estuarin
ratusan kilometer ke arah depan ataupun ke arah belakang dengan dan delta yang didominasi oleh pasang surut (tidal). Ciri struktur sedimen
dari pertengahan sampai bagian atas tidal flat merupakan variasi jenis dari
ripple lamination yang umumnya memperlihatkan pola interferensi, yaitu Lagoon merupakan daerah dimana pada saat air pasang tergenang air laut
kenaikan dari flaser, wavy dan lenticular bedding. Meandering tidal creeks dan pada saat air surut ada air yang tetinggal di situ yang bisa bercampur
memotong tidal flat dan perpindahan lateralnya menghasilkan set pada dengan air hujan/air sungai. Dengan demikian kadar garam lagoon adalah
laminasi pasir dan struktur channel. Umumnya terdapat burrow dan payau(branchish lagoon). Biasanya pada air payau yang stagment(berhenti
grazing trace fossil. Progradasi sedimen tidal flat biasanya membentuk sirkulasi) adalah anaerob (tanpa o2), akibat pada tempat ini terjadi
sikuen yang menghalus ke arah atas, ditutupi oleh tanah atau lapisan pembusukan material disebabkan oleh bakteri anaerob.
evaporasi sabkha, dengan ketebalan ditunjukkan oleh jarak pasang surut
purba (paleotidal). Ciri-ciri lagoon adalah:
• Struktur bioturbasi dan burrow dominan horizontal
• Batuan dengan ukuran butir lanau sampai lempung atau batupasir
3. FASIES ESTUARIN halus.
• Adanya endapan batubara
Estuarin menutupi lembah sungai (incised valley) hasil dari penarikan • Kaya akan sisa-sisa tumbuhan
muka air laut yang cepat pada kala Holosen. Tubuh pasir estuarin • Shale atau lanau memperlihatkan struktur placer
berlokasidan berbatasan dengan saluran utama (main channel) dan terdiri • Batulempung atau lanau berwarna gelap kemungkina mengandung
dari sedimen yang dibawa ke bawah oleh sungai dan disuplai dari batas material organic.
marine shelf, mud flatdan rawa yang juga terbentuk pada estuarin. Tubuh
batupasir marin pada estuarin didominasi oleh gelombang yang juga
merupakan gabungan yang terdiri dari beberapa fasies yang berlainan.
Pada fase tansgresif, beberapa atau semua kompleks bar tererosi di 5. FACIES BARRIER
sepanjang perulangan muka pantai (shoreface) dan ditutupi oleh
Barrier merupakan penghalang yang letaknya didepan pantai dan
permukaan ravinement. Lingkungan pengendapan tersebut berhubungan
berhubungan langsung dengan air laut. Ciri-ciri adlah sebagai berikut:
sampai estuary mouth dan central basin area. Tubuh pasir marin mungkin
terlindungi lebih atau kurang lengkap pada saat progradasi dengan • Batu pasir ukuran butir halus sampai sangat halus
sedimen muka pantai dan pantai melalui endapan washover, flat tidal dan • Struktur parallel laminasi
tidal inlet. Pada profil vertikal, secara ideal endapan cekungan berbutir • Sering dijumpai cross bedding
halus memperlihatkan butiran yang simetris. Endapan yang halus terlihat • Bioturbasi dominan vertical
pada tengah cekungan. Pada estuarin, proses yang dominan adalah pasang-
surut, tubuh pasir seperti erosional truncation atau completely removed
oleh migrasi headward dari saluran pasang-surut (tidal channel) terpisah
dari pasir bar (sand bar). Erosi oleh saluran sepanjang transgresi juga LINGKUNGAN PENGENDAPAN MARINE
menyebabkan silang siur atau laminasi sejajar dari sand bar. Pola urutan
pengendapan dari fasies sebagai hasil dari transgresi ini akan 1. Lingkungan laut dangkal
menunjukkan kecenderungan menghalus ke atas. Dalam hal ini lebih ditekankan pad lingkungan pantai no-deltaic, yaitu
hingga kedalaman 200 m. Berdasarkan kisaran pasang surut(tidal range)
pantai terdiri dari 3 macam:
4. FACIES LAGOON
• Pantai microtidal kisaran pasang surut kurang dari 2m tenang, jadi merupakan subtidal. Selanjutnya semakin jauh lagi
• Pantai mesotidal kisaran pasang surut 2-4m merupakan offshore.
• Pantai macrotidal kisran pasang surut lebih dari 4 m
Pada daerah pantai pada umumnya terbentuk tanggul-tanggul pantai
dengan bentuk yang memanjang, parallel dengan garis pantai. Tanggul Profil endapan-endapan Pantai
pantai dipisahkan dengan daratan oleh lagoon. Suplay material pasir yang
a. Profil endapan pantai energy gelombang tinggi
tetap dan stabilitas daerah yang cukup serta gradient yang rendah
merupakan faktor yang dapat menyebabkan majunya sistem ini. Permukaan pantai energy gelombang tinggi dapat dibagi-bagi lagi
menjadi beberapa zona :
Facies facies permukaan pantai
• Assymetrical ripple zone
Daerah permukaan pantai secara umum dapat dipisahkan menjadi sub-sub
lingkungan pengendapan yang sejajar dengan garis pantai., sebagai Dicirikan dengan ripple laminasi skala kecil diatas foresets yang
berikut: miring kearah laut dan darat, merefleksikan aktifitas gelombang
badai.
a. Aeolian sand dunes
• Outer plannar zone
Merupakan daerah permukaan pantai diatas tingi gelombang rata-rata
(supratidal) membentuk pegunungan-pegunungan (gumuk pasir) Berupa perlapisan sejajar diatas foresets yang miring kearah laut dan
dengan struktur crossbedding sudut curam serta denga arah berubah- darat.
ubah. Endapan ini mempunyai pemilahan yang baik dan dapat dijumpai
akar-akar tanaman. • Inner rough zone.

b. Back shore Merupakan foresets yang miring kearah laut.

Juga merupakan daerah supra tidal dari pantai dimana tergenang pada • Inner planar zone
waktu terjadi badai.
Untuk endapan pada zona ini lebih merupakan endapan dengan
c. Fore shore struktur perlapisan sejajar tetapi kadang-kadang diselingi foresets
yang miring kearah laut dari inner rough zone.
Merupakan daerah intertidal dari permukaan pantai, dan umumnya
menunjukkan swash flow dan swash zone. Pada umumnya pada daerah b. Profil endapan pantai energy gelombang sedang rendah
ini didapatkan punggungan-punggungan asimetri yang dipisahkan oleh
tunel-tunel dengan lebar 100-200 m. Pada umumnya memperlihatkan sekwen pengkasaran ke atas. Tetapi
secara detail sekwen ini dapat berbeda-beda, yang masing-masing
d. Shore face mepunyai karakteristik tersendiri. Untuk profil endapan pantai energy
gelombang sedang sampai rendah ini dikenal ada tipe-tipe:
Merupakan bagian permukaan pantai yang lebih dalam lagi yaitu dari
permukaan rata-rata air surut sampai dengan dasar gelombang kondisi a. Tipe daerah konchibouguac
Untuk tipe ini ada empat facies: Endapan dengan ukuran pasir halus dengan struktur ripple laminasi
skala kecil.
• Seaward slope
• Upper shoreface
Ripple laminasi skala kecil yang mengarah ke darat berselingan
dengan laminasi sejajar miring kea rah laut. Pasir halus, struktur laminasi sejajar.

• Bar crest • Fore shore


Perlapisan perlapisan sejajar berselingan dengan struktur mangkok Pasir halus-sedang, struktur laminasi sejajar, antidune dan ripple
skala kecil-sedang laminasi dengan sudut rendah dan tinggi diatas lapisan cangkang-
cangkang organic.
• Landward slope
• Back shore
Perlapisan perlapisan miring kearah darat dengan sudut rendah,
susunan silang siur mangkok dan foreset-foreset miring kearah Ukuran pasir halus dengan struktur laminasi sejajar dan ripple
darat dengan sudut curam. laminasi skala kecil.

• Through
Disusun oleh sedimen dengan ukuran butir yang lebih halus 2. Lingkungan laut dalam
dengan ripple laminasi dihasilkan oleh arus-arus sepanjang pantai.
Juga dihasilkan struktur planar cross bedding kearah darat dari 2.1. Kipas bawah laut
pasir yang lebih kasar.
Bagian-bagian kipas bawah laut (Walker, 1984)
b. Tipe profil endapan pantai sapelo island
• Lower fan
Terdiri dari facies-facies:
Dicirikan adanya penebalan keatas (thickening upward), terdiri dari
• Lower offshore asosiasi fasies-fasies classical turbidites.

Pasir sedang-kasar dengan struktur megaripple • Smooth portion of suprafan lobes

• Upper offshore Penebalan keatas, asosiasi classical structur turbidites, dalam sekwen
progradasi bagian atas sudah terdapat massive sandstones.
Endapan berupa pasir halus lumpuran dengan struktur bioturbasi
(bagian bawah) dan berselingan dengan pasir dan lumpur dengan • Channeled portion of suprafan lobes
struktur laminasi sejajar dan bioturbasi.
Penipisan ke atas (thinning upward), asosiasinya adalah
• Lower shoreface konglomeratan atau pebbly sandstone pada bagian bawah dan
massive sandstone. Konglomerat umumnya berlapis bersusun(graded
bedding)
• Upper fan • Banyak mengandung clay pellets
Merupakan sekuen-sekuen dari facies conglomerates, debris flow dan b. Proximal turbidite
slump. Sekwen menipis ke atas (thinning upward) umumnya tidak
berlapis baik. Mempunyai ciri-ciri :
• Secara umum ciri-cirinya sama dengan “fluxo turbidite”
• Jarang berasosiasi dengan slump
Sekuen turbidit bouma (bouma, 1962) • Gradasi lebih baik dengan ukuran butir pasir
• Ketebalan interval A lebih tipis
Terbagi menjadi lima interval: • Tidak dijumpai clay pellets
a. Gradded interval (A) c. Distal turbidite
b. Lower interval of parallel lamination (B) Mempunyai ciri-ciri:
c. Interval of current lamination (C) • Kehadiran interval bouma yang lebih lengkap
• Sering kali membentuk flysch
d. Upper interval of paralellel lamination (D)
• Pemilahan lebih baik dan butiran yang kasar berada di bawah
e. Politic interval (E) :
• Hemipelagic mud
Klasifikasi fasies turbidite oleh Walker (1973)
• Turbulent mud
a. Classical turbidites
• Munculnya sekuen Bouma (biasa lengkap atau tidak)
Pembagian turbidites oleh kuenen (1950) • Ukuran butir berkisar dari pasir sampai lempung
• Pada bagian bawah ukuran butir bisa mencapai granule
Berdasarkan pada jarak transportasi dan keadaan massa sedimennya, maka • Struktur sedimen yang berkembang adalah lapisan bersusun,
endapan turbidite dapat dibagi menjadi tiga kelompok besar. perlapisan sejajar, lapisan bergelombang.
a. Fluxo turbidite b. Massive sandstones
Mempunyai ciri umum: • Berupa singkapan batupasir yang tebal (lebih dari 50 cm)
• Ukuran butir pasir sedang sampai sangat kasar
• Ukuran butir kasar • Struktur mangkok (dish structure) sering kali muncul
• Lapisan bersusun tidak berkembang jarang berasosiasi dengan • Struktur perlapisan sejajar jarang dijumpai
serpih
• Umumnya berasosiasi dengan slump dan interval A sangat tebal c. Pebbly sandstone
• Sole mark jarang dijumpai
• Tidak dapat dideskripsi dengan sekuen Bouma Hukum-hukum Stratigrafi
• Terjadi pen-channel-an
• Imbrikasi pebble sering dijumpai Dalam ilmu geologi, hukum-hukum geologi sangatlah penting dan
• Jarang berasosiasi dengan serpih merupakan dasar dalam mempelajari ilmu geologi. Adapun hukum geologi
• Merupakan batu pasir konglomeratan yang menjadi acuan dalam geologi antara lain adalah konsep tentang
susunan, aturan dan hubungan antar batuan dalam ruang dan waktu.
d. Conglomerates Pengertian ruang dalam geologi adalah tempat dimana batuan itu terbentuk
sedangkan pengertian waktu adalah waktu pembentukan batuan dalam skala
• Imbrikasi pebble maupun couble jarang dijumpai waktu geologi.
• Gradasi kurang baik
• Ukuran butir sampai dengan couble 1. Hukum Superposisi (Nicholas Steno, 1669)
e. Slumps, slided, debris flow dan exotic fasies Dalam kondisi normal (belum mengalami deformasi), perlapisan suatu
• Struktur Slump batuan yang berada pada posisi paling bawah merupakan batuan yang
• Perlapisan sangat buruk pertama terbentuk dan tertua dibandingkan dengan lapisan batuan diatasnya.
• Sortasi sangat buruk
• Batas atas lapisan tidak teratur
• Ukuran butir sangat bervariasi.

2. Hukum Horisontalitas (Nicholas Steno, 1669)

Kedudukan awal pengendapan suatu lapisan batuan adalah horisontal,


kecuali pada tepi cekungan memiliki sudut kemiringan asli (initial-dip)
karena dasar cekungannya yang memang menyudut. Bila suatu batuan
sedimen ditemukan dalam posisi miring atau terlipat maka batuan tersebut
telah mengalami suatu deformasi setelah pengendapan akibat tektonik.

horisontalitas yang mengalami deformasi


3. Hukum Original Continuity (Nicholas Steno, 1669) 5. Hukum Strata Identified by Fosils (Smith, 1816)
Lapisan sedimen diendapkan secara menerus dan bersinambungan
(continuity), sampai batas cekungan sedimentasinya. Lapisan sedimen tidak Perlapisan batuan dapat dibedakan satu dengan yang lain dengan melihat
mungkin terpotong secara tiba-tiba, dan berubah menjadi batuan lain dalam kandungan fosilnya yang khas.
keadaan normal. Pada dasarnya hasil suatu pengendapan yakni bidang
perlapisan, akan menerus walaupun tidak kasat mata.

6. Hukum Uniformitarianisme (Hutton,1785)


4. Hukum Faunal Succession (Abble Giraud - Soulavie, 1778)
Uniformitarianisme merupakan konsep dasar geologi modern. Doktrin ini
Pada setiap lapisan yang berbeda umur geologinya akan ditemukan fosil yang menyatakan bahwa hukum-hukum fisika, kimia dan biologi yang
berbeda pula. Secara sederhana bisa juga dikatakan Fosil yang berada pada berlangsung saat ini berlangsung juga pada masa lampau. Artinya, gaya-gaya
lapisan bawah akan berbeda dengan fosil di lapisan atasnya. dan proses-proses yang membentuk permukaan bumi seperti yang kita amati
Fosil yang hidup pada masa sebelumnya akan digantikan (terlindih) dengan saat ini telah berlangsung sejak terbentuknya bumi. Doktrin ini lebih terkenal
fosil yang ada sesudahnya, dengan kenampakan fisik yang berbeda (karena sebagai “The present is the key to the past” dan sejak itulah orang
evolusi). Perbedaan fosil ini bisa dijadikan sebagai pembatas satuan formasi menyadari bahwa bumi selalu berubah. Dengan demikian jelaslah bahwa
dalam lithostratigrafi atau dalam koreksi stratigrafi. geologi sangat erat hubungannya dengan waktu. Pada tahun 1785, Hutton
mengemukakan perbedaan yang jelas antara hal yang alami dan asal usul
batuan beku dan sedimen. James Hutton berhasil menyusun urutan intrusi
yang menjelaskan asal usul gunungapi. Dia memperkenalkan hukum
superposisi yang menyatakan bahwa pada tingkatan yang tidak rusak, lapisan
paling dasar adalah yang paling tua. Ahli paleontologi telah mulai
menghubungkan fosil-fosil khusus pada tingkat individu dan telah
menemukan bentuk pasti yang dinamakan indek fosil. Indek fosil telah
digunakan secara khusus dalam mengidentifikasi horison dan hubungan suatu
tempat dengan tempat lainnya.
11. Hukum Inklusi
Inklusi terjadi bila magma bergerak keatas menembus kerak, menelan
fragmen2 besar disekitarnya yang tetap sebagai inklusi asing yang tidak
7. Hukum / Principles of Lateral Accumulation
Sebagian besar tubuh batuan sedimen terbentuk dari proses akresi lateral meleleh. Jadi jika ada fragmen batuan yang terinklusi dalam suatu perlapisan
(lateral accretion). batuan, maka perlapisan batuan itu terbentuk setelah fragmen batuan. Dengan
a. Permukaan pengendapan biasanya miring. kata lain batuan/lapisan batuan yang mengandung fragmen inklusi, lebih
b. Akumulasi terjadi oleh proses akresi dan progradasi, terjadi pada arah muda dari batuan/lapisan batuan yang menghasilkan fragmen tersebut.
sedimen transport.
c. Akumulasi bisa terjadi terus menerus hingga keadaan oversteepned yang
membuat masa yang diakumulasi menjadi longsor sepanjang lereng.

8. Hukum Kolerasi Fasies (Wather, 1894)


Bila tidak ada selang waktu pengendapan dan tidak ada gangguan struktur
maka dalam suatu daur/siklus pengendapan yang dapat dikenal secara lateral
juga merupakan urutan vertikalnya.

9. Hukum Facies Sedimenter (Selley, 1975)


Suatu kelompok litologi dengan ciri-ciri yang khas yang merupakan hasil dari
suatu lingkungan pengendapan yang tertentu. Aspek fisik, kimia atau biologi
suatu endapan dalam kesamaan waktu. Dua tubuh batuan yang diendapakan Ketidakselarasan – Unconformity
pada waktu yang sama dikatakan berbeda fsies apabila kedua batuan tersebut
berbeda fisik, kimia atau biologi (Sandi Stratigrafi Indonesia) Ketidakselarasan adalah suatu konsep dalam stratigarafi yang membahas
tentang hubungan yang tidak normal antara lapisan batuan satu dengan
10. Hukum Cross-cutting Relationship (A.W.R Potter & H. Robinson) yang lain.
Hubungan petong-memotong (cross-cutting relationship) adalah hubungan Ketidakselarasan identik dengan sedimentasi, dimana konsep ini bisa
kejadian antara satu batuan yang dipotong/diterobos oleh batuan lainnya, menjelaskan tentang proses sedimentasi, endogen dan eksogen yang terjadi
dimana batuan yang dipotong/diterobos terbentuk lebih dahulu dibandingkan sebelumnya melalui jenis ketidakselarasan yang terbentuk.
dengan batuan yang menerobos.
Untuk memahami konsep ketidakselarasan, saya ingin mengajak sahabat 3. Disconformity: hubungan antara batuan sedimen dengan batuan sedimen
untuk memahami dahulu konsep yang sebaliknya yaitu keselarasan. tetapi terdapat bidang erosi yang irreguler (kasar)
Selaras dalam stratigrafi artinya teratur, bururutan, menerus. Lapisan
dikatakan selaras jika lapisan tersebut diendapkan secara teratur, belum
mengalami deformasi, mengikuit hukum superposisi (lapisan dibawah lebih
tua dari lapisan diatasnya) dan umurnya menerus/ tidak terjadi gap umur
antar lapisan.

Macam-macam Ketidakselarasan
1. Nonconformity: Hubungan antara 2 satuan stratigrafi, yaituk antara
batuan beku/metamorf dan batuan sedimen. Biasanya batuan beku/metamorf
berada dibawah atau sebagai basement dan batuan sediment berada diatasnya.

4. Paraconformity: hubungan 2 batuan yang sama dimana bidang


ketidakselarasan sejajar bidang perlapisan
2. Angular Conformity: hubungan 2 satuan stratigrafi dan terjadi hubungan
yang menyudut

Anda mungkin juga menyukai