K. Mustarom
Edisi 14 | Oktober2017
ABOUT US
Laporan ini merupakan sebuah publikasi dari Lembaga Kajian Syamina (LKS). LKS
merupakan sebuah lembaga kajian independen yang bekerja dalam rangka membantu
masyarakat untuk mencegah segala bentuk kezaliman. Publikasi ini didesain untuk
dibaca oleh pengambil kebijakan dan dapat diakses olehsemua elemen masyarakat.
Laporan yang terbit sejak tahun 2013 ini merupakan salah satu dari sekian banyak
media yang mengajak segenap elemen umat untuk bekerja mencegah kezaliman. Media
ini berusaha untuk menjadi corong kebenaran yang ditujukan kepada segenap lapisan
dan tokoh masyarakat agar sadar realitas dan peduli terhadap hajat akan keadilan.
Isinya mengemukakan gagasan ilmiah dan menitikberatkan pada metode analisis
dengan uraian yang lugas dan tujuan yang legal. Pandangan yang tertuang dalam
laporan ini merupakan pendapat yang diekspresikan oleh masing-masing penulis.
——————
Untuk komentar atau pertanyaan tentang publikasi kami, kirimkan e-mail ke:
lk.syamina@gmail.com.
Seluruh laporan kami bisa didownload di www.syamina.org
Daftar Isi
Executive Summary
budaya, hingga hak untuk berkembang. Dampak korupsi paling berbahaya bagi
mereka yang miskin dan termarjinalisasi, yang selama ini cukup bergantung
pada layanan publik. Korupsi juga berpotensi menciptakan budaya kebal
hukum.
Indonesia kemudian memungut kata ini menjadi korupsi. Arti kata korupsi
secara harfiah adalah “sesuatu yang busuk, jahat, dan merusak.”
Dari segi terminologi, istilah korupsi berasal dari kata bahasa latin
corruptio yang berarti kerusakan atau kebobrokan, dan dipakai pula untuk
menunjukkan keadaan atau perbuatan yang busuk.
1
Andrea, Fockema. Kamus Hukum terjemahan Bina cipta, Bina Cipta, Bandung,
1983.
2
Webster Student Dictionary, 1960
04 Apa itu Korupsi?
Melihat dari definisi tersebut jelas bahwa korupsi tidak hanya menyangkut
aspek hukum, ekonomi dan politik tetapi juga menyangkut perilaku manusia
(behavior) yang menjadi bahasan utama serta norma (norms) yang diterima
dan dianut masyarakat. Definisi korupsi di atas mengidentifikasikan adanya
penyimpangan dari pegawai publik (public officials) dari norma-norma yang
diterima dan dianut masyarakat dengan tujuan untuk mendapatkan
keuntungan pribadi (serve private ends).
3
Samuel Huntington, Political Order in Changing Societies, New Haven : Yale University
Press, 1968, hal. 59
05 Apa itu Korupsi?
Korupsi adalah kanker. Awalnya, bisa terlihat kecil dan tidak berbahaya,
namun sebelum kita menyadarinya, ia telah mengambil alih seluruh tubuh kita.
Demikian juga, kerugian akibat korupsi pada awalnya mungkin nampak kecil,
namun pada akhirnya kerusakannya sangat besar.
Korupsi adalah kanker yang menjadi inti dari begitu banyak masalah di
dunia saat ini. Ia menghancurkan pekerjaan dan menahan pertumbuhan,
menelan biaya ekonomi dunia triliunan rupiah setiap tahun. Ia menjebak
orang-orang yang paling miskin dalam kemiskinan mendalam karena
pemerintah yang korup di seluruh dunia menyedot dana dan mencegah orang-
orang yang bekerja keras dari mendapatkan pendapatan dan keuntungan
pertumbuhan yang menjadi hak mereka. Korupsi juga mencuri sumber daya
vital dari sekolah dan rumah sakit.
Data di tabel berikut juga menunjukkan adanya korelasi yang kuat antara
korupsi dengan konflik kekerasan: negara dengan tingkat korupsi yang sangat
tinggi (yang ditunjukkan dengan rendahnya skor dalam Transparency
International Corruption Perception Index atau skor Control of Corruption
Bank Dunia) lebih memungkinkan untuk mengalami konflik kekerasan.
Meski kita bisa melihat adanya korelasi yang kuat antara korupsi dan
konflik, kita belum bisa menyimpulkan siapa yang menyebabkan siapa,
ataukah keduanya adalah fenomena dari penyebab yang sama, seperti institusi
negara yang lemah. Namun demikian, keempat fenomena—yaitu korupsi,
konflik, ketidakamanan, dan institusi negara yang lemah—adalah saling
tergantung sama lain.
11 /Korupsi dan Terorisme
Spring, korupsi telah memicu keluhan yang lebih luas, yang memfasilitasi
mobilisasi rakyat melawan pemerintahannya.
4
Chayes, S. 2015. Thieves of State: Why Corruption Threatens Global Security. New York:
W.W. Norton.
Sky, E. 2015. The Unravelling: High Hopes and Missed Opportunities in Iraq. London:
Atlantic Books. Special Inspector General for Afghanistan Reconstruction (SIGAR). 5
March 2015. Letter to Generals Lloyd Austin, John Campbell and Todd Semonite.
5
http://carnegieendowment.org/2016/05/12/corruption-and-terrorism-causal-link-pub-63568
6
idem
7
https://www.hrw.org/report/2010/08/17/everyones-game/corruption-and-human-rights-
abuses-nigeria-police-force
14 /Korupsi dan Terorisme
Contoh lain adalah Ukraina, yang memiliki budaya dan histori berbeda
dari Timur Tengah. Namun revolusi 2014 di sana ternyata dipicu oleh motivasi
serupa. Meski sentimen anti-Rusia dan afinitas budaya dengan Eropa Barat
merupakan pendorong penting demonstrasi Maidan, rasa jijik rakyat terhadap
Pemerintahan Yanukovich yang korup juga menjadi pemicu lainnya. Foto
istana kesayangan presiden yang digulingkan tersebar secara viral setelah
kejatuhannya. Sekuel revolusi tersebut telah menjadi pertengkaran besar
pertama antara Timur-Barat sejak berakhirnya Perang Dingin, lengkap dengan
aneksasi wilayah paksa dan pengungsian lebih dari satu juta orang.
hakim, saat satu-satunya cara agar suara kita didengar adalah dengan
membiarkan anak perempuan atau saudara perempuan dilecehkan.
8
M. Longo, D. Canetti, N. Hite-Rubin, A Checkpoint Effect? Evidence from a natural
experiment on travel restrictions in the West Bank. American Journal of Political Science,
2014, hal. 1006–1023.
9
Sarah Chayes, Corruption and terrorism: the causal link,
http://carnegieendowment.org/2016/05/12/corruption-and-terrorism-causal-link-pub-63568
16 /Korupsi dan Terorisme
agama dan tidak akan mencuri dari kalian dan tidak akan menghinakan
kalian.”10
10
https://today.law.harvard.edu/international-legal-studies-hosts-author-journalist-sarah-
chayes/
11
G. Robertson, The Tyrannicide Brief: The Story of the Man Who Sent Charles I to the
Scaffold, New York: Pantheon, 2006.
17 /Korupsi dan Terorisme
Bagi pemerintah asing, badan amal atau bisnis yang ingin beroperasi di
lingkungan semacam itu, integrasi horizontal ini membuat navigasi sangat
sulit. Perbedaan yang familier antara sektor publik dan swasta, aktor legal dan
ilegal, sama sekali tidak berlaku.
Keempat, jumlah uang yang bermain benar-benar luar biasa. Mantan agen
khusus FBI Debra Laprevotte, yang menangani kasus kleptokrasi selama
bertahun-tahun, mengatakan, "Untuk waktu yang lama, kami memiliki kasus
satu miliar dolar. Sekarang setidaknya ada investigasi lima miliar dolar yang
12
Sarah Chayes, Corruption and terrorism
18 /Korupsi dan Terorisme
13
idem
14
UNODC 2012; Integrity Watch Afghanistan 2014
15
Special Inspector General for Afghanistan Reconstruction, Letter to Generals Lloyd
Austin, John Campbell and Todd Semonite, Maret 2015
16
P. Arnade,Beggars, Iconoclasts and Civic Patriots: The Political Culture of the Dutch
Revolt. Ithica: Cornell University Press, 2008, hal. 99
19 /Korupsi dan Terorisme
17
https://today.law.harvard.edu/international-legal-studies-hosts-author-journalist-sarah-
chayes/
20 /Korupsi dan Terorisme
21 /Korupsi dan Terorisme
Senjata: Ketika kontrol pada ekspor senjata lemah, senjata bisa berakhir di
tangan yang berbahaya dan menjadi bahan bakar kekerasan. Menurut Louise
Shelley, direktur eksekutif Terrorism, Transnational Crime and Corruption
Centre, AS menyediakan senjata kepada pasukan keamanan Irak namun tidak
memantau ke mana mereka pergi. Senjata tersebut seringkali berakhir di pasar
gelap. Perusahaan senjata Jerman Heckler & Koch dituduh secara tidak sah
mengekspor senjata ke wilayah Meksiko di mana mereka diduga digunakan
untuk melakukan pelanggaran hak asasi manusia.
Studi Kasus
Afghanistan
Salah satu tantangan terbesar untuk membangun negara yang efektif dan
sah di Afghanistan, dan untuk mengurangi dukungan publik terhadap
pemberontakan, adalah kuatnya korupsi di Afghanistan. Korupsi terkait erat
dengan banyak tantangan tata kelola dan keamanan di Afghanistan.
Melalui akses yang mereka miliki, serta kontrol atas aset dan institusi
negara yang strategis, mereka dapat menghasilkan uang melalui bea cukai,
penguasaan pasar regional dan lokal (misalnya minyak bumi), merebut lahan
pemerintah, atau memanipulasi lembaga keuangan publik dan swasta untuk
kepentingan pribadi. Korupsi mereka tidak hanya menurunkan kapasitas
negara untuk menyediakan layanan dasar kepada para penduduk Afghanistan,
18
Asia Foundation, Afghanistan in 2012: A Sur vey of the Afghan People, Kabul: Asia Foundation, 2012, hal. 108
19
SIGAR Information Paper, Juni 2011 http://info.publicintelligence.net /ISAF-CJIATF.pdf
25 Studi Kasus
Nigeria
20
http://www.premiumtimesng.com/news/headlines/221149-exclusive-army-officer-attacks-
nigerias-service-chiefs-says-they-are-nollywood-actors.html
26 Studi Kasus
21
http://researchbriefings.files.parliament.uk/documents/CBP-7897/CBP-7897.pdf
28 Kesimpulan
Kesimpulan