Anda di halaman 1dari 19

Latar Belakang

Foodborne Diseases dan


Waterborne Diseases adalah
penyakit yang
disebabkan karena
mengkonsumsi makanan atau
minuman yang tercemar.
Foodborne disease disebabkan
oleh berbagai macam
mikroorganisme atau
mikroba patogen yang
mengkontaminasi makanan, jadi
terdapat bermacam-
macam infeksi foodborne
disease. Selain itu, zat kimia
beracun, atau zat
berbahaya lain dapat
menyebabkan foodborne
disease jika zat-zat tersebut
terdapat dalam makanan.
Makanan yang berasal baik dari
hewan maupun
tumbuhan dapat berperan sebagai
media pembawa mikroorganisme
penyebab
penyakit pada manusia.
Foodborne diseases sering
terjadi bahkan terdapat
sekitar 5,4 juta kejadian per tahun
di ustralia.
Foodborne diseases dapat
disebabkan oleh golongan !irus
yang berada
dalam pangan. "erbagai jenis !
irus telah dilaporkan dapat
bertahan dalam
bahan pangan dalam rentang
waktu relatif lama dan
menyebabkan penyakit
pada manusia yang
mengkonsumsinya. #irus asal
pangan $foodborne viruses
% umumnya berukuran &5-'( nm
dan yang paling besar mencapai )
5 nm.
*ebanyakan !irus yang ditularkan
melalui makanan mengandung
materi
genetika berupa +. #irus pada
bahan pangan jika menyebabkan
penyakit
pada manusia umumnya
memerlukan waktu inkubasi
yang panjang. rtiny
Foodborne Diseases dan Waterborne Diseases adalah penyakit yang disebabkan
karena mengkonsumsi makanan atau minuman yang tercemar. Eoodborne diseas
disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme atau mikroba patogen yang mengkontaminasi
makanan, jadi terdapat bermacam- macam infeksi eoodborne diseases . Selain itu, zat kimia
beracun, atau zat berbahaya lain dapat menyebabkan eoodborne disease jika zat-zat
tersebut terdapat dalam makanan. Makanan yang berasal baik dari hewan maupun
tumbuhan dapat berperan sebagai media pembawa mikroorganisme penyebab penyakit pada
manusia. Foodborne diseases sering terjadi bahkan terdapat sekitar 5,4 juta kejadian per tahun
di australia.
Foodborne diseaseses dapat disebabkan oleh golongan virus yang berada dalam
pangan. terbagai jenis virus telah dilaporkan dapat bertahan dalam bahan pangan dalam
rentang waktu relatif lama dan menyebabkan penyakit pada manusia yang
mengkonsumsinya. virus asal pangan (Foodborne viruses) umumnya berukuran 23-30 nm dan
yang paling besar mencapai 70 nm. kebanyakan v!irus yang ditularkan melalui makanan
mengandung materi genetika berupa RNA, Virus pada bahan pangan jika menyebabkan
penyakit pada manusia umumnya memerlukan waktu inkubasi yang panjang. Artinya jarak
waktu konsumsi dan waktu timbulnya gejala penyakit cukup lama sehingga pelacakan
terhadap makanan penyebab penyakit ini cukup sulit ditelusuri.
Salah satu !irus asal pangan yang penting adalah virus Norwalk-like. Saat ini virus
tersebut dilaporkan sebagai penyebab utama keracunan pangan karena virus di amerika
Serikat. virus yang terdiri dari beberapa serotipe ini mengakibatkan gastroenteritis dengan ciri
diare dan muntah dengan waktu inkubasi 18-36/ jam di negara- negara amaerika serikat dan
inggris. salad adalah makanan yang makanan yang paling sering dilaporkan sebagai penyebab
keracunan .
 Etiologi Norwalk virus infection

Norovirus pertama ditemukan di norwalk, ohio, amerika Serikat, di mana wabah


gastroenteritis akut terjadi di kalangan anak-anak di Sekolah dasar Bronson pada bulan
november 1968. Nama itu disingkat menjadi norovirus setelah diidentifikasi dalam
sejumlah wabah di kapal pesiar dan menerima perhatian di seluruh amerika Serikat. pada
tahun 1972, mikroskop electron pada sampel tinja manusia disimpan diidentifikasi virus,
yang diberi nama virus norwalk. banyak wabah dengan gejala serupa telah dilaporkan
setelah ditemukannya virus resebut. Cloning dan sekuensing dari genom. Norwalk virus
menunjukkan bahwa virus ini memiliki organisasi genom virus konsisten dengan milik
keluarga calciviridae. N ama para norovirus (Noro virus untuk genus) telah disetujui oleh
komisi internasional taksonomi virus pada tahun 2002.
Norwalk virus infection adalah penyakit viral dari famili calici!irus yang
menyerang usus dan sering mewabah, disebabkan oleh virus norwalk. Virus tersebut
pertama kali diidentifikasi pada tahun 1972 setelah terjadi wabah penyakit pencernaan di
Norwalk, ohio.virus norwalk dapat ditemukan di seluruh dunia. Manusia terinfeksi virus
norwalk dengan menelan makanan atau air yang telah terkontaminasi tinja dari penderita.
Virus norwalk dapat menyerang siapapun, terutama orang dewasa dan anak-anak.
Epidemiologis dari negara-negara berkembang tentang pentingnya norovirus diare
pediatrik terbatas. Baru-baru ini, di nikaragua, telah diamati bahwa norovirus bertanggung
jawab untuk 11% kasus diare terjadi pada anak- anak <5 tahun pada tingkat masyarakat dan
15% dari kasus sedang sampai berat yang membutuhkan hidrasi intravena kembali. Di
provinsi Guangdong cina, departemen kesehatan provinsi mengatakan, pada tanggal 17
desember 2010, telah dikonfirmasi 429 kasus infeksi norovirus dalam wabah. November
diconghua guangzou, tapi tidak ada yang meninggal dari itu.
 Pathogenesis Norwalk virus infection
Ketika seorang mulai terinfeksi norovirus , virus mulai berkembang biak didalam usus
kecil . setelah kirah- kira 1 sampai 2 hari, timbul gejalah norovirus gejalah utamah adalah
genstroeritis akut yang berkembang anatara 24 dan 48 jam setelah paparan, dan berlangsung
selama 24-60 jam , gejala klinis yang khas dari penyakit ini di tandai dengan mual, muntah
hebat, diare, sakit perut, kelesuan umum, kelemahan, nyeri otot, sakit kepala, batuk, demam
ringan dapat terjadi. Penyakit yang parah jarang terjadi. Jumalah kematian norovirus di AS
diperkirakan 300 setiap tahun sekali. Penyakit ini sebagian besar terjadi pada orang- orang
yang sangat mudah, tua, dan dengan sistem kekebalan yang lemah. Gejalah klinis dapat
menyebabkan kematian jika dehidrasi diabaikan atau tidak diobati.
 Penyebab Norovirus
Norovirus adalah virus yang terdapat di lingkungan sekitar dan bisa menginfeksi hingga
menyebabkan penyakit lewat
1. Kontak langsung dengan orang yang terinfeksi
2. Mengkonsumsi makanan atau air yang terkontaminasi
3. Menyentuh mulut dengan tangan yang terkontaminasi Norovirus.
Norovirus mudah menyebar lewat air dan makanan sebelum masuk ke tubuh manusia. Karena itu
air dan makanan harus benar-benar bersih sebelum dikonsumsi atau digunakan untuk keperluan
sehari-hari.
 Gejala klinis Norovirus
Infeksi Norovirus pada manusia ditandai dengan beberapa gejala yaitu:
1. Diare
2. Muntah
3. Mual
4. Sakit perut
5. Demam
6. Sakit kepala
7. Sakit di seluruh tubuh.
Mereka yang terinfeksi Norovirus akan merasa sangat lemas, muntah, buang air besar
beberapa kali dalam sehari. Norovirus menyebabkan radang atau inflamasi pada usus yang
disebut acute gastroenteritis, Gejala akan muncul 12-48 hari setelah terpapar dan biasanya
kondisi makin baik dalam 1-3 hari.
 Pencegahan Norovirus
Pola hidup bersih dan sehat merupakan upaya pencegahan efektif menghadapi apa itu Norovirus.
Berikut contoh pola hidup bersih:
1. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum makan, menyiapkan hidangan, dan
setelah menggunakan toilet atau mengganti popok
2. Bersihkan seluruh makanan sebelum dikonsumsi dengan air bersih dan masak hingga
benar-benar matang, termasuk untuk seafood bercangkang
3. Jangan menyiapkan makanan atau pengobatan untuk orang lain hingga gejala berhenti
dan tidak menginfeksi orang lain
4. Cuci baju atau perlengkapan lain yang terpapar muntah atau feses dengan baik. Saat
mencuci sebaiknya gunakan sarung tangan untuk menekan risiko penularan.
Norovirus biasanya masih berisiko menginfeksi lingkungan sekitar, meski kondisi orang yang
sakit telah makin baik dan sehat. Karena itu, mereka yang terinfeksi Norovirus disarankan
meminimalkan kontak dengan lingkungan sekitar, air, dan makanan hingga dua hari untuk
menekan peluang penularan.
 Obat dan penanganan Norovirus
Berikut beberapa poin yang harus diketahui terkait obat dan penanganan Norovirus:
1. Hingga saat ini tidak ada obat spesifik untuk menangani Norovirus
2. Mereka yang sakit akibat Norovirus disarankan banyak minum, untuk menggantikan
cairan yang hilang saat muntah dan buang air besar
3. Banyak minum mencegah pasien Norovirus mengalami dehidrasi yang berisiko
memperburuk kondisi kesehatannya
4. Segera ke dokter jika kondisi makin parah dan terlihat gejala dehidrasi misal jumlah urin
yang berkurang, mulut dan tenggorokan terasa kering, dan merasa pusing saat berdiri.
Pada anak-anak, gejala dehidrasi akibat Norovirus adalah tidak keluar air mata saat menangis,
lemas dan ngantuk, serta merasa gelisah.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2011. Pencegahan foodborne disease di tempat kerja (18 Desember 2011):
Yogyakarta.

Mallick, M., Mukherjee, K., Udayakumar, N, A. (2011) : Homology modelling ofPolyphenol


Oxidase from Stuolanum melongena : Sequence analysis and

structural validation studies – in silico. International Journal of Pharma and

Bio Sciences, 2,

Liu, P., Yuen, Y., Hsiao, H.M., Jaykus, Moe, C. 2010. “Effectiveness Of Liquid Soap And Hand
Sanitizer Against Norwalk Virus On Contaminated Hands”.

North Carolina State University, Raleigh.Vol. 76.Page :394–399.

Bresee, J., Bulens, S., Beard, R., Dauphin, L., Slutsker, L., Bopp, C., Eberhard,
M., Hall, A., Vinje, J., Monroe, S. and Glass, R. (2012). The Etiology of SevereAcute
Gastroenteritis Among Adults Visiting Emergency Departments in the

United States. Journal of Infectious Diseases, 205(9), pp.1374-1381.

Amin L. Tatalaksana Diare Akut. Continuing Medical Education.

2015;42(7):50

Al-Thani, A., Baris, M., Al-Lawati, N. and Al-Dhahry, S. (2013).Characterising the aetiology of
severe acute gastroenteritis among patientsvisiting a hospital in Qatar using real-time polymerase
chain reaction. BMC Infectious Diseases, 13(1).
Pengertian Gastroenteritis.

Gastroenteritis adalah suatu infeksi saluran pencernaan yang disebabkan oleh berbagai virus

yang dapat menyebabkan muntah dan diare. Meski sering disebut "flu perut" (Stomach Flu),

penyakit ini tidak disebabkan oleh virus influenza.

Virus yang dapat menyebabkan Gastroenteritis (Flu Perut) meliputi:

rotaviruses, adenoviruses, caliciviruses, astroviruses, Norwalk virus, dan sekelompok

Noroviruses. Gastroenteritis juga disebabkan oleh bakteri.

Gejala utama Gastroenteritis yaitu seperti muntah - muntah dan diare, sakit kepala, demam, dan

kadang - kadang abdominal cramps (sakit perut).

Gastroenteritis akut 

adalah salah satu penyakit yang dianggap sebagai penyakit bersifat jinak. Meskipun sering

dianggap sebagai penyakit jinak, Gastroenteritis akut masih menjadi salah satu penyebab utama

tingginya angka kesakitan dan angka kematian pada anak-anak di seluruh dunia, sekitar 1,8 juta

kematian setiap tahun terjadi pada anak - anak berusia kurang dari 5 tahun, atau sekitar 17% dari

semua kematian anak. Penyebab menyebarnya penyakit bisa dari berbagai penyakit yang sangat

bervariasi jenisnya.

Sebenarnya Hal ini tergantung pada volume cairan tubuh yang berkurang, perawatan dan

pengobatan dehidrasi pada anak - anak tergantung dari keterampilan dokter untuk menanganinya.

Untungnya, sebagian besar kasus dehidrasi pada anak - anak dapat di diagnosis dengan

pemeriksaan klinis secara akurat dan seksama serta mudah untuk melakukannya dan biayanya

pun juga hemat. Gastroenteritis virus akut tidak diketahui sampai tahun 1970-an. Virus ini kini
diakui sebagai penyebab utama diare di dunia, meskipun dalam kebanyakan kasus patogen yang

tepat tidak dapat ditentukan.

Di Asia, Afrika, dan Amerika Latin, gastroenteritis virus diperkirakan mencapai 3 – 50 juta

kasus dan berhubungan dengan 5 sampai 10 juta kematian. Virus yang menyebabkan

gastroenteritis termasuk rotavirus, calicivirus, enteric adenovirus, dan astrovirus. Virus lainnya,

seperti toroviruses, coronaviruses, picobirnaviruses, dan pestiviruses, sedang diidentifikasi

sebagai agen penyebab diare.

B.     Etiologi Penyakit. 

Gastroenteritis adalah peradangan di perut besar dan kecil dan intestines. Gastroenteritis Virus

ini disebabkan oleh infeksi berbagai jenis virus yang menyebabkan muntah atau diare atau

keduanya. Hal ini sering disebut "flu perut," meskipun tidak disebabkan oleh influenza virus.

Pada anak-anak, 40% kasus adalah idiopatik, sedang agen viral menyebabkan 30-40%

gastroenteritis, diantaranya rotavirus, enteric adenovirus, Norwalklike viruses, astrovirus. Bakteri

dan parasit juga penyebab yang signifikan dari penyakit diare pada anak - anak.

Dua tipe dasar diare infeksi akut adalah tipe non inflammasi and inflammasi.
1.      Enteropatogen dapat menimbulkan diare non inflamasi melalui produksi enterotoxin oleh

beberapa mekanisme invasif, penghancuran permukaan (fili) sel oleh virus, perlekatan

(adherence) oleh parasit, perlekatan (adherence) oleh bakteri.

2.      Diare inflamasi biasanya disebabkan oleh invasi intestinal secara langsung atau produksi

sitotoksin. Namun ada beberapa enteropatogen memiliki lebih dari satu sifat virulensi yang

artinya dapat menginfeksi melalui berbagai macam cara.

Etiologi Diare Akut dapat dihubungkan dengan bakteri, virus atau parasit yang telah

dikenal sebagai penyebab enteritis sebagai berikut :

1.      Bakteri, diantaranya : Aeromonas, Bacillus cereus, Campylobacter jejuni, Clostridium

perfringens, Clostridium difficile, Escherichia coli, Plesiomonas shigelloides, Salmonella,

Shigella, Staphylococcus aureus, Vibrio cholerae 01 and 0139, Vibrio parahaemolyticus,

Yersinia enterocolitica.

2.      Virus, diantaranya : Astroviruses, Caliciviruses, Norovirus, Enteric adenoviruses,

Rotavirus, Cytomegalovirus, Herpes simplex viruses.

3.      Parasit, diantaranya : Balantidium coli, Blastocystis hominis, Cryptosporidium parvum,

Cyclospora cayetanensis, Encephalitozoon intestinalis, Entamoeba histolytica, Enterocytozoon

bieneusi, Giardia lamblia, Isospora belli, Strongyloides stercoralis, Trichuris trichiura.

4.      Norwalk - Like Viruses.

Secara umum dikaitkan dengan penyakit yang hanya terdapat diantara orang-orang yang

immunocompromised.

Juga ada penyebab Diare Non Infeksi sebagai berikut :

1.      Defek Anatomik.

2.      Malrotasi, duplikasi intestinal, penyakit Hirschsprung, impaksi fecal, sindrom usus pendek,

atrofi microvillus, striktur.

3.      Malabsorpsi.
4.      Defisiensi disakaridase, malabsorsi glucose-galactose, insuffisiensi pancreas, fibrosis kistik,

Sindrom Shwachman, penurunan garam empedu intraluminal, cholestasis, Penyakit Hartnup,

abetalipoproteinemia, Penyakit Celiac.

5.      Endokrinopati.

6.      Thyrotoxicosis, Penyakit Addison,Sindrom Adrenogenital.

7.      Keracunan.

8.      Logam berat, Scombroid, Ciguatera, jamur.

9.      Neoplasma.

10.  Neuroblastomas, Ganglioneuromas, Pheokromocytomas, Karsinoid, Sindrom Zollinger-

Ellison, Sindrom vasoaktif invasif intestinal.

11.  Lain-Lain, diantaranya :  Infeksi Nongastrointestinal, Alergi susu, Penyakit Crohn

(regional enteritis), Familial Dysautonomia, Penyakit defisiensi Immune, Protein-Losing

Enteropati, Kolitis Ulseratif, Enteropatika Acrodermatitis, Penyalahgunaan Laxative, Gangguan

Motilitas, Pellagra (kekurangan vitamin B kompleks).

Diarrhea kronik atau persisten lebih dari 14 hari dapat terjadi karena :

1.       Agen infeksiosa seperti Giardia lamblia, Cryptosporidium parvum, enteropatogenik

Escherichia coli.

2.      Setiap enteropatogen yang menginfeksi pejamu yang immunocompromised.

3.      Gejala residual setelah kerusakan intestinal setelah infeksi akut.

C.     Epidemiologi. 
Rotavirus merupakan penyebab paling umum dari diare pada bayi dan anak-anak di seluruh

dunia, dan 1 juta orang meninggal setiap tahun akibat infeksi di tahun 1868. Di Amerika Serikat,

sekitar 3,5 juta kasus diare, 500.000 kunjungan dokter, 50.000 rawat inap, dan 20 kematian

terjadi setiap tahunnya pada anak - anak umur 5 tahun. Survei serologi menunjukkan bahwa

hampir semua anak terinfeksi pada usia 5 tahun, namun dehidrasi diare terjadi terutama di

kalangan anak - anak usia 3 sampai 35 bulan selama infeksi awal.

Setelah itu, mereka bertahan terhadap infeksi berikutnya. Bahkan, setelah infeksi awal rotavirus,

40% anak - anak bertahan terhadap infeksi berikutnya, 75% bertahan terhadap gastroenteritis

berikutnya, dan sampai 88% bertahan terhadap gastroenteritis parah. Sayangnya, baik anak -

anak dan orang dewasa berada pada peningkatan risiko parah, gastroenteritis rotavirus

berkepanjangan, dan bahkan fatal. Rute fekal - oral dianggap sebagai modus penularan yang

paling umum. Di Amerika Serikat, tingkat infeksi rotavirus berpuncak dari bulan November

sampai Mei setiap tahun.

D.    Patogenesis dan Presentasi Klinis. 


1.      Patogenesis.

Rotavirus beruntai ganda, berbentuk lingkaran, virus RNA. Lapisan terluar mengandung dua

protein virus. Protein protease (P protein) VP4 dan glikoprotein (protein G) VP7 mendefinisikan

serotipe virus dan merupakan dasar pengembangan vaksin.

Setelah dicerna, strain virus menyebabkan diare dengan menginduksi perubahan keseimbangan

cairan transepitelial, malabsorpsi yang berakibat kerusakan lapisan epitel usus, dan kerusakan

vacular dan iskemia.

2.      Presentasi Klinis.

Masa inkubasi infeksi rotavirus biasanya 1 sampai 3 hari. Manifestasi klinis bervariasi dari tanpa

gejala (umum pada orang dewasa) sampai mual yang parah, muntah, dan diare dengan dehidrasi.

Karena infeksi pertama cenderung paling parah, gangguan dehidrasi dan elektrolit terjadi lebih

sering pada anak - anak. Gejala dimulai secara tiba - tiba, dimana muntah sering mendahului

timbulnya diare. Demam terjadi pada sepertiga pasien. Tanda dan gejala lain termasuk gejala

pernapasan, lekas marah, lesu, eritema faring, rhinitis, membran timpani merah, dan teraba

kelenjar getah bening di leher.

Gejala - gejala gastrointestinal berhenti dalam 3 sampai 7 hari. Temuan Laboratorium

mencerminkan tingkatan muntah, diare, atau keduanya. Kenaikan enzim hati dapat terlihat pada

60% anak-anak yang dirawat di rumah sakit karena diare rotavirus. Jumlah sel darah putih

biasanya normal. Kotoran jarang mengandung darah atau leukosit. Deteksi rotavirus dalam
sampel tinja dimungkinkan dengan immunoassay enzim dan uji aglutinasi lateks, yang keduanya

tersedia secara komersial.

E.     Keluhan dan Gejala Penyakit. 

1.      Gejala.

Gejala utama Gastroenteritis Virus adalah diare dan muntah - muntah. Orang yang terkena

mungkin juga terkadang sakit kepala, demam, dan abdominal cramps (Sakit Perut / Stomach

Ache), serta nyeri otot.

Secara umum, gejala akan mulai setelah 1 sampai 2 hari setelah terkena virus penyebab

Gastroenteritis dan dapat berlangsung selama 1 sampai 10 hari, tergantung pada virus yang

menyebabkan penyakit. Namun kebanyakan gejalanya berlangsung selama 1 – 3 hari. Kemudian

bisa disusul dengan kehabisan cairan dalam tubuh.  

2.      Cara Penularan. 

Gastroenteritis virus ini sangat menular dan disebarkan oleh muntahan atau kotoran orang yang

terkena penyakit melalui :

a.       Sentuhan manusia umpamanya berjabat tangan dengan orang yang sakit dan di tangannya

terdapat virus ini.

b.      Permukaan meja yang tercemar.

c.       Makanan atau minuman tercemar.


d.      Ada pula kemungkinannya bahwa infeksi tersebar lewat butir-butir percikan yang keluar

ketika orang muntah.

e.       Kebanyakan tersebarnya dari orang yang mendapat gejala tetapi ada pula orang tanpa gejala

yang bisa menyebarkan infeksi, terutama dalam 2 hari pertama setelah sembuh.

f.       Air minum juga dapat terkontaminasi oleh kotoran dan menjadi sumber penyebaran virus ini

(medicineNet.com).

3.      Cara Pencegahan.

Sesudah ke dari kamar mandi atau WC, mengganti popok dan sebelum makan atau menyiapkan

makanan, telitilah mencuci tangan dengan sabun dan kucuran air sekurangnya 15 detik dan

keringkan dengan handuk bersih. Apabila berada di sekitar masyarakat yang terkena wabah

gastroenteritis, kita harus ekstra hati - hati dalam menjaga kebersihan diri.

Bagi yang telah mengalami gejala muntah dan diare maka dianjurkan minum air 8 - 12 gelas

perhari, karena gejala penyakit ini, seperti muntah dan diare dapat menyebabkan kehilangan

banyak cairan tubuh (dehidrasi).

F.     Cara Pengobatan dan Prognosis.

1.      Cara Pengobatan.

Cairan oral dan penggantian elektrolit adalah dasar pengobatan. Terapi Lactobacillus oral dapat

mengurangi durasi diare dan ekskresi virus. Tidak ada peran antibiotik pada infeksi akut.

Bismuth subsalicylate, meskipun terbukti menurunkan durasi diare dan output tinja, tidak

direkomendasikan untuk penggunaan rutin karena risiko overdosis subsalisilat. Agen

Antimotility tidak dianjurkan karena tidak mengurangi durasi atau volume diare.

Jika seseorang sudah mengalami muntah dan diare maka sebaiknya beristirahat yang cukup,

selain itu juga sebaiknya minum air yang banyak misalnya jus buah atau oralit untuk mencegah

dehidrasi. Jangan minum air murni saja karena dapat memperparah dehidrasi akibat diare, tapi

minuman khusus yang dapat menggantikan cairan tubuh yang hilang yang biasanya tersedia di

apotek. Jika keadaan semakin parah maka dibutuhkan cairan infus. Apabila terjadi gejala

komplikasi sebaiknya langsung diperiksakan ke dokter.


2.      Prognosis.

Vaksin pertama (Rota Shield) untuk mencegah infeksi rotavirus ini dilisensikan di Amerika

Serikat pada tahun 1998, tapi ditarik setelah 1 tahun karena tingkat peningkatan intususepsi

idiopatik. Survei menemukan bahwa risiko intususepsi tertinggi dalam waktu 3 sampai 14 hari

setelah menerima dosis pertama, yang diperkirakan 1 kasus per 10.000 penerima vaksin. Vaksin

rotavirus lain, Rotarix, telah lulus uji klinis di kebanyakan negara-negara Amerika Latin.

Percobaan vaksin monovalen ini, telah menunjukkan kemanjuran klinis dari 85% terhadap

penyakit rotavirus parah, dan tidak ada peningkatan intusussesi diantara penerima vaksin. Tidak

ada pengobatan khusus untuk Gastroenteritis virus kecuali beristirahat dan minum banyak.

Kebanyakannya sembuh tanpa kerumitan, namun Gastroenteritis virus bisa parah bagi orang

yang mempunyai kesulitan mengganti cairan tubuh yang hilang karena muntah dan diarenya.

Anda mungkin juga menyukai