Anda di halaman 1dari 3

LEARNING JOURNAL

Program Pelatihan : Pelatihan Dasar CPNS


Angkatan/ Kelas : Angkatan III/ Kelompok III
Nama Agenda : Anti Korupsi
Nama Peserta : Rega Priyana, Amd. Kep
No. Daftar Hadir :
Lembaga Penyelenggara : PPSDM Kemendagri Regional Bandung
Pelatihan

A. Pokok Pikiran
1. Pengertian Anti Korupsi

Corruptio berasal dari Bahasa latin yang berarti kerusakan, kebobrokan, dan
kebusukan. Korupsi adalah suatu tindakan atau perbuatan yang dapat merugikan
sehingga perlu dilakukan pencegahan dan harus ditindak secara tegas. Menurut UU
31 tahun 1999 yang diperbaharui menjadi UU nomo 20 tahun 2001, korupsi adalah
perbuatan untuk memperkaya diri sendiri atau korporasi yang dapat merugikan
keuangan atau perekoonimian negara. Sehingga dapat disimpulkan bahwa korupsi
adalah kegiatan yang secara melawan hukum merugikan negara untuk memperkaya
diri sendiri atau orang lain atau korporasi sehingga dapat dikatakan perbuatan tindak
pidana. Sedangkan tindak pidana adalah suatu perbuatan yg diancam dengan
pidana
oleh undang-undangm bertentangan dengan hukum, dilakukan dengan kesalahan
oleh seseorang yang mampu bertanggung-jawab. Korupsi menyebabkan kerusakan
baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat, & kehidupan yg lebih luas,
berlangsung dalam kurun waktu yang panjang.
Bentuk Korupsi dibagi dalam 3 tingkatan yaitu:

1. Tingkatan yang paling dasar disebut Betrayal of trust (Pengkhianatan


kepercayaan)
 Pengkhianatan merupakan bentuk korupsi paling sederhana
 Semua orang yang berkhianat atau mengkhianati kepercayaan atau
amanat yang diterimanya adalah koruptor.
 Amanat dapat berupa apapun, baik materi maupun non materi (ex:
pesan, aspirasi rakyat)
 Anggota DPR yang tidak menyampaikan aspirasi rakyat/menggunakan
aspirasi untuk kepentingan pribadi merupakan bentuk korupsi
2. Tingkat Menengah disebut juga dengan Abuse of power (Penyalahgunaan
kekuasaan)
 Abuse of power merupakan korupsi tingkat menengah
 Merupakan segala bentuk penyimpangan yang dilakukan melalui
struktur kekuasaan, baik pada tingkat negara maupun lembaga-
lembaga struktural lainnya, termasuk lembaga pendidikan, tanpa
mendapatkan keuntungan materi.
3. Tingkat teratas disebut dengan Material benefit (Mendapatkan keuntungan
material yang bukan haknya melalui kekuasaan)
 Penyimpangan kekuasaan untuk mendapatkan keuntungan material
baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain.
 Korupsi pada level ini merupakan tingkat paling membahayakan
karena melibatkan kekuasaan dan keuntungan material.
 Ini merupakan bentuk korupsi yang paling banyak terjadi di Indonesia

Nilai Dasar Anti Korupsi:


1.Jujur
2.Peduli
3.Mandiri
4.Disiplin
5.Tanggung Jawab
6.Kerja Keras
7.Sederhana
8.Berani
9.Adil.

Terdapat 30 delik tindak pidana korupsi menurut UU no. 31 tahun 1999 dan no. 20 /
2001 yang kemudian dikelompokkan menjadi 7, antara lain:
1. Kerugian keuangan Negara
2. Suap-Menyuap
3. Pemerasan
4. Perbuatan Curang
5. Penggelapan dalam Jabatan
6. Benturan Kepentingan dalam Pengadaan
7. Grafitikasi

Berikut tokoh Indonesia yang dikenal sangat antikorupsi. Hoegeng : Gus Dur pernah
berkata, "Hanya ada tiga polisi yang tidak bisa disuap, yakni patung polisi, polisi tidur,
dan Hoegeng." Kalimat tersebut diutarakan Gus Dur lantaran Hoegeng memang
merupakan ikon polisi jujur dan antisuap. Sepak terjangnya sebagai seorang polisi
yang amanah memang patut ditiru. terjangnya sebagai seorang polisi yang amanah
memang patut ditiru

B. Penerapan

Budaya antikorupsi merupakan sebuah norma perilaku yang harus ditumbuhkan


dimanapun kita berada. Budaya antikorupsi ini sejalan dengan kode etik pegawai
yang berlaku di lingkungan UPTD Puskesmas Karangjaya. Melalui pembelajaran ini
saya dapat memahami bagaimana menanamkan nilai-nilai anti korupsi dalam diri
serta penerapannya dalam keseharian. Contoh ketika ada keluarga pasien memberi
hadiah kepada perawat sebagai tanda terimakasih atas pelayanan, maka yang
harus dilakukan adalah menolak dan memberi pengertian bahwa Tindakan tersebut
melanggaar peraturan perundang-undangan dan kami diawasi oleh tim anti korupsi
yang ada di dinas kesehatan, apabila menerima maka kami akan mendapat sanksi
dan itu melanggar kode etik pegawai.

Anda mungkin juga menyukai