Anda di halaman 1dari 17

XII REKLAMASI DAN PENUTUPAN TAMBANG

12.1 Pendahuluan
Usaha Pertambangan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk
mengeksploitasi mineral-mineral berharga yang berada di dalam bumi atau di
permukaan bumi dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Sebuku Minerals Co. merupakan perusahaan tambang bijih besi yang


memiliki izin usaha penambangan (IUP) yang disetujui oleh Bupati Kabupaten
Kotabaru, dengan luas wilayah izin usaha penambangan (WIUP) hektare (ha).
Sebuku Minerals Co. dilakukan dengan sistem tambang terbuka dengan metode
open pit, yang meliputi kegiatan pembongkaran, pemuatan, pengangkutan,
peremukan dan pemisahan.

Pertambangan berpotensi menyebabkangangguan terhadap lingkungan.


Tekanan publik terhadap kegiatan pertambangan diakibatkan oleh prilaku
beberapakegiatan pertambangan yang liar dan tanpa ijin, kurangnya pengetahuan
masyarakatterhadap teknologi pertambangan yang benar, sehingga sering muncul
prespeksi jelekterhadap pertambangan secara keseluruhan.

Untuk mengatasi permasalahan ini, perlu ada kebijakan penutupan tambang


yang bertujuan untuk mendorong setiap kegiatan pertambangan mempunyai
konsep pemanfaatan lahan bekas tambang.konsep pemanfaatan lahan bekas
tambang ini tentunya harus sesuai dengan rencana pembangunan daerah. Selain
itu, adanya dokumen rencana penutupan tambang, masyarakat akan mengetahui
bahwa lahan bekas tambang akan memberikan manfaat.

Ketika suatu perusahaan telah selesai beroperasi, akan muncul suatu


permasalahan yang berkaitan dengan lingkungan, sosial masyarakat, rehabilitasi
lahan dan lain sebagainya. Untuk itu perusahaan pertambangan pada saat
melakukan perencanaan penambangan juga mempunyai tangung jawab untuk
merencanakan hal-hal apa saja yang akan dilakukan ketika tambang selesai
beroperasi sehingga permasalahan tersebut di atas dapat segera ditangani karena
jika tidak dikelolah/ditangani dengan baik dan benar, akan berdampak negatif
bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. Dampak negatif yang sering dilihat
pada umumnya adalah erosi, adanya genangan air, adanya air asam tambang dan
perubahan topografi. Untuk meminimalisir dampak negatif tersebut, khususnya
terkait dengan kerusakan lingkungan hidup, sesuai pasal 96 Undang-undang
Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, setiap
pemegang IUP dan IUPK diwajibkan melaksanakan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan pertambangan, termasuk kegiatan reklamasi dan
pascatambang. Salah satu bentuk penanganan dampak negatif dari kegiatan
penambangan adalah melakukan reklamasi yang terencana. Reklamasi
dimaksudkan agar mengembalikan daya dukung lahan sesuai peruntukannya.

Pengaturan rencana penutupan tambang di Indonesia pertama kali


diaturdalam kepmen PE NO.4/1977, kemudian direvisi menjadi kepmen
No.1211.K/1995.Perencanaan penutupan tambang melibatkan banyak
stakeholder (perusahan pertambangan, pemerintah dan masyarakat). Dalam
kegiatan perencanaan tambang,ada beberapa alasan yang mendasari penutupan
tambang:

a. Cadangan bahan galian yang terdapat di suatu daerah tidak ekonomis untuk
dilakukan kegiatan penambangan
b. KP/SIPD yang dimiliki oleh perusahaan yang bersangkutan telah
berakhirmasa berlakunya
c. KP/SIPD yang dimiliki perusahaan dikembalikan ke pemerintah
d. Adanya perubahan perundang-undang yang menyebabkan tambang harus

ditutup

Perencanaan reklamasi harus sudah disiapkan sebelum melakukan operasi


penambangan. Reklamasi juga harus disesuaikan dengan tata ruang, dalam UU
RI No.26 Tahun 2007 disebutkan bahwa rencana tata ruang adalah hasil
perencanaan tata ruang. Untuk itu dalam melaksanakan reklamasi diperlukan
perencanaan yang baik, agar dalam pelaksanaannya dapat mencapai sasaran
yang dikehendaki.

12.2 Reklamasi
Reklamasi ialah usaha memperbaiki (memulihkan kembali) lahan yang
rusaksebagai akibat kegiatan usaha pertambangan, agar dapat berfungsi secara
optimal sesuai dengan kemampuannya dengan luas lahan yang telah ditentukan.
Menurut pengertian secara bahasa, reklamasi berasal dari kosa kata dalam
Bahasa Inggris, to reclaim yang artinya memperbaiki sesuatu yang rusak. Secara
spesifik dalam Kamus Bahasa Inggris-Indonesia terbitan PT. Gramedia
disebutkan arti reclaim sebagai menjadikan tanah (from the sea). Masih dalam
kamus yang sama, arti kata reclamation diterjemahkan sebagai pekerjaan
memperoleh tanah.

Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh orang dalam rangka


meningkatkan manfaat sumber daya lahan ditinjau dari sudut lingkungan dan
sosial ekonomi secara pengurugan dan drainase.

Menurut UU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan


Batubara disebutkan bahwa reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang
tahapan usaha pertambangan untuk menata, memulihkan dan memperbaiki
kualitas lingkungan dan ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai
peruntukannya.

Sedangkan menurut Young dan Chan (1997) reklamasi berasal dari kata to
reclaim yakni bermakna to bring back to proper state, artinya adalah membuat
kondisi menjadi lebih baik untuk pembudidayaan atau membuat sesuatu yang
sudah baik menjadi lebih baik, serta tidak mengandung implikasi pemulihan ke
kondisi asal tetapi lebih mengutamakan fungsi dan azas pemanfaatan lahan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), reklamasi adalah usaha


memperluas tanah (pertanian) dengan memanfaatkan daerah yang semula tidak
berguna (misal dengan cara menguruk daerah rawa-rawa) atau pengurukan
(tanah). Masih dalam KBBI, arti mereklamasikan adalah membuka tanah untuk
digarap (misal menjadi persawahan).

Pengertian lain dari reklamasi yang dihubungkan dengan kegiatan


pertambangan yaitu suatu usaha memperbaiki atau memulihkan kambali lahan
dan vegetasi dalam kawasan hutan yang rusak sebagai akibat kegiatan usaha
pertambangan dan energi agar dapat berfungsi berdasarkan kecocokan lokasi
penambangan.

12.2.1Legalitas Reklamasi Lahan Pasca Tambang


Kegiatan reklamasi lahan pasca kegiatan penambangan mengacu
padaperaturan perundangan-undangan yang berlaku dimana dari kegiatan
penambangan yang diusahakan tidak menimbulkan dampak yang menganggu
kelestarian lingkungan.
Adapun peraturan perundang-undangan tersebut, antara lain, Dasar hukum
yang di gunakan pada pekasanaan Reklamasi dan penutupan tambang Sebuku
Minerals Co. yaitu:
a. Keputusan ketua Bapedal KEP No. 056 tahun 1994, tentang pengelolaan
dampaknegatif yang ditimbulkan akibat kegiatan penambangan
b. Ketentuan Menteri Negara lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2001,
tentang statusanalisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL)
c. PERMEN ESDM No. 18 Tahun 2008 Tentang Reklamasi dan Penutupan
Tambang.
d. UU No. 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.
Pasal 99ayat 1 dan 2, Pasal 100 ayat 1 sampai 3, Pasal 101
e. PP No. 78 Tahun 2010 tentang reklamasi dan pascatambang
f. PERMEN ESDM No. 07 Tahun 2014 Tentang Pelaksanaan Reklamasi
dan Pascatambang pada Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan
Batubara.

12.2.2Teknik Reklamasi Lahan Bekas Tambang


Seluruh lokasi penambangan mempunyai kondisi tertentu yang
akanmempengaruhi pelaksanaan reklamasi. Pelaksanaan reklamasi umumnya
merupakan gabungan dari teknik sipil dan teknik vegetasi.

Pekerjaan teknik sipil meliputi:

a. Saluran pembuangan air


b. Bangunan pengendali lereng
c. Check dam
d. Penangkap oli bekas
e. Dan lain-lain yang di sesuaikan dengan kondisi tempat.

Sedangkan pekerjaan teknik vegetasi meliputi:

a. Pola tanam ,
b. Sistem penanaman,
c. Jenis tanaman yang disesuaikan dengan kondisi tempat,
d. “cover crop” dan lain-lain.

Teknik reklamasi lahan pasca tambang Sebuku Minerals Co. dilakukan


dengan menggunakan kedua teknik diatas. Teknik sipil untuk penyediaan fasilitas
penelitian sedangkan teknik vegetasi digunakan pada penanaman tanaman pohon
gersen dan pohon-pohon yang berdiameter tidak begitu besar.

Pelaksanaan reklamasi pada Sebuku Minerals Co. meliputi kegiatan sebagai


berikut:

1. Persiapan lahan yang berupa pengamanan lahan bekas tambang,


pengaturan bentuk lahan, pengaturan/penempatan bahan tambang kadar
rendah yang belum dimanfaatkan,
2. Pengendalian erosi dan sedimentasi,
3. Pengelolaan tanah pucuk,
4. Revegetasi (penanaman kembali) dan atau pemanfaatan lahan bekas
tambang untuk tujuan lainnya, dalam hal ini teknik reklamasi lahan pasca
tambang Sebuku Minerals Co. yang akan digunakan sebagai tempat
rekreasi dan sebagai taman wisata.

12.2.3 Kendala Pemulihan Vegetasi PascaTambang


Kendala utama dalam melakukan aktivitas vegetasi pada lahan-lahan
terbuka bekas penambangan adalah kondisi tanah yang marginal bagi
pertumbuhan tanaman. Kondisi ini secara langsung akan mempengaruhi
pertumbuhan tanaman. Untuk dapat mengatasi masalah ini, maka karakteristik
fisik, kimia dan biologi tanah perlu diketahui.
a. Kondisi Fisik Tanah
Berbagai aktivitas dalam kegiatan penambanganmenyebabkan
rusaknya struktur,teksttur,porositas dan bulk density sebagai karakter fisik
tanah yang penting bagi pertumbuhan tanaman.Kondisi tanah yang kompak
karena pemadatanmenyebabkan buruknya sistem tata air (waterinfiltration
and percolation) dan aerasi(peredaran udara) yang secara langsung
dapatmembawa dampak negatif terhadap fungsi danperkembangan akar.
Akar tidak dapatberkembang dengan sempurna dan fungsinya sebagai
absorpsi unsur hara akan terganggu.Akibatnya tanaman tidak dapat
berkembangdengan normal tatapi tetap kerdil dan tumbuh merana.

b. Kondisi Kimia Tanah


Dalam profil tanah yang normal lapisan tanahatas merupakan sumber
unsur-unsur haramakro dan mikro bagi pertumbuhan tanaman.Selain itu
juga berfungsi sebagai sumber lahanorganik untuk menyokong kehidupan
mikroba.Hilangnya lapisan tanah atas (top soil) yangproses
pembentukannya memakan wakturatusan tahun (Bradshaw, 1983)
dianggapsebagai penyebab utama buruknya tingkatkesuburan tanah pada
lahan-lahan bekaspenambangan.

Tanah bekas tambang yang akan ditanambiasanya berupa campuran


dari berbagai bentukbahan galian yang ditimbun satu sama lainnyasecara
tidak beraturan dengan komposisicampurannya sangat berbeda satu tapak
ketapak lainnya. Hal ini tentunya mengakibatkansangat bervariasinya reaksi
tanah (pH) dankandungan unsure hara pada areal-areal yangditanami.
Karena besarnya variasi ini makasangat menyulitkan dalam menentukan
takaransoil amandement atau soil ameliorant yang perludiberikan guna
memperbaiki kondisi tanah-tanahtersebut.

c. Kondisi Biologi Tanah


Hilangnya lapisan top soil dan serasah (literlayer) sebagai sumber
karbon untuk menyokongkehidupan mikroba potensial merupakanpenyebab
utama buruknya kondisi populasimikroba tanah. Hal ini secara tidak
langsungakan sangat mempengaruhi kehidupan tanamanyang tumbuh di
permukaan tanah tersebut.

Dengan demikian maka sebelum penambangan dilakukan Sebuku Minerals


Co. lebih dahulu menganalisis kondisi-kondisi tersebut pada lahan yang akan di
tambang sehingga kondisi tersebut telah diketahui guna mendukung/mempermuda
dalam rencana kegiatan reklamasi sesuai peruntukannya.

12.2.4Aspek Teknik Rehabilitasi Tambang


Pada Sebuku Minerals Co. aspek teknis yang dicermati pada pelaksanaan
rehabilitasi lahan bekas tambang yaitu:

1. Pengaturan bentuk lereng,


a. Pengaturan bentuk lereng dimaksudkan untuk mengurangi kecepatan air
limpasan; erosi dan sedimentasi serta longsor dalam hal ini Sebuku
Minerals Co. mengatur bentuk lereng yaitu agar miring tidak terlalu tinggi
atau terjal dan dibentuk berteras-teras.
2. Pengaturan saluran pembuangan air (SPA),
a. Untuk pengaturan saluran pembuangan air (SPA) Sebuku Minerals Co.
membuat selokan langsung ke penampungan sementara sehingga air
sekitar area penambangan yang mempunyai potensi berhaya langsung
dialirkan ke tempat pengendapan/penampungansementara untuk di
netralisis. Jumlah/ kerapatan dan bentukSPA Pada Sebuku Minerals Co.
tegantungan dari bentuk lahan (topografi) dan luas area yang di reklamasi.
3. Untuk pengelolaan material pembangkit air asam Sebuku Minerals Co.
menyediakan kolam pengendapan untuk menetralisis dan melakukan
pengecekan secara berkala pada daera terkontraminasi,
4. Sebuku Minerals Co. Rekondisi tanah sekitar area tersebut sebagai media
tanam.
Rehabilitasi tambang dilakukan pada lahan bekas penambangan. Dimulai
dengan kegiatan pembersihan lahan yang selanjutnya akan dilakukan penebaran
top soil di atasnya. Setelah top soil tersebar akan dilakukan pemupukan lahan agar
kebutuhan unsur hara tanaman terpenuhi. Lahan yang sudah siap tidak semuanya
akan ditanami pohon jati super dan sengon solomon. Hanya 10 ha yang akan
ditanami pohon jati super dan sengon, sedangkan sisanya akan digunakan kembali
oleh warga untuk lahan pertanian lainnya. Kegiatan ini akan terus dilakukan
pemantauan sampai dirasakan keadaan lokasi bekas penambangan tidak
mengganggu kestabilan lingkungan alam. Kegitan rehabilitasi antara lain adalah:

a) Lokasi lahan yang akan direklamasi


Top soil yang diambil pada tahap pembersihan lahan ditimbun kembali pada
lahan bekas tambang agar dapat dimanfaatkan untuk pertanian dan penanaman
pohon jati super dan sengon. Jalan tambang yang ada tetap dipertahankan sebagai
akses masuk menuju ke lokasi revegetasi. Adapun semua bangunan tetap
dipertahankan pasca kegiatan Bangunan dipertahankan guna kepentingan pasca
revegetasi (tempat penyimpanan pupuk dan peralatan perkebunan) dan
masyarakat bila diperlukan.

Pada Sebuku Minerals Co. ada beberapa aspek teknik tahapan-tahapanyang


akan dilakukan pada pelaksanaanrehabilitasi lahan bekas tambang yaitu sebagai
berikut:
1. Pengaturan bentuk lereng,
Pengaturan bentuk lereng dimaksudkan untuk mengurangi kecepatan air
limpasan;erosi dan sedimentasi serta longsor dalam hal ini Sebuku Minerals
Co. mengatur bentuk lereng yaitu agar miring tidak terlalu tinggi atau terjal.
2. Pengaturan saluran pembuangan air
Untuk penentuan saluran penampang, maka Sebuku Minerals Co.
akanmembuat paritan ke panampungan sementara sehingga air sisa
penambangan tidakberpotensi menimbulkan bahaya, oleh sebab itu air sisa
penambangan akandialirkan ketempat pengendapan sampai air tersbut di
netralisir
3. Sebuku Minerals Co. juga akan menyisahkan jenjang yang nantinya
akandibuat menjadi tempat rekreasimasyarakat sekitar.

12.2.5 Perencanaan Reklamasi Lahan Pasca Tambang


Sesuai dengan, sistem penambangan metode penambangan yang akan
digunakan Sebuku Minerals Co. yaitu tambang terbuka dengan menggunakan
metode open pit bertujuan menjadikanlahan bekas tambang menjadi tempat yang
lebih bermanfaat dan dapat digunakan sebagai tampat rekreasi/wisata dalam hal
ini akan dijadikan suatu danau buatan berdasarkan lubang bekas tambang (open
pit). Salah satu tujuannya adalah orang-orang yang berkunjung ke Kalimantan
Selatan khususnya dapat menikmati pemandngan dan menjadi tujuan tempat
rekreasi nantinya seperti danau dan wahana bermain yang sasarannya adalah
mulai dari anak-anak kecil hingga orang dewasa bisa menggunakan fasilitas
tersebut. Sehingga dapat meningkatkan dari pendapatan daerah juga nantinya.
Adapun tempat/bangunan yang akan di alih fungsikan sesudah
penambangan menjadi tempat wisata yaitu:
1. Lahan bekas tambang (Open Pit) akan dimanfaatkan sebagian
menjadi danau buatan yang nantinya danau tersebut akan dijadikan
wahana bebek air setelah dilakukan perencanaan geotek agar tidak
terjadi longsor.
2. Bangunan atau kantor disekitar akan menjadi pusat permainan
(billyard, wahana atau tempat bermain anak-anak serta keluarga,
dll)
3. Lokasi sekitar akan di jadikan sebagai taman-taman bunga untuk
memperindah lokasi tersebut.

12.2.6 Rencana Biaya Reklamasi

12.3 Penutupan Tambang


12.3.1 Perencanaan Penutupan Tambang
Penutupan tambang adalah kegiatan yang bertujuan memperbaiki atau
menata kegunaan lahan yang terganggu sebagai akibat dihentikannya kegiatan
penambangan dan/atau pengolahan dan pemurnian untuk memenuhi kriteria
sesuai dengan dokumen Rencana Penutupan Tambang.
Program penutupan tambang bertujuan untuk memulihkan atau
memperbaiki kondisi sumberdaya sisa aktivitas penambangan agar dapat
difungsikan semaksimal mungkin bagi tujuan pembangunan yang berkelanjutan
pasca penambangan. Aspek penting yang menjadi dasar dalam perencanaan
penutupan tambang ini meliputi aspek ekologis dan sosial ekonomi. Pertimbangan
dari segi ekologis didasari kepada upaya menimalisir dampak buruk yang
berkelanjutan bagi masyarakat setempat. Sedangkan pertimbngan dari aspek
sosial ekonomi didasari kepada kemungkinan-kemungkinan pemamfaatan
sumberdaya yang ada sebagai sarana penggerak perekonomian yang berkelanjutan
bagi masyarakat. Untuk tujuan yang dimaksud, maka program pokok penutupan
tambang yang akan dilaksanakan meliputi upaya rehabilitasi dan reklamasi tapak
bekas aktivitas tambang, pemeliharaan dan perawatan sumberdaya yang dapat
dimamfaatkan serta pemberdayaan lokal guna meningkatkan ketahanan ekonomi
masyarakat.

12.3.2 Perencanaan Penutupan Tambang


Untuk meminimal dampak-dampak yang ada, maka Sebuku Minerals Co.
melakukan pemantauan lingkungan yang dilakukan selama kegiatan
penambangan dan setelah kegiatan penambangan berakhir yaitu selama 1 tahun
setelah tambang ditutup, sebagai tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan
sekitar. Adapun aspek teknis fisik yang dipantau adalah :
a) Kualitas air
Pemantauan kualitas air dilakukan setiap 3 bulan sekali, yaitu meliputi :
- Kekeruhan
- Jumlah zat yang tersuspensi
- pH air.
b) Kondisi tanah
Pemantauan kualitas tanah dilakukan setiap 6 bulan sekali.
c) Kondisi udara
Pemantauan kualitas udara dilakukan 3 bulan sekali, terutama pada musim
kemarau karena udara berdebu.

12.3.3 Aspek Teknis Rehabilitas Tambang


Aspek Teknis Yang Dicermati Pada Pelaksanaan Reklamasi/Rehabilitasi
Lahan Bekas Tambang adalah sebagai berikut :
 Struktur dan stabilitas timbunan
 Demensi timbunan sesuai peruntukannya
 Penataan kontur serta perataan timbunan
 Pengaturan drainase air permukaan
 Pengendalian erosi dan sedimentasi
 Rekondisi tanah sebagai media tanam
Dengan adanya pengawasan secara berkala dan terpadu, tindakan
pencegahan atau pengendalian perubahan lingkungan dapat segera dikoreksi.
Rehabilitasi lahan bekas tambang memerlukan waktu, teknologi dan biaya
yang tidak sedikit, maka pelaksanaannya harus selaras dengan kegiatan
pertambangan yang dilaksanakan sampai pada bentuk rehabilitasi yang
dikehendaki.

12.3.4 Perencanaan Penutupan Pasca Tambang


Dengan adanya proyek pertambangan bahan galian batu andesitakan
mengakibatkan suatu dampak baik langsung maupun tidak langsung ataupun
dampak positif dan negatif, terhadap lingkungan tersebut.
Dampak positif biasanya memperoleh nilai atau manfaat, dan sebaliknya
dampak negatif akan merugikan lingkungan tersebut. Dampak tersebut baik
pengaruh abiotik atau fisik (tanah, air dan udara), pengaruh biotik (flora dan
fauna) serta pengaruh ekonomi dan sosial budaya.Untuk mengatasi dampak
lingkungan tersebut terutama dampak negatif sebelumnya dilakukan analisis.Lalu
digunakan sebagai pedoman untuk perencanaan penutupan tambang. Rencana
penutupan tambang didesain berdasarkan hal-hal sebagai berikut :
 Peruntukan lahan bekas tambang.
 Evaluasi dampak penting pada tahap penutupan tambang.
 Rencana Tata Ruang Wilayah daerah bekas penambangan.
Diharapkan rencana kegiatan ini memberikan informasi khusus yang
berhubungan dengan pemanfaatan lahan pasca tambang yang dapat
diperhitungkan baik terhadap persoalan peruntukan lahan pada pasca tambang
maupun terhadap persoalan lingkungan.
Peraturan perundangan yang menjadi landasan hukum pelaksanaan
reklamasi lahan pasca tambang adalah sebagai berikut :
1. Undang-Undang No. 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan
Batubara.
2. Undang-Undang No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
3. Peraturan Pemerintah No. 76 tahun 2008 tentang Rehabilitasi dan
Reklamasi Hutan.
4. Peraturan Pemerintah No. 22 tahun 2010 tentang Wilayah Pertambangan.
5. Peraturan Pemerintah No. 23 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan
Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara.
6. Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 2012 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah No. 23 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan
Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara.
7. Peraturan Pemerintah No.1 tahun 2014 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Pemerintah No. 23 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan
Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara.
8. Peraturan Pemerintah No. 55 tahun 2010 tentang Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan Mineral
dan Batubara.
9. Peraturan Pemerintah No. 78 tahun 2010 tentang Reklamasi dan
Pascatambang.
10. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 18 tahun 2010
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral.
11. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No.18 Tahun 2008
tentang Pelaksanaan Reklamasi dan Penutupan Tambang diperbarui
dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No.7 Tahun
2014 tentang Pelaksanaan Reklamasi dan Pascatambang pada Kegiatan
Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara.
12. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 2 tahun 2013
tentang Pengawasan Terhadap Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha
Pertambangan yang Dilaksanakan Oleh Pemerintah Provinsi dan
Pemerintah Kabupaten/Kota.

12.3.5 Rencana Biaya Penutupan Tambang


Perhitungan biaya penutupan tambang terdiri dari :

1. Biaya Langsung.
Uraian mengenai biaya yang perlu dihitung dalam penyusunan rencana biaya
penutupan tambang meliputi :
a. Pengelolaan Lubang bukaan bekas tambang.
b. Reklamasi dan Revegetasi lanjutan
c. Renovasi bekas fasilitas pengolahan;
d. pemeliharaan dan perawatan
e. Pemeliharaan bangunan bekas kantor tambang
f. Pembongkaran bekas Stock Yard dan
g. Pelatihan Bagi Masyarakat sekitar sebagai pengganti usaha.
2. Biaya Tidak Langsung.
Uraian mengenai biaya yang harus dimasukkan dalam perhitungan
reklamasi dan sedapat mungkin ditetapkan dengan menggunakan standar
acuan, yang ditentukan sebagai berikut:
a. Biaya mobilisasi dan demobilisasi alat sebesar 2,5 % dari biaya
langsung atau berdasarkan perhitungan.
b. Biaya perencanaan reklamasi sebesar 2 % - 10 % dari biaya langsung.
c. Biaya administrasi dan keuntungan kontraktor sebesar 3 % - 14 % dari
biaya langsung.
d. Biaya supervisi sebesar 2 % - 7 % dari biaya langsung.
e. Total Biaya

12.3.6 Jaminan Penutupan Tambang


Perusahan wajib menyediakan jaminan penutupan tambang. Jumlah jaminan
penutupan tambang dihitung berdasarkan perkiraan biaya pemulihan, pemantauan
dan pemiliharaan wilayah serta biaya penanganan Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3) seperti yang tercantum dalam Rencana Penutupan Tambang (RPT) yang
meliputi :
1. Pembongkaran bangunan dan pemasangan tanda bahaya,
2. Kolam tailing, termasuk kolam sedimentasi dan penjernuhan,
3. Kolam air tambang,
4. Timbunan limbah batuan
Jaminan penutupan tambang pada Sebuku Minerals Co. akan ditempatkan
pada setiap tahun sejak produksi tambang berlangsung. Bentuk jaminan
penutupan tambang berupa Deposito Berjangka dan akan dicairkan ketika peda
kegiatan penutupan tambang dilakukan.

12.3.7 Gambaran Rona Akhir Tambang


Adapun gambaran dari rona akhir tambang adalah lahan bekas tambang
permukaan (open pit mining) akan ditimbun dan menyisakan beberapa jenjang
pada permukaan untuk nantinya akan digunakanmenjadi sebagai pusat wahana
bermain bebek air. Jadi pada area bekas tambang tidak dilakukan penimbunan
seutuhnya. Material yang digunakan adalah material hasil dari pengupasan tanah
pucuk (top soil) dan Over Burden. Serta revegetasi di sekitar area penambangan
yang telah sedikit berubah dari keadaan awalnya akan jugadilakukan.

12.3.8 Hasil Konsultasi Dengan Pemangku Kepentingan


Sebelum memutuskan untuk melakukan revegetasi lahan bekas
penambangan dan pembuatan wahanabebek air, dilakukan konsultasi dengan
kepala dusun, kepala desa, ketua RT, ketua RW, dan tokoh masyarakat serta tokoh
agama setempat untuk membicarakan bagaimana rencana peruntukan lahan bekas
tambang dan pembuatan wahana bebek air tersebut agar dapat dimanfaatkan dan
dikelola oleh masyarakat setempat. Hasil dari konsultasi dengan pemangku
kepentingan tersebut adalah lahan bekas tambang dilakukan revegetasi dengan
penanaman pohon gersen serta pembuatan taman-taman bunga dan wahana bebek
air yang akan dikelola dan dikerjakan oleh pekerja dari masyarakat setempat.
Sedangkan bekas bangunan kantor, pabrik pengolahan dan sebagian fasilitas
lainya akan dijadikan sebagai kantor pengelola wahana dan tempat hiburan
keluarga serta anak-anak.

12.3.9 Pengelolaan Asset dan Lokasi


Adapun pengelolaan asset dan lokasi dari hasil kegiatan penambangan
Sebuku Minerals Co. adalah sebagai berikut :

1. Tapak Bekas Tambang


Kegiatan utama yang dilakukan adalah melakukan pembongkaran fasilitas
tambang, dan reklamasi bekas fasilitas tambang, lokasi penambangan, dan bekas
kolam pengendapan serta pengamanan semua bukaan tambang yang berpotensi
bahaya terhadap manusia.
2. Fasilitas Pengolahan
Kegiatan utama yang dilakukan adalah melakukan pembongkaran fasilitas
pengolahan dan reklamasi bekas fasilitas pengolahan, serta stabilisasinya, dan
pemulihan (remediasi) tanah yang terkontaminasi bahan kimia, minyak dan B3.
3. Fasilitas Pengolahan
Kegiatan utama yang dilakukan adalah melakukan pembongkaran sisa-sisa
bangunan yang tidak tergunakan, transmisi listrik, dan pipa. Pembongkaran
peralatan, mesin, tangki bahan bakar minyak, dan pelumas. Selain itu juga
dilakukan reklamasi lahan bekas sarana transportasi, serta pemulihan (remediasi)
tanah yang terkontaminasi bahan kimia, minyak dan B3.
4. Pemeliharan dan Perawatan
Yang dimaksud adalah pemeliharaan dan perawatan terhadap tapak bekas
tambang, lahan bekas fasilitas pengolahan, dan lahan bekas fasilitas penunjang.

12.3.10 Manajemen Penutupan Tambang


Manajemen untuk peutupan tambang (mine closure) tidak begitu banyak,
hanya memerlukan beberapa divisi maupun staf–staf dikarenakan lingkup
kerjanya hanya untuk pengelolaan dan pemantauan kegiatan yang telah
direncanakan. Adapun staf–staf yang melakukan pengerjaan mine closure adalah
yang tercantum di diagram organisasi, kegiatan yang dilakukan antara lain
bertanggung jawab dan mengawasi atas K3, perawatan berkala, melakukan
rehabilitasi, pemantuan terhadap semua kegiatan dalam mine closure.
Adapun organisasi pada bagian penutupan tambang adalah sebagai
berikut:
DIVISI
LINGKUNGAN,
K3, DAN COMDEV

BAG. BAG. K3 BAG. COMDEV


LINGKUNGAN

STAFF STAFF : STAFF


- LISTRIK
- MEKANIK
- PENAMBANGAN

Gambar 11.1. Diagram Alir Organisasi Penutupn Tambang

12.3.11 Ruang Lingkup dan Landasan Logika Analisis Dampak Sosial


Kegiatan penting yang dilakukan pada penutupan tambang adalah
penanganan tenaga kerja pasca operasional tambang dan pengembangan usaha
alternatif untuk masyarakat lokal yang disesuaikan dengan program-program
coorporate social responsibility (CSR) ataupun dari Comdev (community
development).
1. Penanganan Tenaga Kerja Pasca Tambang
Pengurangan tenaga kerja tambang SebukuMineralsCo. akan dilaksanakan
secara bertahap. Pemutusan hubungan kerja ini akan memutus sumber
penghasilan tetap para pekerja tambang. Bagi mereka yang masih relatif muda
dapat berusaha untuk mendapatkan lapangan pekerjaan baru pada proyek yang
lain. Sedangkan mereka yang telah berumur, alternatif pekerjaan baru relatif
terbatas. Bersamaan dengan rasionalisasi tenaga kerja, maka akan bedampak pada
penurunan perekonomian lokal. Agar para mantan pekerja dapat mempersiapkan
diri untuk mencari pekerjaan lain dan atau lapangan usaha baru, maka penanganan
terhadap pekerja tambang setelah tambang ditutup akan dilakukan dengan cara:
a. Memberikan bimbingan guna mempersiapkan diri untuk pengalihan ke
pekerjaan lain kepada para karyawan jauh hari sebelum rasionalisasi
tenaga kerja,
b. Memberikan pesangon dan uang jasa kepada karyawan yang di PHK
sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
c. Membantu menghubungkan mantan pekerja yang masih produktif kepada
perusahaan lain yang bergerak pada sektor yang sejenis,
d. Menerbitkan dan mengedarkan brosur-brosur peluang usaha alternatif
yang dapat digeluti para pekerja selepas operasional Sebuku Minerals Co.
sesuai dengan potensi yang dapat diberdayakan.
2. Pengembangan Usaha Alternatif Bagi Masyarakat Sekitar
Masyarakat sekitar yang terdapat disekitar lokasi Sebuku Minerals Co.
adalah masyarakat Daerah Pulau Sebuku yang merupakan masyarakat
pedalaman dengan mata pencarian sebagian besar adalah berkebun, nelayan,
sekalipun ada beberapa yang PNS. Bagi masyarakat yang akan menekuni
bidang pertanian pangan dan perkebunan, akan dikaikan dengan
ketersediaan sumberdaya lahan pada kawasan budidaya non kehutanan.
Sedangkan bagi kelompok masyarakat yang cenderung ke sektor kehutanan,
program pembinaan akan dikaitkan pada kawasan hutan maupun kawasan
budidaya non kehutanan.

12.3.12
12.3.13
12.3.14

Anda mungkin juga menyukai