Anda di halaman 1dari 17

PENDEKATAN DAN MODEL

PELAYANAN BK POLA 17 PLUS


DAN JENIS LAYANAN
Kelompok 7 :
Benovan Rahmandicca (19232019)
Elfira Roza (19029082)
Nola Sari (19058130)
Siti Sarah (19035053)

Dosen Pengampu :  
Triave Nuzila Zahri, M.Pd
A. Layanan BK 17 Plus?
Layanan bimbingan dan konseling merupakan
kegiatan yang terencana berdasarkan pengukuran
kebutuhan (need asessment) yang diwujudkan
dalam bentuk program bimbingandan konseling.
Tidak semua komponen BK di setiap lembaga atau
sekolah sama karena mereka mempunyai kriteria
masing-masing. Program layanan BK keseluruhan
ini di setiap sekolah biasanya disusui selama tiga
tahun
B. Layanan Bimbingan Kelompok

1. Layanan konseling dapat diselenggarakan baik secara


perorangan manpun kelompok. Secara perorangan layanan
konseling dilaksanakan melalui konseling perorangan atau
layanan konsultasi, sedangkan secara kelompok melalui layanan
bimbingan kelompok (BKp) atau konseling kelompok (KKp).
Kedua layanan kelompok ini mengikutkan sejumlah peserta dalam
bentuk kelompok, dengan konselor sebagai pemimpin kegiatan
kelompok.
2.
BKp dan KKp mengaktifkan dinamika kelompok untuk
membahas berbagai hal yang berguna bagi pengembanganpribadi
dan/atau pemecahan masalah individu yang menjadi peserta kegiatan
kelompok. Dalam BKp dibahas topik-topik umum yang menjadi
kepedulian bersama anggota kelompok, sedangkan dalam KKp dibahas
masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok.
Baik topik umum maupun masalah pribadi itu dibahas melalui suasana
dinamika kelompok yang intens dan konsturktif, diikuti oleh semua
anggota di bawah bimbingan pemimpin kelompok (konselor).
C. Layanan Konseling Kelompok

Layanan konseling kelompok mengaktifkan dinamika


kelompok untuk membahas berbagai hal yang berguna
bagi pengembangan pribadi dan pemecahan masalah
individu (siswa) yang menjadi peserta layanan. Dalam
konseling kelompok dibahas masalah pribadi yang dialami
oleh masing-masing anggota kelompok.
D. Layanan Konsultasi

Layanan konsultasi (KSI) merupakan layanan konseling yang


dilaksanakan oleh konselor terhadap seorang pelanggan, disebut
konsulti yang memungkinkan konsulti memperoleh wawasan,
pemahaman dan cara-cara yang perlu dilaksanakannya dalam
menangani kondisi dan/atau permasalahan pihak ketiga.
Konsultasi pada dasarnya dilaksanakan secara perorangan dalam
format tatap muka antara konselor (sebagai konsultan) dengan
konsulti.
Konsultasi dapat juga dilakukan terhadap dua orang konsulti atau
lebih kalau konsulti-konsulti itu menghendakinya.
E. Layanan Mediasi
Mediasi berarti kegiatan yang mengantari atau menghubungkan dua hal
yang semula terpisah; menjalin hubungan antara dua hal kondisi yang berbeda;
mengadakan kontak sehingga dua yang semula tidak sama menjadi saling
terkait secara positif.
Layanan mediasi merupakan layanan konseling yang dilaksanakan
konselor terhadap dua pihak (atau lebih) yang sedang dalam keadaan saling
tidak menemukan kecocokan. Ketidakcocokan itu menjadikan mereka saling
berhadapan, saling bertentangan, saling bermusuhan. Pihak-pihak yang
berhadapan itu jauh dari rasa damai, bahkan mungkin berkehendak saling
menghancurkan. Keadaan yang demikian itu akan merugikan kedua pihak (atau
lebih). Dengan layanan mediasi konselor berusaha mengantarai atau
membangun hubungan di antara mereka, sehingga mereka meng hentikan dan
terhindar dari pertentangan lebih lanjut yang merugi kan semua pihak.
1.
• Tujuan Layanan Mediasi
Layanan mediasi memiliki dua tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan
khusus.
Tujuan Umum: Agar tercapai kondisi hubungan yang positif dan
kondusif diantara para klien, yaitu pihak-pihak yang berselisih.
Kondisi Awal yang negatif dan eksposif diantara kedua belah
pihak (atau lebih) diarahkan dan dibina oleh konselor sedemikian
rupa sehingga berubah menjadi kondisi yang diinginkan bersama.
Tujuan Khusus: Dalam hal ini difokuskan kepada perubahan atas
kondisi awal menjadi kondisi baru dalam hubungan antara pihak-
pihak yang bermasalah.
• KOMPONEN LAYANAN MEDIASI :
Konselor : sebagai perencana dan penyelenggara layanan mediasi
mendalami permasalahan yang terjadi pada hubungan di antara
pihak-pihak yang bertikai.

Klien : terdiri dari dua pihak atau lebih yang sedang mengalami
ketidakcocokan dan sepakat meminta bantuan konselor untuk
menangani permasalahan itu.

Masalah klien : yang dibahas dalam layanan mediasi adalah masalah


hubungan yang terjadi antara individu atau kelompok yang sedang
bertikai dan meminta konselor untuk mengatasinya.  
• Asas-Asas Layanan Mediasi

a. Kerahasiaan : hal yang telah dibicarakan oleh klien selama proses


layanan mediasi tidak boleh disampaikan ke pihak lain. Terlebih
keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui oleh orang
lain.

b. Keterbukaan : Semua pihak mesti dapat bersikap terbuka, dan


transparan sehingga tidak saling tutup menutupi, dengan sikap
terbuka semua pihak hendaknya dapat berkata jujur dan penuh
dengan keterusterangan serta mau menerima saran-saran dari pihak
lain dalam hal ini konselor.

c. Kesukarelaan : Pihak yang berselisih idealnya datang dengan penuh


kesediaan sukarela (self referral) tanpa adanya keraguan dalam
mengikuti layanan mediasi.  
d. Kekinian : Masalah yang dihadapi adalah masalah yang sedang
dihadapi saat ini, bukan masalah yang sudah lampau. Masalah
aktual, yang menyangkut pikiran perasaan, persepsi, sikap dan
kemungkinan tindakan yang ada atau berkembang sekarang.
e. Kemandirian : Dengan layanan mediasi ini diharapkan peserta
layanan dapat mengembangkan kemandirian mereka dalam berpikir,
merasa, berpendapat dan berpandangan, bersikap, bertindak dan
bertanggung jawab (BMB3).
f. Asas-asas Lainnya : Dalam konseling terdapat asas lainnya yaitu asas
kegiatan, kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan, keahlian, alih
tangan dan tut wuri handayani.
• Operasional Layanan
Seperti layanan-layanan yang lain, pelaksanaan layanan mediasi
juga melalui proses atau tahapan-tahapan sebagai berikut :
a) Perencanaan
b) Pengorganisasian Unsur-unsur dan Sarana Layanan
c) Pelaksanaan
d) Penilaian
e) Tindak Lanjut dan Laporan
F. Layanan Advokasi

Layanan advokasi dalam konseling bermaksud mengentaskan klien dari


suasana yang menghimpit dirinya karena hak-hak yang hendak dilaksanakan
terhambat dan terkekang sehingga keberadaan, kehidupan dan
perkembangannya, khususnya dalam bidang pendidikan menjadi tidak
lancar, terganggu, atau bahkan terhenti atau terputus. Dengan layanan
advokasi yang berhasil klien akan kembali menikmati hak-haknya, yang
dengan demikian klien berada kembali dalam posisi perkembangan diri
(yaitu pengembangan pribadi, sosial, belajar, karier, keluarga, keagamaan,
dan atau kemasyarakatan) secara positif dan progresif.
• Komponen layanan
Layanan advokasi dalam konseling dapat menyangkut komponen yang lebih
bervariasi, baik berkenaan dengan person-person yang terkait maupun
variasi kondisi dan keluasaan materinya : 
  
1.      Konselor
Konselor sebagai pelaksana layanan advokasi dituntut untuk mampu
berkomunikasi, melobi dan mengambil manfaat sebesar-besarnya dari
hubungan dengan pihak-pihak terkait, dan juga mengolah kondisi dan
materi secara optimal.
2.      Korban Pelanggan Hak
Korban pelanggan hak merupakan person atau individu atau klien yang
mrnjadi “bintang” dalam layanan advokasi.
3.      Pihak-pihak Terkait
Pihak terkait pertama adalah person yang memiliki kewenangan untuk
mempengaruhi terimplementasikannya hak klien.
• Asas Layanan Advokasi

Asas kesukarelaan dan asas keterbukaan sangat diperlukan


berkenaan penggalian informasi, kesediaan mengubah ataupun
memperbaiki konsep/ pandangan dan sikap berdasarkan nilai-nilai yang
lebih rasional, berdasarkan moral dan progresif, serta kemauan positif
bersama untuk memuliakan harkat dan martabat manusia (HMM) yang
ada pada diri klien dapat dikembangkan melalui teraktualisasikannya
kedua asas tersebut.
1.
• Operasionalisasi Layanan Advokasi
a. Perencanaan : selain berisi identifikasi klien secara lengkap beserta masalah dan
kondisi awal dirinya, juga secara komprehensif memuat materi dasar dan
pengembangannya dan hubungannya dengan pihak-pihak terkait.
b. Pengorganisasian Unsur-unsur dan Sarana Layanan : Setelah rencana yang bersifat
terbuka dan komprehensif dipersiapkan, sebelum layanan advokasi secara nyata
diwujudkan dilapangan terlebih dahulu diatur dan diorganisasikan segenap unsur
materi dan sarana, pihak-pihak terkait dan urusan administrasinya, waktu dan
tempat, serta aspek terkait operasional lainnya secara rapi demi kelancaran
pelaksanaan layanan.
c. Layanan : Rencana dan sarana awalnya yang telah disiapkan itu dimanfaatkan
sebesar-besarnya untuk kelancaran dan keberhasilan layanan.
d. Penilaian : Penilaian terhadap hasil dan proses layanan dilakukan sesuai dengan
tahap-tahap pelaksanaan.
e. Tindak Lanjut : dilakukan sesuai dengan hasil penilaian secara progresif pada
setiap tahap layanan.
Thank You

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics
& images by Freepik.

Anda mungkin juga menyukai