Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH TINDAK PIDANA KORUPSI

Dosen Pengampu :
Muliadi, S.ST.M.Tr.Kes

Disusun Oleh :
1. Daniale Izzan Abassy (2312402001) 5. Naela Nafilah (2312402020)

2. Feby Gustriyana Mersha (2312402013) 6. Siska Anggia Putri (2312402029)

3. Mulia Rizki Ananda (2312402017) 7. Achmad Ridho Alpares (2312402035)

4. Syifa Zahwa Salsabila (2312402043)

JURUSAN KESEHATAN GIGI

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt, yang telah memberikan Rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Tindak Pidana Korupsi’’ tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Pendidikan Budaya Anti Korupsi”. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
pengetahuan para pembaca dan juga penyusun makalah.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak kekurangan, untuk itu
kami sangat menerima saran dan kritik yang bersifat membangun kelengkapan makalah ini.

Bandar Lampung, 16 Januari 2024

PENYUSUN

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................1
1.3 Tujuan...................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian tindak pidana korupsi........................................................................2
2.2 Unsur tindak pidana korupsi................................................................................3
2.3 Faktor penyebab tindak pidana korupsi di indonesia..........................................4
2.4 Dampak korupsi...................................................................................................5
2.5 Contoh korupsi di indonesia................................................................................5

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan..........................................................................................................6
3.2 Saran....................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................7

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Tindak pidana korupsi yang popular disebut sebagai penyalahgunaan


kekuasaan untuk keuntungan pribadi pada dasarnya merupakan masalah
keadilan sosial. Salah satu unsur penting dari teori keadilan sosial ini
adalah bahwa kesejahteraan umum masyarakat tidak boleh dilanggar,
artinya bahwa kesejahteraan umum tidak boleh dikorbankan untuk
kepentingan pribadi. Korupsi merupakan masalah serius. Tindak pidana
ini dapat membahayakan stabilitas dan keamanan masyarakat,
membahayakan pembangunan sosial ekonomi dan politik, serta merusak
nilai-nilai demokrasi dan moralitas, sebab lambat laun perbuatan ini
seakan menjadi sebuah budaya. Oleh karena itu, korupsi merupakan
ancaman terhadap cita-cita menuju masyarakat yang adil dan makmur.

Secara sederhana, tindak pidana korupsi dapat dipahami sebagai suatu


perbuatan curang, yaitu dengan menyelewengkan atau menggelapkan
keuangan negara yang dimaksudkan untuk memperkaya diri sendiri yang
dapat merugikan negara atau penyelewengan atau penggelapan uang
Negara untuk kepentingan pribadi dan orang lain.5 Tindak pidana
korupsi juga merupakan bentuk kejahatan yang dilakukan secara
sistematis dan terorganisir dengan baik, serta dilakukan oleh orang-orang
yang mempunyai kedudukan dan peranan penting dalam tatanan sosial
masyarakat. Oleh karena itu, kejahatan ini sering disebut dengan istilah
white collar crime6 atau kejahatan kerah putih serta ruang lingkupnya
bersifat lintas negara.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian tindak pidana korupsi?
2. Tujuan tindak pidana korupsi?
3. Apa saja contoh tindak pidana korupsi?
1.3 Tujuan
1.Untuk mengetahui Pengertian tindak pidana korupsi
2.Untuk mengetahui apa saja contoh tindak pidana korupsi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tindak Pidana Korupsi


Tindak Pidana Korupsi sendiri adalah kegiatan yang dilakukan untuk
memperkaya diri sendiri atau kelompok dimana kegiatan tersebut melanggar
hukum karena telah merugikan bangsa dan Negara. Korupsi menurut
masyarakat adalah suatu tindakan mengambil uang negara agar memperoleh
keuntungan untuk diri sendiri. Dari sudut pandang hukum, kejahatan tindak
pidana korupsi mencakup unsur-unsur sebagai. berikut :
a. Penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, dan sarana
b. memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi
c. merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.
Korupsi juga mempunyai beberapa macam jenis, menurut Beveniste
dalam Suyatno korupsi didefenisikan dalam 4 jenis yaitu sebagai berikut:
1. Discretionery corupption, ialah korupsi yang dilakukan karena adanya
kebebasan dalam menentukan kebijakan, sekalipun nampaknya bersifat
sah, bukanlah praktik-praktik yang dapat diterima oleh para anggota
organisasi.
2. Illegal corupption, ialah suatu jenis tindakan yang bermaksud
mengacaukan bahasa atau maksud-maksud hukum, peraturan dan regulasi
hukum.
3. Mercenery corruption, ialah jenis tindak pidana korupsi yang dimaksud
untuk memperoleh keuntungan pribadi, melalui penyalahgunaan
wewenang dan 22
kekuasaan.
4. Ideologi corruption, ialah jenis korupsi ilegal maupun discretionery
yang
dimaksudkan untuk mengejar tujuan kelompok.
Melihat dalam arti yang luas, korupsi adalah suatu tindakan yang
dilakukan untuk memperkaya diri sendiri agar memperoleh suatu keuntungan
baik pribadi maupun golongannya. Kegiatan memperkaya diri dengan
menggunakan jabatan, dimana orang tersebut merupakan orang yang menjabat
di departemen swasta maupun departeman pemerintahan. Korupsi sendiri dapat
muncul dimana-mana dan tidak terbatas dalam hal ini saja, maka dari itu untuk
mempelajari dan membuat solusinya kita harus dapat membedakan antara

2
korupsi dan kriminalitas kejahatan.

2.2 Unsur Tindak Pidana Korupsi


Tindak pidana korupsi atau yang disebut juga suatu perbuatan
memperkaya diri sendiri atau suatu golongan merupakan suatu tindakan yang
sangat merugikan orang lain, bangsa dan negara. Adapun unsur-unsur tindak
pidana korupsi bila dilihat pada ketentuan pasal 2 ayat (1) undang-undang
No.31 tahun 1999 selanjutnya dikaitkan dengan tindak pidana korupsi, yaitu:
pasal 2 ayat (1) UU Tindak Pidana Korupsi “TPK” yang menyatakan bahwa
Tindak Pidana Korupsi adalah “setiap orang yang melawan hukum melakukan
perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang
dapat merugikan keuangan Negara atau perekonomian Negara, dipidana dengan
pidana penjara seumur hidup atau penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan
paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling sedikit Rp.200.000.000 (dua
ratus juta rupiah ) dan paling banyak Rp.1.000.000.000 ( satu milyar rupiah)
Yang dimaksud dengan “keadaaan tertentu” dalam ketentuan ini adalah
keadaan yang dapat dijadikan alasan pemberatan pidana tersebut dilakukan
terhadap dana dana yang diperuntukan bagi penanggulangan keadaan keadaan
bahaya, bencana alam nasional, penanggulangan akibat kerusuhan sosial yang
meluas, penanggulangan krisis ekonomi dan moneter, dan pengulangan tindak
pidana korupsi Ada 3 unsur tindak pidana korupsi, antara lain:
1. Setiap orang adalah orang atau perseorangan atau
termasukkorporasi. Dimana korporasi tersebut artinya adalah
kumpulan orang dan/atau kekayaan yang terorganisir, baik
merupakan badan hukum maupun bukan badan hukum,terdapat
pada ketentua umum Undang-undang No.31 tahun1999 pasal 1
ayat (1).
2. Melawan hukum, yang dimaksud melawan hukum adalah suatu
tindakan dimana tindakan tersebut bertentangan dengan perturan
perundang-undangan yang berlaku. Karena di dalam KUHP
(kitab undang-undang hukum pidana) Buku kesatu, aturan
umum Bab 1 (satu). Batas-batas berlakunya aturan pidana dalam
perundang-undangan pasal 1 ayat (1) suatu perbuatan tidak
dapat dipidana, kecuali berdasarkan kekuatan ketentuan
perundang-undangan pidana yang telah ada.
3. Tindakan, yang dimaksud tindakan dalam pasal 1 ayat (1)
Undang-undang No.31 tahun 1999 adalah suatu tindakan yang
dimana dilakukan oleh diri sendiri atau orang lain atau suatu

3
korporasi menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau
sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang
dapat merugikan keuangan Negara atau perekonomian negara,
dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana
penjara paling singkat 1(satu)tahun dan paling lama 20 (dua
puluh) tahun dan/atau denda paling sedikit Rp 50.000.000,00
(lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp1.000.000.000,00
(satu miliar rupiah).
2.3 Faktor-Faktor Penyebab Meningkatnya Korupsi di Indonesia
Setiap apapun tindakan yang dilakukan seseorang itu mempunyai banyak arti
atau mempunyai maksud dan tujuan, ada tujuan yang baik ada juga tujuan yang
bermaksud buruk. Ada juga tujuan yang menurut mereka baik untuk diri mereka
sendiri akan tetapi membuat hasil yang buruk bagi orang lain. Dikaitkan dengan
pembahasan dalam skripsi tersebut yaitu korupsi, merupakan tindakan yang
baik menurut atau untuk diri mereka akan tetapi sangat merugikan orang lain
dalam hal ini adalah rakyat, bangsa dan negara.
korupsi dapat terjadi karena berbagai faktor seperti berikut:
a. Kelemahan ajaran-ajaran agama dan etika.
b. Akibat kolonialisme atau suatu pengaruh pemerintah asing tidak menggugah
kesetiaan dan kepatuhan yang diperlukan untuk membendung korupsi.
c. Kurang dan lemahnya pengaruh pendidikan.
d. Kemiskinan yang bersifat struktural.
e. Sanksi hukum yang lemah.
f. Kurang dan terbatasnya lingkungan yang anti korupsi.
g. Struktur pemerintahan yang lunak.
h. Perubahan radikal, sehingga terganggunya kestabilan mental. Ketika suatu
sistem nilai mengalami perubahan radikal, korupsi muncul sebagai suatu
penyakit tradisional.
i. Kondisi masyarakat karena korupsi dalam suatu birokrasi bisa memberikan
cerminan keadaan masyrakat secara keseluruhan.

4
2.4 Dampak Korupsi
Setiap perbuatan pasti mempunyai sebab dan akibat dimana sebab dan akibat
tersebut dapat berdampak buruk bagi lingkungan sekitar. Dihubungkan dengan
tindak pidana korupsi, sebab dan akibat yang ditimbulkan dari perbuatan
tersebut. dampak dari korupsi sebagai berikut:
a. Berkurangnya Kepercayaan Terhadap Pemerintah Akibat pejabat pemerintah
melakukan korupsi mengakibatkan berkurangnya kepercayaan terhadap
pemerintah tersebut
b. Berkurangnya Kewibawaan Pemerintah Dalam Masyarakat Apabila banyak
dari pejabat pemerintah yang melakukan penyelewengan keuangan negara
c. Rapuhnya Keamanan dan Ketahanan Negara Keamanan dan ketahanan
negara
akan rapuh apabila para pejabat pemerintah mudah disuap karena kekuasaan
asing yang hendak memaksakan ideologi atau pengaruhnya terhadap bangsa
Indonesia.
d. Hukum Tidak Lagi Dihormati . Negara kita adalah negara hukum dimana
segala sesuatu harus didasarkan pada hukum.

2.5 Contoh Korupsi di Indonesia

1. Merugikan keuangan negara.


2. 2. Suap-menyuap.
3. Penggelapan dalam jabatan.
4. Pemerasan.
5. Perbuatan curang.
6. 6. Benturan kepentingan dalam pengadaan.
7. 7. Gratifikasi.

5
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tindak pidana korupsi di Indonesia semakin banyak terjadi dan
memberikan dampak bagi rakyat. Rakyat harus menanggung akibat dari tindak
pidana korupsi. Pemiskinan koruptor dianggap sebagai terobosan baru dalam
menindak kasus tindak pidana korupsi. Konsep pemiskinan koruptor dapat
dijalankan dengan perampasan aset hasil tindak pidana korupsi dan penggantian
kerugian yang ditimbulkan akibat tindak pidana korupsi. Konsep pemiskinan
koruptor ini dinilai mampu memberikan efek jera sekaligus sebagai bentuk
mengurangi tindak pidana korupsi.
Pemiskinan koruptor di Indonesia belum dilaksanakan secara tegas. Para
penegak hukum yang dalam penelitian ini yaitu jaksa dan hakim tidak
menjalankan sanksi pidana pemiskinan koruptor dalam memberantas tindak
pidana korupsi. Jaksa dalam menjatuhkan tuntutan pidana berpegang teguh
pada undang-undang begitu juga dengan hakim tipikor dalam menjatuhkan
vonis berpegang teguh pada undang-undang.

3.2 Saran
Pemiskinan koruptor memang mendapat sambutan positif dari banyak
kalangan. Namun perlu dipertimbangkan lagi mengenai pelaksanaannya.
Saranyang dapat penulis sumbangkan, yaitu Perlu adanya rekonseptualisasi
mengenai konsep pemiskinan koruptor.
Rekonseptualisasi dengan memberikan arahan yang jelas bagi penegak hukum
mengenai konsep pemiskinan koruptor, sehingga pelaksanaan pemiskinan
koruptor dapat dijalankan sebagai suatu terobosan hukum yang memberikan
efek jera dalam tindak pidana korupsi.

6
DAFTAR PUSTAKA

http://e-journal.uajy.ac.id/5933/4/HK310320.pdf
https://www.google.com/search?client=firefox-b-d&q=kesimpulan+tindak+pidana+korupsi
https://www.google.com/search?client=firefox-b-d&q=contoh+kasus+tindak+pidana+korupsi
file:///C:/Users/muhta/Downloads/
01__Buku_Laplit_2017__Urgensi_&_Mekanisme_Pengembalian_Aset_Hasil_Tindak_Pidan
a_Korupsi__ISI__TSu_&_TSa_(1).pdf

Anda mungkin juga menyukai