ARVIN RASENDRIA
140710180019
ABSTRAK
Bantarujeg merupakan suatu daerah yang berada di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Di
Bantarujeg terdapat 4 formasi batuan yang berbeda. Dimana formasi batuan tersebut terdiri
atas batu pasir, batu lempung, batu lanau, batu breksi, dan tuffa. Pada penelitian kali ini
dilakukan beberapa metode, yaitu metode GPS, menentukan strike dan dip, dan morfologi
batuan. Dilihat dari geomorfologi Bantarujeg, terdapat beberapa patahan dan lipatan. Hasil
yang didapat berupa nilai strike dan dip, mengetahui jenis batuan, dan mengetahui struktur
geologi di alam secara langsung.
Koordinat :
Elevasi 330M
UTM 49M 0195738
UTS 9229436
Strike N76ºE
Dip 30º
Koordinat :
Disini merupakan batas dari batu
Elevasi 318M
lempung dan lanau yang ditandai dengan
UTM 49M 0195747
batuan lempung digunakan untuk
menumbuhkan area persawahan dan
batuan lanau yang ditumbuhi oleh tanaman
bambu.
Di stasiun ini terdapat juga kekar yang
memiliki pola sama seperti sebelumnya
yang disebabkan oleh gaya tektonik dan
vulkanik. Pada kekar ini terdapat serpiha
putih yang dimana serpihan putih tersebut
adalah mineral kuarsa. Koordinat :
6. Stasiun 6 Elevasi 317M
UTM 49M 0195650
UTS 9229594
Lipatan yang ada pada stasiun ini
membentuk sebuah antiklin asimetris
karena arah dan besar gaya berbeda dari
kedua arah. Besar penunjaman didapatkan
dengan cara mengukur strike dan dip
kedua sayap dari antiklin itu sendiri.
Koordinat : Perpotongan antara garis horizontal dengan
Elevasi 327M besar penunjaman dari antiklin biasanya
UTM 49M 0195707 dijadikan jebakan minyak.
UTS 9229559
Pada stasiun ini terdapat banyak BAB V KESIMPULAN
sisipan batu lanau yang masih terdapat Wilayah Bantarujeg memiliki 4
sedikit batuan lempung yang terbawa dari jenis formasi batuan diantaranya formasi
daerah sebelumnya. Penunjaman dip di bantarujeg, formasi subang, formasi
stasiun ini semakin terlihat bahkan hampir cantayam, dan endapan gunung api. Disini
tegak lurus. juga terdapat banyak patahan yang
7. Stasiun 7 diakibatkan oleh pergeseran lempeng
Australia yang terus mendorong ke
lempeng Asia. Karena ditemukanya fosil
cacing laut dalam, maka dahulunya
daerahh Bantarujeg ini bisa dikatakan
sebagai laut dalam.
DAFTAR PUSTAKA
Noor, Djauhari. 2014. Pengantar Geologi.
Yogyakarta : Dee Publish
Kemendikbud. 2015. Geologi Dasar 1
Untuk SMA/MA Kelas X Semester 1.
Jakarta : Kemendikbud
Kemendikbud. 2014. Batuan Kelas X
Semester 2. Jakarta : Kemendikbud