Anda di halaman 1dari 20

PANDUAN PRAKTEK TILAWAH BAGIAN III

DAFTAR ISI
AYAT-AYAT BERHUBUNGAN DENGAN FISIKA ....................................................................... 1

Yunus : 101 ...................................................................................................................................... 2

Al – Ghaasyiyah: 17-20 : 1-5 ........................................................................................................... 2

Al - Qamar : 49 ................................................................................................................................ 3

Al-Imran: 190-191 ........................................................................................................................... 3

Al – Anbiya : 30 ............................................................................................................................... 4

Yunus : 5 .......................................................................................................................................... 4

Al-Anbiya : 33 ................................................................................................................................. 5

PENJELASAN ..................................................................................................................................... 6

Yunus : 101 ...................................................................................................................................... 7

Al – Ghaasyiyah: 17-20 : 1-5 ........................................................................................................... 8

Al - Qamar : 49 .............................................................................................................................. 10

Al-Imran: 190-191 ......................................................................................................................... 11

Al – Anbiya : 30 ............................................................................................................................. 14

Yunus : 5 ........................................................................................................................................ 16

Al-Anbiya : 33 ............................................................................................................................... 17

I
PANDUAN PRAKTEK TILAWAH BAGIAN III

AYAT-AYAT
BERHUBUNGAN
DENGAN FISIKA

1
PANDUAN PRAKTEK TILAWAH BAGIAN III

Yunus : 101

َ ‫ٱلرِنَٰمۡح‬ َ
َ ‫ٱّلله‬
‫يم‬
‫ح ه‬‫ٱلر ه‬ ‫ِمۡسِب‬

Anjuran Memahami Sains


َ ُ ‫َ َٰ ُ َ ُّ ُ ُ َ َ أ َ ُ أ‬ ‫ََ ُأ‬ َ‫َ َ َ َ أ‬ َ َ ُ ُ
‫ق هل ٱنظ ُروا ماذا هِف ٱلسمَٰو َٰ ه‬
‫ت وٱۡل ه‬
١٠١ ‫ۡرض وما تغ هِن ٱٓأۡليت وٱنلذر عن قو ٖم َّل يؤمهنون‬

101. Katakanlah: "Perhatikanlah apa yaag ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat
tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang
tidak beriman"

Al – Ghaasyiyah: 17-20
: 1-5

َ ‫ٱلرِنَٰمۡح‬ َ
َ ‫ٱّلله‬
‫يم‬
‫ح ه‬‫ٱلر ه‬ ‫ِمۡسِب‬

Anjuran Memahami Sains


َ‫َ أ َ َأ‬ ‫أ‬ َ ُ َ‫َ َ َٓ َأ‬ ‫أ‬ َ ُ َ‫َأ‬ ‫َََ َ ُ ُ َ َ أ‬
‫ ِإَوَل ه‬١٨ ‫ ِإَوَل ٱلسماءه كيف رف هعت‬١٧ ‫ٱۡلب ه هل كيف خلهقت‬
‫ٱۡلبا هل كيف‬ ‫أفل ينظرون إهَل ه‬
‫أ‬ َ ُ َ‫َأ‬ َ‫َ أ‬ ‫نُص َب أ‬
‫ ِإَوَل ٱۡل ه‬١٩ ‫ت‬
٢٠ ‫ۡرض كيف س هطحت‬ ‫ه‬

17. Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan
18. Dan langit, bagaimana ia ditinggikan
19. Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan
20. Dan bumi bagaimana ia dihamparkan

2
PANDUAN PRAKTEK TILAWAH BAGIAN III

Al - Qamar : 49

َ ‫ٱلرِنَٰمۡح‬ َ
َ ‫ٱّلله‬
‫يم‬
‫ح ه‬‫ٱلر ه‬ ‫ِمۡسِب‬

Ukuran Besaran Fisis


َ ‫َ َُ َ أ َ َأ‬
٤٩ ٖ‫َش ٍء خلق َنَٰ ُه بهق َدر‬ ‫إهنا ُك‬

49. Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran

Al-Imran: 190-191

َ ‫ٱلرِنَٰمۡح‬ َ
َ ‫ٱّلله‬
‫يم‬
‫ح ه‬‫ٱلر ه‬ ‫ِمۡسِب‬

Penciptaan Langit dan Bumi


َ ُُ ‫َ َ َأ‬ َ ‫أ َأ‬ ُِ َ َ َ َ ‫أ‬ َ َٰ َ ‫َ أ‬ َ‫َ َ َ َ أ‬ ‫َ أ‬ َ
‫ ٱَّلهين يذكرون‬١٩٠ ‫ب‬ ‫ه‬ َٰ ‫ب‬ ‫ل‬ ‫ٱۡل‬ ‫ِل‬
‫ه‬ ‫و‬ ‫ۡل‬
‫ه‬ ‫ت‬ ٖ َٰ ‫ٓأَلي‬ ‫ه‬ ‫ار‬‫ه‬ ‫ٱنل‬‫و‬ ‫ل‬
‫ه‬ ‫ٱَّل‬ ‫ف‬‫ه‬ ‫ل‬‫ه‬ ‫ت‬ ‫ٱخ‬‫و‬ ‫ه‬
‫ۡرض‬ ‫ٱۡل‬‫و‬ ‫ت‬‫ه‬ َٰ ‫و‬َٰ ‫م‬ ‫ٱلس‬ ‫ق‬
‫إهن هِف خل ه‬
َ َٰ َ َ ‫َ َ َ َ َ َ أ‬ َ‫َ َ َ َ أ‬ ‫َ أ‬ َ َ ََ ُ َٰ َ َ ‫ودا َو‬ ٗ ُ ُ َ ٗ َٰ َ َ َ
‫ۡرض ربنا ما خلقت هذا‬ ‫ت وٱۡل ه‬ ‫لَع ُجنوب ه هه أم َو َيتفك ُرون هِف خل هق ٱلسمَٰو َٰ ه‬ ‫ٱّلل ق هيما وقع‬

َ َ َٰ َ ‫َ َٰ ٗ ُ أ‬
َ ‫ك فَقه َنا َع َذ‬
١٩١ ‫اب ٱنلَاره‬ ‫ب هطل سبحن‬

190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal
191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan
berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya
Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka
peliharalah kami dari siksa neraka

3
PANDUAN PRAKTEK TILAWAH BAGIAN III

Al – Anbiya : 30

َ ‫ٱلرِنَٰمۡح‬ َ
َ ‫ٱّلله‬
‫يم‬
‫ح ه‬‫ٱلر ه‬ ‫ِمۡسِب‬

Penciptaan Alam Semesta


‫أ‬ َ َ ُ ٓ َ ‫َ َ َ أ َ َ َ َ َ َ ُ ٓ َ َ َ َ َٰ َ َ أ َ َ َ َ َ َ أ ٗ َ َ َ أ َ ُ َ َ َ َ أ َ َ أ‬
‫ت وٱۡلۡرض َكنتا رتقا ففتقنَٰهماۖ وجعلنا مهن ٱلماءه ُك َش ٍء‬ ‫أو لم ير ٱَّلهين كفروا أن ٱلسمو َٰ ه‬

َ ُ ‫َ ِ َََ ُأ‬
٣٠ ‫حٍّۚ أفل يؤمهنون‬
ٍ
30. Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu
keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan
dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga
beriman

Yunus : 5

َ ‫ٱلرِنَٰمۡح‬ َ
َ ‫ٱّلله‬
‫يم‬
‫ح ه‬‫ٱلر ه‬ ‫ِمۡسِب‬

Cahaya dan Peredayan Bulan dan Matahari


َ‫اب ما‬ ‫َ ٓٗ َ أَ َ َ ُ ٗ َ َ َ َُ َ َ َ َ أ َ ُ َ َ َ ِ َ َ أ‬
َ ‫ٱۡل َهس‬ َ ‫أ‬ َ ََ َ َ َُ
ٍّۚ ‫ٱلسنهي و‬
‫ضياء وٱلقمر نورا وقدرهۥ منازهل ِله علموا عدد ه‬ ‫هو ٱَّلهي جعل ٱلشمس ه‬

َ َ َ َ ُ ِ َ ُ ِ َ‫أ‬ َ َ َ َُ ََ َ
٥ ‫ت ل هق أو ٖم َي أعل ُمون‬
‫ه‬ َٰ ‫ٱٓأۡلي‬ ‫ل‬ ‫ص‬
‫ه‬ ‫ف‬ ‫ي‬ ‫خلق ٱّلل ذَٰل هك إ ه ه ه‬
‫ق‬ ‫ٱۡل‬‫ب‬ ‫َّل‬

5. Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya
manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui
bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu

4
PANDUAN PRAKTEK TILAWAH BAGIAN III

melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang


yang mengetahui

Al-Anbiya : 33

َ ‫ٱلرِنَٰمۡح‬ َ
َ ‫ٱّلله‬
‫يم‬
‫ح ه‬‫ٱلر ه‬ ‫ِمۡسِب‬

Cahaya dan Peredayan Bulan dan Matahari


َ ُ َ ‫ََ َأ‬ ّٞ ِ ُ َ َ َ ‫َ َ َ َ أ َ َ َ َ َ َ َ أ َ َ أ‬ َ ََُ
٣٣ ‫ك يسبحون‬ ٖ ‫ل‬ ‫ف‬ ‫ِف‬
‫ه‬ ‫ُك‬ ۖ ‫ر‬ ‫م‬ ‫ق‬ ‫ٱل‬‫و‬ ‫س‬‫م‬ ‫ٱلش‬‫و‬ ‫ار‬‫ه‬ ‫ٱنل‬‫و‬ ‫ل‬ ‫ٱَّل‬ ‫ق‬‫ل‬ ‫خ‬ ‫هي‬
‫ٱَّل‬ ‫وهو‬

33. Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-
masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya

5
PANDUAN PRAKTEK TILAWAH BAGIAN III

PENJELASAN

6
PANDUAN PRAKTEK TILAWAH BAGIAN III

Yunus : 101

َ ‫ٱلرِنَٰمۡح‬ َ
َ ‫ٱّلله‬
‫يم‬
‫ح ه‬‫ٱلر ه‬ ‫ِمۡسِب‬

َ ُ ‫َ َٰ ُ َ ُّ ُ ُ َ َ أ َ ُ أ‬ ‫ََ ُأ‬ َ‫َ َ َ َ أ‬ َ َ ُ ُ


‫ق هل ٱنظ ُروا ماذا هِف ٱلسمَٰو َٰ ه‬
‫ت وٱۡل ه‬
١٠١ ‫ۡرض وما تغ هِن ٱٓأۡليت وٱنلذر عن قو ٖم َّل يؤمهنون‬

101. Katakanlah: "Perhatikanlah apa yaag ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat
tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang
tidak beriman"

Surah Yunus ayat 101 merupakan ayat yang mengisyratkan tentang ANJURAN
MEMAHAMI SAINS Berikut salah satu penjelasan mengenai ayat ini :
Allah swt memerintahkan umat manusia untuk memerhatikan peristiwa-peristiwa
yang terjadi di alam semesta ini seperti jalannya tata surya yang teratur dan tepat waktu,
terjadi gerhana matahari dan bulan, pergantian malam dan siang, air hujan turun ke bumi
dan sebagainya.
Semua tanda-tanda kebesaran Allah swt. yang ada di alam ini bermanfaat bagi
manusia. Oleh karena itu, umat manusia hendaknya mengambil manfaat dari tanda-tanda
kekuasaan Allah dan mengambil peringatan yang disampaikan kepada para rasul.
Al-qur'an bukanlah buku ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi al-qur'an adalah
firman Allah swt. yang berisi pedoman hidup bagi manusia. Di dalam alqur'an juga terdapat
ayat-ayat yang berkaitan dengan iptek.
Allah swt memerintahkan kepada manusia agar melakukan pengkajian dan
penelitian terhadap alam semesta beserta isinya. Sesungguhnya semua ciptaan Allah itu
terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang yang berfikir dan yakin terhadap
penciptanya.

7
PANDUAN PRAKTEK TILAWAH BAGIAN III

Al – Ghaasyiyah: 17-20
: 1-5

َ ‫ٱلرِنَٰمۡح‬ َ
َ ‫ٱّلله‬
‫يم‬
‫ح ه‬‫ٱلر ه‬ ‫ِمۡسِب‬

َ‫َ أ َ َأ‬ ‫أ‬ َ ُ َ‫َ َ َٓ َأ‬ ‫أ‬ َ ُ َ‫َأ‬ ‫َََ َ ُ ُ َ َ أ‬


‫ ِإَوَل ه‬١٨ ‫ ِإَوَل ٱلسماءه كيف رف هعت‬١٧ ‫ٱۡلب ه هل كيف خلهقت‬
‫ٱۡلبا هل كيف‬ ‫أفل ينظرون إهَل ه‬
‫أ‬ َ ُ َ‫َأ‬ َ‫َ أ‬ ‫نُص َب أ‬
‫ ِإَوَل ٱۡل ه‬١٩ ‫ت‬
٢٠ ‫ۡرض كيف س هطحت‬ ‫ه‬

17. Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan
18. Dan langit, bagaimana ia ditinggikan
19. Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan
20. Dan bumi bagaimana ia dihamparkan

Surah Al-Ghaasyiyah ayat 17-20 merupakan ayat yang mengisyaratkan tentang


ANJURAN MEMAHAMI SAINS . berikut salah satu pejelasan mengenai ayat ini :
Penjelasan: ayat 17 s/d 20 perintah Allah ke pada manusia untuk bertafakur tentang
alam semesta baik secara material maupun spiritual. Bukankah Allah swt menciptakan
semua kejadian itu tidak sia-sia, melainkan ada rahasia yang ada di baliknya. Adalah
sebagai bikti atas kekuasaan Allah yang maha kuasa atas segala sesuatu dan sebagai dalil
rububiyah dan ilahiyah Allah azza wajalla. Rabbulalamin.Tak dapat di sangkal lagi, bahwa
kebangkitan kembali ilmu pengetahuan (scientific renaissance) yang timbul di dunia barat
adalah berkat pengamatan yang cermat serta eksperimen terhadap gejala-gejala yang
terdapat pada alam materi. Sekalipun kita tidak dapat mengakui orientas mutlak dari hukum-
hukum demikian itu, namun kita membenarkan bahwa hukum-hukum tersebut memberikan
otentisitas dan ketetapan maksimum yang mungkin diperoleh. Hukum-hukum ini secara
berangsur-angsur bergerak menuju kesempurnaan sesuai dengan kemajuan ilmu
pengetahuan. Dengan berlakunya masa dan meluasnya ilmu pengetahuan manusia, serta
dengan semakin berkembangnya kecermatan di bidang pengamatan (observasi), maka
para ilmuan dari waktu ke waktu memperkenalkan perubahan dan modifikasi dalam
bebbagai hukumilmiah itu untuk lebih mendekatkannya kepada kenyataan, atau agar ia
lebih memberikan hasil guna.
Ini berarti bahwa para ilmuan terus-menerus melakukan pekerjaan riset tentang alam
semesta. Dalam upaya ini meraka menggunakan berbagai jenis materi untuk riset, terutama
sekali adalah yang berkaitan dengan teori. Kemudian muncul setelah itu eksperimen di
laboratorium, lapangan pertanian/peternakan atau dialam secara keseluruhan. Inilah yang

8
PANDUAN PRAKTEK TILAWAH BAGIAN III

di perintahkan oleh Al-Qur’an dalam hal memahami kenyataan-kenyataan, yang tertera di


dalam ayat-ayat Al-Qur’an salah satunya pada surat Al-ghasyiyah ayat 17-20

9
PANDUAN PRAKTEK TILAWAH BAGIAN III

Al - Qamar : 49

َ ‫ٱلرِنَٰمۡح‬ َ
َ ‫ٱّلله‬
‫يم‬
‫ح ه‬‫ٱلر ه‬ ‫ِمۡسِب‬

َ ‫َ َُ َ أ َ َأ‬
٤٩ ٖ‫َش ٍء خلق َنَٰ ُه بهق َدر‬ ‫إهنا ُك‬

49. Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran

Surah Al-Qamar ayat 49 merupakan ayat yang mengisyaratkan tentang UKURAN


BESARAN – BESARAN FISIS. berikut salah satu penjelasan mengenai ayat ini :
kuantifikasi dilakukan semaksimal mungkin sebab segala sesuatu akan menjadi
kabur dalam Fisika apabila hanya dinyatakan secara kualitatif saja. Misalnya saja dalam
kehidupan sehari-hari sebagian orang biasa menyatakan; mobil itu melaju sangat cepat,
pernyataan tersebut belum merupakan pernyataan Fisika, karena pernyataan tersebut
merupakan pernyataan kualitatif yang masih belum dapat diketahui dengan jelas secara
kuantitatif, berapakah kecepatan mobil tersebut. Pernyataan tersebut akan dapat disebut
sebagai pernyataan Fisika jika diganti dengan; mobil itu melaju dengan kecepatan 100 Km
per jam. Di dalam Al-Qur’an juga telah dijelaskan bahwa segala diciptakan dengan ukuran
tertentu. Surat al-Qamar ayat 49:
Ayat tersebut melukiskan keteraturan penciptaan segala sesuatu yaitu dengan
ketentuan yang berupa ukuran. Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa turunnya ayat ini
berkenaan dengan bantahan kaum musyrikin quraisy terhadap penjelasan Rasulullah
tentang taqdir.
Pada dasarnya ayat tersebutlah yang mendasari perlakuan para ahli fisika dalam
menangani proses-proses alamiah. Mereka selalu mengadakan pengukuran terhadap
besaran-besaran fisis yang hendak mereka teliti. Kemudian keterkaitan satu besaran
dengan besaran yang lain dihubungkan dan dirumuskan dalam rumusan matematis.

10
PANDUAN PRAKTEK TILAWAH BAGIAN III

Al-Imran: 190-191

َ ‫ٱلرِنَٰمۡح‬ َ
َ ‫ٱّلله‬
‫يم‬
‫ح ه‬‫ٱلر ه‬ ‫ِمۡسِب‬

َ ُُ ‫َ َ َأ‬ َ ‫أ َأ‬ ُِ َ َ َ َ ‫أ‬ َ َٰ َ ‫َ أ‬ َ‫َ َ َ َ أ‬ ‫َ أ‬ َ


‫ ٱَّلهين يذكرون‬١٩٠ ‫ب‬
‫ه‬ َٰ ‫ب‬ ‫ل‬ ‫ٱۡل‬ ‫ِل‬
‫ه‬ ‫و‬ ‫ۡل‬
‫ه‬ ‫ت‬
ٖ َٰ ‫ٓأَلي‬ ‫ه‬ ‫ار‬‫ه‬ ‫ٱنل‬‫و‬ ‫ل‬
‫ه‬ ‫ٱَّل‬ ‫ف‬‫ه‬ ‫ل‬‫ه‬ ‫ت‬ ‫ٱخ‬‫و‬ ‫ه‬
‫ۡرض‬‫ٱۡل‬‫و‬ ‫ت‬
‫ه‬ َٰ ‫و‬َٰ ‫م‬‫ٱلس‬ ‫ق‬
‫إهن هِف خل ه‬
َ َٰ َ َ ‫َ َ َ َ َ َ أ‬ َ‫َ َ َ َ أ‬ ‫َ أ‬ َ َ ََ ُ َٰ َ َ ‫ودا َو‬
ٗ ُ ُ َ ٗ َٰ َ َ َ
‫ۡرض ربنا ما خلقت هذا‬ ‫لَع ُجنوب ه هه أم َو َيتفك ُرون هِف خل هق ٱلسمَٰو َٰ ه‬
‫ت وٱۡل ه‬ ‫ٱّلل ق هيما وقع‬

َ َ َ َ َ َ َ َ َٰ َ ‫َ َٰ ٗ ُ أ‬
١٩١ ‫ب هطل سبحنك فقهنا عذاب ٱنلاره‬

190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal
191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan
berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya
Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka
peliharalah kami dari siksa neraka

Surah Ali-Imran ayat 190-291 merupakan ayat yang mengisyaratkan tentang


PENCIPTAAN LANGIT DAN BUMI. berikut salah satu penjelasan mengenai ayat ini :
At-Tabari dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abas r.a.,bahwa orang-orang
Quraisy mendatangi kaum Yahudi dan bertanya,”Bukti-bukti kebenaran apakah yang
dibawa Musa kepadamu?” Dijawab, “Tongkatnya dan tangannya yang putih bersinar
bagi yang memandangnya”. Kemudian mereka mendatangi kaum Nasrani dan
menanyakan, “Bagaimana halnya dengan Isa?” Dijawab, “Isa menyembuhkan mata
yang buta sejak lahir dan penyakit sopak serta menghidupkan orang yang sudah mati.”
Selanjutnya mereka mendatangi Rasulullah saw. dan berkata, “Mintalah dari Tuhanmu
agar bukit safa itu jadi emas untuk kami.” Maka Nabi berdoa, dan turunlah ayat ini (Q.S.
Ali 'Imran/3:190-191), mengajak mereka memikirkan langit dan bumi tentang kejadiannya,
hal-hal yang menakjubkan di dalamnya, seperti bintang-bintang, bulan,dan matahari serta
peredarannya, laut, gunung-gunung, pohon-pohon, buah-buahan, binatang-binatang, dan
sebagainya.
Diriwayatkan dari Aisyah bahwa Rasulullah minta izin untuk beribadah pada suatu
malam, kemudian bangunlah dan berwudu lalu salat. Saat salat beliau menangis karena

11
PANDUAN PRAKTEK TILAWAH BAGIAN III

merenungkan ayat yang dibacanya. Setelah salat beliau duduk memuji Allah dan kembali
menangis lagi hingga air matanya membasahi tanah.
Setelah Bilal datang untuk azan subuh dan melihat Nabi menangis ia bertanya, “Wahai
Rasulullah, kenapa Anda menangis, padahal Allah Swt. telah mengampuni dosa-dosa Anda
baik yang terdahulu maupun yang akan datang?” Nabi menjawab, “Apakah tidak boleh
aku menjadi hamba yang bersyukur kepada Allah Swt.?” dan bagaimana aku tidak
menangis, pada malam ini Allah Swt. telah menurunkan ayat kepadaku. Kemudian beliau
berkata, “alangkah ruginya dan celakanya orang-orang yang membaca ayat ini tetapi tidak
merenungi kandungannya.”
Memikirkan terciptanya siang dan malam serta silih bergantinya secara teratur,
menghasilkan perhitungan waktu bagi kehidupan manusia. Semua itu menjadi tanda
kebesaran Allah Swt. bagi orang-orang yang berakal sehat. Selanjutnya mereka akan
berkesimpulan bahwa tidak ada satu pun ciptaan Tuhan yang sia-sia, karena semua
ciptaan-Nya adalah inspirasi bagi orang berakal.
Pada ayat 191 Allah Swt. menjelaskan ciri khas orang yang berakal, yaitu apabila
memperhatikan sesuatu, selalu memperoleh manfaat dan terinspirasi oleh tanda-tanda
besaran Allah Swt. di alam ini. Ia selalu ingat Allah Swt. dalam segala keadaan, baik waktu
berdiri, duduk, maupun berbaring. Setiap waktunya diisi untuk memikirkan keajaiban-
keajaiban yang terdapat dalam ciptaan-Nya yang menggambarkan kesempurnaan-Nya.
Penciptaan langit dan bumi serta pergantian siang dan malam benar-benar
merupakan masalah yang sangat rumit dan kompleks, yang terus menerus menjadi lahan
penelitian manusia, sejak awal lahirnya peradaban. Banyak ayat yang menantang manusia
untuk meneliti alam raya ini, di antaranya adalah Q.S. al-A’raf/7:54, yang menyebutkan
bahwa penciptaan langit itu dalam enam masa.
Terkait dengan penciptaan langit dalam enam masa ini, banyak para ilmuwan yang
terinspirasi untuk membuktikan dalam penelitian-penelitian mereka. Salah satunya adalah
Dr. Ahmad Marconi, dalam bukunya Bagaimana Alam semesta Diciptakan, Pendekatan al-
Qur’an dan sains Modern (tahun 2003), sebagai berikut:kata ayyam adalah bentuk jamak
dari kata yaum. Kata yaum dalam arti sehari-hari dipakai untuk menunjukkan terangnya
siang, ditafsirkan sebagai “masa”. Sedangkan “ayyam” bisa diartikan “beberapa hari
”, bahkan dapat berarti “waktu yang lama”. Abdullah Yusuf Ali, dalam The Holy Qur’
an,Translation and Commentary, 1934, menyetarakan kata ayyam dengan “age” atau “
eon” (Inggris). Sementara Abdu Suud menafsirkan kata ayyam dengan “peristiwa” atau
“naubat”. Kemudian diterjemahkan juga menjadi “tahap”, atau periode atau masa.
Sehingga kata sittati ayyam dalam ayat di atas berarti “enam masa”.
Secara ringkas, penjelasan “enam masa” dari Dr. Marconi adalah sebagai berikut:
Masa Pertama, sejak peristiwa Dentuman Besar (Big Bang) sampai terpisahnya
Gaya Gravitasi dari Gaya Tunggal (Superforce).
Masa Kedua, masa terbentuknya inflasi jagad raya, namun belum jelas bentuknya,
dan disebut sebagai Cosmic Soup (Sup Kosmos).
Masa Ketiga, masa terbentuknya inti-inti atom di Jagad Raya ini.
Masa Keempat, elektron-elektron mulai terbentuk.

12
PANDUAN PRAKTEK TILAWAH BAGIAN III

Masa Kelima, terbentuknya atom-atom yang stabil, memisahnya materi dan radiasi,
dan jagad raya terus mengembang.
Masa Keenam, jagad raya terus mengembang, hingga terbentuknya planet-planet.
Demikian juga dengan silih bergantinya siang dan malam, merupakan fenomena
yang sangat kompleks. Fenomena ini melibatkan rotasi bumi, sambil mengelilingi matahari
dengan sumbu bumi miring. Dalam fenomena fisika, bumi berkitar (precession) mengelilingi
matahari. Gerakan miring tersebut memberi dampak musim yang berbeda. Selain itu, rotasi
bumi distabilkan oleh bulan yang mengelilingi bumi. Subbahanallah. Semua saling terkait.
Kompleksnya fenomena penciptaan langit dan bumi serta silih bergantinya malam dan
siang, tidak akan dapat dipahami dan diungkap rahasianya kecuali oleh para ilmuwan yang
tekun, tawadhu’, dan cerdas. Mereka itulah para “ulul albab” yang dimaksud dalam ayat
di atas. Jadi, berpikir kritis dalam beberapa ayat tersebut adalah memikirkan dan melakukan
tadabbur semua ciptaan Allah Swt. sehingga kita sadar betapa Allah Swt. adalah Tuhan
Pencipta Yang Maha Agung, Maha Pengasih lagi Penyayang, dan mengantarkan kita
menjadi hamba-hamba yang bersyukur. Hamba yang bersyukur selalu beribadah (ritual dan
sosial) dengan ikhlas.

13
PANDUAN PRAKTEK TILAWAH BAGIAN III

Al – Anbiya : 30

َ ‫ٱلرِنَٰمۡح‬ َ
َ ‫ٱّلله‬
‫يم‬
‫ح ه‬‫ٱلر ه‬ ‫ِمۡسِب‬

‫أ‬ َ َ ُ ٓ َ ‫َ َ َ أ َ َ َ َ َ َ ُ ٓ َ َ َ َ َٰ َ َ أ َ َ َ َ َ َ أ ٗ َ َ َ أ َ ُ َ َ َ َ أ َ َ أ‬
‫ت وٱۡلۡرض َكنتا رتقا ففتقنَٰهماۖ وجعلنا مهن ٱلماءه ُك َش ٍء‬ ‫أو لم ير ٱَّلهين كفروا أن ٱلسمو َٰ ه‬

َ ُ ‫َ ِ َََ ُأ‬
٣٠ ‫حٍّۚ أفل يؤمهنون‬
ٍ
30. Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu
keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan
dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga
beriman

Surah Al-Anbiya ayat 30 merupakan ayat yang mengisyaratkan tentang


PENCIPTAAN ALAM SEMESTA. berikut salah satu penjelasan mengenai ayat ini :
Surat al-Anbiya’ tersebut merupakan salah satu petunjuk Allah berkaitan dengan
ilmu Fisika untuk dikembangkan manusia. Ayat tersebut memberikan gambaran kepada
manusia bahwa langit dan bumi dunia ini dahulu adalah satu kemudian terpisah
terbentuklah bumi dan langit sebagai tempat hidup manusia. Didalam Fisika hal itu dikenal
teori big bang sebagai asal mula terjadinya kehidupan di muka bumi.
Dari petunjuk al-Qur’an ini kemudian manusia harus berusaha mengembangkannya
menjadi ilmu yang mudah dipahami dan dibuktikan dengan eksperimen. Penelitian terhadap
alam untuk melihat realita alam yang digambarkan di dalam al-Qur’an ini sangat penting,
karena hal itu untuk menfungsikan akal dalam penguasaan ilmu pengetahuan.
Gambaran dalam Al-Qur’an tersebut hanya merupakan gambaran umum sebuah
pengetahuan dan untuk mengetahui secara lebih detail manusia harus mengadakan survei
di lapangan dengan melakukan eksperimen. Dari sinilah kemudian muncul ilmu Fisika
sebagai hasil kolaborasi antara petunjuk al-Qur’an dan kecerdasan akal manusia.
Jika manusia tidak mau memperhatikan dan melakukan penelitian yang untuk
kemudian disampaikan kepada para generasi berikutnya, maka manusia dapat terjebak
oleh kepercayaan-kepercayaan yang menyesatkan dan membekukan pola pikir, yaitu
mitos-mitos tentang kejadian-kejadian alam.
Hal tersebut telah terjadi pada zaman peradaban yunani kuno. Mereka mencari
jawaban atas pertanyaan yang mengganggu mereka tentang kejadian-kejadian alam ini,
namun mereka tidak menemukan jawaban akhirnya mereka mengambil kesimpulan-
kesimpulan berdasarkan takhayul, seperti jika gunung meletus itu karena penguasa gunung

14
PANDUAN PRAKTEK TILAWAH BAGIAN III

marah, dan lain sebagainya. Mitos-mitos tersebut bukan lah jawaban yang ilmiah atas
sebuah pertanyaan, dan hal itu dapat menyesatkan manusia dimana manusia sering
mengadakan sesaji-sesaji di gunung, bukit dan pohon besar agar penghuninya tidak marah.
Padahal semua itu merupakan perbuatan yang di kutuk, karena termasuk syirik.
Contoh tersebut telah menunjukkan akan arti sebuah ilmu pengetahuan tentang
gejala-gejala alam (Fisika), karena hal itu berkaitan dengan pondasi keimanan yang kuat
dan untuk menjaga generasi (keturunan), diperlukan pendidikan tentang ilmu tersebut.

15
PANDUAN PRAKTEK TILAWAH BAGIAN III

Yunus : 5

َ ‫ٱلرِنَٰمۡح‬ َ
َ ‫ٱّلله‬
‫يم‬
‫ح ه‬‫ٱلر ه‬ ‫ِمۡسِب‬
‫َ ٓٗ َ أَ َ َ ُ ٗ َ َ َ َُ َ َ َ َ أ َ ُ َ َ َ ِ َ َ أ‬ َ ََ َ َ َُ
‫اب َما‬
ٍّۚ
َ ‫ٱۡل َهس‬‫و‬ ‫ي‬‫ه‬ ‫ن‬‫ٱلس‬
‫ه‬ ‫د‬‫د‬‫ع‬ ‫وا‬‫م‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫ِله‬ ‫ل‬‫ه‬ ‫از‬‫ن‬ ‫م‬ ‫ۥ‬‫ه‬‫ر‬ ‫د‬‫ق‬‫و‬ ‫ا‬‫ور‬‫ن‬ ‫ر‬ ‫م‬ ‫ق‬ ‫ٱل‬‫و‬ ‫ء‬‫ا‬‫ي‬ ‫ض‬
‫ه‬ ‫س‬َ ‫ٱلش أم‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫ج‬ ‫هي‬
‫ٱَّل‬ ‫هو‬

َ َُ‫َأ َأ‬ َ ُ ِ َ ُ ِ َ‫أ‬ َ َ َ َُ ََ َ


‫ٱّلل ذَٰل هك إهَّل ب هٱۡل هق يف هصل ٱٓأۡلي ه‬
٥ ‫ت ل هقو ٖم يعلمون‬ َٰ ‫خلق‬

5. Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya
manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui
bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu
melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang
yang mengetahui

Surah Yunus ayat 5 merupakan ayat yang mengisyaratkan tentang CAHAYA DAN
PEREDARAN BULAN DAN MATAHARI. berikut salah satu penjelasan mengenai ayat ini :
Dalam surat Yunus ayat 5 menjelaskan tentang Allah menciptakan matahari bersinar
dan menciptakan bulan menerangi malam dengan cahayanya. Sesungguhnya cahaya
bulan itu berasal dari matahari, bagaikan cermin yang memantulkan cahaya dari matahari.
Di dalam tafsir Ibnu Katsir dikatakan bahwa sesungguhnya Allah telah menjadikan
sinar yang memancar dari tubuh matahari sebagai cahaya terang dan Dia menjadikan sinar
bulan sebagai cahaya. Allah menetapkan bulan pada beberapa manzilah. Pertama-pertama
bulan muncul dalam keadaan kecil, kemudian sinar dan bentuknya bertambah sehingga
sempurnalah menjadi purnama. Kemudian bulan itu berkurang sinar dan bentuknya
sehingga kembali kepada keadaan semula. Penamabahan dan pengurangan itu terjadi
selama satu bulan penuh.
Jadi, dapat diketahui bahwa dengan mengambil pelajaran dari peredaran bulan
terhadap bumi itu waktunya adalah satu bulan, yang kemudian disebut dengan satu bulan
qomariyyah ya’ni selama 29 hari, 12 jam, 44 menit, dan 2,8 detik.

16
PANDUAN PRAKTEK TILAWAH BAGIAN III

Al-Anbiya : 33

َ ‫ٱلرِنَٰمۡح‬ َ
َ ‫ٱّلله‬
‫يم‬
‫ح ه‬‫ٱلر ه‬ ‫ِمۡسِب‬

َ ُ َ ‫ََ َأ‬ ّٞ ِ ُ َ َ َ ‫َ َ َ َ أ َ َ َ َ َ َ َ أ َ َ أ‬ َ ََُ


٣٣ ‫ك يسبحون‬ ٖ ‫ل‬ ‫ف‬ ‫ِف‬
‫ه‬ ‫ُك‬ ۖ ‫ر‬ ‫م‬ ‫ق‬ ‫ٱل‬‫و‬ ‫س‬‫م‬ ‫ٱلش‬‫و‬ ‫ار‬‫ه‬ ‫ٱنل‬‫و‬ ‫ل‬ ‫ٱَّل‬ ‫ق‬‫ل‬ ‫خ‬ ‫هي‬
‫ٱَّل‬ ‫وهو‬

33. Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-
masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya

Surah Al-Anbiya ayat 33 merupakan ayat yang mengisyaratkan tentang CAHAYA


DAN PEREDARAN BULAN DAN MATAHARI. berikut salah satu penjelasan mengenai
ayat ini :
Telah kita ketahui bersama, bahwa matahari, bumi, bulan dan planet-planet lain di
jagad raya ini senantiasa bergerak berdasarkan garis edarnya masing-masing. Garis edar
ini berbentuk elips. Dalam pergerakannya, keseluruhan planet bersama masing-masing
satelitnya akan bergerak mengelilingi matahari sebagai pusat tata surya di galaksi
Bimasakti.
Ternyata, fakta pengetahuan tersebut juga telah di jelaskan di dalam Al-Quran sejak
ribuan tahun yang lalu. Sebagaimana Firman Allah SWT berikut yang artinya: Dan Dialah
yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari
keduanya itu beredar di dalam garis edarnya (Al-anbiya : 33)
Pengamatan astronomi telah membuktikan kebenaran fakta ini. Menurut ahli
astronomi, matahari bergerak sangat cepat dengan kecepatan mencapai 720 ribu km per
jam ke arah bintang Vega dalam sebuah garis edar yang dinamakan Solar Apex.
Selain matahari, semua planet dan satelit dalam sistem gravitasi matahari juga
berjalan menempuh jarak ini. Semua bintang yang ada di alam semesta juga berada dalam
suatu gerakan serupa.
Tatkala merujuk pada matahari dan bulan di dalam Al-Qur`an Surah Al-Anbiya ayat
33, bahwa semua bergerak pada masing-masing garis orbit atau edar tertentu.
Disebutkan pula dalam ayat yang lain bahwa matahari tidaklah diam tetapi bergerak
pada garis edar tertentu.
“Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha
Perkasa lagi Maha Mengetahui” (QS. Yaasiin [36] ayat 38)
Fakta-fakta yang disampaikan dalam Al-Qur`an ini telah ditemukan melalui
pengamatan astronomi di zaman kita sekarang. Menurut perhitungan para ahli astronomi
bahwa Matahari bergerak dengan kecepatan luarbiasa yang mencapai 720.000 Km/jam
kearah bintang Vega dalam sebuah garis edar yang disebut Solarafeks. Ini berarti Matahari

17
PANDUAN PRAKTEK TILAWAH BAGIAN III

bergerak sejauh ± 17.280.000 Km/hari. Bersama Matahari, semua planet dan satelit yang
berada dalam sistem gravitasi Matahari juga berjalan menempuh jarak ini. Selanjutnya
semua bintang di alam semesta berada dalam satu gerakan serupa yang terencana.

18

Anda mungkin juga menyukai