disusun oleh :
1142070004 Agus Firman Muhidin
1142070026 Febi Eka R
1142070085 Lutfiani Sita T
Kelompok/Semester/Kelas: 2/VI/A
A. Latar Belakang
Struktur atom merupakan satuan dasar materi yang terdiri dari inti
atom beserta awan elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti
atom mengandung campuran proton yang bermuatan positif dan neutron
yang bermuatan netral (terkecuali pada Hidrogen-1 yang tidak memiliki
neutron). Elektron-elektron pada sebuah atom terikat pada inti atom oleh
gaya elektromagnetik. Demikian pula sekumpulan atom dapat berikatan
satu sama lainnya membentuk sebuah molekul. Atom yang mengandung
jumlah proton dan elektron yang sama bersifat netral sedangkan yang
mengandung jumlah proton dan elektron yang berbeda bersifat positif atau
negatif dan merupakan ion. Atom dikelompokkan berdasarkan jumlah
proton dan neutron pada inti atom tersebut. Jumlah proton pada atom
menentukan unsur kimia atom tersebut dan jumlah neutron menentukan
isotop unsur tersebut.
Istilah atom berasal dari Bahasa Yunani yang berarti tidak dapat
dipotong ataupun sesuatu yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Konsep atom
sebagai komponen yang tak dapat dibagi-bagi lagi pertama kali diajukan
oleh para filsuf India dan Yunani. Pada abad ke-17 dan ke-18 para
kimiawan meletakkan dasar-dasar pemikiran ini dengan menunjukkan
bahwa zat-zat tertentu tidak dapat dibagi-bagi lebih jauh lagi
menggunakan metode-metode kimia. Selama akhir abad ke-19 dan awal
abad ke-20 para fisikawan berhasil menemukan struktur dan komponen-
komponen sub atom di dalam atom membuktikan bahwa 'atom' tidaklah
tak dapat dibagi-bagi lagi. Prinsip-prinsip mekanika kuantum yang
digunakan para fisikawan kemudian berhasil memodelkan atom.
Pada tahun 1913 Neils Bohr pertama kali mengajukan teori
kuantum untuk atom hidrogen. Model ini merupakan transisi antara model
mekanika klasik dan mekanika gelombang karena pada prinsip fisika
klasik tidak sesuai dengan kemantapan hidrogen atom yang
teramati. Model atom Bohr memperbaiki kelemahan model atom
Rutherford. Untuk menutupi kelemahan model atom Rutherford, Bohr
mengeluarkan empat postulat. Gagasan Bohr menyatakan bahwa elektron
harus mengorbit di sekeliling inti. Namun demikian teori atom yang
dikemukakan oleh Neils Bohr juga memiliki banyak kelemahan. Model
Bohr hanyalah bermanfaat untuk atom-atom yang mengandung satu
elektron tetapi tidak untuk atom yang berelektron banyak.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas di dalam makalah ini adalah :
1. Bagaimana Percobaan Balmer dalam mengukur spektrum atom
hidrogen?
2. Bagaimana model kuantum Bohr tentang atom?
3. Bagaimana penerapan model atom Bohr pada kasus atom H?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
1. Mengetahui Percobaan Balmer dalam mengukur spektrum atom
hidrogen
2. Mengetahui model kuantum Bohr tentang atom
3. Mengetahui penerapan model atom Bohr pada kasus atom H
BAB II
PEMBAHASAN
1 1 1
R( 2) n 3,4,5,.......
2 2
n
Bila cahaya putih dilewatkan melalui gas ternyata gas tersebut akan
menyerap cahaya dengan panjang gelombang tertentu dari panjang
gelombang yang terdapat dalam spektrum emisi. Spektrum garis absorpsi
yang terjadi terdiri dari latar belakang yang terang ditumpangi oleh garis
gelap yang bersesuaian dengan panjang gelombang yang diserap.
Deret Balmer ditandai oleh transisi elektron dari n 3 ke n = 2, di
mana n mengacu pada bilangan kuantum radial atau bilangan kuantum
utama elektron. Transisi ini diberi nama secara berurutan oleh huruf
Yunani: n = 3 ke n = 2 dinamakan H-, 4 ke 2 adalah H-, 5 ke 2 adalah
H-, dan 6 ke 2 adalah H-. Sebagai garis spektrum pertama terkait dengan
deret ini terletak di bagian kasat mata dari spektrum elektromagnetik,
garis-garis ini secara historis disebut sebagai "H-alfa", "H-beta", "H-gama"
dan sebagainya, di mana H adalah unsur hidrogen.
Meskipun fisikawan menyadari adanya emisi atom sebelum tahun
1885, mereka tidak memiliki alat untuk memprediksi secara akurat di
mana garis spektrum akan muncul. Persamaan Balmer memprediksi empat
garis penyerapan/emisi kasat mata dari hidrogen dengan akurasi yang
tinggi. Persamaan Balmer terinspirasi persamaan Rydberg sebagai
generalisasi hal tersebut, dan persamaan ini pada gilirannya menyebabkan
fisikawan menemukan deret Lyman, Paschen, dan Brackett yang
memprediksi garis penyerapan/emisi lainnya dari hidrogen yang
ditemukan di luar spektrum kasat mata. (Wikipedia, 2008)
c
E h v h (5)
1 A 1 1
(6)
hc n12 n22
Model atom Bohr juga mengintroduksikan konsep mengenai
bilangan kuantum dan tingkat energi yang terkuantisasi, keduanya
memerankan peran penting dalam pengembangkan pengertian mengenai
struktur atom. Selanjutnya, bilangan kuantum n disebut sebagai bilangan
kuantum utama, memerikan kulit elektron. Bilangan n = 1,2,3,4, dst.
Berturut-turut memerikan kulit elektron K,L,M,N dan seterusnya.
(Bundjali, 2002: 6-8)
2
2
=
Dengan m adalah massa electron, dan energi total electron (energi kinetic
+ energi potensial) diberikan oleh
2
=
2
Model Bohr berbeda berbeda secara radikal dengan gambaran klasik.
Dalam gelombang de Broglie, berbeda dengan pendekatan yang
sebenarnya yang diterapkan Bohr. Kemampuan hipotesa de Broglie untuk
memperoleh orbit-orbit Bohr secara alamiah, berbeda dengan alur
sembarang asli dari Bohr, yang menyebabkan diterimanya teori de Broglie.
Ketika electron bergerak dalam orbitnya dengan momentum linear mv, ia
akan memiliki suatu panjang gelombang de Broglie, yang di berikan oleh
= h/mv. Sekarang, sebuah gelombang dapat dikaitkan dengan suatu orbit
lngkaran tertentu hanya jika keliling orbit merupakan suatu kelipatan bulat
panjang gelombangnya. Jadi Bohr secara efektif mempostulatkan bahwa
orbit-orbit yang diperkenankan hanyalah yang memenuhi hubungan
= = 2 atau = 2
A. Simpulan
Berdasarkan apa yang telah dibahas sebelumnya mengenai model
atom Bohr, maka ada beberapa hal yang dapat kami simpulkan, yaitu :
1. Pada tahun 1885, Balmer melakukan eksperimen untuk mengukur
spektrum yang dipancarkan gas Hidrogen dengan menempatkan gas
Hidrogen tersebut dalam tabung yang sudah dilengkapi dengan
elektroda (disebut lampu Balmer). Elektroda lampu balmer
disambungkan ke sumber tegangan DC dan mengakibatkan lampu
balmer menyala dengan warna cahaya berwarna pink. Spektrum dari
lampu balmer itu kemudian diamati dengan menggunakan
spectrometer dan tampak berupa spektrum garis.
2. Bohr mempostulatkan bahwa dalam model atomnya bahwa: 1)
Elektron bergerak dalam lintasan tertentu yang disbut dengan orbit
stasioner, bersesuaian dengan tingkat energi tertentu yang spesifik dan
diskrit. 2) Momentum sudut elektron adalah kelipatan dari
h h
,mvr n
2 2 . 3) Suatu elektron dapat memancarkan atau mnyerap
paket energi tertentu hanya jika ia berpindah dari satu tingkat energi ke
tingkat energi lainnya yang diperbolehkan.
3. Model Bohr untuk atom hidrogen didasarkan pada gambaran planet
dengan sebuah electron ringan bermuatan negative beredar
mengelilingi sebuah inti bermuatan positif.
B. Saran
Adapun saran yang ingin kami ajukan kepada pembaca khususnya,
marilah kita kembali memperdalam ilmu fisika. Walaupun bagi sebagian
orang dianggap sulit, namun implikasi dari konsep fisika sangat
bermanfaat dalam kehidupan kita sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA