Anda di halaman 1dari 61

MATA KULIAh AKHLAQ

Dosen Pembina
H. M. Arfah Shiddiq
BAB I
MUKADDIMAH

Sejarah telah menunjukkan bukti


bahwa tinggi rendahnya suatu umat
mulia dan hinanya suatu bangsa
adalah tergantung kepada
akhlaknya. Para ahli filsafat dan
pemimpin umat sangat
mengutamakan pendidikan akhlak
daripada pendiidkan yang lain.
Lanjutan
 Konsep Akhlak dalam Islam
berdasar pada basis kepercayaan
dan prinsip-prinsip tertentu, yaitu
Allah sebagai pencipta dan
sumber semua kebaikan,
kebenaran dan keindahan serta
menjadikan segala yang
terkandung di bumi dan di langit
untuk kebutuhan manusia.
Lanjutan
Dimensi akhlak dalam Islam
ditunjukkan dalam bentuk komitmen
kebaikan dan menghindari prilaku
yang telarang.
Akhlak Islam adalah merupakan
kombinasi dari iman kepada Allah,
ritus keagamaan (kegiatan spiritual),
perilaku sosial dan semua aspek
kehidupan manusia.
I. Pengertian Akhlak

Secara etimologi, akhlak berasal


dari kata Khalaqa yang kata
asalnya Khuluqun yang berarti
perangai, tabiat, adat, system
perilaku yang dibuat. Oleh
karenanya akhlak secara
kebahasaan bisa baik atau buruk
tergantung kepada tata nilai yang
dipakai sebagai landasannya
Menurut terminology
 Ibnu Araby: Akhlak adalah suatu keadaan jiwa
manusia yang mendorongnya untuk
melakukan suatu perbuatan tanpa
mengadakan pemikiran dan pertimbangan
lebih dahulu.
 Al Ghazaly dan Al Jurjani, mengemukakan
sebagai berikut: Akhlak adalah sifat yang
tertanam dalam jiwa yang dari padanya timbul
perbuatan dengan mudah, tanpa memerlukan
pertimbangan pemikiran (lebih dahulu)
Ruang Lingkup Pembahasan
Akhlak
Subyek ada dua macam yaitu:
.

Perbuatan oleh diri sendiri, yaitu


tindakan yang dilakukan oleh diri sendiri
dalam situasi bebas. Perbuatan ini
disebut perbuatan sadar.
Perbuatan tak sadar ialah tindakan yang
terjadi begitu saja di luar kontrol
sukmanya, namun bukan pula terjadi
karena tekanan atau paksaan
Fungsi dan Peranan (Urgensi)
Akhlak
Akhlak sangat penting bagi kehidupan
manusia baik secara individu maupun
dalam kehidupan keluarga dan
masyarakat, bahkan juga dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Akhlak merupakan suatu sarana yang
membedakan antara manusia dan
binatang. Oleh karena itu manusia disebut
Homo sapiens (makhluk yang
berbudi/akhlak).
Lanjutan

 Manusia tanpa akhlak akan


kehilangan derajat kemanusiaannya
sebagai makhluk Tuhan yang paling
mulia. Apabila demikian, maka
manusia yang tidak berakhlak turun
derajatnya kepada binatang buas
atau “Homo homini lupus” = manusia
laksana serigala bagi sesamanya.
Sebagai ilustrasi dapat dikemukakan
 Bila timbul penyakit fisik dalam lingkungan
masyarakat dihajatkan dokter untuk
mengurangi dan melenyapkan penyakit itu
serta menyelamatkan manusia dari
bahaya yang menimpanya. Demikian pula
bila timbul gejala-gejala keburukan dalam
masyarakat, terasa benar kebutuhan kita
kepada ilmu akhlak untuk mengobati jiwa
dan hatinya
Lanjutan
 Oleh karena itu, meskipun tiap-tiap
manusia dan bangsa itu menghajatkan
kepada ilmu pengetahuan, tetapi kepada
akhlak lebih menghajatkannya. Adapun
kedzaliman, kema’syiatan, penghisapan,
perbudakan, dan penjajahan adalah lebih
banyak yang ditimbulkan oleh ketiadaan
akhlak daripada ketiadaan ilmu, bahkan
seringkali hal itu dilakukan oleh mereka
yang berilmu pengetahuan.
Cara Memperoleh Akhlak Yang Baik

• Hidayah Allah, Yakni merupakan


karunianya Allah secara langsung, tidak
melalui pendidikan dan pengalaman, seperti
akhlak “al-Amin” bagi Nabi Muhammad
SAW, di samping akhlak “Shiddiq”= Jujur
dan benar dalam kata dan perbuatan,
“Amanah”= dapat dipercaya, konsekwen,
“Fathanah”= Cerdas, tanggap dan “Tablig”
menyempaikan kebenaran bagi para Nabi
dan Rasul.
Lanjutan
 Melalui latihan dan pembiasaan, yakni
dengan cara dilatih dan dibiasakan dengan
sifat-sifat yang baik sesuai dengan ajaran
agama. Oleh karena itu, pembinaan
akhlak seharusnya dimulai sedini mungkin,
semenjak anak masih kecil bahkan ada
pendapat yang menyatakan, bahwa
pembinaan akhlak harus dimulai semenjak
anak masih dalam kandungan orang
tuanya.
Pembinaan Akhlak

a. Perluasan wawasan berpikir.


Sikap yang demikian ini jelas
menampakkan kepentingannya
yang benar untuk meninggikan
akhlak.
b. Berkawan dengan orang yang
berakhlak baik. Sikap yang demikian
merupakan setengah dari yang
dapat membina akhlak.
Lanjutan

Pikiran yang sempit tidak


akan membuahkan akhlak
yang tinggi. Kita melihat
takutnya beberapa orang
disebabkan karena khurafat
yang memenuhi otak mereka.
Lanjutan

c. Membaca dan memempelajari kehidupan


para pahlawan dan orang-orang yang
berpikiran luar biasa.
d. Mewajibkan dirinya untuk senantiasa
melakukan perbuatan baik yang dapat
dijadikan teladan bagi orang yang
sekitarnya.
e.Senatiasa berupaya menundukkan jiwa dan
raga kita menerima perintah Allah dengan
ridha.
Antara Moral, Etika, dan Akhlak

Menurut Paul Roubiczek:


Morality is a pattern of
behavior based on the
absolut value of the good =
Moral ialah pola tindakan
yang didasarkan atas nilai
mutlak dari kebaikan
Segi persamaan moral, etika,
dan akhlak

Dilihat dari segi pengertian di


atas, maka antara moral dan
akhlak mempunyai
persamaan dalam hal:
Obyek/ruang lingkup,
keduanya membahas
masalah perbuatan manusia
Perbedaan moral, etika, dan akhlak

Dari segi sumber:

Moral dan Etika Akhlak


 Hasil Pikiran manusia Al-Qur’an
 Perasaan Al-Hadits
 Adat istiadat Ra’yu
 Kenyataan alam
Lanjutan

Dari segi sifat

 Filosofis/rational Religious
 Relatif Absolut
 Temporer Abadi
 Regional/Lokal Universal
Lanjutan

Dari segi Sanksi:

 Sanksi yang diberikan atas


pelanggaran moral hanya di dunia
saja, dan sangat subyektif, sedangkan
sanksi akhlak memberikan pada
pelanggaran di dunia sampai di
akhirat, dan sangat manusiawi dan
adil.
BAB II
NILAI DAN NORMA
A. Pengertian Nilai dan Norma
Nilai adalah suatu perangkat keyakinan
ataupun perasaan yang diyakini sebagai
suatu identitas yang memberikan corak
khusus kepada pola pemikiran, perasaan
keterikatan, maupun perilaku.
Norma adalah merupakan penjabaran tata
nilai di dalam bentuk formula, peraturan atau
ketentuan pelaksanaannya yang sesuai
dengan tata nilai.
B. Sumber Nilai dan Norma

• Nilai dan norma yang bersifat Ilahi,


sumbernya adalah Al-Qur’an,
Hadits/Sunnah, dan Ra’yu (Ijmak
dan qiyas).
• Nilai dan Norma yang bersifat
duniawi (mondial) sumbernya
adalah pikiran adat-istiadat dan
kenyataan alam.
Lanjutan

• Nilai yang bersumber dari Al-


Qur’an seperti shalat, zakat,
puasa, haji, dan lain-lain
• Nilai yang bersumber dari
Sunnah yang hukumnya wajib
seperti tata cara pelaksanaan
shalat, pelaksanaan thaharah,
dll
Lanjutan

• Nilai-nilai yang bersumber dari


Ra’yu seperti penafsiran dan
penjelasan terhadap Al-Qur’an
dan Sunnah dan Hal-hal yang
berhubungan dengan
kemasyarakatan dan yang
tidak terdapat nash-nya secara
jelas dalam Al-Qur’an dan
Hadist.
Lanjutan

• Nilai yang berasal dari adat


istiadat, seperti tatacara
berkomunikasi, interaksi
sesama manusia, dan lain
sebagainya.
• Nilai yang berasal dari
kenyataan alam, misalnya
tatacara berpakaian, tatacara
makan dan sebagainya.
III. Pengaruh Nilai dan Norma
Terhadap Tingkah Laku
 Pengaruh sistem nilai dan norma
kepada perilaku sangat tergantung
kepada:
A. Keyakinan yang menyeluruh
terhadap sistem nilai dan norma.
B. Daya serap individu dan
masyarakat dalam penggunaan
sistem nilai norma.
Lanjutan
C. Ada atau tidak adanya
pengaruh interdependensi dari
sistem nilai dan norma yang
lain.
D. Kondisi Psikologis
seseorang.
E. Kondisi fisik.
Lanjutan
 Di antara faktor pelaksanaan ini pada
dasarnya merupakan kewajiban yang
mutlak kecuali dengan beberapa
gangguan yang tidak dapat dihindari
penolakannya untuk pelaksanaan
perilaku (ibadah) yang disebabkan karena
penolakan secara sadar, maka orang
tersebut tergolong kafir, yang tertutup
hatinya dan akan memperoleh siksa yang
besar, (Lh. Surah Al-Baqarah ayat : 7.
Sistem Moral dan Etika
 Dilihat dari segi sumber
dan sifat moral, dapat
dibedakan antara lain:
1.Moral keagamaan
2.Moral Sekuler
Lanjutan

 Moral Keagamaan
 Dalam pembahasan moral, kita tidak
dapat menghindarkan diri dari
kecenderungan fitrah manusia terutama
sekali agama yang merupakan hak
asasi bagi setiap manusia, baik melalui
bimbingan wahyu maupun melalui hasil
pikiran manusia.
Lanjutan

 Sebagian ahli membagi moral


keagamaan pada tiga kelompok,
yaitu:
a. Moral Politheistik
b. Moral zuhud, dan
c. Moral Monotheistik
Moral Politheistik

 Politheistik adalah salah satu


faham yang ber-Tuhan banyak.
Konsep tersebut dikembangkan
dan diakui oleh pengikut agama
budaya, karena memang ia
adalah produk akal manusia.
Moral Zuhud
 Moral zuhud adalah moral yang
berdasarkan faham-faham keagamaan
dengan ciri utamanya menjauhi dunia dan
mengutamakan akhirat. Mereka
mengambil sikap tidak peduli akan
masalah hidup yang praktis, dan ada
kalanya membatasi aktifitasnya pada
beberapa tindakan yang tertentu dengan
meninggalkan kepentingan hidupnya di
dunia.
Moral Monotheistik
Monotheistik adalah faham yang ber-
Tuhan satu. Jadi moral monotheistik
adalah moral yang berdasarkan ajaran-
ajaran agama monotheistik yaitu agama
yang ber-Tuhan satu.
Ada dua macam Monoteistik:
a. Monoteistik Murni
b. Monoteistik yang mengalami
proses
Moral Sekuler

 Sekuler adalah mengenai hal-hal


dunia, atau saeculum berarti
keduniawian. Jadi moral sekuler
adalah moral yang tidak
berdasarkan pada ajaran agama
dan bersifat duniawi semata-mata.
Mereka menolak bimbingan Tuhan.
Keutamaan Akhlak dalam Islam
dan kelemahan moral sekuler
1. Akhlak Islam memiliki disiplin moral yang
sangat kuat dan ketat, karena segala
sesuatu harus dipertanggungjawabkan
kepada Allah, sehingga manusia tidak
dapat mengelakkan diri dari pertanggung
jawaban tersebut
Al-Qur’an surah Az-Zalzalah: ayat (7-8) ;
Q.S. Al-An’am : 59 dan 164; Q.S. An-Najm
: 39-40
Lanjutan
2. Akhlak dalam Islam tidak memusuhi
dan tidak menolak dunia, meskipun
Islam memerintahkan manusia untuk
tidak didominasi kehidupannya dengan
dunia. Islam memantapkan prinsip
keseimbangan antara dunia dan
akhirat, sebagaimana tercantum dalam
Q.S.Al-Qashash : 77.
Lanjutan
3. Akhlak dalam Islam memiliki standar moral
yang absolut dan universal, karena berpijak
atau bertolak pada landasan wahyu Allah
yang kokoh lagi kuat, tidak mudah goyah
dan berubah karena adanya perubahan
ruang dan waktu,
4. Akhlak Islam memiliki moral force, karena
didasari oleh aqiedah yang kuat.
Lihat Q.s An Nahl: 97.
Lanjutan
 Sayid Qutub, bahwa Islam terdiri aqidah
yang memancarkan syari’ah itu berdiri
nidzam (tatacara hidup termasuk akhlak di
dalamnya) yang ketiganya terjalin dan
terpadu saling hidup menghidupkan dan
saling menopang.

Kelemahan Moral Sekuler

Dengan moral sekuler, orang


sekedar tahu tentang baik dan
buruk, tetapi belum tentu mampu
mendorong untuk
melaksanakannya, sehingga
tidak otomatis menjadi orang
yang bermoral.
BAB V
PEMBAHAGIAN AKHLAK DAN
PENERAPANNYA
A. Pembagian Akhlaq
Akhlak dalam Islam dibagi dalam
dua kategori, yakni akhlak
mahmudah (akhlak terpuji), yakni
semua akhlak yang baik, yang harus
dimiliki setiap orang, dan akhlak
madzmumah (akhlak tercela), yaitu
semua akhlak yang buruk yang harus
dihindari oleh setiap orang
AKHLAK MAHMUDAH
1. Al-Amanah : Jujur dapat dipercaya
2. Al-Afwu : Pemaaf
3. Aniesatun : manis muka
4. Al-Khairu : Kebaikan (baik)
5. Al-Khusyu’ : Tekun sambil konsentrasi
hanya kpd Allah.
6. Adh Dhiyafah : menghormati tamu
7. Al-Ghufran : Suka memberi maaf
8. Al-Hayaa’u : memiliki sikap malu
9. Al-Hilmu : Menahan diri dari prilaku
maksiat
Lanjutan

10. Al-Hukmu bil’adli : menghukum secara adil


11. Al-Ikhwan : Menebar perbersaudaraan
12. Al-Ihsaan : berbuat baik
13. Al-‘ifaafah : memelihara kesucian diri
14. Al-muruu’ah : berbudi tinggi
15. An-Nadzaafah : bersih
16. Al-Rahmah : belas kasih
17. As-Sakhaa’u : Pemurah
18. As-Salam : Menebar kedamaian
Lanjutan

19. Ash-Shalihaat : Beramal saleh


20. Ash-Shabru : Sabar
21. Ash-Shidq : benar, Jujur
22. Asy-Syajaa’ah : berani dalam kebenaran
23. At-Ta’aawun : Saling menolong
24. At-Tadharru’ : merendahkan diri kpd Allah.
25. At-Tawaadlu :Rendah hati
26. Al-Qanaa’ah : merasa cukup
27. Izzatun Nafsi : Berjiwa kuat
AKHLAK MADZMUMAH
1. Ananiyah : Egois
2. Al-Bakhlu : Kikir
3. Al-Buhtaan : berdusta
4. Al-Khamru : peminum khamer
5. Al-khiyaanah : Khiyanat
6. Adh-Dzulmu : aniaya (mendzalimi)
7. Al-Jubun : Pengecut
8. Al-Fawahisy : dosa besar
9. Al-Ghadab : pemarah
Lanjutan
10. Al-Ghibah : Mengumpat
11. Al-Ghuruur : memperdayakan
12. Al-Hasad : dengki
13. Al-Hiqdu : dendam
14. Al-Ifsaad : membuat kerusakan
15. Al-Israaf : berlebih-lebihan
16. Al-Istikbar : takabbur
17. Al-kadzbu : dusta
18. Al-Kufraan : mengingkar nikmat
Lanjutan
19. Al-Liwaath : homo seksual
20. An-Namiemah : mengadu domba
21. Qatlun Nafsi : membunuh
22. Ar-ribaa’ : memakan riba
23. Ar-Riyaa’ : Mencari muka (riya) pamer
24. Asy-Sirqah : Mencuri
25. As-Sikhriyah : berolok-olok
26. Asy- Syahwat : pengikut hawa nafsu
27. At-Tabdzir : menyia-nyiakan
28. At-Tanaabizu bil Alqaab : melebih2kan gelaran
PENERAPAN AKHLAQ

1. Akhlak terhadap Allah SWT


Akhlak yang berhubungan dengan Allah:
a. Mentauhidkan Allah
b. Bertakwa kepada Allah
c. Berdo’a kepada Allah
d. Dzikrullah
e. Tawakkal ‘alallahi
Lanjutan

2. Akhlak Terhadap Nabi Muhammad


Akhlak yang berhubungan dengan
Nabi Muhammad SAW adalah:
a. Beriman kepadanya
b. Mentaatinya
c. Mencintainya
d. Bershalawat kepadanya
PENERAPAN AKHLAQ

3. Akhlak Terhadap Diri Sendiri


Manusia mempunyai adab, sopan santun
dan akhlak terhadap diri sendiri, yang
dalam garis besarnya terbagi kepada tiga
hal, yaitu:
a. Memelihara badan/jasmani
b. Memelihara akal
c. Mememelihara jiwa
PENERAPAN AKHLAQ
4. Akhlak terhadap Keluarga
Keluarga yang dimaksudkan di sini
adalah: ibu-bapak dan anak, suami
isteri dan kaum kerabat:
a. Hubungan ibu bapak dan anak
timbal balik
b. Akhlak Istri terhadap Suami
c. Akhlak terhadap kaum kerabat
PENERAPAN AKHLAQ
5. Akhlak Terhadap Guru
Guru adalah orang yang memberikan
pendidikan dan pengajaran baik secara
formal maupun non formal.
Ilmu pengetahuan yang diberikan oleh
para guru menyebabkan kehidupan
manusia menjadi maju, mempunyai
peradaban yang tinggi dan sukses
menapaki kehidupannya.
Lanjutan
Dalam agama Islam, guru diakui sebagai
pengganti orang tua yang sangat utama
dan istimewa, antara lain dapat dilihat dari
tiga sisi:
1. Guru adalah orang yang sangat mulia,
2. Guru adalah orang yang sangat besar
jasanya
3. Guru adalah satu profesi yang sangat
menguntungkan, karena amal
Lanjutan
Akhlak terhadap tetangga dan
Masyarakat
Menurut Ibnu araby, tetangga ialah
kumpulan orang-orang yang bertempat
tinggal sebelah menyeblah dengan tempat
tinggal kita. Sebagian fuqaha dan Mufassir
memperluas pengertian tetangga dengan
empat puluh rumah dari rumah kita dari
segenap penjuru.
Lanjutan
Akhlak terhadap Tamu
 Menghormati tamu adalah salah satu
indikasi beriman kepada Allah SWT,
bahkan merupakan akhlak Nabi-Nabi
serta orang-orang saleh. Oleh karena
itu, Islam sangat memperhatikan
tatakrama pergaulan, sopan santun,
perkataan dan kewajiban yang harus
diberikan kepada tamunya
Lanjutan
Akhlak Terhadap Alam
Sekitar/Lingkungan Hidup
 Pembahasan terakhir ini, memberikan
pedoman umum bagaimana seharusnya
sikap seorang muslim terhadap benda-
benda termasuk di sini ialah dunia
tempat tinggal manusia, binatang-
binatang yang mengelilingi manusia dan
maateri-materi yang bisa diolah
Lanjutan

 Menurut konsep Islam, manusia


diciptakan oleh Allah menjadi khalifah
di bumi, yang tugasnya antara lain
memelihara keserasian lingkungan
hidup, karena ia merupakan satu mata
rantai dimana unsur-unsurnya sering
memerlukan yang lain, jika salah
satunya musnah, maka akan
merupakan bencana bagi kehidupan.
Lanjutan

 Lihat Q.s. Rum (30) : 41


 Telah tampak kerusakan di daratan
dan di laut, disebabkan karena
perbuatan tangan manusia, supaya
Allah merasakan kepada mereka
sebagian dari (akibat) perbuatan
mereka, agar mereka kembali (ke
jalan yang benar)..
‫َ‬ ‫َ ُ َ ُّ ْ َّ ْ ْ َ ْ‬
‫وهللا و ِلي التو ِفْي وال َِِا َه‬

‫لس َال ُم َع َل ْي ُك ْم َو َر ْح َم ُة ْا ِهلل َو َب َر َك ا ُُُُ‬


‫َوا َّ‬

Anda mungkin juga menyukai