Anda di halaman 1dari 3

PNEUMOKONIOSIS

Pneumokoniosis merupakan istilah umum berupa fibrosis paru yang terjadi akibat inhalasi
debu-debu baik dari batu bara, silika ataupun asbestos.

A. Pneumokoniosis pada Pekerja Batu Bara

Meskipun telah terjadi penurunan produksi batu bara di Inggris dalam


beberapa dekade terakhir, produksi batu bara meningkat hampir dua kali lipat dalam
25 tahun terakhir di seluruh dunia, dengan pertumbuhan tercepat yaitu di Asia,
terutama China. Industri ini memperkerjakan lebih dari 7 juta orang di seluruh dunia,
90% di antaranya industri batu bara ini berada di negara berkembang. Lebih dari 5
miliar ton batu bara diproduksi setiap tahunnya, dengan 60% diesktraksi langsung dari
tambang bawah tanah. Peningkatan kejadian pneumokoniosis secara langsung
berkaitan dengan paparan pekerja terhadap debu batu bara. Paparan debu bervariasi
di berbagai bagian tambang batubara dan bagian terberat yaitu pada permukaannya.
Perbaikan ventilasi dan kondisi saat bekerja sangat mempengaruhi tingkat paparan
debu tambang batu bara.

Debu batu bara yang masuk ke dalam alveoli, lalu ditangkap oleh makrofag,
yang kemudian dibersihkan di sistem drainase limfatik atau sistem mukosiliar pada
saluran pernafasan. Jika paparan debu terjai dalam jangka panjang, mekanisme
pertahanan ini akan menurun. Debu yang lepas dari makrofag yang sudah mati dapat
menginduksi terjadinya proliferasi fibroblast dan fibrosis.

Terdapat dua kategori pneumokoniosis pada pekerja batu bara ini :

 Pneumokoniosis pekerja batu bara sederhana

Merupakan akumulasidari agregasi partikel batu bara kecil (<5mm)


dalam jaringan paru-paru yang tersebar merata dan jelas dilihat pada
gmmbaran rontgen dada sebagai bintk mikronodular yang halus.
Pneumokoniosis sederhana ini tidak menunjukkan gejala, tanda, gangguan
fungsi paru, ataupun perburukan prognosis, seperti harapan hidup. Karena sifat
ini pneumokoniosis sederhana sering diabaikan dan bila ada gejala sering
dihubungkan ke penyakit lain seperti PPOK, asma, atau penyakit jantung.
 Pneumokoniosis pekerja batu bara komplit

Ditandai dengan adanya massa fibrotik hitam besar di parenkim paru


yang terdiri dari debu batu bara dan kolagen. Ini biasanya terletak di zona atas
paru dan tampak adanya kekeruhan pada rontgen dada dengan latar belakang
pneumokoniosis sederhana. Lesi kavitasi ini dapat menyebabkan terbentuknya
sputum hitam (melanoptisis). Pneumokoniosis komplit sering disertai dengan
dispneu, gangguan ventiasi dan gangguan difusi, serta adanya penurunan
angka harapan hidup.

Kunci manajemen pasien pneumokoniosis dari diagnosis lain adalah dengan


membedakan gambaran radiologisnya. Gambarannya terlihat mirip pada kasus
sarkoidosis, tuberkulosis, atau kanker paru-paru.

Gambar 1. Pria 78 tahun ini telah berkerja sebagai penambang


batu bara selama 40 tahun, mengeluhkan sesak yang progresif.
Foto toraks menunjukkan ketidakteraturan pasitas fibrosis masif
progresif di kedua bagian ataslobus dengan latar belakang
bayangan nodualr yang luas pada pneumokoniosis pekerja batu
bara komplit.
B. Caplan’s Syndrome (Pneumokoniosis Rheumatoid)

Pada pekerja batu bara dengan artritis rematik akan terlihat beberapa nodul
berukuran diameter 0,5-2 cm di paru-parunya. Nodul paru-paru ini sering disertai
nodul rheumatoid subkutan.

C. Penyakit Paru Obstruktif Kronik

Penambangan batu bara merupakan penyumbang terbesar peningkatan


kejadian PPOK akibat pekerajaan dengan paparan iritan terhadap saluran nafas.
Penambang batu bara memiliki prevalensi tinggi untuk bronkitis kronis, dengan 45%
pekerja dan non pekerja yang melaporkan gejalanya. Parikel batu bara dapat
berkembang di bronkiolus terminal yang dapat menyebabkan terjadinya emfisema
sentrilibular. Banyak studi epidemiologi yang menunjukkan hubungan obstruksi
saluran nafas dengan rokok. Hubungan antara PPOK dan paparan debu tambang
campuran dan asam nitrat di industri petambangan batu bara menybabkan kasus
penyakit paru batubara Inggris. Lebih dari 315.000 klaim diterima sebelum kasus
tersebut diajukan pada 31 Maret 2004.

Pekerjaan lainnya terkait peningkatan PPOK termasuk debu mineral lainnya


(misalnya silika di tambang batuan keras dan emas), asap (misalnya pengelasan dan
produksi yang menggunakan kadmium), dan debu organik (kapas, butir, dan serbuk
kayu).

Anda mungkin juga menyukai