Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PANCASILA

KONSEP PEMBERANTASAN KORUPSI DAN


KENDALA YANG DIHADAPI DALAM PEMBERANTASAN
KORUPSI DI INDONESIA

Dosen Pengampu : Nining Yurista Prawitasari, S.H., M.H.

Disusun oleh :
Ayu Azzahra (202522002)
Brillian Bintang Philana (202522011)

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA


TRI BHAKTI BUSINESS SCHOOL
PRODI AKUNTANSI
TA GANJIL 2022/2023

1
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR................................................................................................................ii

ARTIKEL KASUS....................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................5

A. Latar Belakang.............................................................................................................5

B. Rumusan Masalah........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................2

A. Konsep Pemberantasan Korupsi...................................................................................2

B. Konsep Pemberantasan Korupsi Yang Menitikberatkan Pada Pembentukan Karakter


Manusia................................................................................................................................7

C. Konsep Pemberantasan Korupsi Yang Menitikberatkan Pada Upaya Preventif


Pencegahan Korupsi.............................................................................................................8

D. Konsep Pemberantasan Korupsi Yang Menitikberatkan Pada Upaya Repesif


Penindakan Korupsi.............................................................................................................9

E. Kendala-Kendala Yang Dihadapi Dalam Pemberantasan Korupsi di Indonesia.........10

BAB III PENUTUP..................................................................................................................10

A. Kesimpulan.................................................................................................................10

B. Saran...........................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................11

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya dan karunia-Nya
saya dapat menyelesaikan makalah singkat tepat pada waktunya. Adapun judul dari
makalah singkat ini adalah “Konsep Pemberantasan Korupsi”. Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Pancasila yang diampu oleh Nining Yurista
Prawitasari, S.H., M.H.

Pada kesempatan kali ini, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen mata
kuliah Pancasila yang telah membimbing kami untuk menyelesaikan makalah ini. Selain
itu, kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Bekasi, 23 November 2022

Penulis

iii
ARTIKEL KASUS

Jakarta Selatan, Kominfo - Kasus korupsi merupakan kejahatan yang memiliki dampak
luar biasa sehingga juga harus ditangani secara luar biasa. Meskipun beberapa kasus
korupsi besar telah berhasil ditangani, Presiden Joko Widodo mengingatkan aparat
penegak hukum untuk tidak berpuas diri dan terus meningkatkan upaya pemberantasan
korupsi di Indonesia.

“Aparat penegak hukum termasuk KPK sekali lagi jangan cepat berpuas diri dulu
karena penilaian masyarakat terhadap upaya pemberantasan korupsi masih dinilai belum
baik. Kita semua harus sadar mengenai ini,” ucap Presiden saat memberikan sambutan
pada acara peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia Tahun 2021 yang digelar di Gedung
Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Kamis (09/12/2021).

Kepala Negara menyebutkan bahwa kasus korupsi yang ditangani aparat penegak
hukum memiliki jumlah yang luar biasa. Beberapa kasus korupsi besar juga berhasil
ditangani secara serius, seperti kasus Jiwasraya, Asbari, dan Bantuan Likuiditas Bank
Indonesia (BLBI).
Presiden menjelaskan, pada periode Januari sampai November 2021, Polri telah
melakukan penyidikan 1.032 perkara korupsi dan kejaksaan pada periode yang sama
telah melakukan penyidikan sebanyak 1.486 perkara korupsi.
“Dalam kasus Jiwasraya misalnya, para terpidana telah dieksekusi penjara oleh
kejaksaan dan dua di antaranya divonis penjara seumur hidup dan aset sitaan mencapai
Rp18 triliun dirampas untuk negara. Dalam kasus Asabri, 7 terdakwa dituntut mulai dari
penjara 10 tahun sampai dengan hukuman mati serta uang pengganti kerugian negara
mencapai belasan triliun rupiah,” tuturnya.

Presiden menjelaskan, menurut sebuah survei nasional di bulan November 2021 lalu,
masyarakat menempatkan pemberantasan korupsi sebagai permasalahan kedua yang
mendesak untuk diselesaikan.

iv
“Urutan pertama adalah penciptaan lapangan pekerjaan. Ini yang diinginkan oleh
masyarakat mencapai 37,3 persen. Urutan kedua adalah pemberantasan korupsi
mencapai 15,2 persen dan urutan ketiga adalah harga kebutuhan pokok mencapai 10,6
persen,” ucap Kepala Negara.

Presiden menuturkan, tindak pidana korupsi menjadi pangkal dari permasalahan yang
lain, termasuk terganggunya penciptaan lapangan pekerjaan dan meningkatnya harga
kebutuhan pokok. Presiden pun menyebutkan bahwa Indonesia masih membutuhkan
kerja keras untuk dapat memperbaiki indeks persepsi korupsi.
“Ini dari 180 negara, Singapura sekali lagi ranking ketiga, Brunei Darussalam ranking
35, Malaysia ranking 57, dan Indonesia masih di ranking 102,” tuturnya.

Oleh karena itu, Presiden menekankan bahwa penindakan jangan hanya menyasar
peristiwa hukum yang membuat heboh di permukaan saja. Lebih jauh, dibutuhkan
upaya-upaya yang lebih fundamental dan komprehensif agar manfaatnya dapat
dirasakan secara langsung oleh masyarakat.
“Melihat fakta-fakta tersebut diperlukan cara-cara baru yang lebih extraordinary.
Metode pemberantasan korupsi harus terus kita perbaiki dan terus kita sempurnakan,”
tandasnya.

Turut mendampingi Presiden dalam kegiatan tersebut antara lain Menteri Koordinator
bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md., Menteri Sekretaris Negara
Pratikno, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Y. Laoly, dan Ketua KPK
Firli Bahuri.
Hadir pula dalam kegiatan tersebut Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Tjahjo Kumolo, Menteri
Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, Kepala Staf
Kepresidenan Moeldoko, Menteri Agraria dan Tata Ruang/BPN Sofyan A. Djalil,
Menteri BUMN Erick Thohir, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Jaksa Agung
Republik Indonesia, Sanitiar Burhanuddin, Ketua Dewan Pengawas KPK Tumpak
Panggabean, dan sejumlah gubernu

v
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Korupsi berasal dari Bahasa latin yaitu Corruptus dan Corruption, artinya
buruk, menyimpang dari kesucian, perkataan menghina, atau memfitnah. 1
Terdapat relasi yang kuat antara korupsi, pembangunan berkelanjutan, proses
demokrasi, dan penegakan hukum. Lebih jauh lagi, korupsi menjadi salah satu
penyebab utama proses pemiskinan yang menyebabkan kemiskinan kian absolut,
pelayanan publik yang tidak optimal, infrastruktur yang tidak memadai, high-
cost economy, dan terjadinya eksploitasi sumber daya yang tidak menimbulkan
manfaat bagi kemaslahatan publik.
Dalam masyarakat yang tingkat korupsinya seperti Indonesia, hukuman
yang setengah-setengah sudah tidak mempan lagi. Mulainya dari mana juga
merupakan masalah besar, karena boleh dikatakan semuanya sudah terjangkit
penyakit birokrasi. Hal ini tentu saja sangat memprihatinkan bagi kelangsungan
hidup rakyat yang dipimpin oleh para pejabat yang terbukti melekukan tindak
korupsi. Maka dari itu, di sini kami akan membahas tentang korupsi di Indonesia
dan upaya untuk memberantasnya.

B. Rumusan Masalah
1. Konsep-konsep apa saja yang harus dilakukan dalam memberantas korupsi
di Indonesia?
2. Apa saja kelemahan dan kelebihan dari setiap konsep tersebut?
3. Upaya apa saja yang dilakukan untuk pencegahan korupsi?

1
Kukuh Galang Waluyo, Tindak Pidana Korupsi : Pengertian dan Unsur-unsurnya,
https://djpb.kemenkeu.go.id/kppn/manokwari/id/data-publikasi/berita-terbaru/3026-tindak-pidana-
korupsi-pengertian-dan-unsur-unsurnya.html, diakses pada tanggal 23 November 2022, Pukul 18.10.

vi
BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Pemberantasan Korupsi


Korupsi masih menjadi masalah yang kompleks di banyak negara,
termasuk Indonesia. Indonesia merupakan negara dengan indeks persepsi
korupsi yang tinggi. Korupsi di Indonesia erat kaitannya dengan aspek suap,
pengadaan barang dan jasa, serta penyalahgunaan dana yang lazim dilakukan
oleh pihak swasta dan pegawai pemerintah.2 Oleh karena itu, upaya anti korupsi
sangat penting. Pemberantasan korupsi tidak cukup hanya dengan satu
komitmen3. Komitmen ini harus diterjemahkan ke dalam strategi pengurangan
korupsi yang komprehensif. Upaya pencegahan korupsi dapat dilakukan secara
preventif, terdeteksi dan jera.
Selain merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara, korupsi
juga merusak sistem perekonomian. Akibatnya, apa yang tersisa untuk membuat
negara kita kaya masih belum kita bisa mencapai kemakmuran dan
kesejahteraan. Semua potensi itu tampaknya tidak ada artinya
Pemberantasan korupsi di Indonesia telah menarik perhatian
dunia internasional. Indonesia, melalui Undang-Undang (UU) No. 7
Tahun 2006, telah meratifikasi 4 United Nations Convention against
Corruption (Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Anti korupsi, UNCAC)
2003. Pada tahun 2011, Indonesia menjadi salah satu negara pertama yang
dikaji oleh Negara Peserta lainnya di dalam skema UNCAC.5
2
Ziaggi, Strategi Cara Pemberantasan Korupsi dan Cara Pencegahannya,
https://www.gramedia.com/best-seller/strategi-cara-pemberantasan-korupsi/, diakses pada tanggal 23
November 2022, Pukul 19.00
3
Ananda, Komitmen dalam Organisasi: Pengertian, Indikator & Cara Membangun,
https://www.gramedia.com/literasi/komitmen-dalam-organisasi/, diakses pada tanggal 23 November
2022, Pukul 20.00
4
Panjimhs, Pengertian meratifikasi adalah, Meratifikasi Artinya Adalah? Apa? Dalam Glosarium, diakses
pada tanggal 23 November 2022, Pukul 21.47.
5
G20 dan Pemberantasan Korupsi,
https://www.setneg.go.id/baca/index/g20_dan_pemberantasan_korupsi, diakses pada tanggal 23
November 2022, Pukul 21.40.

vii
B. Strategi Cara Pemberantasan Korupsi
a. Represif 6
Melalui strategi represif, KPK menjerat koruptor ke meja hijau,
membacakan tuntutan, serta menghadirkan saksi-saksi dan alat bukti
yang menguatkan. Inilah tahapan yang dilakukan :

i. Penanganan Laporan Pengaduan Masyarakat


Bagi KPK, pengaduan masyarakat merupakan salah satu sumber
informasi terpenting. Sebagian besar kasus korupsi ditemukan
melalui pengaduan masyarakat. Sebelum memutuskan apakah
suatu pengaduan dapat masuk ke tahap penyidikan, KPK
melakukan proses verifikasi dan review.
ii. Penyelidikan
Kegiatan yang dilakukan KPK bertujuan untuk menemukan. Alat
bukti yang cukup. Bukti permulaan yang cukup dianggap ada jika
ditemukan sedikitnya 2 alat bukti.
iii. Penyidikan
Tahap ini salah satunya ditandai dengan penetapan seseorang
sebagai tersangka. Untuk kepentingan penyidikan, tersangka
wajib memberikan keterangan kepada penyidik tentang segala
harta bendanya dan harta benda pasangannya, anak-anaknya dan
harta benda orang lain atau perusahaan yang diketahui atau
dicurigai orang itu.

6
Eril Obeit Choiri, Pengertian Represif Adalah: Berikut Jenis Tindakan dan Contohnya,
https://www.umm.ac.id/id/arsip-koran/detik-jabar/pengertian-represif-adalah-berikut-jenis-
tindakan-dan-contohnya.html#:~:text=Menurut%20Kamus%20Besar%20Bahasa
%20Indonesia,atau%20menindas%20dengan%20tujuan%20menyembuhkan, diakses pada
tanggal 24 November 2022, Pukul 23.45 WIB.

viii
iv. Penuntutan
Penuntutan dilakukan oleh penuntut umum setelah penyidik
menerima berkas. Dalam waktu 1 hari kerja setelah menerima
berkas, berkas tersebut harus diserahkan ke pengadilan negeri.
v. Pelaksanaan Putusan Pengadilan
Jaksa melakukan eksekusi dengan kekuatan hukum tetap. Untuk
itu, panitera mengirimkan salinan putusan kepada jaksa.

b. Perbaikan Sistem
Tidak dapat disangkal bahwa banyak sistem di Indonesia yang
justru menyisakan celah bagi terjadinya praktik korupsi. Misalnya,
prosedur kepegawaian menjadi lebih rumit, sehingga menimbulkan suap,
dll.
KPK juga telah melakukan berbagai upaya untuk membenahi
sistem tersebut. Berdasarkan berbagai kajian yang dilakukan, KPK
memberikan rekomendasi kepada kementerian/lembaga terkait untuk
melakukan tindakan perbaikan

c. Edukasi dan Kampanye


Salah satu hal penting dalam pemberantasan korupsi, adalah
kesamaan pemahaman mengenai tindak pidana korupsi itu sendiri.
Dengan adanya persepsi yang sama, pemberantasan korupsi bisa
dilakukan secara tepat dan terarah. Sayangnya, tidak semua masyarakat
memiliki pemahaman seperti itu.
Dalam rangka pencegahan, pendidikan dan kampanye memiliki
peran strategis dalam pemberantasan korupsi. Melalui edukasi dan
advokasi, KPK meningkatkan kesadaran masyarakat akan dampak
korupsi, mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam gerakan
antikorupsi, serta membangun budaya dan perilaku antikorupsi.

ix
d. Strategi Preventif
Upaya pencegahan atau preventif adalah upaya pencegahan korupsi
untuk mengurangi penyebab dan peluang seseorang melakukan perilaku
korupsi. Upaya penahanan dapat dipelopori dengan:
 Penguatan Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR.
 Memperkuat Mahkamah Agung dan tingkat peradilan di bawahnya.
 Mengembangkan kode etik di sektor publik.
 Mengembangkan kode etik di bidang partai politik, organisasi profesi
dan asosiasi bisnis.
 Terus-menerus mencari penyebab korupsi.
 Meningkatkan pengelolaan sumber daya manusia atau personalia dan
meningkatkan kesejahteraan PNS.
 Memerlukan penyusunan rencana strategis dan pelaporan tanggung
jawab kinerja kepada instansi pemerintah.
 Meningkatkan kualitas penerapan sistem pengendalian manajemen.
 Pengelolaan Barang Milik Negara atau BKMN Lengkap.
 Meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat.
 Kampanye menciptakan nilai atau value dalam skala nasional.

e. Strategi Detektif
Upaya Pendeteksian adalah upaya untuk mendeteksi terjadinya kasus
korupsi secara cepat, tepat dan biaya rendah. Jadi bisa langsung dilacak.
Berikut upaya detektif dalam mencegah korupsi:
 Memperbaiki sistem dan memantau pengaduan masyarakat.
 Pemberlakuan kewajiban pelaporan transaksi keuangan tertentu.
 Pelaporan harta pribadi pemegang kekuasaan dan fungsi publik.
 Partisipasi Indonesia pada gerakan anti korupsi dan anti pencucian
uang di kancah internasional.

x
 Peningkatan kemampuan Aparat Pengawasan Fungsional Pemerintah
atas APFP dalam mendeteksi tindak pidana korupsi.

C. Cara Pencegahan Korupsi


a. Pembentukan Lembaga Anti Korupsi
Salah satu cara memberantas korupsi adalah dengan mendirikan
organisasi independen yang didedikasikan untuk pemberantasan korupsi.
Misalnya, di beberapa negara telah dibentuk organisasi yang disebut
ombudsman.
Jika kinerjanya buruk karena dia tidak mampu (tidak mungkin) itu masih
bisa dimaklumi. Artinya, pengetahuan dan keterampilan aparat penegak
hukum perlu ditingkatkan. Persoalannya, mereka tidak memiliki
kemauan atau kemauan politik yang kuat untuk memberantas korupsi,
atau justru terlibat dalam berbagai kasus korupsi.

b. Pencegahan Korupsi di Sektor Publik


Salah satu cara untuk mencegah korupsi adalah dengan mewajibkan
pejabat publik untuk menyatakan dan mengungkapkan jumlah kekayaan
mereka sebelum dan sesudah menjabat.
Dengan demikian, masyarakat dapat memantau kewajaran peningkatan
kekayaan mereka, terutama jika terjadi peningkatan kekayaan setelah
selesainya tugas. Kesulitan muncul ketika kekayaan yang diperoleh
melalui korupsi ditransfer ke orang lain, seperti anggota keluarga.

c. Pencegahan Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat


Salah satu upaya pemberantasan korupsi adalah dengan memberikan hak
akses informasi kepada masyarakat. Harus ada sistem agar publik
(termasuk media) berhak meminta semua informasi mengenai kebijakan
pemerintah yang berdampak pada kehidupan banyak orang.
Hal ini dapat meningkatkan kemauan pemerintah untuk mengembangkan
kebijakan dan mengimplementasikannya secara transparan. Pemerintah

xi
berkewajiban mensosialisasikan atau mensosialisasikan berbagai
kebijakan yang telah dan akan dilaksanakan.

D. Konsep Pemberantasan Korupsi Yang Menitikberatkan Pada


Pembentukan Karakter Manusia

1. Upaya Edukasi Masyarakat/Mahasiswa:


 Memiliki tanggung jawab guna melakukan partisipasi politik dan
kontrol sosial terkait dengan kepentingan publik.
 Tidak bersikap apatis dan acuh tak acuh.
 Melakukan kontrol sosial pada setiap kebijakan mulai dari
pemerintahan desa hingga ke tingkat pusat/nasional.
 Membuka wawasan seluas-luasnya pemahaman tentang
penyelenggaraan pemerintahan negara dan aspek-aspek hukumnya.
 Mampu memposisikan diri sebagai subjek pembangunan dan
berperan aktif dalam setiap pengambilan keputusan untuk
kepentingan masyarakat luas

B. Upaya Edukasi LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat):


 Indonesia Corruption Watch (ICW) adalah organisasi non-
pemerintah yang meng-awasi dan melaporkan kepada publik
mengenai korupsi di Indonesia dan terdiri dari sekumpulan orang
yang memiliki komitmen untuk memberantas korupsi me-lalui usaha
pemberdayaan rakyat untuk terlibat melawan praktik korupsi. ICW
la-hir di Jakarta pd tgl 21 Juni 1998 di tengah-tengah gerakan
reformasi yang meng-hendaki pemerintahan pasca-Soeharto yg bebas
korupsi.
 Transparency International (TI) adalah organisasi internasional yang
bertujuan memerangi korupsi politik dan didirikan di Jerman sebagai

xii
organisasi nirlaba se-karang menjadi organisasi non-pemerintah yang
bergerak menuju organisasi yang demokratik. Publikasi tahunan oleh
TI yang terkenal adalah Laporan Korupsi Global. Survei TI
Indonesia yang membentuk Indeks Persepsi Korupsi (IPK) In-
donesia 2004 menyatakan bahwa Jakarta sebagai kota terkorup di
Indonesia, disu-sul Surabaya, Medan, Semarang dan Batam.
Sedangkan survei TI pada 2005, In-donesia berada di posisi keenam
negara terkorup di dunia. IPK Indonesia adalah 2,2 sejajar dengan
Azerbaijan, Kamerun, Etiopia, Irak, Libya dan Usbekistan, ser-ta
hanya lebih baik dari Kongo, Kenya, Pakistan, Paraguay, Somalia,
Sudan, Angola, Nigeria, Haiti & Myanmar. Sedangkan Islandia
adalah negara terbebas dari korupsi.

C. Konsep Pemberantasan Korupsi Yang Menitikberatkan Pada Upaya


Preventif Pencegahan Korupsi
Strategi ini harus dibuat dan dilaksanakan dengan diarahkan pada hal-hal yang
menjadi penyebab timbulnya korupsi. Setiap penyebab yang terindikasi harus
dibuat upaya preventifnya, sehingga dapat meminimalkan penyebab korupsi.
Upaya preventif menunjuk pada berbagai kebijakan yang bertujuan mencegah
praktik korupsi.Upaya preventif ini dilakukan denga cara-cara berikut ini :
 Menanamkan semangat nasional yang positif dengan mengutamakan
pengabdian pada bangsa dan negara melalui pendidikan formal,
informal dan agama.
 Melakukan penerimaan pegawai berdasarkan prinsip keterampilan
teknis.
 Para pejabat dihimbau untuk mematuhi pola hidup sederhana dan
memiliki tang-gung jawab yang tinggi.
 Para pegawai selalu diusahakan kesejahteraan yang memadai dan ada
jaminan masa tua.

xiii
 Menciptakan aparatur pemerintahan yang jujur dan disiplin kerja
yang tinggi.
 Sistem keuangan dikelola oleh para pejabat yang memiliki tanggung
jawab etis tinggi dan dibarengi sistem kontrol yang efisien.
 Melakukan pencatatan ulang terhadap kekayaan pejabat yang
mencolok.
 Berusaha melakukan reorganisasi dan rasionalisasi organisasi
pemerintahan melalui penyederhanaan jumlah departemen beserta
jawatan di bawahnya.

D. Konsep Pemberantasan Korupsi Yang Menitikberatkan Pada Upaya


Repesif Penindakan Korupsi
Konsep represif menunjuk pada kebijakan yang di tempuh untuk menindak
secara tegas para pelaku korupsi.Upaya represif ini seperti berikut:
 Penindakan para pelaku korupsi secara tegas tanpa diskriminasi, sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
 Penindakan secara tegas dan konsisten setiap aparat hukum yang
bersikap lembek dan meloloskan para koruptor.
 Pemberian hukuman secara social dalam bentuk isolasi kepada para
pelaku korupsi.
 Memberikan tekanan langsung kepada pemerintah dan lembaga-lembaga
penegak hukum untuk segera memproses para pelaku korupsi.

E. Kendala-Kendala Yang Dihadapi Dalam Pemberantasan Korupsi di


Indonesia
Korupsi dapat terjadi di negara maju maupun negara berkembang seperti
Indonesia. Adapun hasil analisis penulis dari beberapa teori dan kejadian di
lapangan, ternyata hambatan/kendala-kendala yang dihadapi Bangsa Indonesia
dalam meredam korupsi antara lain adalah :

xiv
 Penegakan hukum yang tidak konsisten dan cenderung setengah-
setengah.
 Struktur birokrasi yang berorientasi ke atas, termasuk perbaikan birokrasi
yang cenderung terjebak perbaikan renumerasi tanpa membenahi struktur
dan kultur.
 Kurang optimalnya fungsi komponen-komponen pengawas atau
pengontrol, sehingga tidak ada check and balance.
 Banyaknya celah/lubang-lubang yang dapat dimasuki tindakan korupsi
pada sistem politik dan sistem administrasi negara Indonesia.

xv
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Korupsi merupakan tindakan buruk yang dilakukan oleh aparatur birokrasi serta
orang-orang yang berkompeten dengan birokrasi. Korupsi dapat bersumber dari
kelemahan-kelemahan yang terdapat pada sistem politik dan sistem administrasi
negara dengan birokrasi sebagai prangkat pokoknya.
Keburukan hukum merupakan penyebab lain meluasnya korupsi. Seperti halnya
delik-delik hukum yang lain, delik hukum yang menyangkut korupsi di
Indonesia masih begitu rentan terhadap upaya pejabat-pejabat tertentu untuk
membelokkan hukum menurut kepentingannya. Dalam realita di lapangan,
banyak kasus untuk menangani tindak pidana korupsi yang sudah diperkarakan
bahkan terdakwapun sudah divonis oleh hakim, tetapi selalu bebas dari
hukuman. Itulah sebabnya kalau hukuman yang diterapkan tidak drastis, upaya
pemberantasan korupsi dapat dipastikan gagal.
Meski demikian, pemberantasan korupsi jangan menajadi “jalan tak ada ujung”,
melainkan “jalan itu harus lebih dekat ke ujung tujuan”. Upaya-upaya untuk
mengatasi persoalan korupsi dapat ditinjau dari struktur atau sistem sosial, dari
segi yuridis, maupun segi etika atau akhlak manusia.

B. Saran
1. Perlu dikaji lebih dalam lagi tentang teori upaya pemberantasan korupsi
di Indonesia agar mendapat informasi yang lebih akurat.

xvi
2. Diharapkan para pembaca setelah membaca makalah ini mampu
mengaplikasikannya di dalam kehidupan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Perundangan
 Undang-Undang (UU) No. 7 Tahun 2006
 UU No. 3 tahun 1971 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
 UU Nomor 20 Tahun 2001 perubahan atas UU No. 31/1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

Jurnal/Website
 Kukuh Galang Waluyo, Tindak Pidana Korupsi : Pengertian dan Unsur-
unsurnya, https://djpb.kemenkeu.go.id/kppn/manokwari/id/data-publikasi/berita-
terbaru/3026-tindak-pidana-korupsi-pengertian-dan-unsur-unsurnya.html
 Ziaggi, Strategi Cara Pemberantasan Korupsi dan Cara Pencegahannya,
https://www.gramedia.com/best-seller/strategi-cara-pemberantasan-korupsi/
 Ananda, Komitmen dalam Organisasi: Pengertian, Indikator & Cara
Membangun, https://www.gramedia.com/literasi/komitmen-dalam-organisasi/
 Panjimhs, Pengertian meratifikasi adalah, Meratifikasi Artinya Adalah? Apa?
Dalam Glosarium
 G20 dan Pemberantasan Korupsi,
https://www.setneg.go.id/baca/index/g20_dan_pemberantasan_korupsi
 Eril Obeit Choiri, Pengertian Represif Adalah: Berikut Jenis Tindakan dan
Contohnya, https://www.umm.ac.id/id/arsip-koran/detik-jabar/pengertian-

xvii
represif-adalah-berikut-jenis-tindakan-dan-contohnya.html#:~:text=Menurut
%20Kamus%20Besar%20Bahasa%20Indonesia,atau%20menindas%20dengan
%20tujuan%20menyembuhkan

xviii

Anda mungkin juga menyukai