Asfiksia Neonatorum
Oleh :
Tuti Alawiyah 1210313093
Khoirunnisa 1740312249
Preseptor :
dr. Hj. Rahmi Yetti, SpA
Identitas Pasien
Nama : By. SN
MR : 494537
Umur : 2 hari
Jenis Kelamin : Perempuan
Ayah/ Ibu : R / SN
Anak ke : 1 (enam)
Suku Bangsa : Indonesia
Alamat : Jalan Banto Laweh Kayu Kubu Guguk Panjang,
Bukittinggi
Tanggal Masuk : 26 Maret 2018
Keluarga
Ibu Ayah
Umur 19 th 20 th
Pendidikan SMP SMP
Pekerjaan IRT Buruh
Perkawinan ke 1 1
Penghasilan - Rp. 1.000.000
Anamnesis
Keluhan Utama
Sesak nafas sejak lahir.
Riwayat Penyakit Sekarang:
- NBBLC 2920 gram, panjang badan 50 cm, lahir per vaginam atas indikasi
kala I fase aktif, ditolong dokter, ketuban jernih, Apgar Score 3/4.
- Anak merintih
- Sesak nafas ada, tampak kebiruan, menghilang dengan pemberian oksigen
- Tidak ada demam, tidak ada kejang
- BAK dan mekonium belum keluar
- Injeksi vitamin K dan gentamisin tetes mata telah diberikan
- Riwayat ibu demam selama kehamilan dan menjelang persalinan tidak ada
- Riwayat ibu nyeri BAK selama kehamilan dan menjelang persalinan tidak
ada
- Riwayat ibu keputihan selama kehamilan dan menjelang persalinan tidak ada
Riwayat Kehamilan Sekarang : G1P0A0H1
HPHT : Tidak ingat
Taksiran Persalinan : Tidak bisa ditentukan
Penyakit Selama Hamil : Tidak ada
Komplikasi Kehamilan : Tidak ada
Kebiasaan Ibu Waktu Hamil
Kualitas dan kuantitas makan cukup, tidak ada minum alkohol, merokok dan
narkoba.
Riwayat Persalinan
Ditolong oleh dokter di RSUD Dr. Achmad Mochtar (26-3-2018), per vaginam
atas indikasi kala 1 fase aktif, ketuban dipecahkan, kondisi hijau, jumlah lebih
kurang 500 ml. Saat lahir anak merintih, berat badan 2920 gram, panjang badan
50 cm.
Apgar Score : 3/4
Kondisi Bayi Saat Lahir:
Lahir tanggal : 26 Maret 2018
Jenis kelamin : Perempuan
Kondisi saat lahir : Hidup
Pemeriksaan Fisik:
Kesan Umum
Keadaan : Kurang aktif
Berat badan : 2920 gram
Panjang badan : 50 cm
Frekuensi jantung : 115 kali per menit
Frekuensi nafas : 48 kali per menit
Sianosis : tidak ada
Ikterus : ada
Suhu : 36,50 C
Kulit : teraba hangat, tidak pucat, ikterik, tidak sianosis.
Kepala : bulat, simetris, normocephal, ubun-ubun besar 1,5x1,5 cm, ubun-
ubun kecil 0,5x0,5 cm, jejas persalinan tidak ada
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor
Telinga : tidak ada kelainan
Hidung : nafas cuping hidung ada
Mulut : mukosa mulut dan bibir sianosis
Leher : tidak ada kelainan
Paru
Inspeksi : normochest, simetris, retraksi epigastrium ada, terpasang CPAP
dengan FiO2 25%, PEEP 6 mmHg
Palpasi : sulit dinilai
Perkusi : sulit dinilai
Auskustasi : bronkovesikuler, ronki tidak ada, wheezing tidak ada
Jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : iktus cordis teraba linea mid clavicula sinistra RIC V
Perkusi : sulit dinilai
Auskultasi : irama teratur, bising tidak ada
Abdomen
Inspeksi : distensi tidak ada
Palpasi : supel, hepar teraba 1/4 -1/4 permukaan licin dan rata, pinggir tajam,
lien tidak teraba.
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus positif normal
Tali pusat : segar
Umbilikal : tidak hiperemis
Punggung : tidak ada kelainan
Alat kelamin: labia minor tertutup labia majora
Anus : anus ada
Ekstremitas : akral hangat, perfusi baik, CRT <2 detik
Refleks : Moro : ada Isap : ada
Rooting : ada Pegang : ada
New Ballard Score : 39
Downes Score
Frekuensi nafas : 0
Retraksi :1
Sianosis :1
Air Entry :0
Merintih :2
Diagnosis Kerja
NBBLC 2920 gram
Asfiksia Neonatorum
Diagnosis Banding
Asfiksia ec susp. aspirasi mekonium
Tatalaksana
Ampicilin 2x150 mg IV
Gentamisin 1x15 mg IV
Rencana
Cek DPL
Hasil Pemeriksaan
Pasien mengalami sesak nafas sejak lahir, nafas cuping hidung ada,
retraksi epigastrium ada dan hasil Downes score yaitu 4 frekuensi napas <
60/menit (0), retraksi ringan (1), sianosis hilang dengan O2(1), udara masuk (0),
merintih dapat didengar tanpa alat bantu(2), yang menunjukan sesak nafas derajat
sedang. Pemeriksaan fisik menunjukan pernafasan 48x menit, pada pemeriksaan
thoraks didapatkan retraksi epigastrium.
Nilai APGAR score pada menit pertama adalah 3, sedangkan pada menit
ke-5 adalah 4. APGAR score juga dapat menilai derajat asfiksia, yaitu score 0-3
asfiksia berat, score 4-6 asfiksia sedang, score 7-9 asfiksia ringan, dan score 10
adalah normal. Tidak terdapat demam, kejang, dan muntah. Injeksi vitamin K
sudah diberikan sejak lahir. Buang air kecil dan buang air besar tidak ada.
Riwayat ibu saat hamil, tidak ada keputihan, demam dan nyeri buang air kecil saat
hamil juga tidak ada. Ibu melakukan perawatan antenatal ke bidan.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum kurang aktif. Frekuensi
jantung 118 kali/menit, pernapasan pada menit pertama tidak ada, setelah
dilakukan suction pasien mulai menunjukkan usaha untuk bernafas dan dilakukan
resusitasi pada bayi dengan cara di bagging, setelah itu pasien mulai menunjukkan
nafas spontan dan terlihat adanya retraksi dinding dada pada epigastrium dan
nafas mulai meningkat hingga mencapai 58x/ menit. Berat badan 2920 gram
dengan panjang badan 50 cm. Pemeriksaan fisik didapatkan kulit teraba dingin,
terjadi akibat hipoperfusi darah ke jaringan akibat asfiksia. Kelenjar getah bening
tidak terdapat pembesaran, kepala bulat simetris dengan lingkar kepala 38 cm.
Mata, telinga, dan leher tidak ditemukan adanya kelainan, sedangkan pada mulut
didapatkan adanya sianosis. Jantung dan paru dalam batas normal. Abdomen tidak
terdapat distensi dengan bising usus normal. Punggung tidak ditemukan kelainan.
Genitalia tampak labia mayora menutupi labia minora. Anus ada pada pasien.
Ekstrimitas awalnya dingin dan kebiruan, setelah dilakukan resusitasi pada bayi,
akral mulai hangat dan kemerahan.
Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik terdapat kesesuaian dengan literatur.
Terdapatnya sianosis, APGAR score yang rendah, hal ini merupakan indikasi
telah terjadinya asfiksia pada bayi ini.
Penatalaksanaan pada pasien ini adalah penggunaan NCPAP PEEP
6dengan FiO2 30% berguna membantu dalam menjaga tegangan permukaan
alveolar paru pasien agar tidak terjadi kolaps paru.
Cairan diberikan secara intravena sesuai berat badan pasien diberikan yaitu
D10% 7 tpm, bayi sementara dipuasakan. Antibiotik diindikasikan untuk profilaks
agar tidak terjadinya infeksi pada bayi ini setelah teraspirasinya mekonium.
Penisilin atau ampisilin dengan aminoglikosida adalah terapi antibiotik empiris
yang disarankan, walaupun pemilihan antibiotik harus berdasarkan sensitivitas
bakteri terbaru pada suatu rumah sakit tempat merawat bayi. Pada bayi ini
diberikan ampisilin 2 x 150 mg iv.gentamisin 1x15 mg iv. Prognosis pada pasien
sangat tergantung pada adekuatnya penatalaksaan pada pasien ini.
DAFTAR PUSTAKA