PROSPEK GEOTHERMAL
KELOMPOK 5 ;
Nurul Abdilla
Raynaldo Aristiawan Pratama
Ryan Mulyadi Saragih
Virgian Rahmanda
(1215051042)
(1215051044)
(1215051050)
(1215051054)
1
TABLE OF CONTENTS
1) Overview
2) Surface Mapping: Introduction
3) Surface Mapping: Photogeology
4) Surface Mapping: Discharge Features
5) Logging of Drillholes
6) Permeability
7) Hydrothermal Alteration
(1)
STUDI GEOLOGI PADA
DAERAH PROSPEK
GEOTHERMAL
Overview
Tujuan: Untuk mengidentifikasi jenis panas bumi aktif, tidak aktif dan
punah
mula-mula membuat penilaian awal secara signifikan, dan
merekomendasikan suatu daerah untuk penyelidikan yang berkaitan
dengan kebutuhan energi aktual atau potensial.
2. EKSPLORASI
Tujuan: untuk menyiapkan peta geologi rinci
dan laporan prospek panas bumi yang dipilih
dan
ditetapkan
sekitar
area,
termasuk
pemetaan rinci tentang fitur panas bumi dalam
hubungan dengan geokimia, geofisika, hidrologi
Serta untuk merekomendasikan posisi lokasi
sumur eksplorasi jika sesuai.
Survey Geologi: harus mencakup area cukup
besar
sekitar
lapangan
panas
bumi
memperoleh pemahaman tentang struktur dan
stratigrafi. Proses Tahapan ini selama 6-12
bulan, dan melibatkan 1 ahli geologi 1, 1
asisten geologi, 1-2 assistans lapangan.
5
Petrologi
Peran ahli geologi lapangan dan petrologist bisa
diisi oleh orang yang sama. Namun, karena fasilitas
petrologi mahal, dan petrologist yang tidak perlu
digunakan sepanjang waktu, proyek panas bumi
hanya lebih besar cenderung mempekerjakan
petrologist penuh waktu. Kecuali untuk organisasi
seperti perusahaan minyak yang mengeksplorasi
energi panas bumi, pekerjaan petrologi biasanya
dilakukan di bawah kontrak, misalnya, dengan:
Survei geologi nasional
Departemen geologi universitas
Sebuah perusahaan konsultan geologi cukup besar
untuk memiliki instrumentasi yang memadai.
6
Eksplorasi Pengeboran
Ketika semua data telah dikumpulkan oleh para
ilmuwan dari berbagai ahli, keputusan harus dibuat
apakah memungkinkan atau tidak untuk diproses
dengan eksplorasi pengeboran, pengeboran awal
dilakukan setelah konsultasi dengan insinyur dan
ilmuwan.
Well logging termasuk pemeriksaan core dan stek
sebagai hasil drilling, untuk mengidentifikasi dan
mengkorelasikan batuan yang diambil, dan untuk
menidentifikasi mineral yang tebentuk akibat
proses alterasi hidrotermal, untuk mengetahui suhu
bawah permukaan dan permeabilitas.
8
(2)
Pemetaan
Permukaan
Introduction
10
Surface Mapping:
Introduction
Prosedur yang diperlukan untuk menyiapkan peta
geologi untuk bidang panas bumi sebagai bagian
dari penyelidikan pra-pengeboran. Selain pemetaan
litologi,
kita
harus
memperhatikan
alterasi
hidrotermal dan struktur suatu daerah. Selain itu
memprediksi stratigrafi bawah permukaan dan
hidrologinya. Investigasi ini sebaiknya dilakukan
bersamaan dengan geokimia dan geofisika.
Prosedur masalah dan rinci akan sangat bervariasi
tergantung pada :
1.
eksposur,
2.
Pemetaan geologi
Sebuah peta geologi yang menunjukkan distribusi batuan dan
struktur
geologi.
Geologist
juga
menggunakan
dan
memproduksi berbagai jenis spesialis peta tapi peta stratigrafi
time adalah yang paling umum digunakan. Pemetaan geologi
merupakan bagian yang sangat penting dari penyelidikan
panas bumi.
Skala
Dalam hal ini, pemetaan pada skala sekitar 1: 5000 sampai
1: 10000 sudah cukup detail. Ingat bahwa ahli geofisika dan
geokimia juga akan peduli dengan pemetaan dan itu akan
berguna untuk semua yang terlibat untuk menggunakan
skala yang sama.
Untuk kebutuhan suatu
kemungkinan utama:
1. Peta Dasar,
plot
data
geologi
ada
tiga
12
Kolom stratigrafi
Definisi Sesar
Patahan didefinisikan sebagai rekahan
sepanjang daerah yang mengalami
pergerakan dan perpindahan masa yang
relatif antara satu sisi dan sisi yang
lainya.
Patahan terdiri dari beberapa jenis,
tergantung pada hasil dari kompresi,
stress atau torsi, hal tersebut biasanya
habis di kedua ujungnya, tetapi dapat
memanjang beberapa milimeter sampai
14
ratusan kilometer
(3)
Pemetaan
Permukaan
Photogeology dalam studi panas bumi
15
2.
3.
Iklim
Tutupan vegetasi,
Tutupan tanah,
Komposisi,
Kedalaman pelapukan,
Kondisi photographi.
D. Kelurusan (Lineaments)
Istilah Kelurusan (lineamant) banyak digunakan dalam
berbagai kegunaan, yang terkadang sering memiliki
arti yang berlainan.
Definisi ini sangat luas sehingga istilah 'kelurusan'
dapat digunakan untuk merujuk pada pengertian batas
litilogi,
mineral,
lapisan,
lipatan,
patahan,
unconformities dan batas-batas batuan;
Pengertian ini juga mencakup penjajaran sumber mata
air, sungai, dan bahkan vegetasi, jika distribusinya
dikendalikan oleh struktur geologi.
Banyak kelurusan yang ditampilkan di foto udara tidak
dikenali di permukaan tanah, dan banyak objek, seperti
kaldera yang tererosi atau struktur cincin lainnya, yang
paling mudah terlihat pada foto udara hanya patahan
dan lipatan.
19
Gambar 3.1
Kenampakan Kelurusan yang dilihat dari suatu citra
E. Sesar
Biasanya, bukti adanya kelurusan adalah suatu
patahan dalam relief bantuan; kecuali garis
patahannya adalah vertikal, tampilan jejak
permukaannya akan terpengaruh dan terlihat di
daerah sekitar patahan.
Sesar naik dan sesar turun sering membentuk
lereng yang curam, yang mudah dikenali pada
foto udara, bahkan jika telah terjadi erosi.
Perubahan citra yang halus dalam vegetasi
sering diasumsikan sebagai sebuah kelurusan,
dan indikator penandaan sesar yang paling
mudah diinterpretasi di daerah panas bumi
adalah keselarasan air panas dan ground steam
yang telah teralterasi.
21
F. Kekar (Joint)
Sumber : irenepatmasari.blogspot.com
(4)
PEMETAAN
PERMUKAAN
Pemetaan manifestasi di permukaan
24
A. Pengantar
Pekerjaan ini biasanya dilakukan sebelum pengeboran dan harus
menjadi bagian dari pekerjaan pengintaian; idealnya lebih awal
akan lebih baik, Alasan untuk ini adalah:
1. Menjadi dasar pada analisis Geokimia
2. Penundaan waktu yang lama antara pemetaan dan pengeboran
berarti bahwa perubahan alami dalam aktivitas yang dapat
dimonitor. Ini nantinya dapat dibedakan dari perubahan yang
disebabkan, atau sebuah hasil, dari pengeboran atau eksploitasi
3. Memberikan dasar untuk
permukaan secara alami
memperkirakan
aliran
panas
B. Prosedur Pemetaan
Diperlukan Basemap, Kompas dan pita survei. Foto udara
juga dapat digunakan dengan skala 1: 18.000 yang
digunakan untuk membuat sketsa pemetaan dan
penandaan manifestasi air panas.
Pembesaran skala besar foto udara sering dapat digunakan
untuk pemetaan mata air panas. Jika titik-titik tertentu di
tanah dapat diidentifikasi pada foto-foto itu, pembesaran
dapat dibuat sebagai peta dengan skala yang diperlukan.
Sumber :
28
29
Sumber :
https://rajasimarmata.word
press.com/mimpieksplorasi/
(5)
Pengeboran
Lubang Bor:
Sumur Geologi
31
34
(6)
Permeabilitas
35
Permeabilitas Pada
Lapangan Geothermal
Pendahuluan
36
Permeabilitas Primer
Permeabilitas Sekunder
Patahan
Kekar
Pengenalan Permeabilitas
Reservoir
Permeabilitas reservoir adalah topik yang sulit
dan masih hanya semi-subjektif; tidak ada
metode
yang
dapat
diandalkan
untuk
memprediksi permeabilitas yang mendalam di
lapangan tanpa menggunakan pengeboran
eksplorasi belum.
selama pengeboran menunjukkan permeabilitas,
seperti melakukan tes selesai dengan baik
seperti memompa air dingin ke dalam sumur di
berbagai tingkat dan mengukur peningkatan
tekanan lubang bor.
40
Perkiraan Kuantitatif
Permeabilitas Reservoir
Pembahasan permeablitas pendahuluan
adalah kualitatif. Namun beberapa nilai
untuk permeabilitas reservoir dimodelkan
berdasarkan tes/pengujian dengan baik.
Malcom grant (DSIR), misalnya melaporkan
bahwa permeabilitas rata dalam sistem air
panas seperti Wairakei adalah 0,1 sampai
0,5 darcies. Kebanyakan sistem juga
menunjukkan
bukti
anisotropik
permeabilitas
41
(7)
ALTERASI
HIDROTERMAL
Alterasi hidrotermalperubahan mineralogi dan
komposisi yang terjadi pada batuan ketika batuan
berinteraksi dengan larutan hidrothermal (White,
1996)
Larutan Hidrotermal adalah suatu cairan panas
yang berasal dari kulit bumi yang bergerak ke atas
dengan membawa komponen-komponen pembentuk
mineral bijih (Bateman dan Jansen, 1981)
42
1. Pengenalan
Di dalam sistem hidrotermal secara umum akan selalu terjadi
interaksi antara fluida panas dengan batuan di sampingnya
Dalam interaksi tersebut akan terjadi reaksi antara fluida dan
batuan (mineral) sehingga terjadi perubahan komposisi kimia
fluida dan mineral
Identitas dan Jumlah dari mineral hidrotermal terbentuk
selama interaksi antara batuan dan fluida ini dan tergantung
dari beberapa faktor yakni;
1) Temperatur
2) Komposisi fluida (khususnya pH)
3) Ketersediaan Fluida (Permeabilitas)
4) Terjadinya Pendidihan (Boiling)
43
Adularia
Epidote
memperoleh
batuan
3. Tipe Alterasi
Hidrotermal
A. Deposisi Langsung
Tipe ini sangat umum, dan hampir semua mineral
hidrotermal ditemukan di lapangan panas bumi yang
terdeposit secara langsung dari larutan hidrotermal.
Untuk dapat terjadi, batuan reservoir mengandung
lintasan yang mengalirkan deposit. Jalur atau lintasan
tersebut dapat berupa kekar, sesar, rekahan hydrolis,
ketidakselarasan, pori, dan celah-celah antar batuan.
Kuarsa, Kalsit dan Anhidrit berada pada veins dan vugs
batuan, namun klirit, illite, adularia, pyrit, pyrrhotite,
hematite, wairakite, fllourite, laumonite, mordenite,
prehnite, dan epidote biasa diamati pada tempat-tempat
pengendapan langsung fluida
46
B. Penggantian (Replacement)
Batuan Vulkanik mengandung beberapa mineral primer
yang tidak stabil pada lingkungan geothermal, dan ini
memiliki kecenderungan untuk dapat di gantikan dengan
mineral yang lebih stabil, atau paling tidak metastable, di
bawah kondisi yang baru. Kecepatan penggantian ini
berlangsung secara tak tetap dan tergantung pada
permeabilitas.
Contoh Gunung berapi aktif di Bay of Plenty, White
Island, mengalami discharge abu andesite yang berubah
keseluruhan (Ia = 1.00) dalam satu tahun dari
deposisinya di pulau melalui aktivitas gas vulkanik.
Dengan sebuah perbedaan, porsi dari impermeable,
pembentukan ignimbrite terjadi pada lokasi yang dalam
dan temperatur mencapai 250o C selama 300.000 tahun
tanpa terjadi perubahan intensitas lebih dari 0.1
47
Pengubahan
alterasi tidak selesai jika
kesetimbangan fluida/mineral tidak tercapai.
Pada batuan reservoir yang berjenis batuan
vulkanik biasanya mudah untuk membedakan
mineral hidrotermal primer dan skundernya,
namun lebih sulit dimana batuan reservoir
berjenis sedimen atau batuan metamorf.
Alasanya, karena banyak mineral primer yang
terkandung pada jenis batuan sedimen dan
metamorf (quartz, feldspar, calcite, prehnite,
illite, epidote) yang juga stabil pada lingkungan
geothermal dimana air alkali klorit juga
terbentuk.
48
C. Pelarutan (Leaching)
Proses ini terjadi di luar sistem panas bumi, dan
tidak biasa terlihat pada proses coring dan
cutting. Ini terjadi dimana uap condensate,
pengasaman yang terjadi karena H2S pada
batuan, melarutkan mineral primer.
Bukti dari proses pelepasan ini bersal dari ore
geothermal deposit dan hipotesis sementara
dimana sejak banyak elemen pada fluida
thermal terbentuk dari batuan, harus ada
tempat untuk batuan itu untuk melepaskan diri
selama proses deposisi mineral.
50
52
C. Sifat Kemagnetan
Batuan vulkanik yang baru biasanya mengandung
jumlah magnetite dan atau titanomagnetik yang
memberikan pada dampak kemagnetan yang
cukup besar.
Pada banyak lapangan panas bumi kedua fasa siap
untuk berubah, biasanya pada mineral yang
memiliki sedikit kandungan magnetiknya seperti
hematite, pyrite, leucoxene atau titanite;
ini menyebabkan batuan reservoir mengalami
demagnetisasi,
sebagai
hasil
yang
dapat
mengharapkan survey magnetik sebagi survey
yang baik dalam menentukan lokasi dan
mendefinisikan batas prospek panas bumi pada
batuan vulkanik.
53
D. Tahanan Jenis
Konduktivitas
batuan
pada
reservoir
geothermal depengaruhi oleh konsentrasi
elektrik dari air panas yang terkandung
didalamnya. Selain itu banyaknya lempung
yang konduktif dan mineral zeolite pada
matrik batuan.
Untuk alasan ini, dapat digunakan untuk
menganalisis
terbentuknya
reservoir
geothermal dan formasi mineralnya. Mineral
umum yang berada pada batu lempung
adalah
kaolin
(Kaolinite,
halloysite,
methalloysite, dickite) Ca-montmorillonite
(Smectite), illite (K-mica), dan Chlorite.
54
Zeolite
Zeolite sangat umum pada lapangan
panas bumi yang terbentuk dari batuan
andesit dan basaltik seperti yanga ada di
Iceland, Kamachtka (USSR) dan Jepang,
tetapi juga terbetuk ada batuan riolit,
seperti Yellowstone.
Prehnite, pumpellyite dan epidote juga
merupakan kalsium silika yang terhidrasi;
ketiganya terbentukl saat temperatur
sekitar 220oC juga bersifat konduktif
55
Zeolite
Persebaran
zeolit
dikontrol
dari
temperatur, komposisi fluida (pCO2).
Zeolite yang sangat terhidrasi (chabazite,
levyne, gismondine, phillipsite, erionite,
faujasite)
stabil
pada
temperature
<1200C
Zeolit yang kurang terhidrasi (laumontite,
epistilbite, yugawaralite) baru terbentuk
pada suhu 2000C; Wairakite terbentuk
pada suhu 2200C dan dapat tetap
56
berlangsung hingga suhu diatas 3000C
END
Thank You
57