Anda di halaman 1dari 15

STRUKTUR ATOMIK :

MODEL ATOM BOHR


MAKALAH
(Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur mata kuliah Fisika Inti)
Dosen Pengampu : Endah Kurnia Y., S.Si., M. Pfis.
Pina Pitriana, M.Si.

disusun oleh :
1142070004 Agus Firman Muhidin
1142070026 Febi Eka R
1142070085 Lutfiani Sita T
Kelompok/Semester/Kelas: 2/VI/A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN P.MIPA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Struktur atom merupakan satuan dasar materi yang terdiri dari inti
atom beserta awan elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti
atom mengandung campuran proton yang bermuatan positif dan neutron
yang bermuatan netral (terkecuali pada Hidrogen-1 yang tidak memiliki
neutron). Elektron-elektron pada sebuah atom terikat pada inti atom oleh
gaya elektromagnetik. Demikian pula sekumpulan atom dapat berikatan
satu sama lainnya membentuk sebuah molekul. Atom yang mengandung
jumlah proton dan elektron yang sama bersifat netral sedangkan yang
mengandung jumlah proton dan elektron yang berbeda bersifat positif atau
negatif dan merupakan ion. Atom dikelompokkan berdasarkan jumlah
proton dan neutron pada inti atom tersebut. Jumlah proton pada atom
menentukan unsur kimia atom tersebut dan jumlah neutron menentukan
isotop unsur tersebut.
Istilah atom berasal dari Bahasa Yunani yang berarti tidak dapat
dipotong ataupun sesuatu yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Konsep atom
sebagai komponen yang tak dapat dibagi-bagi lagi pertama kali diajukan
oleh para filsuf India dan Yunani. Pada abad ke-17 dan ke-18 para
kimiawan meletakkan dasar-dasar pemikiran ini dengan menunjukkan
bahwa zat-zat tertentu tidak dapat dibagi-bagi lebih jauh lagi
menggunakan metode-metode kimia. Selama akhir abad ke-19 dan awal
abad ke-20 para fisikawan berhasil menemukan struktur dan komponen-
komponen sub atom di dalam atom membuktikan bahwa 'atom' tidaklah
tak dapat dibagi-bagi lagi. Prinsip-prinsip mekanika kuantum yang
digunakan para fisikawan kemudian berhasil memodelkan atom.
Pada tahun 1913 Neils Bohr pertama kali mengajukan teori
kuantum untuk atom hidrogen. Model ini merupakan transisi antara model
mekanika klasik dan mekanika gelombang karena pada prinsip fisika
klasik tidak sesuai dengan kemantapan hidrogen atom yang
teramati. Model atom Bohr memperbaiki kelemahan model atom
Rutherford. Untuk menutupi kelemahan model atom Rutherford, Bohr
mengeluarkan empat postulat. Gagasan Bohr menyatakan bahwa elektron
harus mengorbit di sekeliling inti. Namun demikian teori atom yang
dikemukakan oleh Neils Bohr juga memiliki banyak kelemahan. Model
Bohr hanyalah bermanfaat untuk atom-atom yang mengandung satu
elektron tetapi tidak untuk atom yang berelektron banyak.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas di dalam makalah ini adalah :
1. Bagaimana Percobaan Balmer dalam mengukur spektrum atom
hidrogen?
2. Bagaimana model kuantum Bohr tentang atom?
3. Bagaimana penerapan model atom Bohr pada kasus atom H?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
1. Mengetahui Percobaan Balmer dalam mengukur spektrum atom
hidrogen
2. Mengetahui model kuantum Bohr tentang atom
3. Mengetahui penerapan model atom Bohr pada kasus atom H
BAB II
PEMBAHASAN

A. Percobaan Balmer dalam mengukur Spektrum atom hidrogen


Ketika gas atomik atau uap atomik yang bertekanan rendah
diberikan beda potensial, maka atom gas tersebut akan tereksitasi dan akan
memancarkan spektrum yang berisi panjang-panjang gelombang tertentu
saja. Spektrum garis yang dipancarkan setiap unsur berbeda-beda,
sehingga masing-masing unsur memiliki spektrum garis karakteristik.
Pada akhir abad kesembilanbelas ditemukan bahwa panjang
gelombang yang terdapat pada spektrum atomik jatuh pada kumpulan
tertentu yang disebut spektral. Atom hidrogen dalam lampu kelip
mengeluarkan serangkaian garis di bagian terlihat dari spektrum. Deret
spektral pertama yang ditemukan J.J Balmer tahun 1885 ketika ia
mempelajari bagian tampak dari spektrum hidrogen berupa panjang
gelombang dalam setiap deret yang dispesifikasi dalam rumus empiris
sederhana sehingga menyatakan spektrum lengkap suatu unsur.
Balmer melakukan eksperimen untuk mengukur spektrum yang
dipancarkan gas Hidrogen dengan menempatkan gas Hidrogen tersebut
dalam tabung yang sudah dilengkapi dengan elektroda (disebut lampu
Balmer). Elektroda lampu balmer disambungkan ke sumber tegangan DC
dan mengakibatkan lampu balmer menyala dengan warna cahaya berwarna
pink. Spektrum dari lampu balmer itu kemudian diamati dengan
menggunakan spectrometer dan tampak berupa spektrum garis.
Rumusan Balmer untuk panjang gelombang adalah.

1 1 1
R( 2) n 3,4,5,.......
2 2
n

Dimana R = konstanta Rydberg = 1,097 10 7 m 1 . (Parks, 2002 : 1)

Bila cahaya putih dilewatkan melalui gas ternyata gas tersebut akan
menyerap cahaya dengan panjang gelombang tertentu dari panjang
gelombang yang terdapat dalam spektrum emisi. Spektrum garis absorpsi
yang terjadi terdiri dari latar belakang yang terang ditumpangi oleh garis
gelap yang bersesuaian dengan panjang gelombang yang diserap.
Deret Balmer ditandai oleh transisi elektron dari n 3 ke n = 2, di
mana n mengacu pada bilangan kuantum radial atau bilangan kuantum
utama elektron. Transisi ini diberi nama secara berurutan oleh huruf
Yunani: n = 3 ke n = 2 dinamakan H-, 4 ke 2 adalah H-, 5 ke 2 adalah
H-, dan 6 ke 2 adalah H-. Sebagai garis spektrum pertama terkait dengan
deret ini terletak di bagian kasat mata dari spektrum elektromagnetik,
garis-garis ini secara historis disebut sebagai "H-alfa", "H-beta", "H-gama"
dan sebagainya, di mana H adalah unsur hidrogen.
Meskipun fisikawan menyadari adanya emisi atom sebelum tahun
1885, mereka tidak memiliki alat untuk memprediksi secara akurat di
mana garis spektrum akan muncul. Persamaan Balmer memprediksi empat
garis penyerapan/emisi kasat mata dari hidrogen dengan akurasi yang
tinggi. Persamaan Balmer terinspirasi persamaan Rydberg sebagai
generalisasi hal tersebut, dan persamaan ini pada gilirannya menyebabkan
fisikawan menemukan deret Lyman, Paschen, dan Brackett yang
memprediksi garis penyerapan/emisi lainnya dari hidrogen yang
ditemukan di luar spektrum kasat mata. (Wikipedia, 2008)

B. Model Kuantum Bohr tentang atom


Radiasi yang dipancarkan elektron disebut radiasi elektromagnetik.
Hal ini karena gelombang radiasi tersebut mirip dengan yang dihasilkan
oleh gerakan osilasi partikel bermuatan dalam suatu medan magnet.
Karakteristik yang berkaitan dengan gelombang elektromagnetik adalah
panjang gelombang , frekuensi v dan kecepatan penjalaran c. Ketiga
sifat tersebut dihubungkan oleh persamaan :
c
v (1)

Dengan nilai c yang telah ditentukan sebesar 3 x 108 ms-1 .
Pada tahun 1900, Max Planck mengemukakan bahwa cahaya terdiri dari
paket-paket kecil atau kuanta energi yang disebut foton. Energi (E), yang
diserap atau dipancarkan oleh suatu zat adalah sebanding dengan frekuensi
cahaya v,
E v
hc
E hv hcv (2)

Dengan h merupakan ketetapan Planck = 6,6256 x 10-34 Js,
dan v merupakan bilangan gelombang.
Pada tahun 1913, Niels Bohr mengemukakan model atom untuk
memperbaiki model atom Rutherford dengan memasukkan prinsip
penyerapan dan pemancaranradiasi elektron yang dikemukakan oleh
Planck. Untuk memperbaiki model tersebut, sesuai dengan kenyataan
bahwa elektron tidak kehilangan energinya dalam mengitari inti, Bohr
mempostulatkan bahwa:
1. Elektron bergerak dalam lintasan tertentu yang disbut dengan orbit
stasioner, bersesuaian dengan tingkat energi tertentu yang spesifik dan
diskrit.
h h
2. Momentum sudut elektron adalah kelipatan dari ,mvr n .
2 2
Dimana m = massa elektron
v = kecepatan elektron
r = jari-jari lintasan elektron
n = 1,2,3, .... integer
3. Suatu elektron dapat memancarkan atau mnyerap paket energi tertentu
hanya jika ia berpindah dari satu tingkat energi ke tingkat energi
lainnya yang diperbolehkan.
Dalam pengungkapan model atomnya, Bohr mengambil atom yang
paling sederhana, yaitu yang hanya memiliki satu elektron, yaitu atom
hidrogen atau yang serupa dengan atom hidrogen. Menurut Bohr, energi
elektron pada atom dalam keadaan terikat dapat diungkapkan sebagai:
A
E (3)
n2
Dengan n merupakan bilangan kuantum = 1,2,3, ..... bilangan bulat
A = tetapan, dapat dihitung dari massa, muatan elektron dan tetapan
Planck
= 2,18 x 10-18 J.
Energi elektron yang paling rendah adalah elektron yang paling
dekat ke inti, yaitu pada lintasan n = 1, disebut sebagai keadaan dasar.
Semakin besar n, elektron semakin jauh dari inti, dan pada n = ~, elektron
terlepas dari atom dan terjadi ionisasi. Perpindahan elektron ke tingkat
energi yang lebih tinggi menyerap energi sebesar selisih tingkat energinya,
disebut elektron tereksitasi, sedangkan hal sebaliknya disebut deeksitasi,
elektron akan memancarkan energi berupa radiasi gelombang
elektromagnetik.
Bohr menunjukkan bahwa jika terjadi deeksitasi suatu elektron dari
bilangan kuantum n2 ke tingkat energi dengan bilangan kuantum n1, (n2 >
n1), beda energi keduanya adalah sebesar:
E E2 E1
1 1
E 2 A 2 A
n2 n1
1 1
E A 2 2 (4)
n1 n2
Jika beda energi ini tampak sebagai suatu foton, maka ia akan memiliki
suatu frekuensi v :

c
E h v h (5)

Dari persamaan (4) dan (5) dapat diperoleh :

1 A 1 1
(6)
hc n12 n22
Model atom Bohr juga mengintroduksikan konsep mengenai
bilangan kuantum dan tingkat energi yang terkuantisasi, keduanya
memerankan peran penting dalam pengembangkan pengertian mengenai
struktur atom. Selanjutnya, bilangan kuantum n disebut sebagai bilangan
kuantum utama, memerikan kulit elektron. Bilangan n = 1,2,3,4, dst.
Berturut-turut memerikan kulit elektron K,L,M,N dan seterusnya.
(Bundjali, 2002: 6-8)

Gambar 1. Model atom Bohr


Model atom Bohr ditunjukkan pada Gambar 1 huruf K, L, M, dan
seterusnya digunakan untuk menyatakan lintasan elektron dalam
mengelilingi inti atom. Lintasan dengan n = 1 disebut kulit K, lintasan
dengan n = 2 disebut kulit L, dan seterusnya.
Semakin besar harga n (makin jauh dari inti), makin besar energi
elektron yang mengorbit pada kulit itu. Jadi tingkat energi kulit L lebih
besar daripada kulit K,tingkat energi kulit M lebih besar daripada kulit L
dan seterusnya. Kulit yang ditempati electron apakah kulit K,L,M atau
yang lainnya bergantung pada energi elektron itu.

C. Penerapan model atom Bohr pada kasus atom H


Model Bohr dari atom hidrogen menggambarkan elektron-elektron
bermuatan negatif mengorbit pada kulit atom dalam lintasan tertentu
mengelilingi inti atom yang bermuatan positif. Ketika elektron meloncat
dari satu orbit ke orbit lainnya selalu disertai dengan pemancaran atau
penyerapan sejumlah energi elektromagnetik hf.
Gambar 2. Model Atom Bohr
Bohr memperbaiki gagasan Rutherford dengan menambahkan
bahwa elektron elektron berada pada orbit orbitnya. Seperti planet planet
mengorbit matahari. Dimana tiap orbit hanya mungkin diisi oleh sejumlah
elektron.Kunci sukses model ini adalah dalam menjelaskan formula
Rydberg mengenai garis-garis emisi spektral atom hidrogen, walaupun
formula Rydberg sudah dikenal secara eksperimental, tetapi tidak pernah
mendapatkan landasan teoritis sebelum model Bohr diperkenalkan. Tidak
hanya karena model Bohr menjelaskan alasan untuk struktur formula
Rydberg, ia juga memberikan justifikasi hasil empirisnya dalam hal suku-
suku konstanta fisika fundamental.

Gambar 3. Model Bohr untuk atom hidrogen


Lintasan yang diizinkan untuk elektron dinomori n = 1, n = 2, n =3
dst. Bilangan ini dinamakan bilangan kuantum, huruf K, L, M, N juga
digunakan untuk menamakan lintasan
Jari-jari orbit diungkapkan dengan 12, 22, 32, 42, n2. Untuk orbit
tertentu dengan jari-jari minimum a0 = 0,53
40 2
a0
me2
Jika elektron tertarik ke inti dan dimiliki oleh orbit n, energi
dipancarkan dan energi elektron menjadi lebih rendah sebesar
B
En ,
n2
B : konstanta numerik dengan nilai 2,179 x 10-18 J 13.6eV

Gambar 4. Tingkat-tingkat energi atom Hidrogen

Pada tahun 1913, Niels Bohr mengembangkan suatu teori fisika


atom hidrogen yang dari sini rumus Rydberg dapat diturunkan. Model
Bohr untuk atom hidrogen didasarkan pada gambaran planet dengan
sebuah electron ringan bermuatan negative beredar mengelilingi sebuah
inti bermuatan positif. Gaya yang mempertahankan electron dalam
orbitnya adalah gaya tarik Coulomb.
2
=

k = 9,0 x 109 Nm2/c2
dengan Z = 1 untuk hidrogen . suatu perhitungan klasik langsung
menunjukkan bahwa kecepatan orbit electron berhubungan dengan jari-jari
orbit , yang dianggap Bohr berbentuk lingkaran melalui

2
2
=

Dengan m adalah massa electron, dan energi total electron (energi kinetic
+ energi potensial) diberikan oleh
2
=
2
Model Bohr berbeda berbeda secara radikal dengan gambaran klasik.
Dalam gelombang de Broglie, berbeda dengan pendekatan yang
sebenarnya yang diterapkan Bohr. Kemampuan hipotesa de Broglie untuk
memperoleh orbit-orbit Bohr secara alamiah, berbeda dengan alur
sembarang asli dari Bohr, yang menyebabkan diterimanya teori de Broglie.
Ketika electron bergerak dalam orbitnya dengan momentum linear mv, ia
akan memiliki suatu panjang gelombang de Broglie, yang di berikan oleh
= h/mv. Sekarang, sebuah gelombang dapat dikaitkan dengan suatu orbit
lngkaran tertentu hanya jika keliling orbit merupakan suatu kelipatan bulat
panjang gelombangnya. Jadi Bohr secara efektif mempostulatkan bahwa
orbit-orbit yang diperkenankan hanyalah yang memenuhi hubungan

= = 2 atau = 2

Dengan n = 1, 2, 3, . Besaran L = mvr adalah momentum sudut


electron yang bergerak dalam orbit lingkaran, jadi Nampak bahwa teori
atom Bohr, momentum sudut electron terkuantitasi (tercantumkan).
Bilangan bulat n disebut bilangan kuantum utama (principal kuantum
number).
2 1 2
= 1 = 42 2

2 1 2 2 2 4
= 1 =
2 2
1 2 2
= 1 =

Keadaan energi-minimum (n = 1) disebut keadaan dasar (ground state).


Tampak bahwa besaran-besaran 1 , 1 dan 1 hanyalah bergantung
pada tetapan-tetapan dasar m, e, k, h. Apabila nilai-nilai numeris tetapan-
tetapan ini dipakai,

1 = 0,529 1 = 13,58eV 1 = 137.0
Perhatikan bahwa untuk hidrogen (Z = 1), 1 = 1 , 1 = 1 , dan 1 =
1 . Nillai-nilai 0,529 dan 19,58eV sangatlah sesuai dengan pengukuran
eksperimental untuk jari-jari dan energi ionisasi atom hidrogen.
Kuantitas Panjang Orbit Elektron
Model atom Bohr dalam dipublikasikan tahun1913 yaitu sepuluh tahun
sebelum de Broglie memperkenalkan konsep gelombang materi, namun
terdapat kesesuaian yang luar biasa ketika diterapkan pada kasus
penentuan panjang lintas edar electron dalam atom. Marilah kita mulai
dengan memeriksa perilaku elektron dalam orbit sekitar inti atom
hidrogen. Panjang gelombang de Broglie untuk elektron yang bergerak
pada orbit ke n ialah :

Dengan menyatakan kecepatan linier elektron pada orbit ke n yaitu :

Jadi, Panjang Gelombang Elektron Orbital sebagai berikut :

Dengan rn adalah jari jari orbit ke n yaitu rn = n2x 0,529 A ,untuk n = 1


(jari jari orbit pertama atau kulit K ) maka jari jarinya ialah 5,3 x 10-11 m .
Panjang gelombang de Broglie untuk electron yang berada pada n = 1
ialah :

Berapakah keliling orbit electron pada n = 1 ? Panjang lintas edar atau


keliling electron pada orbit ke n = 1 atau pada kulit K ialah :
Jadi untuk electron yang berada pada keadaan n = 1 ,panjang gelombang
de Broglienya sama dengan keliling orbitnya. Untuk electron yang berada
pada keadaan n = 2 (kulit L), jari jarinya ialah r2 = 2,116x10-10m.
Panjang gelombang de Broglienya ialah = 6,644 x 10-10 m. Bila kita
hitung keliling orbit electron pada keadaan n = 2 ialah 13,288 x 10-10 m .
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut ternyata keliling orbit electron pada
n = 2 sama dengan 2 kali panjang gelombangnya. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa
keliling orbit electron sama dengan kelipatan dari panjang gelombang de
Broglienya
2rn = n

Tabel 1. Deret garis spektral dari atom hidrogen


BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan apa yang telah dibahas sebelumnya mengenai model
atom Bohr, maka ada beberapa hal yang dapat kami simpulkan, yaitu :
1. Pada tahun 1885, Balmer melakukan eksperimen untuk mengukur
spektrum yang dipancarkan gas Hidrogen dengan menempatkan gas
Hidrogen tersebut dalam tabung yang sudah dilengkapi dengan
elektroda (disebut lampu Balmer). Elektroda lampu balmer
disambungkan ke sumber tegangan DC dan mengakibatkan lampu
balmer menyala dengan warna cahaya berwarna pink. Spektrum dari
lampu balmer itu kemudian diamati dengan menggunakan
spectrometer dan tampak berupa spektrum garis.
2. Bohr mempostulatkan bahwa dalam model atomnya bahwa: 1)
Elektron bergerak dalam lintasan tertentu yang disbut dengan orbit
stasioner, bersesuaian dengan tingkat energi tertentu yang spesifik dan
diskrit. 2) Momentum sudut elektron adalah kelipatan dari
h h
,mvr n
2 2 . 3) Suatu elektron dapat memancarkan atau mnyerap
paket energi tertentu hanya jika ia berpindah dari satu tingkat energi ke
tingkat energi lainnya yang diperbolehkan.
3. Model Bohr untuk atom hidrogen didasarkan pada gambaran planet
dengan sebuah electron ringan bermuatan negative beredar
mengelilingi sebuah inti bermuatan positif.

B. Saran
Adapun saran yang ingin kami ajukan kepada pembaca khususnya,
marilah kita kembali memperdalam ilmu fisika. Walaupun bagi sebagian
orang dianggap sulit, namun implikasi dari konsep fisika sangat
bermanfaat dalam kehidupan kita sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

Bundjali, Bunbun. 2002. Kimia Inti. Bandung : ITB.


Parks, James E. 2002. The Hydrogen Balmer Series and Rydberg Constant.
Tennesse : Department of Physics and Astronomy 401 Nielsen Physics
Building The University of Tennessee Knoxville.
Wiyatmo, Yusman. 2007. Fisika Modern. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Wopsparkik, Hans J. 1995. Modern Physics. Jakarta: Erlangga
https://id.wikipedia.org/wiki/Deret_Balmer

Anda mungkin juga menyukai