Anda di halaman 1dari 24

1907 – TS – 16/17

PROPOSAL SKRIPSI

ANALISIS TARIF TOL BERDASARKAN PENDEKATAN


ABILITY TO PAY (ATP) DAN WILLINGNESS TO PAY
(WTP) PADA RENCANA JALAN TOL
BALIKPAPAN – SAMARINDA

Oleh :

YOAN FEBRIANA SARY


1309025021

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

2017
i
PROPOSAL SKRIPSI

ANALISIS TARIF TOL BERDASARKAN PENDEKATAN


ABILITY TO PAY (ATP) DAN WILLINGNESS TO PAY
(WTP) PADA RENCANA JALAN TOL
BALIKPAPAN – SAMARINDA

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada


Program Studi Strata I Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muawarman

Oleh :

YOAN FEBRIANA SARY


1309025021

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA
2017
i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur pada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan penyusunan Proposal Skripsi yang berjudul Analisis Tarif
Tol Berdasarkan Pendekatan Ability To Pay (ATP) dan Willingness To Pay (WTP)
Pada Rencana Jalan Tol Balikpapan – Samarinda sebagai persyaratan dalam
pengajuan Skripsi di Universitas Mulawarman.

Dalam penulisannya tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang penulis alami, namun
berkat dukungan dan semangat dari banyak pihak proposal ini akhirnya dapat
terselesaikan. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih sebanyak-
banyaknya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan proposal ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan proposal ini, untuk itu
kritik dan saran yang membangun dari semua pihak akan diterima dengan baik. Semoga
bimbingan dan kebaikan yang telah diberikan mendapatkan Ridho-Nya. Aamiin.

Samarinda, 31 Januari 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i


KATA PENGANTAR ............................................................................................ . ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii

1. Judul Skripsi ...................................................................................................... 1


2. Latar Belakang .................................................................................................. 1
3. Rumusan Masalah ............................................................................................. 2
4. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 3
5. Batasan Masalah ................................................................................................ 3
6. Tinjauan Pustaka ............................................................................................... 4
6.1 Jalan Tol ..................................................................................................... 4

6.1.1 Bagian-Bagian Jalan Tol ................................................................... 4

6.1.2 Sistem Jalan Tol ................................................................................ 5

6.2 Tarif ........................................................................................................... 6

6.2.1 Teori Tarif ......................................................................................... 6

6.2.2 Tarif Transportasi ............................................................................. 7

6.2.3 Pembentukan Tarif Jalan Tol ............................................................ 7

6.2.4 Sistem Penentuan Tarif Jalan Tol ..................................................... 8

6.3 Ability To Pay (ATP) dan Willingness To Pay (WTP) .............................. 9

6.3.1 Ability To Pay (ATP) ........................................................................ 9

6.3.2 Willingness To Pay (WTP) ............................................................... 12

6.3.3 Hubungan Ability To Pay (ATP) dan Willingness To Pay (WTP) ... 13

6.6 Desain Kuisioner ........................................................................................ 15

6.6.1 Teknik Sampling ................................................................................ 15

iii
6.6.2 Rancangan Kuisioner ........................................................................ 16

7. Metodologi Penelitian ....................................................................................... 17


8. Relevansi .......................................................................................................... 18
9. Jadwal Kegiatan ................................................................................................ 18

DAFTAR PUSTAKA

iv
UNIVERSITAS MULAWARMAN
FAKULTAS TEKNIK
PS S1 TEKNIK SIPIL PERTAMBANGAN LINGKUNGAN
PS D3 TEKNIK PERTAMBANGAN

PROPOSAL SKRIPSI
Nama : Yoan Febriana Sary
NIM : 1309025021
Peminatan : Manajemen Transportasi
Judul Skripsi : Analisis Tarif Tol Berdasarkan Pendekatan Ability To Pay
(ATP) dan Willingness To Pay (WTP) Pada Rencana Jalan Tol
Balikpapan – Samarinda
Usulan Pembimbing 1 : Triana Sharly P Arifin ST, M. Sc
Usulan Pembimbing 2 : Ir. Ahmad Helmi Nasution, M. Sc
Dilaksanakan : Semester Genap 2016 / 2017

1. Judul Skripsi

Analisis Tarif Tol Berdasarkan Pendekatan Ability To Pay (ATP) dan Willingness
To Pay (WTP) Pada Rencana Jalan Tol Balikpapan – Samarinda

2. Latar Belakang

Sarana dan prasarana transportasi dalam suatu negara memiliki peranan yang sangat
penting dalam pengembangan suatu kawasan tertentu, baik secara ekonomi, sosial,
budaya, dan sebagainya. Karena segala sesuatu membutuhkan pergerakan transportasi
yang baik sebagai penunjang untuk kebutuhan tersebut. Sistem transportasi yang baik
akan mengarah pada penyediaan jasa transportasi antar moda yang efektif, efisien, aman
dan nyaman, serta cepat dan ekonomis. Namun pada kenyataannya, fasilitas transportasi
belum terpenuhi sepenuhnya di seluruh daerah Indonesia.

Provinsi Kalimantan Timur merupakan daerah yang memiliki dua kota besar yaitu, kota
Samarinda yang merupakan ibukota Kalimantan Timur ialah kota dengan tingkat

1
perekonomian dan tingkat kepadatan penduduk terbesar di provinsi ini, sebesar 805.688
jiwa (Badan Pusat Statistik Kota Samarinda, 2013) dan kota Balikpapan yang yang
memiliki tingkat kepadatan penduduk terbesar kedua di Kalimantan Timur yaitu
sebesar 599.685 jiwa (Badan Pusat Statistik Kota Balikpapan, 2013) serta memiliki
sebuah bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman yang berfungsi sebagai
pintu gerbang Kalimantan Timur. Kedua kota ini, kota Samarinda dan kota Balikpapan
merupakan simpul utama pertumbuhan industri, jasa, perdagangan dan transportasi dari
kota dan kabupaten sekitarnya. Sehingga perlu untuk membangun fasilitas jalan tol yang
bertujuan untuk membuat sistem transportasi berjalan dengan lancar juga nyaman,
selain itu dapat menyelesaikan permasalahan kepadatan lalu lintas.

Penyediaan prasarana jalan tol tentunya tidak lepas dari kebutuhan dana yang sangat
besar baik pada saat proses pembuatan maupun untuk biaya operasional pemeliharaan
jalan tol tersebut. Disebutkan dalam Undang-Undang RI No. 38 Tahun 2004 tentang
jalan bahwa jalan tol sebagai bagian dari sistem jaringan jalan umum merupakan
lintasan alternatif dan tarif tol dihitung berdasarkan kemampuan bayar pengguna jalan,
besar keuntungan biaya operasi kendaraan, dan kelayakan investasi. Pemerintah dalam
memberikan layanan transportasi tol memiliki beban fungsi sosial pada saat menetapkan
tarif, untuk memenuhi beban fungsi sosial tersebut perlu dilakukan pendekatan-
pendekatan terhadap kepentingan pengguna jalan.

Mengacu pada permasalahan yang telah disebutkan di atas maka diperlukan penelitian
yang berfokus pada analisis karakteristik pengguna jalan tol berdasarkan kemampuan
untuk membayar (Ability To Pay) dan keinginan untuk membayar (Willingness To Pay)
yang tentunya akan bervariasi untuk setiap orang. Sehingga dapat diketahui tarif ideal
jalan tol yang akan mempengaruhi tingkat konsumtif pengguna prasarana Jalan Tol
Balikpapan – Samarinda.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka dirumuskan masalah yang akan dibahas dalam
penelitian ini, yaitu :

2
a. Bagaimana karakteristik calon pengguna fasilitas Jalan Tol Balikpapan –
Samarinda?

b. Berapa besaran nilai Ability To Pay (ATP) dan Willingness To Pay (WTP) calon
pengguna fasilitas Jalan Tol Balikpapan – Samarinda?
c. Berapa besaran tarif yang ideal yang dapat diberlakukan bagi calon pengguna
fasilitas Jalan Tol Balikpapan – Samarinda?

4. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Mengetahui karakteristik calon pengguna fasilitas Jalan Tol Balikpapan –


Samarinda.
b. Mengetahui nilai tarif tol berdasarkan pendekatan Ability To Pay (ATP) dan
Willingness To Pay (WTP) pada calon pengguna fasilitas Jalan Tol Balikpapan –
Samarinda.
c. Mengetahui tarif ideal bagi calon pengguna fasilitas Jalan Tol Balikpapan –
Samarinda.

5. Batasan Masalah

Dalam penyusunan skripsi kali ini, penulis hanya menekankan pada permasalahan
sebagai berikut :
a. Penelitian dilaksanakan pada proyek pembangunan Jalan Tol Balikpapan –
Samarinda.
b. Responden dipilih dengan teknik pengambilan data Purposive Sampling.
c. Analisis dilakukan terhadap pengolahan data yang diperoleh selama kurun waktu
penelitian.

3
6. Tinjauan Pustaka

6.1 Jalan Tol

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan, Jalan
Tol adalah jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan jalan dan sebagai jalan
nasional yang penggunaannya diwajibkan membayar tol. Sedangkan tol sendiri adalah
sejumlah uang tertentu yang dibayarkan untuk penggunaan jalan tol. Jalan tol
diselenggarakan untuk :

a. Memperlancar lalu lintas di daerah yang telah berkembang


b. Meningkatkan pemerataan hasil pembangunan dan keadilan
c. Meringankan beban dana pemerintah melalui partisipasi pengguna jalan
d. Meningkatkatka hasil guna dan daya guna pelayanan distribusi barang dan jasa guna
menunjang peningkatan pertumbuhan ekonomi

6.1.1 Bagian – Bagian Jalan Tol

Pada Gambar 1 berikut ini dapat dilihat bagian-bagian penting jalan tol yang perlu
diketahui menurut PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Perusahaan yang menangani
pelayanan tol di Indonesia.

Gambar 1. Penampang Jalan Tol dan Bagian-Bagiannya

Sumber : Dokumentasi PT. Jasa Marga (Persero) Tbk., 2012

4
1. Rumija, ruang sepanjang jalan tol yang meliputi jalur utama jalan tol dan ruang
manfaat jalan tol yang diperuntukkan bagi pelebaran jalan, dan penambahan jalur
lalu lintas di masa akan datang serta kebutuhan ruangan untuk pengamanan jalan
dan fasilitas jalan tol.
2. Jalur, bagian jalan yang dipergunakan untuk lalu lintas kendaraan
3. Median, bagian dari jalan yang tidak dapat dilalui oleh kendaraan dengan bentuk
memanjang sejajar jalan, terletak di sumbu/tengah jalan, dimaksudkan untuk
memisahkan arus lalu lintas yang berlawanan.
4. Bahu Luar, bagian dari jalur jalan dibagian paling luar yang berdampingan dengan
jalur lalu lintas untuk menampung kendaraan yang berhenti, keperluan darurat, dan
untuk pendukung samping bagi fondasi jalan tol.
5. Lajur, bagian jalur yang memanjang, dengan atau tanpa marka jalan, yang memiliki
lebar cukup untuk satu kendaraan bermotor sedang berjalan
6. Bahu Dalam, bagian dari jalur jalan dibagian dalam yang berdampingan dengan
jalur lalu lintas untuk menampung kendaraan yang berhenti, keperluan darurat, dan
untuk pendukung samping bagi fondasi jalan tol
7. Beton Penahan (Concrete Barrier)
8. Pagar Penahan (Guard Rail)
9. Drainase, prasarana yang dapat bersifat alami ataupun buatan yang berfungsi untuk
memutuskan dan menyalurkan air permukaan maupun bawah tanah.
10. Ambang Pengaman, wilayah antara badan jalan dan pagar pembatas
11. Pagar, pembatas antara rumija dengan lingkungan sekitar

6.1.2 Sistem Jalan Tol

Jalan tol memberlakukan sistem pembayaran biaya tol dengan bervariasi sesuai dengan
jarak yang ditempuh, gedung dan biaya pemeliharaan jalan tol, dan jenis kendaraan.
Ada tiga tiga sistem jalan tol, yaitu :

a. Jalan Tol Terbuka

Pada sistem tol terbuka, semua kendaraan berhenti di berbagai lokasi di depan plaza tol
garis-utama (hambatan tol) untuk membayar. Hal ini dapat menghemat uang dari

5
kurangnya kebutuhan untuk membangun gerbang tol di setiap jalan keluar, namun juga
dapat menyebabkan kemacetan lalu lintas.

b. Jalan Tol Tertutup

Di sistem tol tertutup, pengemudi mengambil tiket saat akan memasuki jalan tersebut.
Saat akan keluar, pengemudi harus membayar jumlah yang tercantum untuk keluar.
Dalam sebuah variasi dari sistem tol tertutup, hambatan arus utama yang hadir pada
kedua ujung jalan tol, dan pertukaran masing-masing memiliki jalan tol yang
dibayarkan pada saat keluar atau masuk.

c. Jalan Tol Elektronik

Dalam sistem ini, tidak ada pengumpulan uang tunai terjadi, tol biasanya dikumpulkan
dengan menggunakan transponder yang dipasang pada kaca depan setiap kendaraan,
yang terkait dengan rekening nasabah yang didebit untuk setiap penggunaan jalan tol.

6.2 Tarif

6.2.1 Teori Tarif

Pengertian tarif menurut Sobri (1997) ialah suatu pembebanan atas barang yang
melintasi daerah pabean. Daerah pabean adalah suatu daerah geografis, yang mana
barang-barang bebas bergerak tanpa dikenakan cukai (= bea pabean).

Tarif dapat diartikan berbeda-beda bergantung pada sudut pandang masing-masing


pihak yang terlibat dalam jasa/produk tersebut. Dari sudut pandang pemakai jasa/produk
(pembeli), tarif adalah harga yang harus dibayar untuk menggunakan jasa/produk atau
dapat diartikan sebagai pengeluaran. Sementara bagi operator (penjual), tarif adalah
harga dari jasa/produk yang diberikan atau dapat diartikan sebagai kompensasi
pembayaran (pendapatan). Sedangkan dari sudut pandang pemerintah sebagai pihak
penentu besaran tarif, besaran tarif yang berlaku akan berpengaruh pada besaran
pengeluaran dan pendapatan daerah pada sektor yang bersangkutan.

6
6.2.2 Tarif Transportasi

Menurut Undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
yang ditetapkan oleh pemerintah dalam mengindikasikan penetapan tarif angkutan
umum harus melibatkan tiga , yaitu :

1. Pengelola jasa angkutan kota sebagai pihak yang mengharapkan tarif dapat
seimbang dengan jasa pelayanan yang diberikan.
2. Pengguna jasa angkutan kota sebagai pihak yang mengeluarkan biaya setiap kali
menggunakan angkutan kota, dengan harapan memperoleh layanan yang baik dan
nyaman.
3. Pemerintah sebagai pihak yang menentukan tarif resmi dan sebagai regulator yang
menyeimbangkan kepentingan masyarakat pengguna dengan pengelola, tanpa
mengesampingkan pendapatan asli daerah dari sektor transportasi.

6.2.3 Pembentukan Tarif Jalan Tol

Dalam pembentukan tarif jasa transportasi dapat didasarkan salah satu dari tiga cara
berikut :

a. Sistem pembentukan tarif dasar produksi jasa tranportasi (cost of service pricing).
Sistem ini dibentuk atas dasar biaya produksi jasa transportasi ditambah dengan
keuntungan yang layak bagi kelangsungan hidup dan pengembangan perusahaan.
Tarif yang dibentuk atas dasar produksi dinyatakan sebagai tarif minimum.
b. Sistem pembentukan tarif atas dasar nilai jasa transportasi (value of service pricing).
Sistem ini didasarkan atas nilai yang dapat diberikan jasa pelayanan transportasi.
Besar kecilnya nilai tersebut tergantung kepada elastisitas permintaan jasa
pelayanan transportasi. Tarif ini biasanya dinyatakan sebagai tarif maksimum.
c. Sistem pembentukan tarif berdasarkan “What the traffic will bear” yaitu tarif berada
diantara tarif minimum dan tarif maksimum. Untuk itu, dasar tarif ini berusaha
menutup biaya variabel serta sebanyak mungkin dan bagian pada biaya tetap (fixed
cost).

7
Dari ketiga pendekatan penetapan tarif yang dapat dilakukan, kondisi yang sesuai guna
menetapkan tarif jalan tol adalah pendekatan poin ke-2 yaitu berdasarkan sistem
pembentukan tarif dasar produksi jasa tranportasi (cost of service pricing).

6.2.4 Sistem Penentuan Tarif Jalan Tol

Adapun ketika menangani kebijakan tarif, tujuan apapun yang ingin dicapai harus
mempertimbangkan dua hal, yaitu :

a. Tingkatan Tarif Atau Besaran Tarif, dikenakan ini memiliki rentang dari tarif bebas
atau tidak dibebankan biaya sampai pada tingkatan tarif yang dibebankan akan
menghasilkan keuntungan pada pelayanan.

b. Struktur Tarif, Merupakan cara bagaimana tarif tersebut dibayarkan. Menurut


Giannopolous (1989) pilihan yang umum digunakan masyarakat adalah tarif
seragam (flat fare) dan tarif yang berdasarkan jarak (distance base fare).

1. Tarif Seragam atau Flat Fare (Gambar 2), ialah tarif yang dikenakan tanpa
memperhatikan jarak yang ditempuh, baik perjalanan jarak pendek maupun jauh
dikenakan tarif yang sama. Sehingga tarif yang berlaku pada pengguna yang
melakukan perjalanan jarak pendek harus membayar tarif yang sama dengan
pengguna yang melakukan perjalanan jarak jauh

Gambar 2. Grafik Perbandingan Tarif Terhadap Jarak Pada Fate Fare

2. Tarif Berdasarkan Jarak atau Distance-Based Fare (Gambar 3), sistem tarif ini

8
ditentukan berdasarkan jarak yang ditempuh, yaitu besarnya tarif yang ditetapkan
adalah perkalian besar tarif perkilometer dengan panjang perjalanan, dimana jarak
minimum dan tarif minimum ditetapkan terlebih dahulu nilainya.

Gambar 2. Grafik Perbandingan Tarif Terhadap Jarak Pada Distance Based Fare

6.3 Ability To Pay (ATP) dan Willingness To Pay (WTP)

6.3.1 Ability To Pay (ATP)

Ability To Pay (ATP) merupakan kemampuan seseorang untuk membayar jasa angkutan
yang diterimanya berdasarkan penghasilan yang dianggap ideal. Pendekatan yang
digunakan dalam analisa ATP didasarkan pada alokasi biaya untuk transportasi dan
intensitas perjalanan pengguna. Ini menunjukkan kemampuan masyarakat dalam
membayar ongkos perjalanan yang dilakukannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi
ATP adalah :

a. Penghasilan Keluarga Per Bulan

Bila pendapatan total keluarga semakin besar, tentunya semakin banyak uang yang
dimilkinya sehingga akan semakin besar alokasi biaya transportasi yang disediakannya.

b. Alokasi Biaya Transportasi

Semakin besar alokasi biaya transportasi yang disediakan sebuah keluarga, maka akan
meningkatkan kemampuan membayar perjalanannya, demikian pula sebaliknya.

9
c. Intensitas perjalanan

Semakin besar intensitas perjalanan keluarga tentu akan semakin panjang pula jarak
(panjang) perjalanan yang ditempuhnya maka akan semakin banyak alokasi dana dari
penghasilan keluarga per bulan yang harus disediakan.

d. Jumlah Anggota Keluarga

Semakin banyak jumlah anggota keluarga tentunya akan semakin banyak intensitas
perjalanannya, semakin panjang jarak yang ditempuhnya dan secara otomatis akan
semakin banyak alokasi dana dari penghasilan keluarga per bulan yang harus
disediakan.

Faktor-faktor ATP diilustrasikan seperti pada Gambar 3 di bawah ini.

Penghasilan Keluarga
Per Bulan

Alokasi Biaya
Transportasi
Ability To Pay
(ATP)
Intensitas Perjalanan

Jumlah Anggota
Keluarga

Gambar 3. Faktor-Faktor Ability To Pay (ATP)

Besarnya biaya perjalanan atau tarif merupakan salah satu pertimbangan masyarakat
dalam memilih moda angkutan untuk memenuhi kebutuhannya. Jika tarif yang harus
dibayar mempunyai proporsi yang besar dari tingkat pendapatannya maka masyarakat
akan memilih moda yang lebih murah, tetapi jika tidak ada pilihan lain maka ia akan
menggunakan moda tersebut secara terpaksa. Pendapatan merupakan faktor yang
mempengaruhi daya beli atas jasa pelayanan angkutan umum. Selanjutnya

10
diperhitungkan persentase alokasi dana untuk transportasi untuk setiap keluarga dari
total pendapatannya. Setelah dilakukan perhitungan terhadap persentase alokasi biaya
transportasi keluarga, maka kemudian diperhitungkan ATP tiap keluarga.

Dengan menggunakan metode household budget dapat dicari besaran ATP, ada dua
besaran ATP yaitu :

𝐼𝑡 𝑥 𝑃𝑝 𝑥 𝑃𝑡
𝐴𝑇𝑃𝑢𝑚𝑢𝑚 = ................................................................................. (pers. 1)
𝑇𝑡
Dimana :

It = Total pendapatan keluarga per bulan (Rp/Kel/Bulan)


Pp = Persentase pendapatan untuk transportasi per bulan dari total
Pendapatan keluarga
Tt = Total panjang perjalanan keluarga per bulan per trip (Trip/Kel/Bulan)

𝐼𝑟𝑠 𝑥 𝑃𝑝 𝑥 𝑃𝑡
𝐴𝑇𝑃𝑟𝑒𝑠𝑝/𝑡𝑟𝑖𝑝 = ..........................................................................(pers. 2)
𝑇𝑟𝑠

Dimana :

ATP resp = ATP responden berdasarkan jenis pekerjaan (Rp/Resp/Trip)


Irs = Pendapatan respondes per bulan (Rp/Bulan)
Pp = Persentase pendapatan untuk transportasi per bulan dari total
pendapatan responden
Pt = Persentase untuk angkutan dari pendapatan untuk transportasi
Trs = Total panjang perjalanan keluarga per bulan per trip (Trip/Kel/Bulan)

Dengan menggunakan metode travel cost individual ATP yang dapat diterima oleh
pengguna jasa, adalah :

𝐼𝑐 𝑥 % 𝑇𝐶
𝐴𝑇𝑃𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢𝑎𝑙 = .............................................................................(pers. 3)
𝐷

Dengan :
Ic = Penghasilan
11
%TC = Persentase dari penghasilan untuk travel cost
D = Frekuensi perjalanan

6.3.2 Willingness To Pay (WTP)

Willingness To Pay (WTP) adalah kesediaan pengguna untuk mengeluarkan imbalan


atas jasa yang diperolehnya. Pendekatan yang digunakan dalam analisa WTP didasarkan
pada persepsi pengguna terhadap tarif dari jasa pelayanan angkutan umum tersebut.

a. Produk Yang Ditawarkan

Produk yang ditawarkan /disediakan oleh operator jasa pelayanan transportasi Semakin
banyak jumlah armada angkutan yang melayani tentunya lebih menguntungkan pihak
pengguna.
b. Kualitas Dan Kuantitas Pelayanan Yang Disediakan

Dengan produksi jasa angkutan yang besar, maka tingkat kualitas pelayanan akan lebih
baik, dengan demikian dapat dilihat pengguna tidak berdesak-desakkan dengan kondisi
tersebut tentunya konsumen dapat membayar yang lebih besar.

c. Utilitas Atau Maksud Pengguna Terhadap Pelayanan

Jika manfaat yang dirasakan konsumen semakin besar terhadap suatu pelayanan
transportasi yang dirasakannya tentunya semakin besar pula kemauan membayar
terhadap tarif yang berlaku.

d. Penghasilan Pengguna

Bila seseorang mempunyai penghasilan yang besar maka tentunya kemauan membayar
tarif perjalanannya semakin besar hal ini disebabkan oleh alokasi biaya perjalanannya
lebih besar, sehingga akan memberikan kemampuan dan kemauan membayar tarif

12
perjalanannya semakin besar. Dalam permasalahan transportasi WTP dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti pada Gambar 4, diantaranya adalah :

Produk Yang
Ditawarkan

Kualitas dan Kuantitas


Pelayanan
Willingness To Pay
(WTP)
Untilitas Atau Maksud
Pengguna

Penghasilan Keluarga
Per Bulan

Gambar 4. Faktor-Faktor Willingness To Pay (WTP)

Nilai WTP yang diperoleh dari masing-masing responden yaitu berupa nilai maksimum
rupiah yang bersedia dibayarkan oleh responden untuk tarif tol, diolah untuk
mendapatkan nilai rata-rata (mean) dari nilai WTP tersebut, dengan rumus :

1
𝑀𝑊𝑇𝑃 = ∑𝑛𝑖=1 𝑊𝑇𝑃𝑖 ..............................................................................(pers. 4)
𝑛

Dimana :
MWTP = Rata-rata WTP
n = Ukuran sampel
WTPi = Nilai WTP maksimum responden ke- i

6.3.2 Hubungan Ability To Pay (ATP) dan Willingness To Pay (WTP)

Menurut (Tamin,1999) dalam pelaksanaan untuk menentukan tarif sering terjadi


benturan antara besarnya WTP dan ATP, kondisi ini dinyatakan dalam ilustratif yang
terdapat pada Gambar 5.

13
Gambar 5. Kurva hubungan Ability To Pay dan Willingness To Pay

1. ATP > WTP

Kondisi ini menunjukkan bahwa kemampuan membayar lebih besar daripada keinginan
membayar jasa. Ini terjadi bila pengguna mempunyai penghasilan yang relatif tinggi
tetapi utilitas terhadap jasa tersebut relatif rendah, kondisi ini disebut choice riders.

2. ATP < WTP

Kondisi ini merupakan kebalikan dari kondisi di atas, dimana keinginan pengguna untuk
membayar jasa tersebut lebih besar daripada kemampuan membayarnya. Hal ini
memungkinkan terjadi bagi pengguna yang mempunyai penghasilan yang relatif rendah
tetapi utilitas terhadap jasa tersebut sangat tinggi, keinginan pengguna untuk membayar
jasa cenderung lebih dipengaruhi oleh utilitas, pengguna disebut captive riders.

3. ATP = WTP

Kondisi ini menunjukkan bahwa antara kemampuan dan keinginan membayar jasa yang
dikonsumsi pengguna tersebut sama, pada kondisi ini terjadi keseimbangan utilitas
pengguna dengan biaya yang dikeluarkan untuk membayar jasa tersebut.

Pada prinsipnya penentuan tarif dapat ditinjau dari beberapa aspek utama, aspek- aspek
tersebut adalah : (1) Pengguna (User); (2) Operator; (3) Pemerintah (Regulator). Aspek

14
pengguna dalam hal ini dijadikan subyek yang menentukan nilai tarif yang diberlakukan
dengan prinsip sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 6 berikut.

Zona Dukungan Pemerintah Agar


Tarif Yang Berlaku Maksimal –
ATP ATP

Zona Keleluasan Penentuan Tarif


dengan Perbaikan Tingkat Pelayanan

WTP
Zona Keleluasan Penentuan Tarif
Ideal Tanpa Perbaikan Kinerja
Pelayanan Sampai Batas Nilai WTP

Nilai Tarif

Gambar 6. Zona ATP dan WTP berdasarkan Tarif

6.6 Desain Kuisioner

6.6.1 Teknik Sampling

Sugiyono (2008) menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi. Sedangkan populasi ialah keseluruhan elemen yang akan
diteliti. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan
untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul
representatif (mewakili). Dalam penelitian kali ini akan digunakan teknik pengumpulan
data sampel dengan cara pengambilan Proporsive Sampling dimana pengambilan
sampel dengan cara menetapkan ciri yang sesuai dengan tujuan.

Untuk menentukan ukuran sampel dari suatu populasi terdapat bermacam-macam cara,
antara lain dapat menggunakan persamaan Uji Slovin’s Formula sebagai berikut :

𝑁
𝑛= ................................................................................................. (pers. 5)
1+𝑁𝑒 2

15
Dimana :

n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel

Contoh : Populasi masyarakat buta huruf berjumlah N = 60 dan error yang diharapkan
misalnya 3% dan 5% maka:
60
𝑛= = 56,925
1 + (60 𝑥 0.032 )
60
𝑛= = 52,173
1 + (60 𝑥 0.052 )

Jadi, jika N > n yang didapat dari persamaan maka data dikatakan cukup.

6.6.2 Rancangan Kuisioner

Kuisioner atau angket adalah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi atau hal-hal yang ia ketahui
(Arikunto, 2006). Kuisioner berguna untuk mengkaji penelitian lebih dalan yaitu dengan
cara mengumpulkan jawaban dari responden. Sebuah kuisioner yang baik adalah
kuisioner yang mengandung pertanyaan-pertanyaan yang sedemikian rupa, sehingga
tidak menimbulkan interpertasi yang lain dari responden. Agar mendapat kuisioner yang
tepat tersebut, langkah-langkah yang harus dilakukan meliputi :

1. Merumuskan isi pertanyaan


2. Menentukan format dan gaya dari fomulir isian
3. Merumuskan tipe pertanyaan
4. Menentukan format pertanyaan
5. Menentukan susunan pertanyaan
6. Menyusun penjelasan ataupun instruksi bagi responden

16
7. Metodologi Penelitian

Mulai

Survei Pendahuluan

Studi Literatur :

Mengumpulkan Data Dari Buku Referensi


dan Teori – Teori Dasar

Identifikasi & Rumusan Masalah

Pengumpulan Data

Data Primer: Data Sekunder:

1. Survey Pengguna Jalan : 1. Gambar Eksisting Jalan Tol


a. Ability To Pay 2. Peta dan Profil Wilayah
b. Willingness To Pay 3. Golongan/Jenis Kendaraan
c. Karakteristik Pengguna 4. Informasi Tarif Tol di
2. Dokumentasi Lapangan Daerah Lain

Analisis Data :

1. Analisis Karakteristik Calon Pengguna Jalan Tol


2. Perhitungan besaran tarif berdasarkan ATP dan WTP
3. Mencari Tarif Ideal Untuk Rencana Tol Samarinda –
Balikpapan

Kesimpulan dan Saran

Selesai

17
8. Relevansi

Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan acuan oleh instansi
pemerintah atau swasta sebagai pertimbangan dalam analisis tarif pada perencanaan
Jalan Tol Balikpapan – Samarinda yang sedang dilaksanakan saat ini. Manfaat
penelitian ini bukan hanya bagi penulis tetapi juga bagi pihak-pihak yang saling terkait
dan rekan-rekan mahasiswa yang berminat melakukan analisis tarif jalan tol sesuai
dengan pendekatan Ability To Pay (ATP) dan Wiliingness To Pay (WTP) guna
meningkatkan pelayanan jasa transportasi bagi masyarakat.

9. Jadwal Kegiatan

Dalam melakukan penelitian tentunya ada kemungkinan dihadapkan dengan beberapa


kendala. Untuk itu, agar penelitian dapat berjalan sesuai dengan waktu yang diharapkan
maka diperlukan jadwal kegiatan. Penelitian akan dilaksanakan selama 4 bulan. Adapun
jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian adalah sebagai berikut :

Februari-17 Maret-17 April-17 Mei-17


No. Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 1 3 4 1 2 3 4

1 Studi Literatur

2 Penyusunan Proposal

3 Pengumpulan Data

4 Pengolahan Data

5 Analisis Data

6 Penulisan Laporan

18
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. 2002. Optimalisasi Peran Serta Swasta dalam
Pengembangan Jalan Tol (Penetapan Tarif Jalan Tol). Jakarta : Departemen
Perhubungan.
Joewono, Tri Basuki. 2009. Exploring The Willingness and Ability To Pay For
Paratransit In Bandung, Indonesia, Vol. 12, No. 2. Bandung : Universitas Katolik
Parahyangan.
Mubarak, Abdul. 2016. Evaluasi Bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) Samarinda –
Balikpapan (Studi Kasus: Terminal Sungai Kunjang Samarinda – Terminal Batu
Ampar Balikpapan. Samarinda : Universitas Mulawarman.
Panjaitan, Indra Ferdinan. 2013. Analisa Tarif Jalan Tol Berdasarkan Pendekatan
Willingness To Pay (WTP) dan Ability To Pay (ATP) ( Studi Kasus: Rencana
Jalan Tol Medan - Binjai) Vol. 2, No. 13. Medan : Universitas Sumatera Utara.
Permata, M. Rahmad. 2012. Analisa Ability to Pay dan Willingness to Pay Pengguna
Jasa Kereta Api Bandara Soekarno Hatta – Manggarai. Depok : Universitas
Indonesia.
Ryandika. 2011. Analisis Tarif Tol Dengan Metode Stated Preference (Studi Kasus:
Jalan Tol JORR II Segmen Serpong – Cinere). Depok : Universitas Indonesia.

Samarinda, 31 Januari 2017

Mengetahui, Yang Mengusulkan,


Ketua Program Studi S1 Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Mulawarman

Dr. Hj. Mardewi Jamal, S.T., M.T. Yoan Febriana Sary


NIP. 19770311 200812 2 001 NIM. 1309025021

19

Anda mungkin juga menyukai