Anda di halaman 1dari 6

GEOLOGI STRUKTUR : BANTARUJEG

ARVIN RASENDRIA
140710180019

ABSTRAK
Bantarujeg merupakan suatu daerah yang berada di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Di
Bantarujeg terdapat 4 formasi batuan yang berbeda. Dimana formasi batuan tersebut terdiri
atas batu pasir, batu lempung, batu lanau, batu breksi, dan tuffa. Pada penelitian kali ini
dilakukan beberapa metode, yaitu metode GPS, menentukan strike dan dip, dan morfologi
batuan. Dilihat dari geomorfologi Bantarujeg, terdapat beberapa patahan dan lipatan. Hasil
yang didapat berupa nilai strike dan dip, mengetahui jenis batuan, dan mengetahui struktur
geologi di alam secara langsung.

BAB I PENDAHULUAN Hari : Kamis


Bantarujeg merupakan suatu daerah Tanggal : 25 April 2019
yang berada di Kabupaten Majalengka, Lokasi Kegiatan : Bantarujeg, Majalengka
Provinsi Jawa Barat. Daerah ini memiliki Tujuan Percobaan
empat formasi batuan yang berbeda Untuk mengidentifikasi strukut
sehingga struktur geologi di daerah ini geologi dengan meninjau besar dan arah
cukup kompleks. Formasi batuan yang ada strike juga dip perlapisan batuan serta
di Bantarujeg ini terdiri atas Formasi untuk melakukan pemetaan geologi
Bantarujeg, Formasi Subang, Formasi sederhana agar dapat mengabarkan formasi
Cantayam, dan endapan Gunung Api. batuan pada peta geologi daerah
Disini juga ditemukan batuan beku yang di Bantarujeg.
perkirakan berasal dari Gunung Sireum
ataupun Gunung Ciremai ( karena daerah BAB II METODE PENELITIAN
ini juga berdekatan dengan Gunung Ada beberapa informasi yang kami cari
Ciremai). Di lokasi ini, batuan yang sering yaitu mencari koordinat pada GPS, lalu
dijumpai adalah batuan sedimen menentukan posisi pada peta, strike dan
perselingan antara batu pasir dan batu dip suatu singkapan, dan juga morfologi
lempung. batuan yang terdapat di daerah tersebut.
Waktu dan Lokasi Kegiatan 1. Mencari koordinat pada GPS
Pada kuliah lapangan di bantarujeg Untuk mencari koordinat pada GPS
ini dilaksanakan pada : ada beberapa langkah yang haru kita
lakukan. Pertama kita harus bagian E pada kompas mengikuti arah
menyiapkan GPS dan melakukan lapisan pada singkapan, lalu kita harus
beberapa kali kalibrasi (mencoba menyeimbangkan gelembung pada
menggunakan GPS) agar system/sinyal penampang berbentuk tabung sampai
pada GPS tidak tersangkut di tempat gelembung tersebut diam tepat di
sebelumnya. Selanjutnya letakkan GPS tengah tabung dengan cara memutar
di permukaan (bawah) karena pada bagian jarum pada bagian belakang
GPS ditentukan juga ketinggian tempat kompas geologi, setelah gelembung
kita berada. Lalu aktifkan atau mulai seimbang kita langsung lihat nilai
pelacakan koordinat pada GPS derajat pada kompas geologi, kita lihat
(dianjurkan untuk melakukannya nilai derajat pada skala dalam kompas
berkali-kali). Setelah pelacakan selesai geologi lalu kita catat nilai derajat
akan terlihat koordinat x y pada GPS, tersebut dengan penulisan “dip N …..°
ketinggian tempat. S”.
2. Menentukan strike dan dip suatu 3. Menentukan morfologi batuan
singkapan Menentukan morfologi batuan di
Pertama kita siapkan kompas geologi Bantarujeg dengan penjelasan dari Pak
untuk mencari strike dan dip pada Sartono sebagai Dosen Pembimbing dalam
singkapan yang kita temui. Untuk kuliah lapangan ini secara langsung.
mencari strike pertama kita harus
mendekatkan arah/bagian W kompas BAB IV HASIL/ANALISA
geologi ke lapisan pada singkapan, lalu 1. Stasiun 1
seimbangkan gelembung di penampang
yang bulat pada kompas dengan cara
menyeimbangkan kompas sampai
gelelmbung tersebut berada tepat di
tengah-tengah, lalu kunci kompas agar
saat kita gerakan untuk melihat derajat
strike tidak berubah lagi, lihat pada
skala bagian luar kompas untuk
melihat derajat strike, lalu catat nilai
derajatnya dengan penulisan “strike
….°”. Selanjutnya untuk menentukan
dip pertama kita harus mendekatkan
Koordinat : Koordinat :
Elevasi 396 M Elevasi 397 M
UTM 49M 0156785 UTM 49M 0193798
UTS 9170918 UTS 9229311
Tersusun atas batu lempung yang Terdiri dari batuan gunung api atau
licin jika terkena air dikarenakan batu batuan beku. Stasiun ini berada di seberang
lempung itu sendiri memiliki butiran yang stasiun 1. Di stasiun ini terdapat batuan
sangat halus sehingga mengurangi tingkat yang tidak berlapis dimana pada bagian
gaya gesek. Batu lempung yang ada di sini bawahnya terdapat batu breksi dan bagian
memiliki banyak kekar dan berwarna abu- atasnya terbentuk batuan tuff yang
abu. Strike dan dip pada perlapisan batuan terbentuk akibat abu vulkanik. Di sini juga
lempung ini tidak bisa dihitung karena terdapat beberapa kekar yang berwarna
berada pada daerah patahan sehingga hitam yang menunjukan kemagnetan
terlihat kacau. batuanya tinggi.
Disini juga terdapat patahan normal Pada batuan beku disini juga terdapat
yang jalur nya mengarah ke arah barat butiran-butiran putih yang meandakan
timur. Dip pada patahan ini diperkirakan mengandung kuarsa. Bentuk sungai di sini
memiliki nilai ±15º - ±45º. juga berkelok-kelok yang di pengaruhi
2. Stasiun 2 oleh tingkat kekerasan batuan di wilayang
yang dilewati aliran air sungai.
3. Stasiun 3
Koordinat : UTS 9229374
Elevasi 323M Pada staisun ini ditemukan banyak
UTM 49M 0195166 kekar. Dimana kekar tersebut memiliki
UTS 9229355 pola miring, melintang, dan kekar utama
Strike N85ºE yang searah dengan arah strike nya.
Dip 40-42º Disini terdapat singkapan perselingan
Terdapat lapisan batuan yaitu batu antara lempung dan lanau. Yang dimana
breksi, batu pasir, batu lempung dan batu batu lanau disini sudah tercampur oleh
pasir. Pada sebuah batu pasir terdapat fosil breksi.
cacing laut dalam yang memiliki umur 5. Stasiun 5
miosen. Pada beberapa batu pasir yang
muncul ke permukaan terdapat ada bagian
yang berwarna oranye uang disebabkan
oleh proses oksidasi.
4. Stasiun 4

Koordinat :
Elevasi 330M
UTM 49M 0195738
UTS 9229436
Strike N76ºE
Dip 30º
Koordinat :
Disini merupakan batas dari batu
Elevasi 318M
lempung dan lanau yang ditandai dengan
UTM 49M 0195747
batuan lempung digunakan untuk
menumbuhkan area persawahan dan
batuan lanau yang ditumbuhi oleh tanaman
bambu.
Di stasiun ini terdapat juga kekar yang
memiliki pola sama seperti sebelumnya
yang disebabkan oleh gaya tektonik dan
vulkanik. Pada kekar ini terdapat serpiha
putih yang dimana serpihan putih tersebut
adalah mineral kuarsa. Koordinat :
6. Stasiun 6 Elevasi 317M
UTM 49M 0195650
UTS 9229594
Lipatan yang ada pada stasiun ini
membentuk sebuah antiklin asimetris
karena arah dan besar gaya berbeda dari
kedua arah. Besar penunjaman didapatkan
dengan cara mengukur strike dan dip
kedua sayap dari antiklin itu sendiri.
Koordinat : Perpotongan antara garis horizontal dengan
Elevasi 327M besar penunjaman dari antiklin biasanya
UTM 49M 0195707 dijadikan jebakan minyak.
UTS 9229559
Pada stasiun ini terdapat banyak BAB V KESIMPULAN
sisipan batu lanau yang masih terdapat Wilayah Bantarujeg memiliki 4
sedikit batuan lempung yang terbawa dari jenis formasi batuan diantaranya formasi
daerah sebelumnya. Penunjaman dip di bantarujeg, formasi subang, formasi
stasiun ini semakin terlihat bahkan hampir cantayam, dan endapan gunung api. Disini
tegak lurus. juga terdapat banyak patahan yang
7. Stasiun 7 diakibatkan oleh pergeseran lempeng
Australia yang terus mendorong ke
lempeng Asia. Karena ditemukanya fosil
cacing laut dalam, maka dahulunya
daerahh Bantarujeg ini bisa dikatakan
sebagai laut dalam.
DAFTAR PUSTAKA
Noor, Djauhari. 2014. Pengantar Geologi.
Yogyakarta : Dee Publish
Kemendikbud. 2015. Geologi Dasar 1
Untuk SMA/MA Kelas X Semester 1.
Jakarta : Kemendikbud
Kemendikbud. 2014. Batuan Kelas X
Semester 2. Jakarta : Kemendikbud

Anda mungkin juga menyukai