Gangguan Rett...16
Gangguan ADHD18
Celebral Palsy23
Speech Delay24
Metode ABA.27
PENGERTIAN AUTISME
Autisme berasal dari kata autos yang berarti segala sesuatu yang
mengarah pada diri sendiri. Dalam kamus psikologi umum (1982), autisme
berarti preokupasi terhadap pikiran dan khayalan sendiri atau dengan kata
lain lebih banyak berorientasi kepada pikiran subyektifnya sendiri daripada
melihat kenyataan atau realita kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu
penderita autisme sering disebut orang yang hidup di alamnya sendiri.
Dulu anak-anak yang mengalami gangguan ini telah dideskripsikan dalam
berbagai istilah seperti chilhood schizophrenia (Bleuer), sedangkan
Margareth Mahler (1952) menyebutnya dengan symbiotic psychotic children
dengan gejala-gejala tidak dapat mengembangkan self-object differentiation.
Belakangan istilah psikosis cenderung dihilangkan dan dalam Diagnostic and
Tabel 1:
Tahap Perkembangan Motorik Halus
Pada Anak Normal
VISUAL UMUR
Fiksasi pandangan Lahir
Mengikuti benda melalui garis tengah 2 bulan
Mengetahui adanya benda kecil 5 bulan
MOTORIK HALUS UMUR
Telapak tangan terbuka 3 bulan
Menyatukan kedua tangan 4 bulan
Memindahkan benda antara kedua tangan 5 bulan
Meraih unilateral (secara sepihak) 6 bulan
Pincer grasp imatur 9 bulan
Pincer grasp matur dengan jari 11 bulan
Melepaskan benda dengan sengaja 12 bulan
PEMECAHAN MASALAH UMUR
Memeriksa benda 7 -8 bulan
Melemparkan benda 9 bulan
Membuka penutup mainan 10 bulan
Meletakkan kubus dibawah gelas 11 bulan
MENGGAMBAR UMUR
Mencoret 12 bulan
Meniru membuat garis 15 bulan
Membuat garis spontan 18 bulan
Membuat garis horizontal dan vertikal 25 27 bulan
Meniru membuat lingkaran 30 bulan
Membuat lingkaran spontan tanpa melihat contoh 3 tahun
MELAKSANAKAN TUGAS UMUR
Tabel 2:
Tahap Perkembangan Bahasa
Pada Anak Normal
RESEPTIF UMUR
Bereaksi terhadap suara Lahir
Tersenyum sosial 5 minggu
Orientasi terhadap suara 4 bulan
Mengerti perintah tidak boleh 8 bulan
Mengerti perintah tanpa mimik 14 bulan
Menunjuk 5 bagian tubuh yang disebutkan 8 bulan
Fase 1 (5 bulan),
Menoleh kepada suara bel fase 2 (7 bulan),
fase 3 (9 bulan)
Mengerti perintah ditambah mimik 11 bulan
EKSPRESIF UMUR
Ooo-ooo 6 minggu
Guu, guuu 3 bulan
a-guuu, a-guuu 4 bulan
Mengoceh 4-6 bulan
Secara umum ada beberapa gejala autisme yang akan tampak semakin
jelas saat anak telah mencapai usia 3 tahun, yaitu:
A. Gangguan dalam komunikasi verbal maupun non verbal seperti
terlambat bicara, mengeluarkan kata-kata dalam bahasanya sendiri yang
tidak dapat dimengerti, echolalia, sering meniru dan mengulang kata
tanpa dimengerti maknanya, dan seterusnya.
B. Gangguan dalam bidang interaksi sosial, seperti menghindari kontak
mata, tidak melihat jika dipanggil, menolak untuk dipeluk, lebih suka
bermain sendiri, dan seterusnya.
C. Gangguan pada bidang perilaku yang terlihat dari adanya perilaku yang
berlebih (excessive) dan kekurangan (deficient) seperti impulsif,
hiperaktif, repetitif namun dilain waktu terkesan pandangan mata
kosong, melakukan permainan yang sama dan monoton .Kadang-kadang
ada kelekatan pada benda tertentu seperti gambar, karet, boneka dan
lain-lain yang dibawanya kemana-mana.
D. Gangguan pada bidang perasaan atau emosi, seperti kurangnya empati,
simpati, dan toleransi; kadang-kadang tertawa dan marah sendiri tanpa
sebab yang nyata dan sering mengamuk tanpa kendali bila tidak
mendapatkan apa yang ia inginkan.
KRITERIA DIAGNOSTIK
Autistik (Autistic Disorder) berbeda dengan gangguan Rett (Retts
Disorder), gangguan disintegatif masa anak (Childhood Disintegrative
Disorder) dan gangguan Asperger (Aspergers Disorder). Secara detail,
menurut DSM IV, kriteria gangguan autistik adalah sebagai berikut:
A. Harus ada total 6 gejala dari (1), (2) dan (3), dengan minimal 2 gejala dari
(1) dan masing-masing 1 gejala dari (2) dan (3):
1. Kelemahan kwalitatif dalam interaksi sosial, yang termanifestasi
dalam sedikitnya 2 dari beberapa gejala berikut ini:
a. Kelemahan dalam penggunaan perilaku non-verbal, seperti
kontak mata, ekspresi wajah, sikap tubuh, gerak tangan dalam
interaksi sosial.
b. Kegagalan dalam mengembangkan hubungan dengan teman
sebaya sesuai dengan tingkat perkembangannya.
c. Kurangnya kemampuan untuk berbagi perasaan dan empati
dengan orang lain.
d. Kurang mampu mengadakan hubungan sosial dan emosional yang
timbal balik.
2. Kelemahan kualitatif dalam bidang komunikasi. Minimal harus ada 1
dari gejala berikut ini:
a. Perkembangan bahasa lisan (bicara) terlambat atau sama sekali
tidak berkembang dan anak tidak mencari jalan untuk
berkomunikasi secara non-verbal.
PENGGOLONGAN AUTISM
A. Autism (autisme masa anak-anak).
B. Autisme atipikal atau Pervasive Develompmental Disorder-Not Otherwise
Specified atau PDD-NOS (Diagnosis ini dibuat jika anak tidak memenuhi
semua kriteria untuk diagnosis autis dan asperger, tapi ada kecacatan
parah dan menetap di area yang dipengaruhi ASD.
C. High Functioning Autism (Autisme dengan IQ tinggi).
D. Low Functioning Autism (Autisme dengan IQ rendah).
PENANGANAN
Autisme adalah gangguan yang tidak bisa disembuhkan (not curable),
namun bisa diterapi (treatable). Maksudnya kelainan yang terjadi pada otak
tidak bisa diperbaiki namun gejala-gejala yang ada dapat dikurangi
semaksimal mungkin sehingga anak tersebut nantinya bisa berbaur dengan
anakanak lain secara normal. (Wenar, 1994)
Keberhasilan terapi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
A. Berat ringannya gejala atau berat ringannya kelainan otak.
B. Usia, diagnosis dini sangat penting oleh karena semakin muda umur anak
saat dimulainya terapi semakin besar kemungkinan untuk berhasil.
C. Kecerdasan, makin cerdas anak tersebut makin baik prognosisnya
D. Bicara dan bahasa, 20 % penyandang autis tidak mampu berbicara
seumur hidup, sedangkan sisanya mempunyai kemampuan bicara
PEDOMAN DIAGNOSIS: 2
SINDROM ASPERGER
Catatan: berbeda dengan autis infantil asperger baru dapat terdeteksi saat
umur 6 11 tahun.
Kuesioner:
KEMAMPUAN SOSIAL DAN EMOSIONAL
1. Apakah anak tersebut kurang memiliki pemahaman mengenai
bagaimana cara bermain dengan anak lain? Contohnya, tidak
menyadari akan adanya aturan permainan yang tak tertulis?
|0|1|2|3|4|5|6|
2. Jikalau sedang bebas bermain dengan anak lain, saat makan siang di
sekolah, apakah anak tersebut menolak melakukan kontak sosial
dengan anak lain? Misalnya, ia lebih suka memilih tempat yang sunyi
atau pergi ke ruang perpustakaan?
|0|1|2|3|4|5|6|
KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI
1. Apakah anak tersebut kurang menerima secara harafiah suatu
penjelasan dari suatu kritik? Misalnya ia menjadi bingung
mengartikan idiom seperti 'pull your socks up - berusahalah', atau
'looks can kill - pandangan yang mematikan' atau 'hop on the scales -
melompat lebih tinggi' ?
|0|1|2|3|4|5|6|
2. Apakah anak tersebut memiliki nada suara yang tidak biasa?
Misalnya, anak tersebut memiliki tekanan suara yang terdengar
asing di telinga atau suaranya membosankan, atau tidak ada tekanan
pada kata-kata kunci/utama?
|0|1|2|3|4|5|6|
3. Pada saat berbicara apakah anak tersebut cenderung jarang
memandang lawan bicaranya sebagaimana kita harapkan?
|0|1|2|3|4|5|6|
4. Apakah anak tersebut berbicara terlalu teliti atau memperlihatkan
pengetahuannya, misalnya cara berbicaranya terlalu formal atau
mirip kamus berjalan?
|0|1|2|3|4|5|6|
5. Apakah anak tersebut punya masalah dalam memperbaiki suatu
percakapan? Contohnya jika kebingungan mereka (perempuan atau
laki-laki) tidak meminta penjelasan namun hanya beralih pada suatu
KEMAMPUAN PENGENALAN/KOGNITIF
1. Apakah anak tersebut membaca buku khusus untuk mencari
informasi, dan tidak tertarik pada bacaan fiksi? Misalnya anak
tersebut gemar membaca buku ensiklopedi atau buku ilmu
pengetahuan, namun tidak senang dengan buku cerita tentang
petualangan.
|0|1|2|3|4|5|6|
2. Apakah anak tersebut memiliki daya ingat yang kuat mengenai
sesuatu kejadian atau fakta? Misalnya mampu mengingat nomor plat
mobil milik tetangga yang dilihatnya beberapa tahun lalu, atau
dengan mudah dapat mengingat kembali suatu kejadian beberapa
tahun yang lalu.
|0|1|2|3|4|5|6|
3. Apakah anak tersebut kurang memiliki imajinasi sosial, misalnya
tidak mengikut sertakan anak-anak lain dalam permainan
imajinasinya atau dia menjadi bingung ketika ikut serta dalam
permainan berpura-pura dengan anak lain.
|0|1|2|3|4|5|6|
MINAT KHUSUS
1. Apakah anak tersebut merasa kagum pada suatu topik khusus dan
kemudian gemar mengumpulkan informasi atau statistik mengenai
topik tersebut? Misalnya anak tersebut berubah menjadi ensiklopedi
berjalan, punya pengetahuan mengenai kendaraan, peta-peta
ataupun table liga sepak bola.
|0|1|2|3|4|5|6|
2. Apakah anak tersebut menjadi marah atau kecewa berlebihan
karena adanya suatu perubahan dari keadaan biasanya, atau terjadi
perubahan di luar harapannya? Misalnya: dia kesal jika pergi ke
sekolah melewati rute perjalanan yang lain dari biasanya.
|0|1|2|3|4|5|6|
3. Apakah anak tersebut mengerjakan (mengembangkan) suatu
rutinitas atau ritual yang harus diselesaikan? Umpamanya
menempatkan mainannya dengan sejajar sebelum pergi tidur.
|0|1|2|3|4|5|6|
PEDOMAN DIAGNOSIS: 3
GANGGUAN RETT
Catatan:
Yang membedakan gangguan Rett dengan Autis:
A. Pada gangguan autis penyimpangan perkembangan secara umum terjadi
sejak awal.
B. Pada gangguan Rett, gerakan tangan yang spesifik dan karakteristik
selalu ditemukan, sementara pada autis tidak.
C. Koordinasi yang buruk, ataxia dan apraxia banyak ditemukan pada
gangguan Rett.
D. Gangguan verbal biasanya hilang sama sekali.
E. Pada gangguan Rett kejang ditemukan sejak awal, sementara pada
gangguan autis biasanya sering terjadi pada masa remaja.
F. Adanya disorganisasi pernafasan.
PEDOMAN DIAGNOSIS: 4
GANGGUAN DISINTEGRATIF MASA ANAK-ANAK
Dikenal juga sebagai sindroma Heller dan psikosis disintegratif,
dijelaskan pertama kali pada tahun 1908. Prevalensi kejadian kira-kira 1
dari 100.000 anak laki-laki. Adapun kriteria diagnostik gangguan
disintegratif masa anak-anak seperti dijelaskan dalam DSM-IV adalah sebagai
berikut:
PEDOMAN DIAGNOSIS: 5
ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)
Gangguan ini ditandai dengan adanya ketidakmampuan anak untuk
memusatkan perhatiannya pada sesuatu yang dihadapi, sehingga rentang
perhatiannya sangat singkat waktunya dibandingkan anak lain yang seusia,
Biasanya disertai dengan gejala hiperaktif dan tingkah laku yang impulsif.
Kelainan ini dapat mengganggu perkembangan anak dalam hal kognitif,
perilaku, sosialisasi maupun komunikasi.
POLA PERHATIAN
A. Over Exklusif: anak hanya fokus pada suatu yang menarik perhatiannya
tanpa mempedulikan hal lain secara ekstrim (Autism).
PREVALENSI KEJADIAN
FAKTOR PENYEBAB
A. Faktor genetik.
B. Adanya disfungsi sirkuit neuron diotak yang dipengaruhi dopamin
sebagai neurotransmitter pencetus gerakan & sebagai kontrol aktivitas
diri.
C. Kerusakan jaringan otak (brain demage).
D. Kerusakan susunan syaraf pusat.
PEDOMAN DIAGNOSIS: 6
RETARDASI MENTAL (RM)
KLASIFIKASI RM
A. RM ringan: IQ 50-55 sampai kira-kira 70.
B. RM sedang: IQ 35-40 sampai 50-55.
C. RM berat: IQ 20-25 sampai 35-40.
D. RM sangat berat: IQ dibawah 20 atau 25.
Catatan: keparahan tidak ditentukan: jika terdapat kecurigaan kuat adanya
RM tetapi IQ pasien tidak dapat diuji oleh tes IQ baku.
Derajad Usia Prasekolah Usia sekolah 6-20 Dewasa (21 & lebih)
RM Maturasi & Perkembangan Latihan & Pendidikan Keadekuatan Sosial &
Kejuruan
Retardasi jelas; kapasitas berfungsi Ada beberapa perkembangan Beberapa perkembangan
yang minimal dalam bidang motorik; dapat berespon minimal motorik dan bicara; dapat
Sangat
sensorimotorik; memerlukan atau terbatas terhadap latihan mencapai perawatan diri yang
berat
perawatan; memerlukan bantuan & menolong diri sendiri. sangat terbatas; memerlukan
pengawasan terus menerus. perawatan.
Perkembangan motorik yang miskin; Dapat berbicara atau belajar Dapat bereperan sebagian
berbicara sedikit biasanya tidak berkomunikasi; dapat dilatih dalam pemeliharaan diri sendiri
mampu belajar dari latihan menolong dalam kebiasaan sehat dasar; dibawah pengawasan lengkap;
diri sendiri; sedikit atau tidak memperoleh manfaat dari latihan dapat mengembangkan
Berat
mempunyai keterampilan kebiasaan sistematik; tidak keterampilan melindungi diri
komunuikasi. mampu memperoleh manfaat sendiri sampai tingkat minimal
dari latihan kejuruan. yang berguna dalam lingkungan
yang terkendali.
Dapat berbicara atau belajar untuk Dapat memperoleh manfaat dari Dapat bekerja sendiri dalam
berkomunikasi; kesadaran sosial yang latihan dalam keterampilan sosial pekerjaan yang tidak terlatih
buruk; perkembangan motorik yang dan pekerjaan; tidak mungkin dan setengah terlatih dibawah
cukup; mendapat manfaat dari berkembang lebih dari kelas dua kondisi terawasi; memerlukan
Sedang
latihan menolong diri sendiri; dapat dalam subjek akademik; dapat pengawasan dan bimbingan
ditangani dengan pengawasan belajar pergi sendirian ditempat jika berada dalam stress sosial
sedang. yang dikenal. atau ekonomi ringan.
PEDOMAN DIAGNOSIS: 7
CELEBRAL PALSY (WILLIAM LITTLE 1960)
GEJALA-GEJALA GANGGUAN CP
A. Kesulitan Motorik Halus Ex. Menulis, Menggunting, keseimbangan dan
berjalan, atau.
KLASIFIKASI CP
A. CP SPASTIK (70-80 %): Otot mengalami kekakuan & secara permanen
akan menjadi kontraktur (monoplegi, diplegia, triplegia, Quadriplegia,
Hemiplegia).
B. CP ATETOIT: Gerakan menulis tidak terkontrol, menyeringai, selalu
mengeluarkan air liur.
C. CP ATAKSIT (5-10 % CP): Menunjukkan koordinasi yang buruk, missal:
Berjalan tidak seimbang, kesulitan melakukan gerakan cepat.
D. CP CAMPURAN
PEDOMAN DIAGNOSIS: 8
SPEECH DELAY
Keterlambatan bicara adalah salah satu penyebab gangguan
perkembangan yang paling sering ditemukan pada anak. Gangguan ini
semakin hari tampak semakin meningkat pesat. Beberapa laporan
menyebutkan angka kejadian gangguan bicara dan bahasa berkisar 5 10%
pada anak sekolah.
SEJARAH
Dikembangkan oleh Ivar Lovaas berdasar pada:
1. Teori Operant Conditioning (Burrhus Frederic Skinner 1904 1990).
2. Skinner mengembangkan Operant Conditioning berdasar pada teori
Clasical Conditioning (Pavlop).
3. Berawal dari Behaviour Modification yang kemudian dikembangkan
menjadi Pedagogical Approach.
4. Loovas menggunakan pendekatan ini sejak tahun 1964 untuk menangani
anak Autis.
A. Shaping
Suatu proses dimana secara bertahap kita memodifikasi perilaku anak
sesuai dengan yang kita kehendaki. Shaping biasanya dilakukan dengan
menyesuaikan persyaratan sebelum reinforcement diberikan. Contohnya, jika
anak belajar mengucapkan suatu kata, pada awalnya anak akan diminta
untuk memegang bendanya sebelum mendapatkan benda tersebut.
Kemudian, kita minta anak menirukan suara awal, suku kata dan akhirnya
keseluruhan kata.
B. Metode pengajaran.
1. Sistem one on-one.
2. Instruksi spesifik yang singkat, jelas, dan konsisten.
3. Awalnya perlu prompt + reinforcer.
4. Berulang-ulang sampai respon tanpa prompt.
5. Respon sederhana dikombinasikan dan divariasikan.
6. Membangun respons yang kompleks.
7. Kemudian dilakukan generalisasi secara bertahap.
a. Dimulai dari one on-one.
b. Kelompok kecil.
c. Kelompok besar.
C. Persiapa
1. Persiapan orang tua.
2. Persiapan Sarana (kamar khusus, 3 kursi, meja belajar, meja atau rak
2 buah untuk alat-alat/bahan/perlengkapan, lemari penyimpan
alat/bahan, lembar rencana pelajaran, lembar penilaian, alat-alat tulis
3. Persiapan Terapis.
D. Kurikulum
1. Mulai dengan sejumlah kecil.
a. Pilih 15 20 kegiatan dalam 3 6 bulan.
b. Mulai 3 5 kegiatan, tingkatkan bertahap.
1) Membiasakan anak.
2) Membiasakan terapis.
E. INSTRUKSI
1. Singkat jelas konsisten
2. Hanya sekali
3. Hemat kata hemat gerakan
4. Bahasa indonesia yang baik dan benar
5. Suara netral (tegas, keras, bukan membentak).
6. Siklus pemberian instruksi
William Chris & Barry Wright. 2004. How to Live With Autism and Asperger
Syndrome. Jakarta:Dian Rakyat.
Kaplan Harold & Sadock. 1997. Sinopsis Psikiatri jilid-2. Jakarta: Binarupa
Aksara.
Tracy Vail dan Denise Freeman. 2006. Makalah. Verbal Behaviour Training
Manual. The Mariposa School for Autistic Children, North Carolina.