Juga merupakan daerah supra tidal dari pantai dimana tergenang pada • Inner planar zone
waktu terjadi badai.
Untuk endapan pada zona ini lebih merupakan endapan dengan
c. Fore shore struktur perlapisan sejajar tetapi kadang-kadang diselingi foresets
yang miring kearah laut dari inner rough zone.
Merupakan daerah intertidal dari permukaan pantai, dan umumnya
menunjukkan swash flow dan swash zone. Pada umumnya pada daerah b. Profil endapan pantai energy gelombang sedang rendah
ini didapatkan punggungan-punggungan asimetri yang dipisahkan oleh
tunel-tunel dengan lebar 100-200 m. Pada umumnya memperlihatkan sekwen pengkasaran ke atas. Tetapi
secara detail sekwen ini dapat berbeda-beda, yang masing-masing
d. Shore face mepunyai karakteristik tersendiri. Untuk profil endapan pantai energy
gelombang sedang sampai rendah ini dikenal ada tipe-tipe:
Merupakan bagian permukaan pantai yang lebih dalam lagi yaitu dari
permukaan rata-rata air surut sampai dengan dasar gelombang kondisi a. Tipe daerah konchibouguac
Untuk tipe ini ada empat facies: Endapan dengan ukuran pasir halus dengan struktur ripple laminasi
skala kecil.
• Seaward slope
• Upper shoreface
Ripple laminasi skala kecil yang mengarah ke darat berselingan
dengan laminasi sejajar miring kea rah laut. Pasir halus, struktur laminasi sejajar.
• Through
Disusun oleh sedimen dengan ukuran butir yang lebih halus 2. Lingkungan laut dalam
dengan ripple laminasi dihasilkan oleh arus-arus sepanjang pantai.
Juga dihasilkan struktur planar cross bedding kearah darat dari 2.1. Kipas bawah laut
pasir yang lebih kasar.
Bagian-bagian kipas bawah laut (Walker, 1984)
b. Tipe profil endapan pantai sapelo island
• Lower fan
Terdiri dari facies-facies:
Dicirikan adanya penebalan keatas (thickening upward), terdiri dari
• Lower offshore asosiasi fasies-fasies classical turbidites.
• Upper offshore Penebalan keatas, asosiasi classical structur turbidites, dalam sekwen
progradasi bagian atas sudah terdapat massive sandstones.
Endapan berupa pasir halus lumpuran dengan struktur bioturbasi
(bagian bawah) dan berselingan dengan pasir dan lumpur dengan • Channeled portion of suprafan lobes
struktur laminasi sejajar dan bioturbasi.
Penipisan ke atas (thinning upward), asosiasinya adalah
• Lower shoreface konglomeratan atau pebbly sandstone pada bagian bawah dan
massive sandstone. Konglomerat umumnya berlapis bersusun(graded
bedding)
• Upper fan • Banyak mengandung clay pellets
Merupakan sekuen-sekuen dari facies conglomerates, debris flow dan b. Proximal turbidite
slump. Sekwen menipis ke atas (thinning upward) umumnya tidak
berlapis baik. Mempunyai ciri-ciri :
• Secara umum ciri-cirinya sama dengan “fluxo turbidite”
• Jarang berasosiasi dengan slump
Sekuen turbidit bouma (bouma, 1962) • Gradasi lebih baik dengan ukuran butir pasir
• Ketebalan interval A lebih tipis
Terbagi menjadi lima interval: • Tidak dijumpai clay pellets
a. Gradded interval (A) c. Distal turbidite
b. Lower interval of parallel lamination (B) Mempunyai ciri-ciri:
c. Interval of current lamination (C) • Kehadiran interval bouma yang lebih lengkap
• Sering kali membentuk flysch
d. Upper interval of paralellel lamination (D)
• Pemilahan lebih baik dan butiran yang kasar berada di bawah
e. Politic interval (E) :
• Hemipelagic mud
Klasifikasi fasies turbidite oleh Walker (1973)
• Turbulent mud
a. Classical turbidites
• Munculnya sekuen Bouma (biasa lengkap atau tidak)
Pembagian turbidites oleh kuenen (1950) • Ukuran butir berkisar dari pasir sampai lempung
• Pada bagian bawah ukuran butir bisa mencapai granule
Berdasarkan pada jarak transportasi dan keadaan massa sedimennya, maka • Struktur sedimen yang berkembang adalah lapisan bersusun,
endapan turbidite dapat dibagi menjadi tiga kelompok besar. perlapisan sejajar, lapisan bergelombang.
a. Fluxo turbidite b. Massive sandstones
Mempunyai ciri umum: • Berupa singkapan batupasir yang tebal (lebih dari 50 cm)
• Ukuran butir pasir sedang sampai sangat kasar
• Ukuran butir kasar • Struktur mangkok (dish structure) sering kali muncul
• Lapisan bersusun tidak berkembang jarang berasosiasi dengan • Struktur perlapisan sejajar jarang dijumpai
serpih
• Umumnya berasosiasi dengan slump dan interval A sangat tebal c. Pebbly sandstone
• Sole mark jarang dijumpai
• Tidak dapat dideskripsi dengan sekuen Bouma Hukum-hukum Stratigrafi
• Terjadi pen-channel-an
• Imbrikasi pebble sering dijumpai Dalam ilmu geologi, hukum-hukum geologi sangatlah penting dan
• Jarang berasosiasi dengan serpih merupakan dasar dalam mempelajari ilmu geologi. Adapun hukum geologi
• Merupakan batu pasir konglomeratan yang menjadi acuan dalam geologi antara lain adalah konsep tentang
susunan, aturan dan hubungan antar batuan dalam ruang dan waktu.
d. Conglomerates Pengertian ruang dalam geologi adalah tempat dimana batuan itu terbentuk
sedangkan pengertian waktu adalah waktu pembentukan batuan dalam skala
• Imbrikasi pebble maupun couble jarang dijumpai waktu geologi.
• Gradasi kurang baik
• Ukuran butir sampai dengan couble 1. Hukum Superposisi (Nicholas Steno, 1669)
e. Slumps, slided, debris flow dan exotic fasies Dalam kondisi normal (belum mengalami deformasi), perlapisan suatu
• Struktur Slump batuan yang berada pada posisi paling bawah merupakan batuan yang
• Perlapisan sangat buruk pertama terbentuk dan tertua dibandingkan dengan lapisan batuan diatasnya.
• Sortasi sangat buruk
• Batas atas lapisan tidak teratur
• Ukuran butir sangat bervariasi.
Macam-macam Ketidakselarasan
1. Nonconformity: Hubungan antara 2 satuan stratigrafi, yaituk antara
batuan beku/metamorf dan batuan sedimen. Biasanya batuan beku/metamorf
berada dibawah atau sebagai basement dan batuan sediment berada diatasnya.