Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH

Pendekatan Instrumental

Korupsi, Money Politik, dan Narkoba di Indonesia

(Salah satu syarat memenuhi ketuntasan Dalam Mata Kuliah Sosiologi Hukum )

Disusun Oleh:

NAMA : Andre Christian Aiba

NIM : 2274201034

Dosen Pengampuh : Noviane H.Kelung, S.H., M.H

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO

FAKULTAS HUKUM

PROGRAM STUDY ILMU HUKUM

2023
1
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha


Esa, karna atas tuntunannya penulis dapat menyelesaikan
susunan makalah dengan judul Korupsi, Money Politik, dan
Narkoba Dalam Perspektif Sosiologi Hukum.

Adapun tujuan dari susunan makalah ini adalah untuk


mengetahui lebih luas tentang Sosiologi Hukum sehingga dapat
berguna bagi penulis dan para pembaca. Susunan makalah ini juga
dibuat, sebagai salah satu syarat untuk memenuhi ketuntasan dari
mata kuliah Sosiologi Hukum

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen


Pengampuh dari Mata Kuliah Sosiologi Hukum yang sudah memberi
tugas ini kepada Penulis. Dan juga ucapan terima kasih penulis
sampaikan kepada keluarga yang telah memberi ruang bagi penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan sususan makalah ini hingga
selesai.

Makalah ini juga masih jauh dari kesempurnaan, tetapi


penulis sudah berusaha sebaik mungkin. Untuk itu dengan
kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak.

Manado 01 Mei 2023

Penulis

2
Daftar Isi

Judul ...................................................................................... 1

Kata Pengantar ....................................................................... 2

Daftar Isi ................................................................................. 3

BAB I Pendahuluan ................................................................. 4

a.Latar Belakang ..................................................................... 4

b.Pengertian dan konteks ........................................................ 5

BAB II Pembahasan................................................................. 19

a.Korupsi ............................................................................... 19

b.Money Politik ....................................................................... 23

c.Narkoba ............................................................................... 26

BAB III Upaya ......................................................................... 29

1.Penanggulangan Korupsi ...................................................... 29

2.Pengendalian Money Politik .................................................. 30

3.Penanggulangan Narkoba ..................................................... 31

BAB IV Penutup ...................................................................... 34

1.Kesimpulan .......................................................................... 34

2.Saran ................................................................................... 35

Daftar Pustaka ........................................................................ 36

3
BAB I

PENDAHULUAN

A . Latar Belakang

Sosiologi hukum adalah cabang sosiologi yang mempelajari


interaksi antara hukum dan masyarakat. Dalam konteks ini, fokus
pada masalah korupsi, money politik, dan narkoba menjadi penting
karena mereka memiliki dampak yang serius pada kehidupan
sosial, ekonomi, dan politik suatu negara. Makalah ini akan
menjelaskan peran sosiologi hukum dalam menganalisis dan
memahami masalah-masalah ini, serta dampaknya terhadap
masyarakat.

Dampak korupsi sangat merugikan masyarakat secara luas.


Korupsi menghambat pembangunan ekonomi, merusak integritas
lembaga publik, dan merugikan kepentingan sosial. Korupsi juga
menyebabkan ketimpangan sosial dan ekonomi, memperkuat
kesenjangan antara kelompok kaya dan miskin, serta mengurangi
kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan sistem hukum.

Money politik merusak integritas sistem politik dan


demokrasi. Praktik ini dapat mengurangi representasi politik yang
adil dan menghambat partisipasi warga negara yang tidak memiliki
akses terhadap sumber daya finansial yang cukup. Money politik
juga meningkatkan risiko korupsi dan mengubah politik menjadi

4
arena persaingan kepentingan ekonomi daripada kepentingan
publik.

Narkoba menyebabkan ketergantungan fisik dan psikologis,


merusak kesehatan individu, dan menghancurkan hubungan
sosial. Selain itu, peredaran narkoba juga berdampak negatif pada
keamanan dan stabilitas sosial. Narkoba menjadi faktor yang
mendorong peningkatan kejahatan, seperti pencurian, pemerasan,
dan kekerasan, serta memperburuk kondisi sosial masyarakat.
Narkoba juga mengancam generasi muda dan mengganggu
perkembangan sosial dan ekonomi suatu negara.

Latar belakang masalah ini menunjukkan betapa pentingnya


memahami dan mengatasi korupsi, money politik, dan narkoba
dalam konteks kehidupan sosial. Upaya pencegahan, penegakan
hukum, partisipasi aktif masyarakat, dan kesadaran akan dampak
negatif dari masalah-masalah ini menjadi kunci dalam menghadapi
tantangan yang dihadirkan oleh korupsi, money politik, dan
narkoba bagi masyarakat

B . Pengertian dan Konteks Masalah

1. Korupsi

a .Definisi Korupsi dan Bentuk Bentuk Korupsi


Korupsi adalah tindakan penyalahgunaan kekuasaan publik
atau kedudukan dalam upaya memperoleh keuntungan pribadi
secara ilegal. Dalam konteks ini, individu yang terlibat dalam
korupsi memanfaatkan jabatan atau posisi mereka untuk
mendapatkan uang, barang, atau keuntungan lainnya dengan cara-
cara yang melanggar hukum atau norma-norma etika. Korupsi
dapat terjadi di berbagai sektor, termasuk pemerintahan, bisnis,
dan lembaga publik lainnya. Dampak korupsi meliputi kerugian
ekonomi, ketimpangan sosial, merusak integritas lembaga publik,
5
serta merugikan kepentingan masyarakat secara keseluruhan.
Korupsi merupakan masalah serius yang mempengaruhi
kestabilan, pembangunan, dan kepercayaan masyarakat terhadap
pemerintah dan sistem hukum.

Korupsi dapat muncul dalam berbagai bentuk, tergantung pada


konteks dan sektor yang terlibat. Beberapa bentuk umum dari
korupsi meliputi:

1. Pemberian Suap: Ini adalah salah satu bentuk korupsi yang


paling umum. Pemberian suap terjadi ketika seseorang
memberikan uang, barang, atau imbalan lainnya kepada
pejabat publik dengan harapan mendapatkan perlakuan
khusus, keputusan menguntungkan, atau akses terhadap
layanan publik.

2. Penerimaan Suap: Bentuk korupsi ini terjadi ketika seorang


pejabat publik menerima uang, barang, atau imbalan lainnya
sebagai imbalan atas layanan yang seharusnya mereka
berikan secara adil dan tanpa diskriminasi. Hal ini
melibatkan penyalahgunaan kekuasaan publik untuk
keuntungan pribadi.

3. Nepotisme: Nepotisme terjadi ketika seorang pejabat publik


memberikan preferensi atau keuntungan khusus kepada
anggota keluarga atau kerabat dekatnya dalam
pengangkatan, promosi, atau pengadaan pekerjaan dan
kontrak. Tindakan ini melanggar prinsip pengadaan yang adil
dan berintegritas.

4. Penyimpangan Dana Publik: Korupsi juga dapat terjadi


melalui penyimpangan dana publik. Ini mencakup
penggunaan dana publik untuk kepentingan pribadi atau
penggunaan yang tidak sah oleh pejabat publik.
6
5. Penggelapan Aset Negara: Penggelapan aset negara terjadi
ketika pejabat publik atau individu yang bekerja dalam
institusi publik mengalihkan, mencuri, atau
menyembunyikan aset negara untuk keuntungan pribadi. Ini
bisa berupa uang, properti, atau sumber daya lainnya yang
seharusnya digunakan untuk kepentingan publik.

6. Penyuapan dalam Pemilihan: Korupsi juga dapat terjadi


dalam konteks politik, di mana kandidat atau partai politik
memberikan suap kepada pemilih atau petugas pemilihan
untuk mempengaruhi hasil pemilihan atau memperoleh
dukungan politik.

7. Pemerasan: Pemerasan melibatkan pemungutan uang atau


imbalan lainnya dengan ancaman atau kekerasan terhadap
individu atau organisasi. Pejabat publik dapat memeras
individu atau perusahaan dengan menggunakan kekuasaan
atau pengaruh mereka untuk memperoleh keuntungan
pribadi.

8. Korupsi Sistemik: Korupsi sistemik merujuk pada korupsi


yang melibatkan berbagai tingkatan dan lembaga dalam
sistem pemerintahan. Ini dapat mencakup praktik korupsi
yang melibatkan kolusi antara pejabat publik, sektor swasta,
dan kelompok kepentingan tertentu dalam skala yang lebih
luas.

Bentuk-bentuk korupsi ini hanya beberapa contoh, dan ada


beragam bentuk lainnya yang dapat terjadi dalam konteks yang
berbeda. Penting untuk memahami dan mengenali berbagai bentuk
korupsi ini agar dapat menghadapinya dan mencegahnya secara
efektif.

7
b. Dampak korupsi terhadap kehidupan sosial dan ekonomi
Dampak korupsi terhadap kehidupan sosial dan ekonomi
sangat luas dan merugikan. Berikut ini adalah beberapa dampak
korupsi yang signifikan:

1. Kerugian Ekonomi: Korupsi menghambat pembangunan


ekonomi suatu negara. Dana publik yang seharusnya
digunakan untuk pembangunan infrastruktur, layanan
sosial, atau program pengentasan kemiskinan terkuras
akibat korupsi. Ini menghambat pertumbuhan ekonomi,
menciptakan ketidakadilan dalam distribusi kekayaan, dan
memperburuk kesenjangan antara kelompok kaya dan
miskin.

2. Penyimpangan Sumber Daya: Korupsi menyebabkan


penyalahgunaan sumber daya publik yang berharga seperti
tanah, mineral, atau sumber daya alam lainnya. Sumber daya
yang seharusnya dimanfaatkan untuk kepentingan publik
atau pembangunan negara digunakan untuk memperkaya
individu atau kelompok tertentu.

3. Ketidakadilan dan Ketimpangan Sosial: Korupsi menciptakan


ketidakadilan sosial dengan memberikan keuntungan khusus
kepada kelompok atau individu yang terlibat dalam praktik
korupsi. Hal ini menghasilkan ketimpangan sosial yang lebih
besar, memperkuat kesenjangan antara kelas sosial, dan
merusak kepercayaan masyarakat pada sistem sosial yang
adil.

4. Merusak Integritas Lembaga Publik: Korupsi merusak


integritas lembaga publik, termasuk pemerintah, birokrasi,
dan lembaga pemeriksaan. Korupsi menyebabkan penurunan
kepercayaan masyarakat pada lembaga-lembaga tersebut,

8
mengurangi efektivitas pelayanan publik, dan memperlemah
legitimasi pemerintah.

5. Pelayanan Publik yang Buruk: Korupsi menyebabkan


penurunan kualitas pelayanan publik. Pejabat yang terlibat
dalam korupsi cenderung memberikan prioritas pada
kepentingan pribadi daripada kepentingan publik. Akibatnya,
masyarakat menderita dari kurangnya akses yang adil dan
berkualitas terhadap layanan kesehatan, pendidikan,
perumahan, dan infrastruktur dasar.

6. Gangguan pada Sistem Hukum: Korupsi merusak integritas


sistem hukum dan penegakan hukum. Korupsi dalam sistem
peradilan kriminal atau penegakan hukum menghambat
akses keadilan, memperburuk ketidakadilan, dan
memperkuat ketidakpercayaan masyarakat pada sistem
hukum.

7. Perburukan Kepercayaan Masyarakat: Korupsi merusak


kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah, institusi
publik, dan sistem politik. Hal ini menciptakan
ketidakstabilan sosial, meningkatkan ketegangan antara
pemerintah dan masyarakat, serta mengancam
keharmonisan sosial.

Dampak-dampak tersebut hanya beberapa contoh dampak yang


diakibatkan oleh korupsi. Selain itu, korupsi juga dapat memiliki
konsekuensi negatif dalam berbagai aspek kehidupan sosial dan
ekonomi, seperti investasi asing yang berkurang, ketidakadilan
dalam sektor bisnis, dan terkikisnya moralitas dan etika dalam
masyarakat.

9
2. Money Politik

a Pengertian dan Mekanisme Money Politik

Money politik mengacu pada praktik penggunaan uang atau


aset material dalam kegiatan politik, terutama dalam konteks
pemilihan umum. Ini mencakup penggunaan dana atau sumber
daya finansial untuk mempengaruhi proses politik, mendapatkan
dukungan politik, atau memperoleh keuntungan yang tidak adil
dalam arena politik. Money politik melibatkan penggunaan uang
sebagai instrumen untuk memperoleh kekuasaan politik atau
mempengaruhi hasil pemilihan.

Mekanisme Money Politik: Ada beberapa mekanisme yang


umum digunakan dalam praktik money politik. Berikut adalah
beberapa mekanisme yang sering terlihat:

1. Pembiayaan Kampanye: Salah satu mekanisme utama money


politik adalah melalui pembiayaan kampanye politik. Calon
atau partai politik menggunakan uang untuk mendanai
kegiatan kampanye mereka, seperti iklan, pertemuan massa,
acara publik, atau kegiatan lain yang bertujuan untuk
memperoleh dukungan pemilih. Pembiayaan kampanye dapat
mempengaruhi hasil pemilihan dengan memberikan
keunggulan bagi kandidat atau partai yang memiliki sumber
daya finansial yang lebih besar.

2. Pemberian dan Penerimaan Suap: Money politik juga dapat


melibatkan pemberian dan penerimaan suap. Calon atau

10
partai politik dapat memberikan uang atau imbalan lainnya
kepada pemilih, petugas pemilihan, atau pejabat politik
dengan harapan mendapatkan dukungan atau
mengamankan hasil pemilihan yang menguntungkan.
Pemberian suap ini melibatkan penyalahgunaan kekuasaan
atau pengaruh finansial untuk mempengaruhi proses politik.

3. Pembelian Suara: Praktik money politik juga mencakup


pembelian suara. Ini terjadi ketika calon atau partai politik
secara langsung membayar pemilih untuk memberikan suara
kepada mereka. Uang atau imbalan lainnya digunakan
sebagai insentif bagi pemilih untuk memilih sesuai dengan
kepentingan calon atau partai tertentu.

4. Pengeluaran Klienel: Money politik dapat melibatkan


pengeluaran klienel, di mana calon atau partai politik
menggunakan uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
atau memberikan bantuan finansial kepada kelompok atau
individu tertentu dalam upaya memperoleh dukungan politik.
Hal ini bertujuan untuk membangun hubungan klienel
dengan pemilih dan mendapatkan loyalitas politik dari
mereka.

5. Pengaruh Bisnis atau Kelompok Kepentingan: Praktik money


politik juga terjadi melalui pengaruh bisnis atau kelompok
kepentingan. Bisnis atau kelompok kepentingan tertentu
memberikan sumbangan finansial kepada calon atau partai
politik dengan harapan mendapatkan perlakuan khusus atau
kebijakan yang menguntungkan bagi mereka. Ini bisa
melibatkan pengaruh dalam pembuatan kebijakan, kontrak
publik, atau penentuan kebijakan ekonomi.

11
Mekanisme money politik dapat berbeda-beda dalam konteks
dan negara yang berbeda. Praktik ini sering kali dianggap sebagai
pelanggaran etika politik dan dapat merusak integritas dan
transparansi dalam proses politik serta merusak prinsip-prinsip
demokrasi.

b. Dampak money politik terhadap sistem politik dan demokrasi

Dampak money politik terhadap sistem politik dan demokrasi dapat


sangat merugikan. Berikut adalah beberapa dampak yang sering
terlihat:

1. Ketidaksetaraan dan Ketidakadilan: Money politik


menciptakan ketidaksetaraan dalam akses ke kekuasaan
politik. Calon atau partai politik dengan sumber daya
finansial yang lebih besar memiliki keunggulan yang tidak
adil dalam kompetisi politik. Hal ini mengakibatkan
ketidakadilan, di mana orang-orang kaya atau kelompok-
kelompok kepentingan tertentu dapat mempengaruhi proses
politik lebih daripada orang-orang biasa.

2. Korupsi dan Penyalahgunaan Kekuasaan: Money politik


membuka peluang korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan.
Ketika uang digunakan sebagai alat untuk memperoleh
dukungan politik, ada risiko bahwa calon atau partai politik
akan menyalahgunakan kekuasaan mereka setelah terpilih.
Mereka dapat menggunakan posisi politik mereka untuk
memperoleh keuntungan pribadi, melakukan tindakan
korupsi, atau mengeksploitasi sumber daya publik.

3. Merusak Integritas Demokrasi: Money politik merusak


integritas demokrasi dan memperlemah prinsip-prinsip
demokratis yang seharusnya mendasari sistem politik.
Pemilihan yang dipengaruhi oleh uang mengurangi
12
partisipasi warga dalam proses politik, merusak kepercayaan
publik pada lembaga politik, dan menurunkan legitimasi
pemerintahan yang terpilih.

4. Pengaruh Kebijakan yang Tidak Sehat: Money politik


mempengaruhi pembuatan kebijakan yang sehat dan adil.
Ketika calon atau partai politik menerima sumbangan besar
dari kelompok kepentingan khusus atau bisnis, mereka
cenderung membuat kebijakan yang menguntungkan bagi
pemberi sumbangan tersebut, bukan kepentingan umum. Ini
mengarah pada pengambilan keputusan yang tidak
transparan dan dapat merugikan masyarakat secara
keseluruhan.

5. Menekan Suara dan Pilihan Alternatif: Praktik money politik


dapat menciptakan hambatan bagi calon atau partai politik
yang tidak memiliki sumber daya finansial yang cukup. Hal
ini dapat menghambat partisipasi politik yang sehat dan
menghambat munculnya pilihan alternatif yang dapat
mencerminkan keragaman opini dan kepentingan
masyarakat.

6. Merosotnya Kepercayaan Publik: Money politik berkontribusi


pada penurunan kepercayaan publik terhadap sistem politik.
Ketika masyarakat melihat bahwa uang memiliki peran
dominan dalam politik, mereka cenderung menjadi skeptis
dan apatis terhadap proses politik. Ini mengurangi partisipasi
publik, meningkatkan alienasi politik, dan merusak
keberlanjutan demokrasi.

Penting untuk mencatat bahwa money politik dapat merusak sistem


politik dan demokrasi, mengabaikan prinsip-prinsip keadilan,
transparansi, dan partisipasi publik. Upaya untuk membatasi dan

13
mengatur praktik money politik serta memperkuat integritas sistem
politik menjadi penting untuk menjaga demokrasi yang sehat dan
berkelanjutan.

2. Narkoba

a Definisi dan Jenis-Jenis Narkoba

Narkoba atau obat terlarang adalah zat-zat yang memiliki


efek psikoaktif dan dapat menyebabkan perubahan pada fungsi
normal otak dan sistem saraf. Penggunaan narkoba dapat
menimbulkan efek euforia, perubahan mood, penurunan
kesadaran, dan gangguan fisik serta mental. Narkoba memiliki
potensi ketergantungan dan dapat menyebabkan kerusakan serius
pada kesehatan fisik, psikologis, dan sosial pengguna.

Berikut adalah beberapa jenis narkoba yang umum dikenal:

1. Ganja (Marijuana): Ganja atau marijuana adalah salah satu


jenis narkoba yang berasal dari tanaman Cannabis. Zat aktif
yang terkandung dalam ganja adalah tetrahydrocannabinol
(THC). Ganja umumnya digunakan dengan cara dihisap atau
dihisap melalui rokok. Efek penggunaan ganja termasuk
perasaan rileks, euforia, perubahan persepsi, dan gangguan
kognitif.

2. Kokain: Kokain adalah narkoba yang berasal dari tanaman


koka. Kokain biasanya berbentuk serbuk putih yang bisa
dihirup, disuntikkan, atau diminum. Penggunaan kokain
dapat menyebabkan perasaan euforia yang intens,
peningkatan energi, kegembiraan berlebihan, dan penurunan

14
nafsu makan. Penggunaan kokain jangka panjang dapat
menyebabkan efek samping yang serius pada tubuh dan
ketergantungan.

3. Amfetamin: Amfetamin adalah jenis narkoba stimulan yang


merangsang sistem saraf pusat. Amfetamin dapat
meningkatkan energi, meningkatkan fokus, dan mengurangi
rasa lapar. Namun, penggunaan amfetamin jangka panjang
dapat menyebabkan masalah kesehatan serius, seperti
kerusakan jantung, gangguan tidur, dan masalah psikologis.

4. Ekstasi: Ekstasi (MDMA) adalah narkoba yang sering


digunakan dalam konteks rekreasi dan musik elektronik.
Ekstasi dapat menyebabkan perasaan euforia, peningkatan
energi, dan peningkatan rasa keintiman sosial. Namun,
penggunaan ekstasi dapat menyebabkan gangguan mood,
gangguan memori, dan kerusakan pada otak dan sistem
saraf.

5. Heroin: Heroin adalah narkoba opioid yang sangat adiktif.


Heroin biasanya disuntikkan, dihisap, atau dihirup.
Penggunaan heroin menyebabkan efek perasaan euforia yang
intens, relaksasi, dan penurunan rasa sakit. Namun,
penggunaan heroin dapat menyebabkan dampak kesehatan
yang serius, termasuk overdosis yang berpotensi fatal.

Selain jenis-jenis di atas, masih ada banyak jenis narkoba


lainnya, seperti LSD, psilocybin (jamur sihir),
metamphetamine, dan banyak lagi. Setiap jenis narkoba
memiliki efek yang berbeda pada tubuh dan otak, namun
semuanya memiliki potensi bahaya dan dampak yang
merugikan pada kesehatan dan kehidupan sosial pengguna.

15
b. Dampak narkoba terhadap individu, keluarga, dan
masyarakat

Penggunaan narkoba dapat memiliki dampak yang serius


pada individu, keluarga, dan masyarakat secara luas. Berikut
adalah beberapa dampak umum yang terkait dengan
narkoba:

1. Dampak pada Individu:

 Kesehatan Fisik: Penggunaan narkoba dapat menyebabkan


kerusakan fisik yang serius, termasuk kerusakan organ
tubuh, gangguan pernapasan, penyakit menular, dan
penurunan sistem kekebalan tubuh.

 Kesehatan Mental: Narkoba dapat menyebabkan gangguan


kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, paranoia,
gangguan bipolar, dan psikosis.

 Ketergantungan: Penggunaan narkoba memiliki risiko


ketergantungan yang tinggi. Ketergantungan dapat mengarah
pada kehilangan kontrol atas penggunaan narkoba,
kebutuhan yang mendesak untuk mendapatkan narkoba,
dan penarikan yang menyakitkan saat mencoba berhenti.

 Gangguan Hubungan: Penggunaan narkoba dapat merusak


hubungan personal, persahabatan, dan interaksi sosial. Hal
ini dapat menyebabkan isolasi sosial, konflik dalam

16
hubungan, dan kesulitan mempertahankan pekerjaan atau
pendidikan.

 Gangguan Pendidikan dan Pekerjaan: Penggunaan narkoba


dapat menghambat kemampuan seseorang untuk
berpartisipasi dalam pendidikan atau bekerja dengan baik.
Hal ini dapat menyebabkan penurunan prestasi akademik,
absensi yang sering, dan kesulitan mempertahankan
pekerjaan.

2. Dampak pada Keluarga:

 Kerusakan Emosional: Penggunaan narkoba oleh anggota


keluarga dapat menyebabkan konflik, kecemasan, dan stres
emosional dalam keluarga. Keluarga sering mengalami rasa
putus asa, kesedihan, dan kehilangan harapan ketika melihat
anggota keluarga yang terjerat dalam penggunaan narkoba.

 Ketegangan Hubungan: Penggunaan narkoba dapat memicu


ketegangan dalam hubungan keluarga, termasuk
perpecahan, ketidakpercayaan, dan kesulitan dalam
mempertahankan ikatan keluarga yang sehat.

 Beban Finansial: Penggunaan narkoba membutuhkan biaya


yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan narkoba. Hal ini
dapat menyebabkan tekanan finansial dalam keluarga,
mengakibatkan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar
dan menghambat perkembangan ekonomi keluarga.

3. Dampak pada Masyarakat:

 Kriminalitas: Penyalahgunaan narkoba sering dikaitkan


dengan peningkatan tingkat kriminalitas. Individu yang
menggunakan narkoba mungkin terlibat dalam kegiatan
ilegal untuk membiayai kecanduan mereka, seperti
17
pencurian, penjualan narkoba ilegal, atau kekerasan terkait
narkoba.

 Kerugian Ekonomi: Narkoba dapat menyebabkan kerugian


ekonomi yang signifikan bagi masyarakat. Hal ini mencakup
biaya perawatan kesehatan yang tinggi, penurunan
produktivitas pekerja, dan beban sistem peradilan pidana.

 Ketidakstabilan Sosial: Penggunaan narkoba dapat


menciptakan ketidakstabilan sosial dalam masyarakat. Hal
ini mencakup peningkatan konflik antarindividu,
peningkatan risiko kekerasan, dan merusak keharmonisan
sosial dalam komunitas.

Penting untuk mengatasi masalah narkoba dengan


pendekatan yang komprehensif, termasuk pencegahan,
rehabilitasi, dan dukungan terhadap individu, keluarga, dan
masyarakat yang terkena dampak.

18
BAB II

PEMBAHASAN

A . Korupsi

1. Faktor-faktor sosial yang mempengaruhi tingkat korupsi

Tingkat korupsi dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial yang


kompleks. Berikut adalah beberapa faktor sosial yang dapat
mempengaruhi tingkat korupsi:

Budaya dan Norma Sosial: Budaya dan norma sosial dalam suatu
masyarakat dapat mempengaruhi tingkat korupsi. Jika korupsi
dianggap sebagai hal yang biasa atau diterima secara sosial, maka
kemungkinan besar tingkat korupsi akan tinggi. Sebaliknya, jika
terdapat norma dan nilai yang menekankan kejujuran, integritas,
dan akuntabilitas, maka korupsi dapat ditekan.

Kepercayaan dan Keharmonisan Sosial: Tingkat kepercayaan


antarindividu dan keharmonisan sosial dalam masyarakat juga
berperan penting. Ketika kepercayaan sosial rendah dan konflik
sosial tinggi, maka korupsi cenderung lebih merajalela.
Kepercayaan yang tinggi antarindividu dan keharmonisan sosial
memperkuat mekanisme kontrol sosial yang dapat mengurangi
korupsi.

19
Ketimpangan Ekonomi: Ketimpangan ekonomi yang tinggi dalam
masyarakat dapat menjadi faktor yang mempengaruhi tingkat
korupsi. Ketika terdapat kesenjangan yang besar antara kelompok
kaya dan miskin, korupsi dapat menjadi cara bagi mereka yang
memiliki kekuasaan dan akses terhadap sumber daya untuk
memperkaya diri sendiri.

Kurangnya Transparansi dan Akuntabilitas: Kurangnya


transparansi dan akuntabilitas dalam institusi publik dapat
menciptakan ruang untuk praktik korupsi. Ketika proses
pengambilan keputusan tidak transparan, pengawasan yang lemah,
dan sanksi terhadap korupsi minim, maka korupsi akan lebih
mungkin terjadi.

Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat: Tingkat pendidikan dan


kesadaran masyarakat juga berpengaruh terhadap tingkat korupsi.
Pendidikan yang berkualitas dan kesadaran masyarakat tentang
bahaya korupsi dapat membangun kesadaran akan pentingnya
integritas dan nilai-nilai moral dalam kehidupan sosial.

Efektivitas Hukum dan Penegakan Hukum: Efektivitas hukum dan


penegakan hukum yang kuat menjadi faktor kunci dalam menekan
korupsi. Ketika sistem hukum dan penegakan hukum lemah,
korupsi akan sulit ditindak dan pelaku korupsi dapat bebas dari
sanksi.

2. Interaksi antara hukum dan korupsi


a) Korupsi sebagai Pelanggaran Hukum: Korupsi adalah
tindakan yang melanggar hukum. Hukum memiliki peraturan
yang melarang korupsi dan menetapkan sanksi bagi pelaku
korupsi. Sistem hukum bertujuan untuk mencegah,
mengungkap, dan menghukum tindakan korupsi.
20
b) Perlindungan Hukum terhadap Korban Korupsi: Hukum juga
melindungi korban korupsi. Hukum memberikan
perlindungan bagi mereka yang menjadi korban dari tindakan
korupsi, seperti korban penyuapan, penipuan, atau
pencurian uang negara. Korban korupsi dapat mencari
keadilan melalui sistem peradilan untuk mendapatkan
pemulihan, ganti rugi, dan keadilan.

c) Peran Hukum dalam Pencegahan Korupsi: Hukum memiliki


peran penting dalam upaya pencegahan korupsi. Peraturan
dan undang-undang anti-korupsi dibuat untuk mengatur
perilaku dan membatasi peluang korupsi. Hukum juga
menetapkan mekanisme pengawasan dan transparansi
dalam pemerintahan dan sektor swasta guna mencegah
praktik korupsi.

d) Penegakan Hukum terhadap Korupsi: Hukum memiliki peran


kunci dalam penegakan hukum terhadap korupsi. Sistem
peradilan harus berfungsi secara efektif dan independen
untuk menyelidiki, menuntut, dan mengadili kasus korupsi.
Penegakan hukum yang kuat, termasuk penyelidikan yang
objektif, pengadilan yang adil, dan sanksi yang memadai,
diperlukan untuk memberantas korupsi.

e) Reformasi Hukum dalam Melawan Korupsi: Melawan korupsi


membutuhkan reformasi hukum yang komprehensif.
Reformasi hukum dapat meliputi perbaikan sistem peradilan,
perubahan undang-undang anti-korupsi, peningkatan

21
integritas lembaga pemerintahan, dan penguatan
transparansi dan akuntabilitas.

3. Interaksi antara hukum dan korupsi


a) Penyusunan dan Penegakan Undang-Undang Anti-Korupsi:
Institusi hukum bertanggung jawab dalam menyusun
undang-undang anti-korupsi yang efektif. Undang-undang ini
menetapkan larangan terhadap tindakan korupsi,
mendefinisikan tindakan korupsi, dan menetapkan sanksi
yang tegas bagi pelaku korupsi. Institusi hukum juga
bertanggung jawab dalam penegakan undang-undang
tersebut dengan menyelidiki, menuntut, dan mengadili kasus
korupsi.

b) Penyelidikan dan Penuntutan: Institusi hukum memiliki


peran penting dalam menyelidiki dugaan tindakan korupsi
dan menuntut para pelaku korupsi. Polisi, jaksa, dan lembaga
penegak hukum lainnya melakukan penyelidikan terhadap
kasus korupsi, mengumpulkan bukti, dan mempersiapkan
kasus untuk persidangan. Mereka juga harus memastikan
bahwa proses hukum berjalan dengan adil dan transparan.

c) Pengadilan yang Adil dan Independen: Sistem peradilan harus


berfungsi secara adil, independen, dan bebas dari intervensi
politik dalam mengadili kasus korupsi. Institusi hukum,
seperti pengadilan, memiliki tugas penting dalam mengadili
para pelaku korupsi berdasarkan bukti yang ada dan
memberikan keputusan yang adil dan tegas. Pengadilan
harus melindungi hak-hak tersangka dan korban korupsi
serta memberikan hukuman yang sesuai kepada para pelaku
korupsi.

22
d) Mekanisme Pengawasan dan Transparansi: Institusi hukum
dapat berperan dalam mengembangkan mekanisme
pengawasan yang efektif terhadap praktik korupsi. Hal ini
meliputi pengawasan terhadap lembaga pemerintah,
penggunaan anggaran publik, kontrak publik, dan kepatuhan
etika dalam pelayanan publik. Institusi hukum juga harus
memperkuat transparansi dalam proses pengambilan
keputusan, pelaporan keuangan, dan akses publik terhadap
informasi yang relevan.
e) Perlindungan Pelapor Korupsi: Institusi hukum harus
menyediakan perlindungan bagi pelapor korupsi atau saksi
yang memberikan informasi penting tentang kasus korupsi.
Perlindungan ini mencakup keamanan personal,
perlindungan dari pemecatan atau tindakan balasan, dan
penanganan kasus dengan kerahasiaan yang diperlukan.

f) Kerja Sama Internasional: Institusi hukum dapat berperan


dalam memperkuat kerja sama internasional dalam
pemberantasan korupsi. Hal ini meliputi pertukaran
informasi, ekstradisi pelaku korupsi yang melarikan diri ke
negara lain, dan kerja sama dalam penyelidikan dan
penuntutan kasus korupsi yang melintasi batas negara.

B . Money Politik

1. Dinamika sosial dalam Praktik Money Politik

Praktik money politik melibatkan penggunaan uang atau


pemberian materi atau imbalan lainnya dalam proses politik,
seperti kampanye, pemilihan umum, atau pengambilan

23
keputusan politik. Dalam dinamika sosial, praktik money
politik dapat memiliki dampak dan konsekuensi yang
signifikan. Berikut adalah beberapa dinamika sosial yang
terjadi dalam praktik money politik:

a) Ketidakadilan dalam Akses Politik: Praktik money politik dapat


menciptakan ketidakadilan dalam akses politik. Kandidat atau
partai politik yang memiliki sumber daya finansial lebih besar
memiliki keunggulan dalam mengamankan dukungan dan
memperoleh kekuasaan politik. Hal ini dapat mengurangi
peluang partisipasi politik bagi mereka yang tidak memiliki
sumber daya finansial yang cukup.

b) Pengaruh Ekonomi terhadap Proses Politik: Praktik money


politik mengakibatkan pengaruh ekonomi yang besar dalam
proses politik. Para politisi atau partai politik yang menerima
dana besar dari pihak-pihak yang memiliki kepentingan
ekonomi dapat diharapkan untuk mempertimbangkan dan
memprioritaskan kepentingan tersebut dalam pengambilan
keputusan politik. Hal ini dapat mengorbankan kepentingan
publik dan mempengaruhi integritas sistem politik.

c) Pengaruh Terhadap Kualitas Demokrasi: Praktik money politik


dapat mengancam kualitas demokrasi. Ketika pemilihan atau
pengambilan keputusan politik dipengaruhi oleh uang,
prinsip-prinsip demokrasi seperti persamaan suara,
partisipasi aktif, dan kebebasan politik dapat terkompromi.
Praktik money politik juga dapat menciptakan
ketidakpercayaan masyarakat terhadap sistem politik dan
lembaga-lembaga politik.

24
d) Korupsi dan Penyalahgunaan Kekuasaan: Praktik money
politik dapat membuka pintu bagi korupsi dan
penyalahgunaan kekuasaan. Pemberian uang atau pemberian
imbalan lainnya dalam proses politik dapat menciptakan
lingkungan di mana para politisi tergoda untuk memperkaya
diri sendiri atau menerima suap untuk mempengaruhi
keputusan politik. Hal ini merusak integritas sistem politik
dan lembaga-lembaga publik.

e) Ketidaksetaraan dalam Representasi: Praktik money politik


dapat menghasilkan ketidaksetaraan dalam representasi
politik. Calon yang memiliki akses ke sumber daya finansial
yang kuat lebih mungkin berhasil dalam proses pemilihan
atau kampanye politik, sementara individu atau kelompok
yang kurang mampu secara finansial cenderung terpinggirkan.
Akibatnya, kepentingan dan aspirasi mereka mungkin tidak
terwakili dengan baik dalam pengambilan keputusan politik.

C . Narkoba

1. Faktor sosial yang mempengaruhi peredaran narkoba

a) Ketimpangan Sosial dan Ekonomi: Ketimpangan sosial dan


ekonomi yang tinggi dapat menjadi faktor pendorong
peredaran narkoba. Ketika ada kesenjangan yang besar
antara kaya dan miskin, kurangnya kesempatan ekonomi,
dan ketidakadilan sosial, individu rentan terhadap
keterlibatan dalam peredaran dan penggunaan narkoba
sebagai upaya untuk mengatasi masalah sosial dan ekonomi
yang mereka hadapi.

25
b) Kemiskinan dan Pengangguran: Kemiskinan dan
pengangguran memainkan peran penting dalam peredaran
narkoba. Individu yang menghadapi kesulitan ekonomi
sering kali mencari cara cepat untuk menghasilkan uang,
dan peredaran narkoba dapat menjadi opsi yang menggoda.
Pengangguran juga dapat meningkatkan rentabilitas
perdagangan narkoba di daerah-daerah tertentu.

c) Faktor Lingkungan: Lingkungan sosial juga mempengaruhi


peredaran narkoba. Daerah dengan tingkat kejahatan yang
tinggi, kelompok-kelompok terpinggirkan, dan kehadiran
geng atau jaringan kejahatan dapat memfasilitasi peredaran
narkoba. Lingkungan yang terpapar dengan kekerasan,
ketidakstabilan sosial, dan kurangnya kontrol pemerintah
dapat menciptakan iklim yang kondusif bagi peredaran
narkoba.

d) Faktor Budaya dan Norma Sosial: Budaya dan norma sosial


juga memainkan peran dalam peredaran narkoba. Jika
penggunaan narkoba dianggap sebagai hal yang biasa atau
diterima secara sosial, maka permintaan dan peredaran
narkoba dapat meningkat. Norma sosial yang tidak
menghukum atau bahkan mempromosikan penggunaan
narkoba dapat mempengaruhi perilaku individu terkait
narkoba.

e) Faktor Pendidikan dan Kesadaran: Tingkat pendidikan dan


kesadaran masyarakat tentang bahaya narkoba dapat
mempengaruhi peredaran narkoba. Pendidikan yang
berkualitas tentang bahaya narkoba dan pengetahuan
tentang konsekuensi yang ditimbulkan oleh penggunaan
narkoba dapat membantu mengurangi permintaan dan
peredaran narkoba.
26
f) Ketersediaan dan Aksesibilitas: Ketersediaan dan
aksesibilitas narkoba juga mempengaruhi peredaran. Jika
narkoba mudah diperoleh dan tersedia di pasar gelap,
permintaan dan peredaran narkoba cenderung meningkat.

g) Faktor Keluarga dan Pengaruh Teman: Faktor keluarga dan


pengaruh teman juga dapat memainkan peran penting
dalam peredaran narkoba. Lingkungan keluarga yang tidak
stabil, pengaruh negatif dari anggota keluarga yang terlibat
dalam narkoba, atau tekanan dari teman sebaya yang
menggunakan narkoba dapat mempengaruhi individu untuk
terlibat dalam peredaran narkoba.

2. Faktor sosial yang mempengaruhi peredaran narkoba


a) Pendidikan dan Kesadaran: Masyarakat dapat
berperan dalam meningkatkan pendidikan dan
kesadaran tentang bahaya narkoba. Ini dapat
dilakukan melalui program-program pendidikan di
sekolah, seminar, kampanye sosial, dan media sosial.
Peningkatan pengetahuan tentang bahaya narkoba
dan dampak negatifnya dapat membantu mencegah
penyalahgunaan narkoba.

b) Pembentukan Lingkungan yang Sehat: Masyarakat


dapat berperan dalam menciptakan lingkungan yang
sehat dan mendukung bagi individu untuk
menjauhkan diri dari penyalahgunaan narkoba. Ini
termasuk mempromosikan gaya hidup sehat, kegiatan
positif, kegiatan olahraga, dan kegiatan budaya yang
tidak melibatkan narkoba. Masyarakat juga dapat
mendukung pembentukan kegiatan dan fasilitas

27
rekreasi yang aman dan sehat bagi pemuda dan
masyarakat umum.

c) Pemberdayaan dan Penyuluhan: Masyarakat dapat


memberdayakan individu yang rentan terhadap
penyalahgunaan narkoba melalui penyuluhan dan
program pencegahan. Ini termasuk memberikan
informasi tentang risiko dan bahaya penyalahgunaan
narkoba, mempromosikan keterampilan pengambilan
keputusan yang sehat, mengajarkan cara mengatasi
tekanan sebaya, dan memberikan dukungan bagi
individu yang ingin keluar dari lingkaran
penyalahgunaan narkoba.

d) Dukungan Sosial dan Reintegrasi: Masyarakat dapat


memberikan dukungan sosial kepada mantan
pengguna narkoba yang sedang menjalani proses
rehabilitasi. Dukungan ini dapat berupa pemulihan
sosial, peluang kerja, kegiatan rehabilitasi, dan
pemulihan mental. Dukungan dan integrasi kembali
ke dalam masyarakat dapat membantu mengurangi
risiko kembali ke penyalahgunaan narkoba.

e) Pelaporan dan Kolaborasi dengan Otoritas:


Masyarakat memiliki peran penting dalam melaporkan
aktivitas penyalahgunaan narkoba kepada otoritas
yang berwenang, seperti kepolisian atau lembaga
penegak hukum. Kolaborasi dengan otoritas
membantu memerangi peredaran narkoba dan
menjaga keamanan masyarakat.

28
f) Menghilangkan Stigma: Masyarakat dapat berperan
dalam menghilangkan stigma terhadap mantan
pengguna narkoba yang sedang dalam proses
rehabilitasi. Dukungan, pemahaman, dan penerimaan
dari masyarakat dapat membantu mereka untuk pulih
dan menjalani kehidupan yang produktif.

BAB III

UPAYA PENANGGULANGAN DAN PERAN SOSIOLOGI HUKUM

A. Penanggulangan Korupsi

KPK memiliki tanggung jawab terhadap masyarakat dan


menyampaikan laporan kepada Presiden Republik Indonesia, DPR,
dan Badan Pemeriksa Keuangan sebagai bentuk tugas dan
tanggung jawabnya dalam menindaklanjuti kasus tindak pidana
korupsi.

Dukungan masyarakat sangat penting dalam pemberantasan


korupsi. Berikut adalah beberapa bentuk dukungan yang dapat
diberikan oleh masyarakat:

1. Kesadaran dan Pendidikan: Masyarakat dapat meningkatkan


kesadaran tentang bahaya dan dampak negatif korupsi
melalui pendidikan dan kampanye sosial. Peningkatan
pemahaman tentang korupsi akan memperkuat dukungan
masyarakat terhadap upaya pemberantasan korupsi.

2. Penolakan terhadap Korupsi: Masyarakat perlu secara aktif


menolak dan menentang korupsi dalam segala bentuknya. Ini
29
mencakup menolak memberikan suap atau gratifikasi kepada
pejabat, menolak terlibat dalam praktik korupsi, dan
melaporkan kasus-kasus korupsi yang mereka temui.

3. Partisipasi dalam Sistem Hukum: Masyarakat dapat berperan


dalam mendukung proses hukum dengan memberikan
kesaksian yang jujur dan kooperatif ketika mereka menjadi
saksi atau korban tindak korupsi. Ini memperkuat sistem
hukum dan mendorong akuntabilitas bagi pelaku korupsi.

4. Pelaporan dan Whistleblowing: Masyarakat harus didorong


untuk melaporkan kasus-kasus korupsi yang mereka ketahui
kepada lembaga penegak hukum atau lembaga anti-korupsi.
Perlindungan dan insentif bagi para whistleblower harus
diberikan untuk melindungi mereka dari intimidasi atau
pembalasan.

5. Peran Aktif dalam Organisasi Sipil: Masyarakat dapat terlibat


dalam organisasi-organisasi sipil yang berperan dalam
mendorong transparansi, akuntabilitas, dan pemberantasan
korupsi. Mereka dapat menjadi anggota aktif, mendukung
kampanye yang berkaitan dengan korupsi, dan bekerja sama
dengan lembaga-lembaga anti-korupsi.

B. Pengendalian Money Politik

Untuk mengurangi praktik money politik, reformasi hukum


yang komprehensif dapat menjadi langkah penting.Regulasi yang
Ketat, Transparansi dan Akuntabilitas,Penegakan Hukum yang
Tegas, Partisipasi Politik yang Adil, dan Reformasi hukum yang
komprehensif untuk mengurangi praktik money politik
membutuhkan komitmen politik, keterlibatan masyarakat, dan
kerja sama antara berbagai pemangku kepentingan. Dengan
mengadopsi langkah-langkah ini, diharapkan praktik money politik
30
dapat dikurangi, dan proses politik dapat menjadi lebih transparan,
akuntabel, dan berintegritas.

Kesadaran masyarakat dan partisipasi dalam pemilihan yang


bersih memainkan peran penting dalam mempromosikan integritas,
transparansi, dan akuntabilitas dalam proses politik.

C. Pencegahan dan Penanggulangan Narkoba

Peran keluarga, pendidikan, dan masyarakat sangat penting


dalam melawan penyalahgunaan narkoba. Berikut adalah
penjelasan singkat tentang peran masing-masing:

1. Peran Keluarga:

 Pendidikan dan Kesadaran: Keluarga dapat memberikan


pendidikan dan kesadaran kepada anggota keluarga tentang
bahaya dan dampak negatif penyalahgunaan narkoba.
Mereka dapat memberikan informasi yang akurat,
mengajarkan nilai-nilai yang kuat, dan memberikan
pemahaman tentang risiko yang terkait dengan penggunaan
narkoba.

 Komunikasi Terbuka: Komunikasi terbuka dan sehat antara


anggota keluarga dapat membantu mengidentifikasi tanda-
tanda penyalahgunaan narkoba dan memberikan dukungan
yang dibutuhkan kepada individu yang terlibat dalam
penyalahgunaan.

 Penguatan Hubungan Keluarga: Membangun hubungan yang


kuat dan saling mendukung dalam keluarga dapat
memberikan perlindungan terhadap penyalahgunaan

31
narkoba. Keluarga yang hangat, penuh kasih, dan stabil
dapat membantu mengurangi faktor risiko dan memberikan
dukungan emosional yang penting.

2. Peran Pendidikan:

 Penyuluhan dan Informasi: Pendidikan formal dan informal


dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang
bahaya narkoba, efek jangka panjangnya, dan strategi
pencegahan. Penyuluhan narkoba dapat dilakukan di
sekolah, perguruan tinggi, dan lembaga pendidikan lainnya
untuk meningkatkan kesadaran dan memberikan informasi
yang tepat kepada generasi muda.

 Pengembangan Keterampilan Hidup: Pendidikan yang


melibatkan pengembangan keterampilan hidup, termasuk
pengambilan keputusan yang baik, manajemen emosi, dan
penanganan stres, dapat membantu individu dalam
menghadapi tekanan dan tantangan yang mungkin
mempengaruhi mereka untuk menggunakan narkoba.

 Pencegahan Peer-to-Peer: Pendidikan juga dapat memperkuat


peran teman sebaya dalam mencegah penyalahgunaan
narkoba. Pelatihan tentang kepemimpinan, kemampuan
berkomunikasi, dan pengaruh positif dapat membantu
remaja untuk mempengaruhi teman-teman mereka dengan
cara yang mendukung pencegahan narkoba.

3. Peran Masyarakat:

 Kampanye Kesadaran: Masyarakat dapat melakukan


kampanye kesadaran tentang bahaya narkoba melalui media
sosial, pameran, seminar, dan acara publik lainnya.
Kampanye ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan

32
dan membangun sikap yang tidak mendukung
penyalahgunaan narkoba.

 Keterlibatan Komunitas: Komunitas dapat mengorganisir


kegiatan yang sehat dan positif untuk mengalihkan perhatian
anak muda dari penyalahgunaan narkoba. Kegiatan olahraga,
seni, budaya, dan sosial dapat memberikan alternatif yang
positif bagi remaja dan memperkuat ikatan sosial mereka.

 Dukungan Rehabilitasi: Masyarakat dapat memberikan


dukungan kepada individu yang ingin keluar dari
penyalahgunaan narkoba melalui program rehabilitasi, pusat
konseling, dan dukungan sosial. Memberikan akses dan
dukungan untuk pemulihan dapat membantu individu
mengatasi masalah mereka dan mencegah kekambuhan.

Melibatkan keluarga, pendidikan, dan masyarakat secara aktif


dalam melawan penyalahgunaan narkoba adalah kunci untuk
menciptakan lingkungan yang sehat dan membangun kesadaran
yang kuat tentang bahaya narkoba di kalangan masyarakat.

33
BAB IV

PENUTUP

1. Kesimpulan

Secara garis besar, Masalah korupsi, money politik, dan narkoba


memiliki dampak serius terhadap kehidupan sosial, politik, dan
ekonomi suatu negara. Ketiga masalah ini merusak integritas
sistem politik, menghambat pembangunan ekonomi, dan
mengancam kesejahteraan masyarakat. Berikut adalah beberapa
poin penting yang dapat diambil sebagai kesimpulan:

i. Korupsi adalah praktik penyalahgunaan kekuasaan dan


sumber daya publik untuk keuntungan pribadi. Korupsi
merusak tatanan sosial dan menghalangi pembangunan yang
adil dan berkelanjutan.

ii. Money politik, yang melibatkan penggunaan uang dalam


proses politik, merusak integritas demokrasi dan
merendahkan suara masyarakat. Praktik ini menguntungkan
mereka dengan sumber daya finansial yang lebih besar,
sementara merugikan kandidat yang tidak mampu secara
finansial.

iii. Penyalahgunaan narkoba adalah masalah serius yang


menghancurkan kehidupan individu, keluarga, dan
masyarakat. Narkoba menyebabkan kerusakan fisik, mental,
dan sosial yang serius, serta menyebabkan kejahatan dan
ketidakstabilan sosial.

iv. Ketiga masalah ini memerlukan pendekatan holistik dan


terpadu untuk mengatasi mereka. Ini melibatkan peran aktif
institusi hukum, lembaga pemerintah, masyarakat sipil,
keluarga, pendidikan, dan masyarakat umum.
34
v. Pencegahan merupakan langkah utama dalam mengatasi
korupsi, money politik, dan penyalahgunaan narkoba.
Pendidikan, kesadaran, dan pengembangan keterampilan
hidup menjadi penting dalam mencegah praktik-praktik
negatif ini.

vi. Penegakan hukum yang tegas dan transparan sangat penting


dalam memberantas korupsi dan money politik. Institusi
hukum harus memiliki kewenangan, sumber daya, dan
independensi untuk melakukan penyelidikan, penuntutan,
dan penghukuman terhadap pelaku kejahatan.

vii. Dukungan dan partisipasi aktif masyarakat sangat


diperlukan untuk memberantas korupsi, money politik, dan
penyalahgunaan narkoba. Masyarakat harus berperan
sebagai pengawas, melaporkan pelanggaran, dan mendukung
upaya pencegahan dan rehabilitasi.

1. Saran

Dalam penyusunan makalah ini tentu penulis juga mengetahui


bahwa susunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar dapat membantu penulis di kesempatan
berikunya.

35
Daftar Pustaka

1. Alfitri, A. (2018). Korupsi di Indonesia: Telaah Analisis dari


Perspektif Hukum dan Sosiologi. PT Citra Aditya Bakti.

2. Rizki, M. M. (2017). Pemberantasan Korupsi di Indonesia:


Kajian Yuridis dan Sosiologis. Sinar Grafika.

3. Winters, M. S., & Weitz-Shapiro, R. (Eds.). (2019).


Corruption and Democracy in Brazil: The Struggle for
Accountability. University of Notre Dame Press.

4. Budiman, A. (2019). Money Politics in Indonesia: Patronage


and Clientelism in Everyday Life. Cambridge University
Press.

5. Kusumasari, B., & Wiradharma, A. S. (Eds.). (2020).


Dinamika Politik Uang dalam Pemilu di Indonesia. Gramedia
Pustaka Utama.

6. Nugroho, Y. A., & Asvi, E. (2018). Penyalahgunaan Narkoba


di Indonesia: Tantangan dan Solusi. Rajawali Pers.

7. Hartono, B., & Lestari, D. A. (2020). Narkoba dan


Masyarakat: Studi Kasus di Indonesia. Deepublish.

8. Marpaung, R. S., & Sihaloho, R. (Eds.). (2019).


Pembangunan Hukum Anti Narkoba di Indonesia. PT Citra
Aditya Bakti.

9. Yusuf, F. K. (2018). Narkoba dan Anak: Perspektif Hukum


dan Kriminologi. Refika Aditama.

10. Transparency International Indonesia. (2021). Indeks


Persepsi Korupsi 2021: Laporan Tahunan Transparency
International Indonesia. Transparency International Indonesia.

36

Anda mungkin juga menyukai