Anda di halaman 1dari 11

DAMPAK KORUPSI DARI BIROKRASI PEMERINTAHAN, POLITIK DAN

DEMOKRASI
Pendidikan Budaya Anti Korupsi
Dosen Pengampu :

DISUSUN OLE H
Kelompok 3 :
Griselda Fauzia

(P07120122007)
Josie Anisyah Fitri

(P07120122010)
Muhammad Abdillah (P07120122015)
Muhammad Akbar Fahlefi (P07120122018)
Muhammad Iqbal Firdaus (P07120122020)
Nurhisaniah (P07120122031)
Rijani (P07120122033)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITIKENIK KESEHATAN BANJARMASIN
PROGRAM STUDI DIII – KEPERAWATAN
BANJARBARU 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya.

Dalam kesempatan ini tidak lupa kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada dosen pengampu, teman-teman dan semua pihak yang telah memberikan bimbingan,
arahan, dan bantuannya sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang membangun, demi terciptanya
makalah yang lebih baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Banjarbaru, 1 Februari 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................................

BAB II ISI.............................................................................................................................
2.1 Pengertian Tindak Korupsi..............................................................................................
2.2 Dampak korupsi dalam birokrasi pemerintahan..............................................................
2.3 Dampak korupsi dalam politik dan demokrasi................................................................
BAB III PENUTUP..............................................................................................................
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................
3.2 Saran................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemajuan suatu negara sangat ditentukan oleh kemampuan dan keberhasilannya
dalam melaksanakan pembangunan. Pembangunan sebagai suatu proses perubahan yang
direncanakan mencakup semua aspek kehidupan masyarakat. Efektifitas dan keberhasilan
pembangunan terutama ditentukan oleh dua faktor, yaitu sumber daya manusia, yakni
(orang-orang yang terlibat sejak dari perencanaan sampai pada pelaksanaan) dan
pembiayaan. Diantara dua faktor tersebut yang paling dominan adalah faktor manusianya,
Indonesia merupakan salah satu negara terkaya di Asia dilihat dari keanekaragaman
kekayaan sumber daya alamnya. Tetapi ironisnya, negara tercinta ini dibandingkan
dengan negara lain di kawasan Asia bukanlah merupakan sebuah negara yang kaya
malahan termasuk negara yang miskin. Mengapa demikian? Salah satu penyebabnya
adalah rendahnya kualitas sumber daya manusianya. Kualitas tersebut bukan hanya dari
segi pengetahuan atau intelektualnya tetapi juga menyangkut kualitas moral dan
kepribadiannya. Rapuhnya moral dan rendahnya tingkat kejujuran dari aparat
penyelenggara negara menyebabkan terjadinya korupsi.
Korupsi di Indonesia dewasa ini sudah merupakan penyakit sosial yang sangat
berbahaya, mengancam semua aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Korupsi telah mengakibatkan kerugian keuangan negara yang sangat besar. Namun yang
lebih memprihatinkan lagi adalah terjadinya perampasan dan pengurasan keuangan
negara yang dilakukan secara kolektif oleh kalangan anggota legislatif dengan dalih studi
banding, THR, uang pesangon dan lain sebagainya diluar batas kewajaran. Bentuk
perampasan dan pengurasan keuangan negara demikian terjadi hampir di seluruh wilayah
tanah air. Hal itu merupakan cerminan rendahnya moralitas dan rasa malu, sehingga yang
menonjol adalah sikap kerakusan dan aji mumpung.
Korupsi membawa dampak negatif yang cukup luas dan dapat membawa negara
ke jurang kehancuran. Dalam arti yang luas, korupsi atau korupsi politis adalah
penyalahgunaan jabatan resmi untuk keuntungan pribadi. Semua bentuk
pemerintah/pemerintahan rentan korupsi dalam praktiknya. Beratnya korupsi berbeda-
beda, dari yang paling ringan dalam bentuk penggunaan pengaruh dan dukungan untuk
memberi dan menerima pertolongan, sampai dengan korupsi berat yang diresmikan, dan
sebagainya. Titik ujung korupsi adalah kleptokrasi, yang arti harafiahnya pemerintahan
oleh para pencuri, di mana pura-pura bertindak jujur pun tidak ada sama sekali. Korupsi
yang muncul di bidang politik dan birokrasi bisa berbentuk sepele atau berat,
terorganisasi atau tidak. Walau korupsi sering memudahkan kegiatan kriminal seperti
penjualan narkotika, pencucian uang, dan prostitusi, korupsi itu sendiri tidak terbatas
dalam hal-hal ini saja. Untuk mempelajari masalah ini dan membuat solusinya, sangat
penting untuk membedakan antara korupsi dan kriminalitas kejahatan.
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan korupsi ?
2. Apa saja dampak korupsi dalam birokrasi pemerintahan ?
3. Apa saja dampak korupsi dalam politik, dan demokrasi ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan korupsi;
2. Untuk mengetahui apa saja dampak korupsi dalam birokrasi pemerintahan;
3. Untuk mengetahui apa saja dampak korupsi dalam politik dan demokrasi.
BAB II
ISI

A. Pengertian Korupsi
Korupsi berasal dari Bahasa latin yaitu Corruptus dan Corruption, artinya buruk,
bejad, menyimpang dari kesucian, perkataan menghina, atau memfitnah. Dalam Black
Law Dictionary di modul Tindak Pidana Korupsi KPK, Korupsi adalah suatu perbuatan
yang dilakukan dengan sebuah maksud untuk mendapatkan beberapa keuntungan yang
bertentangan dengan tugas resmi dan kebenaran kebenaran lainnya "sesuatu perbuatan
dari suatu yang resmi atau kepercayaan seseorang yang mana dengan melanggar hukum
dan penuh kesalahan memakai sejumlah keuntungan untuk dirinya sendiri atau orang lain
yang bertentangan dengan tugas dan kebenarankebenaran lainnya.
Korupsi menurut UU No.31 Tahun 1999 Jo UU No.20 Tahun 2001 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi adalah tindakan melawan hukum dengan maksud
memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korupsi yang berakibat merugikan negara atau
perekonomian negara.
B. Dampak Bagi Birokrasi Pemerintahan
Negara kita sering disebut bureaucratic polity. Birokrasi pemerintah merupakan
sebuah kekuatan besar yang sangat berpengaruh terhadap sendi-sendi kehidupan
bermasyarakat dan bernegara. Selain itu, birokrasi pemerintah juga merupakan garda
depan yang berhubungan dengan pelayanan umum kepada masyarakat. Namun di sisi
lain, birokrasi sebagai pelaku roda pemerintahan merupakan kelompok yang rentan
terhadap jerat korupsi. Korupsi melemahkan birokrasi sebagai tulang punggung negara.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa birokrasi di tanah air seolah menjunjung tinggi
pameo "jika bisa dibuat sulit, mengapa harus dipermudah". Semakin tidak efisien
birokrasi bekerja, semakin besar pembiayaan tidak sah atas institusi negara ini. Sikap
masa bodoh birokrat pun akan melahirkan berbagai masalah yang tidak terhitung
banyaknya. Singkatnya, korupsi menumbuhkan ketidakefisienan yang menyeluruh di
dalam birokrasi.
Korupsi, tidak diragukan, menciptakan dampak negatif terhadap kinerja suatu
sistem politik atau pemerintahan. Pertama, korupsi mengganggu kinerja sistem politik
yang berlaku. Pada dasarnya, isu korupsi lebih sering bersifat personal. Namun, dalam
manifestasinya yang lebih luas, dampak korupsi tidak saja bersifat personal, melainkan
juga dapat mencoreng kredibilitas organisasi tempat si koruptor bekerja. Pada tataran
tertentu, imbasnya dapat bersifat sosial. Korupsi yang berdampak sosial sering bersifat
samar, dibandingkan dengan dampak korupsi terhadap organisasi yang lebih nyata.
Kedua, publik cenderung meragukan citra dan kredibilitas suatu lembaga yang diduga
terkait dengan tindak korupsi. Ketiga, lembaga politik diperalat untuk menopang
terwujudnya berbagai kepentingan pribadi dan kelompok. Ini mengandung arti bahwa
lembaga politik telah dikorupsi untuk kepentingan yang sempit (vested interest). Sering
terdengar tuduhan umum dari kalangan anti-neoliberalis bahwa lembaga multinasional
seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), IF, dan Bank Dunia adalah perpanjangan
kepentingan kaum kapitalis dan para hegemoni global yang ingin mencaplok politik
dunia di satu tangan raksasa. Tuduhan seperti ini sangat mungkin menimpa pejabat
publik yang memperalat suatu lembaga politik untuk kepentingan pribadi dan
kelompoknya. Dalam kasus seperti ini, kehadiran masyarkat sipil yang berdaya dan
supremasi hukum yang kuat dapat meminimalisir terjadinya praktik korupsi yang
merajalela di masyarakat. Sementara itu, dampak korupsi yang menghambat berjalannya
fungsi pemerintah, sebagai pengampu kebijakan negara, diantaranya:
1. Korupsi menghambat peran negara dalam pengaturan alokasi,
2. Korupsi menghambat negara melakukan pemerataan akses dan asset;
3. Korupsi juga memperlemah peran pemerintah dalam menjaga stabilitas
ekonomi dan politik.
Contoh dampak korupsi di bidang otoritas pemerintahan:
1) Matinya Etika Sosial Politik
Korupsi bukan suatu tindak pidana biasa karena ia merusak sendi-sendi
kehidupan yang paling dasar yaitu etika sosial bahkan kemanusiaan.
Kejujuran sudah tidak ditegakkan lagi. Kejujuran yang dihadapi dengan
kekuatan politik adalah sesuatu yang tidak mendidik dan justru bertentangan
dengan etika dan moralitas. Melindungi seorang koruptor dengan kekuatan
politik adalah salah satu indikasi besar runtuhnya etika sosial poltik
2) Tidak efektifnya peraturan dan perundang-undangan
Dewasa ini banyak sekali seseorang yang memiliki perkara atau permasalahan
ingin diposisikan sebagai pihak yang benar. Oleh sebab itu banyak upaya yang
dilakukan oleh seseorang dalam memenangkan perkaranya seperti menyuap
hakim,memberikan iming-iming, gratifikasi bahkan sampai kepada ancaman
nyawa. Di sisi aparat hukum, semestinya menyelesaikan masalah dengan fair
dan tanpa adanya unsur pemihakan seringkali harus mengalahkan
integritasnya dengan menerima suap, iming-iming, gratifikasi atau apapun
untuk memberikan kemenangan. Peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku menjadi mandul karena setiap perkara selalu diselesaikan dengn
korupsi.
3) Birokrasi Tidak Efisisen Menurut Survei Oleh PERC menunjukkan bahwa
indonesia menempati peringkat kedua dengan birokrasi terburuk di Asia.
Banyak investor yang tertarik menanamkan modalnya di Indonesia, namun
untuk mendapatkan perizinan usaha dan investasi harus melalui birokrasi yang
berbelit-belit. Pada akhirnya suap adalah jalan yang banyak ditempuh oleh
para pengusaha untuk memudahkan izin usaha mereka. Maka sebaiknya
birokrasi di Indonesia harus dibenahi.

2.2 Dampak Korupsi Terhadap Politik dan Demokrasi

Korupsi tidak terlepas dari kehidupan politik dan demokrasi. Rencana anggaran yang
diajukan pihak eksekutif kepada pejabat legislatif yakni pihak DPR/DPRD untuk
disetujui dalam APBN/APBD adalah berdampak politik. Anggaran APBN/APBD yang
dikucurkan ke masyarakat implementasinya harus dapat dipertangungjawabkan secara
accountable kepada masyarakat dan bebas dari intervensi kepentingan pribadi maupun
golongan tertentu.

Korupsi mengganggu kinerja sistem politik yang berlaku. Publik cenderung meragukan
citra dan kredibilitas suatu lembaga yang diduga terkait dengan tindakan korupsi.

Dampak korupsi terhadap politik dan demokrasi antara lain:


1. Memunculkan kepemimpinan korup karena kondisi politik yang carut marut dan
cenderung koruptif.
2. Hilangnya kepercayaan publik pada demokrasi karena terjadinya tindak korupsi besar-
besaran yang dilakukan oleh petinggi pemerintah, legislatif, yudikatif atau petinggi partai politik.
3. Menguatnya plutokrasi (sistem politik yang dikuasai oleh pemilik modal/kapitalis), dan
4. Hancumya kedaulatan rakyat yang disebabkan kekayaan negara hanya dinikmati oleh
sekelompok tertentu.

Contoh dampak terhadap politik dan demokrasi

1) Munculnya Kepemimpinan Korup Kondisi politik yang carut marut dan cenderung
sangat koruptif menghasilkan masyarakat yang tidak demokratis. Perilaku koruptif
dan tindak korupsi dilakukan dari tingkat yang paling bawah. Konstituen di dapatkan
dan berjalan karena adanya suap yang diberikan oleh calon-calon pemimpin partai,
bukan karena simpati atau percaya terhadap kemampuan dan kepemimpinannya.
Hubungan transaksional sudah berjalan dari hulu yang pada akhirnya pun
memunculkan pemimpin yang korup juga karena proses yang dilakukan juga
transaksional. Masyarakat juga seolah-olah digiring untuk memilih pemimpin yang
korup dan diberikan mimpi-mimpi dan janji akan kesejahteraan yang menjadi
dambaan rakyat sekaligus menerima suap dari calon pemimpin tersebut.
2) Hilangnya Kepercayaan Publik pada Demokrasi
Demokrasi yang diterapkan di Indonesia sedang menghadapi cobaan berat yakni
berkurangnya kepercayaan masyarakat terhadap demokrasi. Hal ini dikarenakan
terjadinya tindak korupsi besar-besaran yang dilakukan oleh petinggi pemerintah,
legislatif atau petinggi partai politik. Kondisi ini mengakibatkan berkurangnya
bahkan hilangnya kepercayaan publik terhadap pemerintahan yang sedang berjalan.
Masyarakat akan semakin apatis dengan apa yang dilakukan dan diputuskan oleh
pemerintah. Apatisme yang terjadi ini seakan memisahkan antara masyarakat dan
pemerintah yang akan terkesan berjalan sendiri-sendiri. Hal ini benar-benar harus
diatasi dengan kepemimpinan yang baik, jujur, bersih dan adil. Sistem demokrasi
yang dijalankan Indonesia masih sangat muda, walaupun kelihatannya stabil namun
menyimpan berbagai kerentanan.
3) Menguatnya Plutokrasi
Korupsi yang sudah menyandera pemerintahan pada akhimya akan menghasilkan
konsekuensi menguatnya plutokrasi (sitem politik yang dikuasai oleh pemilik modal
kapitalis) karena sebagian orang atau perusahaan besar melakukan 'transaksi dengan
pemerintah, sehingga pada suatu saat merekalah yang mengendalikan dan menjadi
penguasa di negeri ini.
Perusahaan-perusahaan besar ternyata juga ada hubungannya dengan partai- partai
yang ada di kancah perpolitikan negeri ini, bahkan beberapa pengusaha besar menjadi
ketua sebuah partai politik. Tak urung antara kepentingan partai dengan kepentingan
perusahaan menjadi sangat ambigu.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

Anda mungkin juga menyukai