Anda di halaman 1dari 8

TUGAS RANGKUMAN

KIMIA KLINIK II
“RANGKUMAN ANALISA GAS ELEKTROLIT”

DISUSUN OLEH
Nama : Emilianti Selitra Maskal
NIM : 18 3145 453 128
Kelas : 18D

PRODI DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


FAKULTAS TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR
2020/2021
Analisis Elektrolit Darah (Na+K+Cl)
Elektrolit darah yaitu Na,K dan Cl
Pengertian

 Elektrolit > zat kimia yang menghasilkan partikel- partikel yang muatan listrik
(ion) jika berda dalam cairan
 Elektrolit berperan penting dalam tubuh manusia,karena hampir semua proses
metabolism dalam tubuh manusia dipengaruhi oleh elektrolit
 Elektrolit diperlukan untuk memelihara potensial elektrokimiawi membrane sel
>dapat dapat mempengaruhi fungsi saraf, otot,serta aktifitas sel seperti
sekresi,kontraksi,dan sebagai proses metabolic lain.

Keseimbangan Elektrolit

Keseimbangan cairan dan kosentrasi elektrolit berpengaruh pada fungsi sel

Elektrolit berperan dalam:

1. Keseimbangan cairan
2. Regulasi asam basa
3. Memfasilitasi reaksi enzim dan transmisi reaksi neuromuscular

Keseimbangan kalium/potassium(K+)

 Kalium adalah kation yang 98% berada dalam cairan intasel, hanya 2% berda
dalam cairan ekstrasenal.
 Kalium dapat diperoleh melalui makanan seperti daging buah-buahan dan sayuran

Keseimbangan Natrium /Sodium (Na+)

Merupakanan kation yang banyak pada cairan ekstrsenal serta sangat dalam
keseimbangan air.Hantaran implus saraf dan kontraksi otot.
Elektrolit Utama Tubuh

 Kation utama dalam cairan ekstraseluler adalah sodium(Na+).


 Kation utama dalam cairan intrseluler adalah potassium(K+)
 Anion utama dalam cairan ekstraseluler adalah klorida (Cl) dan bikarbonat (HC3)
 Anion utama dalam instraseluler adalah ion fosfat (PO43)

1.Natrium:

 Kation utama dalam ekstraseluler


 Nilai normal 135 – 150 mE = mmol/L
 Membantu proses keseimbangan asam basa dengan memakai ion hydrogen
 Menjaga keseimbangan cairan diruang ekstraseluler

2.Kalium:

 Kation utama dalam intraseluler


 Kadar normal 3, 5, 5mEq/l
 Mengatur kontraksi (polarisasi dan repolarisasi ) dari muscle dan nervus

3.Kalsium:

 Membentuk garam bersama dengan fosfat, karbonat dan fluoride didalam tulang
dan gigi untuk membuat keras dan kuat
 Meningkatkan fungsi syaraf dan muscle
 Meningkatkan efektifitas proses pembekuan darah dengan proses mengaktifkan
protrombin dan thrombin

4.Klorida:

 Kadar berlebih diruang ekstrasenal


 Kadar normal dalam serum 98-108mEq/l
 Membantu keseimbangan natrium
 Komponen utama dari ekskresi kelenjar gaster
Pemeriksaan Kadar Elektrolit

Sampel untuk pemeriksaan:

1. Darah utuh (whole blood)


2. Plasma
3. Serum
4. Urine
5. Cairan serebrospinal
6. Feses
1. Metode Pemeriksaan Na dan K.
 Flame fotometri
 Atomic Absoption Spectrophotometri
 Metode fotometri Enzimatik
 Ise (ion selective electroda )
2. Metode Pemeriksaan Klorida
 Titrasi merkurimetri
 Kolometrik amperometrik titrasi
 Ise (Ion Selective Elektroda)
 Metode fotometri

Keuntungan Memakai Metode Ise

 Ise relative murah dan muda digunakan


 Memakai bodi dari plastic namun cukup kuat dan tahan lama, ideal digunakan
didalam dan diluar laboratorium
 Dapat dipakai untuk mengukur ion terlarut secara cepat dan mudah
 Ise berguna untuk menentukan kosentrasi yang besar
 Dipakai untuk memantauan kontinyu dari perubahan kosentrasi: misalnya dalam
titrasi potensiometri atau pemantauan penyerapan nutrisi atau konsumsi reagen
1. Ada intereferen ion,ph,atau masala kosentrasi terlalu tinggi, dilakukan modifikasi melalui
metode eksperimental khusus dan reagen khusus untuk mengatasi banyak dari kesulitan
ini.
2. Dengan memakai hati-hati, kalibrasi teratur, akurasi dan tingkat presisi +2 atau 3% untuk
beberapa ion dan menguntungkan dibandingan teknik analisi lain yang lebih kompleks
dan mahal.
3. Ise adalah sala satu dari beberapa teknik yang bisa mengukur baik ion positif dan
negative.
4. Ise tidak terpengaru dengan warna sampel atau kekeruhan
5. Ise dapat digunakan dalam larutan air pada rentang temperature yang luas

Nilai rujukan
Natrium
 Urine (24 jam) > 40-220 mmol/hari
 Serum dan plasma > 136-145 mml/L
 Cairan serebrosinal > 136- 150mmol/L
Kalium
 Urine (24 jam) > 25- 125 mmol/l hari
 Serum dan plasma >3,4-5.0 mmol/l
Klorida
 Urine (24 jam ) > 110-250 mmol/L hari
 Serum dan plasma > 98-107 mmol/L
Interferensi pada pemeriksaan
Natrium
1. Pada umumnya hemolysis tidak mempengaruhi kadar natrium dalam serum
dan plasma.
2. Untuk sampel berupa feses, atau harus cair dan ini perlu disaring atau diputar
(sentrifugasi) sebelum dilakukan pemeriksaan
Kalium
1. Hemolysis harus dihindari dari pemeriksaan kalium
2. Pada proses pembekuan darah kalium banyak dilepaskan oleh
platelet,sehingga kadar K+ dalam serum 0.2-3 mmol/L lebih tinggi
3. Sampel urine yang digunakan dikumpulkan selama 24 jam untuk mengurangi
variasi diurnal bila kurang dari 24 jam hasil dipengaruhi variasi diurnal
Klorida
1. Urine (24 jam) > 110-250 mmol/Lhari
2. Serum dan plasma > 98-107 mmol/L
Interferensi pada pemeriksaan
Natrium
a. Pada umunya hemolysis tidak mempengaruhi kadar natrium dalam serum dan
plasma.
b. Untuk sampel berupa feses harus cair dan ini perlu disaring atau diputar
(sentrifus) sebelum dilakukan pemeriksaan.
Kalium
a. Hemolysis harus dihindari dari pemeriksaan kalium.
b. Pada proses pembekuan darah kalium banyak dilepaskan oleh platelet,
sehingga kadar,K+ dalam serum 0.2-3 mmol/L lebih tinggi.
c. Sampel urine yang digunakan dikumpul selama 24 jam untuk mengurang
variasi diurnal bila kurang dari 24 jam hasil dipengaruhi variasi diurnal.
d. Pada penggunaan terniquest sat pengambilan darah menyebabkan kenaikan
level potassium 10-20%
e. Meningkatkan kadar kalium yang menyebabkan false high bisa disebabkan
karena aktifitas otot
f. Peningkatkan juga dapat terjadi jika darah dibekukan sebelum dipisahkan
g. Adanya leukosit dan trombositosis yang ektrem dapat meningkatkan kadar
kalium serum
Klorida
1. Bila proses pemisahan sampel serum daris sel-sel terlalu lama akan terjadi
tersinggung antara darah dan udarah yang menyebabkan gas CO 2 keluar
terjadi perubahan distribusi klorida antara sel-sel dengan plasma.
2. Salisilat dalam jumalah tinggi menggangu elektroda klorida yang
menyebabkan hasil klorida bias positif: kosentrasi salisilat dalam level terapi
tidak menyebabkan gangguan yang signifikan
Gangguan Elektrolit
Hipernatremia
1. Terjadi jika pemasukan melebihi pengeluaran, yang disebabkan oleh abnormalitas
mekanisme hemeostatis
2. Karena natrium beredar dalam cairan ektraseluler (CES), peningkatkan natrium total
akan disertai peningkatan volume CES
3. Peningkatan volume ini terutama pada cairan interstitial yang menyebabkan oedema
4. Pada kasus: gagal jantung kongestif, penyakit hati, penyakit ginjal,kehamilan
Hiponatremia
a. Jumlah pengeluaran natrium (Na) melebihi pemasukan
b. Didapatkan pada keadaan seperti pengeluaran melalui
gastrotestinal(diare,muntah),jumlah keingat yang meningkat, luka bakar, penyakit
ginjal,dan diuretika
c. Pseudohiponatremia: hiperglikemia, hiperglobulinemia
Hyperkalemia
1. Terjadi jika perpindahan kalium dari CIS ke CES, peningkatan pemasukan(intake),
atau penurunan pengeluaran (ekstresi)
2. Penyebab hyperkalemia : trauma otot,intake peningkatan, pengeluaran menurun
3. Pseudohiperkalemia: hemolysis. Leukositotis
Hypokalemia
1. terjadi karena perpindahan kalium CES menuju CIS
2. Penyebab hypokalemia : alkalosis, pemberian diuretic ,intake penurunan, dan
peningkatan ekskresi digastrointestinal
3. Pseudohipokalemia: peningkatan ekskresi diurine
Hiperklorida
Hiperklorida ada 2 yaitu:
1. Hiperklorida terjadi jika pemasukan melebihi pengeluaran pada gangguan mekanisme
homeostatis dari klorida
Umumnya menyebab retensi klorida sama dengan penyebab retensi natrium
2. Hipoklorida terjadi Karen pengeluaran klorida melebihi pemasukan

Anda mungkin juga menyukai