SUSPENSI
TRIMETHORPRIM
DAN
SULFAMETHOXAZOL
E
SUSPEN
SI
DEFINISI
Menurut Farmakope Indonesia Edisi VI (2020), Suspensi
Adalah Sediaan Cair Yang Mengandung Partikel Padat
Tidak Larut Yang Terdispersi Dalam Fase Cair. Suspensi
Merupakan Sediaan Cair Yang Mengandung Obat Padat,
Tidak Melarut Dan Terdispersikan Sempurna Dalam
Cairan Pembawa, Atau Sediaan Padat Terdiri Dari Obat
Dalam Bentuk Serbuk Halus, Dengan Atau Tanpa Zat
Tambahan, Yang Akan Terdispersikan Sempurna Dalam
Cairan Pembawa Yang Ditetapkan. Yang Pertama Berupa
Suspensi Jadi, Sedangkan Yang Kedua Berupa Serbuk
Untuk Suspensi Yang Harus Disuspensikan Lebih Dahulu
Sebelum Digunakan. (Fornas).
NEXT…
Suspending agent berfungsi mendispersikan partikel tidak larut kedalam pembawa dan
meningkatkan viskositas sehingga kecepatan pengendapan bisa diperkecil.
Faktor yang mempengaruhi stabilitas suspensi :
ukuran partikel
kekentalan
jumlah partikel
muatan/ sifat partikel
sifat-sifat yang diinginkan dalam sediaan suspensi:
1. Sediaan suspensi yang dibuat dengan tepat dan dapat mengendap secara lambat
dan harus dapat larut kembali lia dikocok.
2. Karakteristik suspensi harus sedemikian rupa sehingga ukuran partikel dari
suspensoid tetap konstan untuk waktu penyimpanan lama.
3. Suspensi harus bisa dituang dari wadah dengan cepat dan homogen.
4. Sediaan suspense harus dikocok terlebih dahulu untuk memperoleh dosis yang
digunakan.
FUNGSI BAHAN
Fungsi expient dalam sediaan Terimethoprim dan sulfamethoxazol :
15. Pindahkan (11) melalui saringan mesh 100, tampung dalam wadah bersih
16. Sampling QC
17. Lakukan pengisian suspensi ke dalam botol dengan menggunakan liquid
filling automatic machine, selama pengisian juga lakukan sampling QC
18. Botol diberi etiket dan kelengkapan penandaan sediaan, meliputi nomorregister, batch dan
tanggal kadaluarsa
19. Botol dimasukkan ke dalam kemasan sekunder disertai dengan brosur dan sendok
PENGUJIAN DAN ALAT YANG 8
DIGUNAKAN
1. Organolaptis, evaluasi organolaptis suspensi dilakukan dengan menilai perubahan rasa, warna,
bau
2. Viskositas, uji viskositas dilakukan dengan menggunakan viscometer ostwold dengan cara
waktu alir dari cairan yang diuji dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu zat
yang viskositasnya sudah diketahui (biasanya air) untuk lewat dua tanda tersebut. Jika h1dan h2
masing-masing adalah viskositas dari cairan yang tidak diketahui dan cairan standar, r1 dan r2
adalah kerapatan dari masing-masing cairan, t1 dan t2 adalah waktu alir dalam detik.5
3. Pengukuran pH Suspensi ditentukan dengan menggunakan pH meter digital. Kalibrasi alat, lalu
elektroda dari pH meter digital dicelupkan ke dalam suspensi, dibiarkan selama 30 detik, dicatat
nilai pH yang muncul pada layar alat.6 d. Volume sedimentasi Suspensi kombinasi ekstrak labu
air dan madu multiflora sebanyak 100 mL dimasukkan kedalam gelas ukur 100 mL.7 Kemudian
dibiarkan tersimpan tanpa gangguan, catat volume awal (Vo), simpan hingga 4 minggu. Volume
tersebut merupakan volume akhir (Vu). Parameter pengendapan dari suatu suspensi dapat
ditentukan dengan mengukur volume sedimentasi (F) yaitu perbandingan volume akhir endapan
(Vu). Dengan volume awal sebelum terjadi pengendapan (Vo) yaitu: 8 F= Vμ/Vο.
NEXT…
4. Redispersi Evaluasi Suspensi ini dilakukan setelah pengukuran volume sedimentasi konstan.
Dilakukan secara manual dan hati-hati, gelas ukur diputar 180º dan dibalikkan ke posisi semula.
Formulasi yang dievaluasi ditentukan berdasarkan jumlah putaran yang diperlukan untuk
mendispersikan kembali endapan partikel ekstrak lau air dan madu multiflora agar kembali
tersuspensi. Kemampuan redispersi baik bila suspensi telah terdispersi sempurna dan diberi nilai
100%. Setiap pengulangan uji redispersi yang sama , maka akan menurunkan nilai redispersi
sebesar 5%.
5. Distribusi ukuran partikel Masing-masing formula dievaluasi distribusi ukuran partikel yang
dilakukan secara mikroskopis cahaya menggunakan lensa okuler pada 100x (10x10) yang
dilengkapi kamera. Ukuran partikel dilakukan dengan mengukur 100 partikel dari masing-masing
formula dan dilakukan pengelompokan ukuran partikel.
KEMASAN
10
KELENGKAPAN KEMASAN LAINNYA YANG
DIBUTUHKAN UNTUK MENJADI PRODUK AKHIR
Kemasan yang definisikan sebagai komponen yang Semua produk farmasi/obat-obatan yang harus di
memiliki kemasan berbeda (Botol, vial,closure, cap, identifikasi menggunakan label, sesuaiperseyaratan
ampoule, blister) yang terdapat disekitar produk dan ketentuan yang diatur oleh undang-undang
farmasi dari awal produkhingga penggunaanya, nasional, dan IATA, harusmengikuti panduan informasi
terdapat beberapa aspek pengemasan yang harus di sebagai berikut :
perhatikan : 1. Nama produk farmasi/obat yang akan dikirim.
1. Fungsi Kemasan 2. Cantumkan daftar penulisan bahan aktif (jika
2. Pemilihan material kemasan terdapat, dengan International Nonpropriertary
3. Pengujian material kemasan yang dipilih. Names (INNs)), untuk menunjukan kejelasan dari
4. Pengisian dan Penataan kemasan masing-masing produk, dancantumkan data detail
5. Sterilisasi. dari isi kemasan yang akan dikirim, seperti, isi
6. Penyimpanan dan Stabilitas kemasan bersih,jumlah/tingkatan dosis, massa atau volume.
3. .Cantumkan Batch Number yang telah di sediakan
oleh pihak produsen sebelumpengiriman
NEXT…
4. Tanggal kadaluarsa produk dalam bentuk uncoded form.
5. Mencantumkan ketentuan penyimpanan atau penanganan khusus, untuk menghindarihal-hal yang tidak
diinginkan terjadi selama pengiriman, dan ketentuan lain yang mungkindi perlukan.
6. Panduan Penggunaan, dan tata cara penggunaan obat perlu dicantumkan untukmenghindari hal hal yang
tidak diinginkan.
7. Nama dan alamat tujuan produsen atau perusahaan, atau orang yang bertanggung jawabatas barang yang
dikirim untuk kegiatan menyebar luaskan ke pasar.
THANK’S YOU