Anda di halaman 1dari 23

Al-Ihsan - Tarbawiyah https://tarbawiyah.

com/al-ihsan/

Al-Ihsan - Tarbawiyah

admin

Pengertian Ihsan

Ihsan berasal dari kata ‫ َﺣُﺴَﻦ‬yang artinya adalah berbuat baik, sedangkan bentuk
masdarnya adalah ‫ﺍِْﺣَﺴﺎْﻥ‬, yang artinya kebaikan. Allah Ta’ala berfirman dalam
Al-Qur`an mengenai hal ini.

‫ﺳﺄْﺗُْﻢ ﻓَﻠََﻬﺎ‬
َ َ‫ﺴُﻜْﻢ َﻭﺇِْﻥ ﺃ‬ َ ‫ﺴْﻨﺘُْﻢ ﺃَْﺣ‬
ِ ُ‫ﺴْﻨﺘُْﻢ ﻷْﻧﻔ‬ َ ‫ﺇِْﻥ ﺃَْﺣ‬
“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan
jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri…” (Al-Isra’,
17: 7)

َ ‫ﺴْﻦ َﻛَﻤﺎ ﺃَْﺣ‬


‫ﺴَﻦ ﱠ‬
‫ﷲُ ﺇِﻟَْﻴَﻚ‬ ِ ‫َﻭﺃَْﺣ‬

1 of 23 23-May-22, 3:47 PM
Al-Ihsan - Tarbawiyah https://tarbawiyah.com/al-ihsan/

“… Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) seperti halnya Allah berbuat baik
terhadapmu…. “ (Al-Qashash, 28: 77)

Ibnu Katsir mengomentari ayat di atas dengan mengatakan bahwa kebaikan


yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah kebaikan kepada seluruh makhluk
Allah Ta’ala.

Landasan Syar’i Ihsan.

Pertama, Al Qur’anul Karim.

Dalam Al-Qur’an, terdapat 166 ayat yang berbicara tentang ihsan dan
implementasinya. Dari sini kita dapat menarik satu makna, betapa mulia dan
agungnya perilaku dan sifat ini, hingga mendapat porsi yang sangat istimewa
dalam Al-Qur’an. Berikut ini beberapa ayat yang menjadi landasan tentang
ihsan.

ِ ‫ﷲَ ﻳُِﺤﱡﺐ ﺍْﻟُﻤْﺤ‬


‫ﺴﻨِﻴَﻦ‬ ِ ‫َﻭﺃَْﺣ‬
‫ﺴﻨُﻮﺍ ﺇِﱠﻥ ﱠ‬

“… Dan berbuat baiklah kalian karena sesungguhnya Allah mencintai orang-


orang yang berbuat baik. ” (Al-Baqarah: 195)

2 of 23 23-May-22, 3:47 PM
Al-Ihsan - Tarbawiyah https://tarbawiyah.com/al-ihsan/

‫ﺸﺎِء َﻭﺍْﻟُﻤْﻨَﻜِﺮ َﻭﺍْﻟﺒَْﻐِﻲ ﻳَِﻌﻈُُﻜْﻢ ﻟََﻌﻠﱠُﻜْﻢ‬ َ ‫ﷲَ ﻳَﺄُْﻣُﺮ ﺑِﺎْﻟَﻌْﺪِﻝ َﻭﺍ ْ ِﻹْﺣ‬
َ ‫ﺴﺎِﻥ َﻭﺇِﻳﺘَﺎِء ِﺫﻱ ﺍْﻟﻘُْﺮﺑَﻰ َﻭﻳَْﻨَﻬﻰ َﻋِﻦ ﺍْﻟﻔَْﺤ‬ ‫ﺇِﱠﻥ ﱠ‬
‫ﺗََﺬﱠﻛُﺮﻭَﻥ‬
”Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan,
memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,
kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar
kamu dapat mengambil pelajaran.” (An-Nahl: 90)

‫ﺴﻨًﺎ‬ ِ ‫َﻭﻗُﻮﻟُﻮﺍ ﻟِﻠﻨﱠﺎ‬


ْ ‫ﺱ ُﺣ‬
“… serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia…. “ (Al-Baqarah:
83)

‫ﺐ‬
ِ ‫ﺼﺎِﺣ‬ ‫ﺐ َﻭﺍﻟ ﱠ‬ ِ ُ‫ﺴﺎِﻛﻴِﻦ َﻭﺍْﻟَﺠﺎِﺭ ِﺫﻱ ﺍْﻟﻘُْﺮﺑَﻰ َﻭﺍْﻟَﺠﺎِﺭ ﺍْﻟُﺠﻨ‬
َ ‫ﺴﺎﻧًﺎ َﻭﺑِِﺬﻱ ﺍْﻟﻘُْﺮﺑَﻰ َﻭﺍْﻟﻴَﺘَﺎَﻣﻰ َﻭﺍْﻟَﻤ‬
َ ‫َﻭﺑِﺎْﻟَﻮﺍﻟَِﺪْﻳِﻦ ﺇِْﺣ‬
‫ﺴﺒِﻴِﻞ َﻭَﻣﺎ َﻣﻠََﻜْﺖ ﺃَْﻳَﻤﺎﻧُُﻜْﻢ‬
‫ﺐ َﻭﺍْﺑِﻦ ﺍﻟ ﱠ‬ِ ‫ﺑِﺎْﻟَﺠْﻨ‬
“… Dan berbuat baiklah terhadap dua orang ibu bapak, kerabat, anak-anak
yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat maupun yang jauh, teman
sejawat, ibnu sabil dan para hamba sahayamu…. ” (An-Nisaa: 36)

Kedua, As-Sunnah.

3 of 23 23-May-22, 3:47 PM
Al-Ihsan - Tarbawiyah https://tarbawiyah.com/al-ihsan/

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun memberi perhatian yang besar


terhadap masalah ihsan ini. Sebab, ia merupakan puncak harapan dan
perjuangan seorang hamba. Bahkan, di antara hadits-hadits mengenai ihsan
tersebut, ada beberapa yang menjadi landasan utama dalam memahami agama
ini. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menerangkan mengenai ihsan
ketika menjawab pertanyaan Malaikat Jibril tentang ihsan dimana jawaban
tersebut dibenarkan oleh Jibril, dengan mengatakan,

‫ﺃَْﻥ ﺗَْﻌﺒَُﺪ ﷲَ َﻛﺄ َﻧﱠَﻚ ﺗََﺮﺍﻩُ ﻓَﺈِْﻥ ﻟَْﻢ ﺗَُﻜْﻦ ﺗََﺮﺍﻩُ ﻓَﺈِﻧﱠﻪُ ﻳََﺮﺍَﻙ‬
“Engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, dan apabila
engkau tidak dapat melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu. ” (HR.
Muslim)

Di kesempatan yang lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

َ‫ﺴﻨُْﻮ ﺍﻟﱠﺬْﺑَﺤﺔ‬
ِ ‫ﺴﻨُْﻮ ﺍْﻟﻘَْﺘﻠَﺔَ َﻭ ﺍَِﺫﺍ َﺫﺑَْﺤﺘُْﻢ ﻓَﺎ َْﺣ‬
ِ ‫ ﻓَﺎَِﺫﺍ ﻗَﺘَْﻠﺘُْﻢ ﻓَﺎ َْﺣ‬,‫ﺷْﻲٍء‬
َ ‫ﺴﺎَﻥ َﻋﻠَﻰ ُﻛﱢﻞ‬
َ ‫ﺐ َﻋﻠَْﻴُﻜُﻢ ْﺍِﻻْﺣ‬
َ َ‫ﺍِﱠﻥ ﷲَ َﻛﺘ‬
“Sesungguhnya Allah telah mewajibkan kebaikan pada segala sesuatu, maka
jika kamu membunuh, bunuhlah dengan baik, dan jika kamu menyembelih,
sembelihlah dengan baik… “ (HR. Muslim)

4 of 23 23-May-22, 3:47 PM
Al-Ihsan - Tarbawiyah https://tarbawiyah.com/al-ihsan/

Tiga Aspek Pokok

Ihsan meliputi tiga aspek yang fundamental. Ketiga hal tersebut adalah ibadah,
muamalah, dan akhlaq.

Ihsan dalam Ibadah

Kita berkewajiban ihsan dalam beribadah, yaitu dengan menunaikan semua


jenis ibadah, seperti shalat, puasa, haji, dan sebagainya dengan cara yang
benar, yaitu menyempurnakan syarat, rukun, sunnah, dan adab-adabnya. Hal
ini tidak akan mungkin dapat ditunaikan oleh seorang hamba, kecuali jika saat
pelaksanaan ibadah-ibadah tersebut jiwanya dipenuhi dengan syu’ur
(perasaan) yang sangat kuat (menikmatinya) dan kesadaran penuh bahwa Allah
senantiasa memantaunya hingga ia merasa bahwa ia sedang dilihat dan
diperhatikan oleh-Nya. Minimal seorang hamba merasakan bahwa Allah
senantiasa memantaunya, karena dengan inilah ia dapat menunaikan ibadah-
ibadah tersebut dengan baik dan sempurna, sehingga hasil dari ibadah tersebut
akan seperti yang diharapkan. Inilah maksud dari perkataan Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam yang berbunyi, “Hendaklah kamu menyembah
Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, dan jika engkau tak dapat melihat-
Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu. “

5 of 23 23-May-22, 3:47 PM
Al-Ihsan - Tarbawiyah https://tarbawiyah.com/al-ihsan/

Kini jelaslah bagi kita bahwa sesungguhnya arti dari ibadah itu sendiri
sangatlah luas. Maka, selain jenis ibadah yang kita sebutkan tadi, yang tidak
kalah pentingnya adalah juga jenis ibadah lainnya seperti jihad, hormat
terhadap mukmin, mendidik anak, menyenangkan isteri, meniatkan setiap yang
mubah untuk mendapat ridha Allah, dan masih banyak lagi. Oleh karena itulah,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menghendaki umatnya senantiasa
dalam keadaan seperti itu, yaitu senantiasa sadar jika ia ingin mewujudkan
ihsan dalam ibadahnya.

Tingkatan Ibadah dan Derajatnya

Berdasarkan nash-nash Al-Qur’an dan As-Sunnah, maka ibadah mempunyai


tiga tingkatan, yang pada setiap tingkatan derajatnya masing-masing seorang
hamba tidak dapat mengukurnya. Karena itulah, kita berlomba untuk
meraihnya. Pada setiap derajat, ada tingkatan tersendiri dalam surga. Yang
tertinggi adalah derajat muhsinin, ia menempati jannatul firdaus, derajat
tertinggi di dalam surga. Kelak, para penghuni surga tingkat bawah akan saling
memandang dengan penghuni surga tingkat tertinggi, laksana penduduk bumi
memandang bintang-bintang di langit yang menandakan jauhnya jarak antara
mereka.

Adapun tiga tingkatan tersebut adalah sebagai berikut.

6 of 23 23-May-22, 3:47 PM
Al-Ihsan - Tarbawiyah https://tarbawiyah.com/al-ihsan/

1. Tingkat at Taqwa, yaitu tingkatan paling bawah dengan derajat yang


berbeda-beda.
2. Tingkat al Bir, yaitu tingkatan menengah dengan derajat yang berbeda-
beda.
3. Tingkat al Ihsan, yaitu tingkatan tertinggi dengan derajat yang berbeda-
beda pula.

Pertama, Tingkat at Taqwa.

Tingkat taqwa adalah tingkatan dimana seluruh derajatnya dihuni oleh mereka
yang masuk kategori al Muttaqun sesuai dengan derajat ketaqwaan masing-
masing.

Taqwa akan menjadi sempurna dengan menunaikan seluruh perintah Allah


Ta’ala dan meninggalkan seluruh larangan-Nya. Hal ini berarti meninggalkan
salah satu perintah Allah Ta’ala dapat mengakibatkan sangsi dan melakukan
salah satu larangannya adalah dosa. Dengan demikian, puncak taqwa adalah
melakukan seluruh perintah Allah dan meninggalkan semua larangan-Nya.

Namun, ada satu hal yang harus kita pahami dengan baik, yaitu bahwa Allah
Ta’ala Maha Mengetahui keadaan hamba-hamba-Nya yang memiliki berbagai
kelemahan, yang dengan kelemahannya itu seorang hamba melakukan dosa.

7 of 23 23-May-22, 3:47 PM
Al-Ihsan - Tarbawiyah https://tarbawiyah.com/al-ihsan/

Oleh karena itu, Allah membuat satu cara penghapusan dosa, yaitu dengan cara
taubat dan pengampunan. Melalui hal tersebut, Allah Ta’ala akan mengampuni
hamba-Nya yang berdosa karena kelalaiannya dari menunaikan ketakwaan.
Sementara itu, ketika seorang hamba naik pada peringkat puncak taqwa, boleh
jadi ia akan naik pada peringkat bir atau ihsan.

Peringkat ini disebut martabat taqwa, karena amalan-amalan yang ada pada
derajat ini membebaskannya dari siksaan atas kesalahan yang dilakukannya.
Adapun derajat yang paling rendah dari peringkat ini adalah derajat dimana
seseorang menjaga dirinya dari kekalnya dalam neraka, yaitu dengan iman yang
benar yang diterima oleh Allah Ta’ala.

Kedua, Tingkat al Bir.

Peringkat ini akan dihuni oleh mereka yang masuk kategori al Abrar. Hal ini
sesuai dengan amalan-amalan kebaikan yang mereka lakukan dari ibadah-
ibadah sunnah serta segala sesuatu yang dicintai dan diridhai oleh Allah Ta’ala.
Hal ini dilakukan setelah mereka menunaikan segala yang wajib, atau yang ada
pada peringkat sebelumnya, yaitu peringkat taqwa.

Peringkat ini disebut martabat al Bir (kebaikan), karena derajat ini merupakan
perluasan pada hal-hal yang sifatnya sunnah, sesuatu sifatnya semata-mata

8 of 23 23-May-22, 3:47 PM
Al-Ihsan - Tarbawiyah https://tarbawiyah.com/al-ihsan/

untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala dan merupakan tambahan dari
batasan-batasan yang wajib serta yang diharamkan-Nya. Amalan-amalan ini
tidak diwajibkan Allah Ta’ala kepada hamba-hamba-Nya, tetapi perintah itu
bersifat anjuran, sekaligus terdapat janji pahala di dalamnya.

Akan tetapi, mereka yang melakukan amalan tambahan ini tidak akan masuk ke
dalam kelompok al bir, kecuali telah menunaikan peringkat yang pertama,
yaitu peringkat taqwa. Karena, melakukan hal pertama merupakan syarat
mutlak untuk naik pada peringkat selanjutnya.

Ketiga, Tingkatan Ihsan

Tingkatan ini akan dicapai oleh mereka yang masuk dalam kategori Muhsinun.
Mereka adalah orang-orang yang telah melalui peringkat pertama dan yang
kedua (peringkat taqwa dan al bir).

Ketika kita mencermati pengertian ihsan dengan sempurna seperti yang telah
kita sebutkan sebelumnya, maka kita akan mendapatkan suatu kesimpulan
bahwa ihsan memiliki dua sisi: Pertama, ihsan adalah kesempurnaan dalam
beramal seraya menjaga keikhlasan dan kejujuran pada saat beramal. Ini
adalah ihsan dalam tata cara (metode). Kedua, ihsan adalah senantiasa
memaksimalkan amalan-amalan sunnah yang dapat mendekatkan diri kepada

9 of 23 23-May-22, 3:47 PM
Al-Ihsan - Tarbawiyah https://tarbawiyah.com/al-ihsan/

Allah, selama hal itu adalah sesuatu yang diridhai-Nya dan dianjurkan untuk
melakukannya.

Untuk dapat naik ke martabat ihsan dalam segala amal, hanya bisa dicapai
melalui amalan-amalan wajib dan amalan-amalan sunnah yang dicintai oleh
Allah, serta dilakukan atas dasar mencari ridha Allah.

Ihsan dalam Muamalah


Ihsan dalam bermu’amalah diantaranya dijelaskan oleh Allah Ta’ala pada surah
an Nisaa’ ayat 36,

‫ﺴﺎِﻛﻴِﻦ َﻭﺍْﻟَﺠﺎِﺭ ِﺫﻱ‬ َ ‫ﺴﺎﻧًﺎ َﻭﺑِِﺬﻱ ﺍْﻟﻘُْﺮﺑَﻰ َﻭﺍْﻟﻴَﺘَﺎَﻣﻰ َﻭﺍْﻟَﻤ‬


َ ‫ﺷْﻴﺌًﺎ َﻭﺑِﺎْﻟَﻮﺍﻟَِﺪْﻳِﻦ ﺇِْﺣ‬ ‫َﻭﺍْﻋﺒُُﺪﻭﺍ ﱠ‬
ْ ُ‫ﷲَ َﻭَﻻ ﺗ‬
َ ‫ﺸِﺮُﻛﻮﺍ ﺑِِﻪ‬
‫ﺴﺒِﻴِﻞ َﻭَﻣﺎ َﻣﻠََﻜْﺖ ﺃَْﻳَﻤﺎﻧُُﻜْﻢ‬ ‫ﺐ َﻭﺍْﺑِﻦ ﺍﻟ ﱠ‬ِ ‫ﺐ ﺑِﺎْﻟَﺠْﻨ‬
ِ ‫ﺼﺎِﺣ‬
‫ﺐ َﻭﺍﻟ ﱠ‬ ِ ُ‫ﺍْﻟﻘُْﺮﺑَﻰ َﻭﺍْﻟَﺠﺎِﺭ ﺍْﻟُﺠﻨ‬
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan
sesuatu pun dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak, karib kerabat,
anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat maupun yang
jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu… “

Kita sebelumnya telah membahas bahwa ihsan adalah beribadah kepada Allah
dengan sikap seakan-akan kita melihat-Nya, dan jika kita tidak dapat melihat-
Nya, maka kita yakin bahwa Allah Ta’ala melihat kita. Kini, kita akan
10 of 23 23-May-22, 3:47 PM
Al-Ihsan - Tarbawiyah https://tarbawiyah.com/al-ihsan/

membahas ihsan dari muamalah dan siapa saja yang masuk dalam bahasannya.
Berikut ini adalah mereka yang berhak mendapatkan ihsan tersebut:

Pertama, Ihsan kepada kedua orang tua.

Allah Ta’ala menjelaskan hal ini dalam kitab-Nya.

‫ﺴﺎﻧًﺎ ﺇِﱠﻣﺎ ﻳَْﺒﻠَُﻐﱠﻦ ِﻋْﻨَﺪَﻙ ﺍْﻟِﻜﺒََﺮ ﺃََﺣُﺪُﻫَﻤﺎ ﺃَْﻭ ِﻛَﻼُﻫَﻤﺎ ﻓََﻼ ﺗَﻘُْﻞ‬
َ ‫ﻀﻰ َﺭﱡﺑَﻚ ﺃَﱠﻻ ﺗَْﻌﺒُُﺪﻭﺍ ﺇِﱠﻻ ﺇِﻳﱠﺎﻩُ َﻭﺑِﺎْﻟَﻮﺍﻟَِﺪْﻳِﻦ ﺇِْﺣ‬
َ َ‫َﻭﻗ‬
‫ﺏ‬‫ﺾ ﻟَُﻬَﻤﺎ َﺟﻨَﺎَﺡ ﺍﻟﱡﺬﱢﻝ ِﻣَﻦ ﺍﻟﱠﺮْﺣَﻤِﺔ َﻭﻗُْﻞ َﺭ ﱢ‬ ْ ِ‫ﻑ َﻭَﻻ ﺗَْﻨَﻬْﺮُﻫَﻤﺎ َﻭﻗُْﻞ ﻟَُﻬَﻤﺎ ﻗَْﻮًﻻ َﻛِﺮﻳًﻤﺎ َﻭﺍْﺧﻔ‬ ‫ﻟَُﻬَﻤﺎ ﺃُ ﱟ‬
‫ﺻِﻐﻴًﺮﺍ‬َ ‫ﺍْﺭَﺣْﻤُﻬَﻤﺎ َﻛَﻤﺎ َﺭﺑﱠﻴَﺎﻧِﻲ‬
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu tidak menyembah selain
Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-
baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya berumur
lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu
mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu
membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh
kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya,
sebagaimana mereka berdua mendidik aku diwaktu kecil. ” (Al-Israa’:
23-24)

11 of 23 23-May-22, 3:47 PM
Al-Ihsan - Tarbawiyah https://tarbawiyah.com/al-ihsan/

Ayat di atas menyatakan bahwa ihsan kepada ibu-bapak adalah sejajar dengan
ibadah kepada Allah Ta’ala. Dalam sebuah hadits riwayat Turmudzi, dari Ibnu
Amru bin Ash, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ُ ‫ﺳْﺨﻂُ ﷲِ ﻓِﻰ‬
‫ﺳْﺨِﻂ ْﺍﻟَﻮﺍِﻟَﺪْﻳِﻦ‬ ُ ‫ﺿﻰ ْﺍﻟَﻮﺍﻟَِﺪْﻳِﻦ َﻭ‬
َ ‫ﺿﻰ ﷲُ ﻓِﻰ ِﺭ‬
َ ‫ِﺭ‬
“Keridhaan Allah berada pada keridhaan orang tua, dan kemurkaan Allah
berada pada kemurkaan orang tua. “

Dalil di atas menjelaskan bahwa ibadah kita kepada Allah Ta’ala tidak akan
diterima, jika tidak disertai dengan berbuat baik kepada kedua orang tua.
Apabila kita tidak memiliki kebaikan ini, maka bersamaan dengannya akan
hilang ketaqwaan, keimanan, dan keislaman. Dan Akhlaq kepada sesama
manusia yang paling utama kepada kedua orang tua, berakhlaq kepada mereka
adalah dengan berbakti kepada keduanya, baik ketika hidup maupun setelah
wafatnya, sebagimana hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

ُ‫ﺳﻠﱠَﻢ ﺇِْﺫ َﺟﺎَءﻩ‬َ ‫ﷲُ َﻋﻠَْﻴِﻪ َﻭ‬ ‫ﺻﻠﱠﻰ ﱠ‬ َ ِ‫ﷲ‬ ‫ﺳﻮِﻝ ﱠ‬ ُ ‫ﻱ ﻗَﺎَﻝ ﺑَْﻴﻨَﺎ ﻧَْﺤُﻦ ِﻋْﻨَﺪ َﺭ‬
‫ﺴﺎِﻋِﺪ ﱢ‬‫ﺳْﻴٍﺪ َﻣﺎﻟِِﻚ ْﺑِﻦ َﺭﺑِﻴَﻌﺔَ ﺍﻟ ﱠ‬َ ُ‫َﻋْﻦ ﺃَﺑِﻲ ﺃ‬
‫ﺷْﻲٌء ﺃَﺑَﱡﺮُﻫَﻤﺎ ﺑِِﻪ ﺑَْﻌَﺪ َﻣْﻮﺗِِﻬَﻤﺎ ﻗَﺎَﻝ ﻧََﻌْﻢ‬
َ ‫ﻱ‬ ‫ﷲِ َﻫْﻞ ﺑَﻘَِﻲ ِﻣْﻦ ﺑِﱢﺮ ﺃَﺑََﻮ ﱠ‬‫ﺳﻮَﻝ ﱠ‬ ُ ‫ﺳﻠََﻤﺔَ ﻓَﻘَﺎَﻝ ﻳَﺎ َﺭ‬
َ ‫َﺭُﺟٌﻞ ِﻣْﻦ ﺑَﻨِﻲ‬
‫ﺻُﻞ ﺇِﱠﻻ ﺑِِﻬَﻤﺎ‬َ ‫ﺻﻠَﺔُ ﺍﻟﱠﺮِﺣِﻢ ﺍﻟﱠﺘِﻲ َﻻ ﺗُﻮ‬ ِ ‫ﺳﺘِْﻐﻔَﺎُﺭ ﻟَُﻬَﻤﺎ َﻭﺇِْﻧﻔَﺎُﺫ َﻋْﻬِﺪِﻫَﻤﺎ ِﻣْﻦ ﺑَْﻌِﺪِﻫَﻤﺎ َﻭ‬
ْ ‫ﺼَﻼﺓُ َﻋﻠَْﻴِﻬَﻤﺎ َﻭﺍِﻻ‬‫ﺍﻟ ﱠ‬
‫ﺻِﺪﻳﻘِِﻬَﻤﺎ‬ َ ‫َﻭﺇِْﻛَﺮﺍُﻡ‬
12 of 23 23-May-22, 3:47 PM
Al-Ihsan - Tarbawiyah https://tarbawiyah.com/al-ihsan/

Dari Abu Usaid Malik bin Rabi’ah As-Sa’idy berkata: “Tatkala kami sedang
bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tiba-tiba datang seseorang
dari Bani Salamah seraya bertanya: ‘Ya Rasulullah apakah masih ada
kesempatan untuk saya berbakti kepada Ibu Bapak saya setelah keduanya
wafat?’ Nabi menjawab: ‘Ya, dengan mendoakan keduanya, memohon ampun
untuknya, melaksanakan janjinya dan menyambung silaturahim dari sanak
saudaranya serta memuliakan teman-temannya.”‘ (HR. Abu Daud)

Kedua, Ihsan kepada kerabat karib.

Ihsan kepada kerabat adalah dengan jalan membangun silaturahim (hubungan


yang baik) dengan mereka. Hal ini adalah kunci untuk mendapatkan keridhaan
Allah Ta’ala. Renungkanlah hadits qudsi berikut ini dimana Allah
Ta’ala berfirman,

ُ‫ﺻْﻠﺘُﻪُ َﻭَﻣْﻦ ﻗَﻄََﻌَﻬﺎ ﺑَﺘَﱡﺘﻪ‬ َ ‫ﺳِﻤﻲ ﻓََﻤْﻦ َﻭ‬


َ ‫ﺻﻠََﻬﺎ َﻭ‬ ْ ‫ﺖ ﻟََﻬﺎ ِﻣْﻦ ﺍ‬
ُ ‫ﺷﻘَْﻘ‬ ُ ‫ﷲُ َﻭﺃَﻧَﺎ ﺍﻟﱠﺮْﺣَﻤُﻦ َﺧﻠَْﻘ‬
َ ‫ﺖ ﺍﻟﱠﺮِﺣَﻢ َﻭ‬ ‫ﺃَﻧَﺎ ﱠ‬

“Aku adalah Allah, Aku adalah Rahman, dan Aku telah menciptakan rahim
yang Kuberi nama bagian dari nama-Ku. Maka, barang siapa yang
menyambungnya, akan Ku sambungkan pula baginya dan barang siapa
yang memutuskannya, akan Ku putuskan hubunganku dengannya. ” (HR.
Turmuzdi)
13 of 23 23-May-22, 3:47 PM
Al-Ihsan - Tarbawiyah https://tarbawiyah.com/al-ihsan/

Dalam hadits lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ﻻَ ﻳَْﺪُﺧُﻞ ﺍْﻟَﺠﻨﱠﺔَ ﻗَﺎِﻁٌﻊ‬


“Tidak akan masuk surga, orang yang memutuskan tali silaturahmi.” (HR.
Syaikhani dan Abu Dawud)

Ketiga, Ihsan kepada anak yatim dan fakir miskin.

Diriwayatkan oleh Bukhari, Abu Dawud, dan Turmuzdi, bahwa Rasulullah


shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ً ‫ﺃَﻧَﺎ َﻭَﻛﺎﻓُِﻞ ﺍْﻟﻴَﺘِﻴِﻢ ﻓِﻰ ﺍْﻟَﺠﻨﱠِﺔ ﻫَﻜَﺬﺍ « ﻭﺃﺷﺎﺭ ﺑﺎﻟﺴﺒﺎﺑﺔ ﻭﺍﻟﻮﺳﻄﻰ ﻭﻓﺮﺝ ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ ﺷﻴﺌﺎ‬

“Aku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga


seperti ini”, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan jari
telunjuk dan jari tengah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, serta agak
merenggangkan keduanya.

‫ﺴﻠِِﻤﻴَﻦ ﺇِﻟَﻰ ﻁََﻌﺎِﻣِﻪ‬ َ َ‫ﺳﻠﱠَﻢ ﻗَﺎَﻝ َﻣْﻦ ﻗَﺒ‬


ْ ‫ﺾ ﻳَﺘِﻴًﻤﺎ ِﻣْﻦ ﺑَْﻴِﻦ ﺍْﻟُﻤ‬ َ ‫ﺱ ﺃَﱠﻥ ﺍﻟﻨﱠﺒِﱠﻲ‬
‫ﺻﻠﱠﻰ ﱠ‬
َ ‫ﷲُ َﻋﻠَْﻴِﻪ َﻭ‬ ٍ ‫َﻋْﻦ ﺍْﺑِﻦ َﻋﺒﱠﺎ‬

14 of 23 23-May-22, 3:47 PM
Al-Ihsan - Tarbawiyah https://tarbawiyah.com/al-ihsan/

ُ‫ﷲُ ﺍْﻟَﺠﻨﱠﺔَ ﺇِﱠﻻ ﺃَْﻥ ﻳَْﻌَﻤَﻞ َﺫْﻧﺒًﺎ َﻻ ﻳُْﻐﻔَُﺮ ﻟَﻪ‬


‫ﺷَﺮﺍﺑِِﻪ ﺃَْﺩَﺧﻠَﻪُ ﱠ‬
َ ‫َﻭ‬
Dari Ibnu Abbas bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Barang siapa dari Kaum Muslimin yang memelihara anak yatim dengan
memberi makan dan minumnya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam
surga selamanya, selama ia tidak melakukan dosa yang tidak terampuni.”
(HR. Tirmidzi)

Keempat, Ihsan kepada tetangga dekat, tetangga jauh, serta teman sejawat.

Ihsan kepada tetangga dekat meliputi tetangga dekat dari kerabat atau tetangga
yang berada di dekat rumah, serta tetangga jauh, baik jauh karena nasab
maupun yang berada jauh dari rumah.

Adapun yang dimaksud teman sejawat adalah yang berkumpul dengan kita atas
dasar pekerjaan, pertemanan, teman sekolah atau kampus, perjalanan, ma’had,
dan sebagainya. Mereka semua masuk ke dalam katagori tetangga. Seorang
tetangga kafir mempunyai hak sebagai tetangga saja, tetapi tetangga muslim
mempunyai dua hak, yaitu sebagai tetangga dan sebagai muslim, sedang
tetangga muslim dan kerabat mempunyai tiga hak, yaitu sebagai tetangga,
sebagai muslim dan sebagai kerabat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
menjelaskan hal ini dalam sabdanya,

15 of 23 23-May-22, 3:47 PM
Al-Ihsan - Tarbawiyah https://tarbawiyah.com/al-ihsan/

ِ ‫ﺳﻠﱠَﻢ َﻭﺍﻟﱠِﺬﻱ ﻧَْﻔ‬


ْ ُ‫ﺴﻲ ﺑِﻴَِﺪِﻩ َﻻ ﻳ‬
‫ﺴﻠُِﻢ َﻋْﺒٌﺪ‬ ‫ﺻﻠﱠﻰ ﱠ‬
َ ‫ﷲُ َﻋﻠَْﻴِﻪ َﻭ‬ َ ِ‫ﷲ‬‫ﺳﻮُﻝ ﱠ‬ُ ‫ﺴُﻌﻮٍﺩ ﻗَﺎَﻝ ﻗَﺎَﻝ َﺭ‬ ‫َﻋْﻦ َﻋْﺒِﺪ ﱠ‬
ْ ‫ﷲِ ْﺑِﻦ َﻣ‬
ُ‫ﺴﺎﻧُﻪُ َﻭَﻻ ﻳُْﺆِﻣُﻦ َﺣﺘﱠﻰ ﻳَﺄَْﻣَﻦ َﺟﺎُﺭﻩُ ﺑََﻮﺍﺋِﻘَﻪ‬َ ِ‫ﺴﻠََﻢ ﻗَْﻠﺒُﻪُ َﻭﻟ‬
ْ َ‫َﺣﺘﱠﻰ ﻳ‬
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata, “Bersabda Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam: ‘Demi Yang jiwaku berada di tangan-Nya
tidaklah selamat seorang hamba sampai hati dan lisannya selamat (tidak
berbuat dosa) dan tidaklah beriman (sempurna keimanannya) seorang
hamba sehingga tetangganya merasa aman dari gangguannya.” (HR.
Ahmad)

Pada hadits yang lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ُ‫ﺷْﺒَﻌﺎﻧًﺎ َﻭ َﺟﺎُﺭﻩُ َﺟﺎ ﺋٌِﻊ َﻭُﻫَﻮ ﻳَْﻌِﺮﻓُﻪ‬ َ َ ‫ﻻَ ﻳُْﺆِﻣُﻦ ﺑِﻲ َﻣْﻦ ﺑﺎ‬
َ ‫ﺕ‬
“Tidak beriman kepadaku barang siapa yang kenyang pada suatu malam,
sedangkan tetangganya kelaparan, padahal ia megetahuinya.” (HR. ath-
Thabrani)

Kelima, Ihsan kepada ibnu sabil dan hamba sahaya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda mengenai hal ini,

16 of 23 23-May-22, 3:47 PM
Al-Ihsan - Tarbawiyah https://tarbawiyah.com/al-ihsan/

َ ‫َﻣْﻦ َﻛﺎَﻥ ﻳُْﺆِﻣُﻦ ﺑِﺎﱠ�ِ َﻭﺍْﻟﻴَْﻮِﻡ ﺍْﻵِﺧِﺮ ﻓَْﻠﻴُْﻜِﺮْﻡ‬


ُ‫ﺿْﻴﻔَ َﻪ‬
“Barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah memuliakan
tamunya. ” (HR. Jama’ah, kecuali Nasa’i)

Selain itu, ihsan terhadap ibnu sabil adalah dengan cara memenuhi
kebutuhannya, menjaga hartanya, memelihara kehormatannya, menunjukinya
jalan jika ia meminta, dan memberinya pelayanan.

Berkenaan berbuat baik kepada hamba sahaya, dijelaskan oleh hadits berikut
ini,

ُ‫ﺖ َﻋْﻨﻪ‬َ ‫ﺼَﻤ‬َ َ‫ﷲِ َﻛْﻢ ﺃَْﻋﻔُﻮ َﻋْﻦ ﺍْﻟَﺨﺎِﺩِﻡ ﻓ‬‫ﺳﻮَﻝ ﱠ‬ ُ ‫ﺳﻠﱠَﻢ ﻓَﻘَﺎَﻝ ﻳَﺎ َﺭ‬ ‫ﺻﻠﱠﻰ ﱠ‬
َ ‫ﷲُ َﻋﻠَْﻴِﻪ َﻭ‬ َ ‫َﺟﺎَء َﺭُﺟٌﻞ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻨﱠﺒِﱢﻲ‬
َ ‫ﷲِ َﻛْﻢ ﺃَْﻋﻔُﻮ َﻋْﻦ ﺍْﻟَﺨﺎِﺩِﻡ ﻓَﻘَﺎَﻝ ُﻛﱠﻞ ﻳَْﻮٍﻡ‬
ً‫ﺳْﺒِﻌﻴَﻦ َﻣﱠﺮﺓ‬ ‫ﺳﻮَﻝ ﱠ‬ ُ ‫ﺳﻠﱠَﻢ ﺛُﱠﻢ ﻗَﺎَﻝ ﻳَﺎ َﺭ‬ ‫ﺻﻠﱠﻰ ﱠ‬
َ ‫ﷲُ َﻋﻠَْﻴِﻪ َﻭ‬ َ ِ‫ﷲ‬ ‫ﺳﻮُﻝ ﱠ‬ُ ‫َﺭ‬
Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan
berkata, ‘”Ya, Rasulullah, berapa kali saya harus memaafkan hamba
sahayaku?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam diam tidak menjawab.
Orang itu bertanya lagi, “Berapa kali ya, Rasulullah?” Rasul
menjawab, “Maafkanlah ia tujuh puluh kali dalam sehari.” (HR. Abu Daud
dan at-Turmuzdi)

17 of 23 23-May-22, 3:47 PM
Al-Ihsan - Tarbawiyah https://tarbawiyah.com/al-ihsan/

Dalam riwayat yang lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ﻁَﻌﺎَﻣﻪُ ﺛُﱠﻢ َﺟﺎَءﻩُ ﺑِِﻪ َﻭﻗَْﺪ َﻭﻟَِﻲ َﺣﱠﺮﻩُ َﻭُﺩَﺧﺎﻧَﻪُ ﻓَْﻠﻴُْﻘِﻌْﺪﻩُ َﻣَﻌﻪُ ﻓَْﻠﻴَﺄُْﻛْﻞ ﻓَﺈِْﻥ َﻛﺎَﻥ‬ َ ُ‫ﺻﻨََﻊ ِﻷََﺣِﺪُﻛْﻢ َﺧﺎِﺩُﻣﻪ‬
َ ‫ﺇَِﺫﺍ‬
‫ﻀْﻊ ﻓِﻲ ﻳَِﺪِﻩ ِﻣْﻨﻪُ ﺃُْﻛﻠَﺔً ﺃَْﻭ ﺃُْﻛﻠَﺘَْﻴِﻦ ﻗَﺎَﻝ َﺩﺍُﻭُﺩ ﻳَْﻌﻨِﻲ ﻟُْﻘَﻤﺔً ﺃَْﻭ ﻟُْﻘَﻤﺘَْﻴِﻦ‬ ْ ‫ﺍﻟﻄﱠَﻌﺎُﻡ َﻣ‬
َ َ‫ﺸﻔُﻮًﻫﺎ ﻗَﻠِﻴًﻼ ﻓَْﻠﻴ‬
“Apabila budakmu membuatkan makanan untukmu, kemudian ia
membawakannya ke hadapanmu dalam keadaan matang dan telah
mendapatkan lelahnya, maka suruhlah dia duduk dan makan bersama. Jika
makanan itu hanya sedikit, maka letakkanlah di tanganya sesuap atau dua
suap.” (HR.Muslim)

Adapun muamalah terhadap pembantu atau karyawan dilakukan dengan


membayar gajinya sebelum keringatnya kering, tidak membebaninya dengan
sesuatu yang ia tidak sanggup melakukannya, menjaga kehormatannya, dan
menghargai pribadinya. Jika ia pembantu rumah tangga, maka hendaklah ia
diberi makan dari apa yang kita makan, dan diberi pakaian dari apa yang kita
pakai.

Keenam, Ihsan dengan perlakuan dan ucapan yang baik kepada manusia.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

18 of 23 23-May-22, 3:47 PM
Al-Ihsan - Tarbawiyah https://tarbawiyah.com/al-ihsan/

ْ َ‫َﻣْﻦ َﻛﺎَﻥ ﻳُْﺆِﻣُﻦ ﺑِﺎﱠ�ِ َﻭﺍْﻟﻴَْﻮِﻡ ﺍْﻵِﺧِﺮ ﻓَْﻠﻴَﻘُْﻞ َﺧْﻴًﺮﺍ ﺍَْﻭ ﻟِﻴ‬
‫ﺼُﻤْﺖ‬
“Barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Kiamat, hendaklah ia berkata
yang baik atau diam. ” (HR. Bukhari dan Muslim)

Masih riwayat dari Bukhari dan Muslim, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa


sallam bersabda,

ٌ‫ﺻَﺪﻗَﺔ‬ ِ ‫ﻗَْﻮُﻝ ْﺍﻟَﻤْﻌُﺮْﻭ‬


َ ‫ﻑ‬
“Ucapan yang baik adalah sedekah. “

Bagi manusia secara umum, hendaklah kita melembutkan ucapan, saling


menghargai dalam pergaulan, menyuruh kepada yang makruf dan
mencegahnya dari kemungkaran, menunjukinya jalan jika ia tersesat,
mengajari mereka yang bodoh, mengakui hak-hak mereka, dan tidak
mengganggu mereka dengan tidak melakukan hal-hal dapat mengusik serta
melukai mereka.

Ketujuh, Ihsan dengan berlaku baik kepada binatang.

Berbuat ihsan terhadap binatang adalah dengan memberinya makan jika ia


19 of 23 23-May-22, 3:47 PM
Al-Ihsan - Tarbawiyah https://tarbawiyah.com/al-ihsan/

lapar, mengobatinya jika ia sakit, tidak membebaninya diluar kemampuannya,


tidak menyiksanya jika ia bekerja, dan mengistirahatkannya jika ia lelah.
Bahkan, pada saat menyembelih, hendaklah dengan menyembelihnya dengan
cara yang baik, tidak menyiksanya, serta menggunakan pisau yang tajam.

Inilah sisi-sisi ihsan yang datang dari nash Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Beberapa Contoh Ihsan dalam Hal Muamalah

1. Pada Perang Uhud, orang-orang Quraisy membunuh paman Rasulullah


shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu Hamzah. Mereka mencincang
tubuhnya, membelah dadanya, serta memecahkan giginya, kemudian
seorang sahabat meminta Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa
agar mereka diazab oleh Allah Ta’ala. Akan tetapi, Rasulullah malah
berkata :

‫ﺍَﻟﱠﻠُﻬﱠﻢ ﺍْﻫِﺪ ﻗَْﻮ ِﻣْﻲ ﻓَﺎِﻧﱠُﻬْﻢ َﻻ ﻳَْﻌﻠَُﻤْﻮَﻥ‬


“Ya Allah, ampunilah mereka, karena mereka adalah kaum yang bodoh. “

2. Suatu hari, Umar bin Abdul Aziz berkata kepada hamba sahaya

20 of 23 23-May-22, 3:47 PM
Al-Ihsan - Tarbawiyah https://tarbawiyah.com/al-ihsan/

perempuannya, “Kipasilah aku sampai aku tertidur.” Lalu, hambanya


pun mengipasinya sampai ia tertidur. Karena sangat mengantuk, sang
hamba pun tertidur. Ketika Umar bangun, beliau mengambil kipas tadi
dan mengipasi hamba sahayanya. Ketika hamba sahaya itu terbangun,
maka ia pun berteriak menyaksikan tuannya melakukan hal tersebut.
Umar kemudian berkata, “Engkau adalah manusia biasa seperti diriku
dan mendapatkan kebaikan seperti halnya aku, maka aku pun
melakukan hal ini kepadamu, sebagaimana engkau melakukannya
padaku”.

Ihsan dalam Akhlaq

Ihsan dalam akhlaq sesungguhnya merupakan buah dari ibadah dan


muamalah. Seseorang akan mencapai tingkat ihsan dalam akhlaqnya apabila ia
telah melakukan ibadah seperti yang menjadi harapan Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam dalam hadits yang telah dikemukakan di awal tulisan ini,
yaitu menyembah Allah seakan-akan melihat-Nya, dan jika kita tidak dapat
melihat-Nya, maka sesungguhnya Allah senantiasa melihat kita. Jika hal ini
telah dicapai oleh seorang hamba, maka sesungguhnya itulah puncak ihsan
dalam ibadah. Pada akhirnya, ia akan berbuah menjadi akhlaq atau perilaku,
sehingga mereka yang sampai pada tahap ihsan dalam ibadahnya akan terlihat
jelas dalam perilaku dan karakternya.

21 of 23 23-May-22, 3:47 PM
Al-Ihsan - Tarbawiyah https://tarbawiyah.com/al-ihsan/

Jika kita ingin melihat nilai ihsan pada diri seseorang yang diperoleh dari hasil
maksimal ibadahnya, maka kita akan menemukannya dalam muamalah
kehidupannya. Bagaimana ia bermuamalah dengan sesama manusia,
lingkungannya, pekerjaannya, keluarganya, dan bahkan terhadap dirinya
sendiri. Berdasarkan ini semua, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
mengatakan dalam sebuah hadits :

ِ ‫ﺖ ِﻷُﺗَﱢﻤَﻢ َﻣَﻜﺎِﺭَﻡ ْﺍﻷَ ْﺧَﻼ‬


‫ﻕ‬ ُ ‫ﺍِﻧﱠَﻤﺎ ﺑُِﻌْﺜ‬
“Aku diutus hanyalah demi menyempurnakan akhlaq yang mulia. “

Ihsan adalah puncak prestasi dalam ibadah, muamalah, dan akhlaq. Oleh
karena itu, semua orang yang menyadari akan hal ini tentu akan berusaha
dengan seluruh potensi diri yang dimilikinya agar sampai pada tingkat tersebut.
Siapa pun kita, apa pun profesi kita, di mata Allah tidak ada yang lebih mulia
dari yang lain, kecuali mereka yang telah naik ke tingkat ihsan dalam seluruh
sisi dan nilai hidupnya. Semoga kita semua dapat mencapai hal ini, sebelum
Allah swt mengambil ruh ini dari kita. Wallahu a’lam bish shawab.

Daftar Pustaka

1. Al-Qur`an dan terjemahannya.

22 of 23 23-May-22, 3:47 PM
Al-Ihsan - Tarbawiyah https://tarbawiyah.com/al-ihsan/

2. Shahih Al Bukhari.
3. Shahih Muslim.
4. Sunan Tirmidzi.
5. Sunan Abu Daud.
6. Sunan An-Nasa’i.
7. Minhaju al-Muslim, Abu Bakr Jabir al-Jazairy.
8. Ibtila’ul Ibadah bil Imani wal Islami wal Ibadah, Abdur Rahman Hasan
Habannakah al-Maidany.
9. Jundullah Tsaqafatan wa Akhlaqan, Sa’id Hawa.
10. Adabud Dunya wa Dien, al Mawardi.

23 of 23 23-May-22, 3:47 PM

Anda mungkin juga menyukai