Disusun oleh :
Nurhasanah 3311131148
Yoana 3311131172
FAKULTAS FARMASI
CIMAHI
Kata Pengantar
Cimahi, 12 Desember
2016
BAB I
PENDAHULUAN
Jenis Kolesterol
Setiap orang memiliki kolesterol di dalam darahnya, di mana 80%
diproduksi oleh tubuh sendiri dan 20% berasal dari makanan. Kolesterol yang
diproduksi terdiri atas 2 jenis yaitu :
· Kolesterol HDL (High-Density Lipoprotein)
HDL adalah “kolesterol baik” karena mempunyai kemampuan untuk
membersihkan pembuluh darah arteri.
· Kolesterol LDL (Low-Density Lipoprotein)
LDL adalah “kolesterol jahat” yang membuat endapan dan menyumbat
pembuluhdarah arteri.
Selain itu ada juga Trigliserida. Lemak ini terbentuk sebagai hasil dari
metabolisme makanan, bukan saja yang berbentuk lemak tetapi juga makanan yang
berbentuk karbohidrat dan protein yang berlebihan, yang tidak seluruhnya
dibutuhkan sebagai sumber energi. Kadar trigliserida ini akan meningkat bila kita
mengkonsumsi kalori berlebihan, lebih besar daripada kebutuhan kita.
Kolesterol LDL sering disebut dengan kolesterol ‘jahat’, karena peningkatan
kadar kolesterol ini dalam darah dihubungkan dengan peningkatan resiko penyakit
jantung koroner. Kolesterol LDL akan berakumulasi di dinding arteri sehingga
membentuk semacam plak yang menyebabkan dinding arteri menjadi kaku dan
rongga pembuluh darah menyempit. Proses ini dikenal dengan nama
atherosklerosis. Kolesterol HDL sebaliknya sering disebut dengan kolesterol ‘baik’
karena kolesterol HDL mencegah terjadinya atherosklerosis dengan cara
mengeluarkan kolesterol ‘jahat’ dari dinding arteri dan mengirimkannya ke hati.
Jadi, bila kadar kolesterol LDL tinggi sedangkan kadar kolesterol HDL rendah
maka merupakan faktor resiko terjadinya atherosklerosis. Sebaliknya yang
diharapkan adalah kadar kolesterol LDL rendah dan kadar kolesterol HDL yang
tinggi.
Kadar kolesterol baik LDL maupun HDL juga dipengaruhi oleh faktor herediter
atau keturunan. Pada pasien dengan familial hypercholesterolemia (FH), terdapat
pengurangan jumlah yang signifikan dari reseptor kolesterol LDL dalam
hatinya.Pasien ini juga akan rentan menderita atherosklerosis dan serangan jantung
pada usia muda. Makanan yang banyak mengandung lemak jenuh dan kolesterol
akan meningkatkan kadar kolesterol LDL dalam darah. Lemak dibagi menjadi
lemak jenuh dan lemak tak jenuh berdasarkan pada struktur kimianya. Lemak jenuh
terutama berasal dari daging dan produk olahan susu yang akan meningkatkan
kadar kolesterol darah. Beberapa minyak tumbuhan yang dibuat dari buah kelapa,
sawit, dan cokelat juga tinggi kadar lemak jenuhnya. Menurunkan kadar kolesterol
LDL saat ini merupakan fokus utama dalam mencegah atherosklerosis dan serangan
jantung. Beberapa dokter dan ahli percaya bahwa keuntungan menurunkan kadar
kolesterol LDL antara lain :
1) Mengurangi dan menghentikan pembentukan plak kolesterol pada dinding
pembuluh darah.
2) Memperlebar rongga arteri.
3) Mencegah pecahnya plak kolesterol yang mempunyai resiko membentuk
gumpalan darah/trombus (faktor resiko stroke)
4) Menurunkan resiko serangan jantung.
5) Menurunkan resiko stroke.
Fungsi Kolesterol
Kolesterol adalah lemak yang sebagian besar dibentuk oleh tubuh sendiri
terutama di dalam hati. Fungsi kolesterol adalah sebagai bahan pembentuk berbagai
jenis hormon steroid antara lain hormonestrogen, progesteron, dan androgen. Juga
merupakan prvitamin D yang terdapat di jaringan bawah kulit. Dengan pertolongan
sinar matahari, terutamasinar ultravioletnya, pro vitamin D itu diubah menjadi
vitamin D. Fungsi kolesterol berikutnya adalah sebagai bahan pembentuk asam
empedu dan garam empedu. Bila kadar kolesterol dalam darah tinggi
dapatmenyebabkan timbulnya atherosklerosis yaitu kolesterol mengendap di
dinding pembuluh darah membentuk plak, sehingga saluran darah menyempitdan
mengeras lama – lama terjadi penyumbatan. Apabila penyumbatan terjadi di
pembuluh nadi yang mensuplai darah ke dinding jantung maka menyebabkan
penyakit jantung koroner.
Hiperlipidemia
Yang dimaksud dengan Hiperlipidemia adalah suatu keadaan yang ditandai oleh
peningkatan kadar lipid / lemak darah. Berdasarkan jenisnya, hiperlipidemia dibagi
menjadi 2 yaitu:
Ø Hiperlipidemia Primer
Banyak disebabkan oleh karena kelainan genetik. Biasanya kelainan ini
ditemukan pada waktu pemeriksaan laboratorium secara kebetulan. Pada
umumnya tidak ada keluhan, kecuali pada keadaan yang agak berat tampak
adanya xantoma (penumpukan lemak di bawah jaringan kulit).
Ø Hiperlipidermia Sekunder
Pada jenis ini, peningkatan kadar lipid darah disebabkan oleh suatu penyakit
tertentu, misal : diabetes mellitus, gangguan tiroid, penyakit hepar, dan penyakit
ginjal. Hiperlipidemia sekunder bersifat reversible ( berulang ).
Pada pemeriksaan ini didapatkan hasil kreatinin klirens yang kurang dari
normalnya. Hal ini menyatakan pasien mengalami penurunan fungsi ginjal. Dilihat
dari Kategori kerusakan ginjal berdasarkan kreatinin serum dan klirens menunjukan
bahwa pasien menderita gangguan ginjal ringan sampai sedang .
Kategori kerusakan ginjal berdasarkan kreatinin serum dan klirens
b. Suku
Jumlah lekosit pada orang kulit hitam Amerika lebih rendah daripada orang
kulit putihnya. Demikian juga pada aktifitas creatin kinase. Keadaan serupa
juga dijumpai pada ras bangsa lain, seperti perbedaan aktifitas amylase,
kadar vitamin B12 dan lipoprotein.
c. Olahraga
Aktifitas fisik dapat menyebabkan shift volume antara kompartemen di
dalam pembuluh darah dan interstitial, kehilangan cairan karena
berkeringat, dan perubahan kadar hormon. Akibatnya akan terjadi
perbedaan besar antara kadar glukosa darah di arteri dan vena, serta terjadi
perubahan konsentrasi gas darah, asam urat, kreatinin, creatin kinase, GOT,
LDH, KED, hemoglobin, hitung sel darah, dan produksi urine.
d. Umur pasien
Umur berpengaruh terhadap kadar dan aktifitas zat dalam darah. Hitung
eritrosit dan kadar hemoglobin jauh lebih tinggi pada neonatus daripada
dewasa. Fosfatase alkali, kolesterol total dan kolesterol-LDL akan berubah
dengan pola tertentu sesuai dengan pertambahan umur.
e. Gender
Berbagai kadar dan aktifitas zat dipengaruhi oleh jenis kelamin. Kadar besi
serum dan hemoglobin berbeda pada wanita dan pria dewasa. Perbedaan ini
akan menjadi tidak bermakna lagi setelah umur lebih dari 65 tahun.
Perbedaan lain berdasarkan jenis kelamin adalah aktifitas CK dan kreatinin.
Perbedaan ini lebih disebabkan karena massa otot pria relatif lebih besar
daripada wanita. Sebaliknya, kadar hormon seks wanita, prolaktin, dan
kolesterol-HDL akan dijumpai lebih tinggi pada wanita.
f. Diet
Makanan dan minuman dapat mempengaruhi hasil beberapa jenis
pemeriksaan laboratorium baik langsung maupun tidak langsung, misalnya
pemeriksaan glukosa darah dan trigliserida. Pemeriksaan ini dipengaruhi
secara langsung oleh makanan dan minuman. Karena pengaruhnya yang
sangat besar, maka pada pemeriksaan glukosa darah, pasien perlu
dipuasakan 10 – 12 jam dan untuk pemeriksaan trigliserida, pasien
dipuasakan sekurang-kurangnya 12 jam sebelum pengambilan darah.
Saran yang dapat diberikan kepada pasien meliputi :
Non Farmakologi
Dapat dilkukan beberapa hal yang dapat dilakukan agar fungsi ginjal
tidak bertambah parah :
Menjaga tekanan darah
Tekanan darah tinggi dapat mempercepat perkembangan
kerusakan ginjal. Oleh karena itu penting untuk mengontrol
tekanan darah, yang dapat dilakukan dengan mengubah gaya
hidup seperti megurangi garam dan mengurangi berat badan.
Namun jika perubahan ini belum cukup untuk mengontrol
tekanan darah, anda mungkin membutuhkan obat-obat
antihipertensi seperti penghambatan ACE (angiotensin
converting enzyme inhibitor). Obat penghambat ACE
memberikan perlindungan tambahan pada ginjal dan
mengurangi tekanan pada pembuluh darah. Contoh
penghambatan ACE adalah ramipril dan lisinorpil.
Perubahan gaya hidup
- Mengurangi berat badan, terutama bagi pnderita obesitas
- Olahraga teratur
- Berhenti merokok
- Konsumsi makanan sehat dan gizi seimbang dan rendah
lemak
- Tidak meminum minuman keras
- Menjaga konsumsi garam tidak lebih dari 6 gram
Mengkonsumsi makanan rendah protein
Kelebihan protein menyebabkan gangguan pada proses filtrasi
atau penyaringan, sehingga terjadilah peningkatan sisa hasil
metabolisme protein dalam darah. Dapat mencegah hal ini
dengan mengkonsumsi makanan rendah protein.
Mengkonsumsi sedikit garamuntuk mempertahankan cairan
dalam tubuh. Untuk mengurangi kadar dalam tubuh, bila
membeli makanan, periksalah label makanan carilah makanan
yang mempunyai kandungan natrium dibawah 400 mg untuk
sekali makanan, gunakan saus yang berkadar natrium rendah,
dan jangan gunakan garam pengganti yang mengandung
kalium.
Garam natrium berfungsi
Farmakologi
Pengobatan farmakologi utuk mengobati kadar asam urat yang tinggi
sebaiknya digunakan obat-obatan yang tidak bersifat nefrotoksik
seperti allopurinol. Sehingga dapat digunakan alternative lain yang
tidak menimbulkan kerusakan ginjal seperti obat-obatan urikosurik
yaitu probenesid dan Benzbromarone yang bekerja dengan
meningkatkan ekskresi asam urat dalam ginjal melalui penghambatan
reabsorbsi asam urat pada tubuli ginjal. Namun pada penggunaan obat
obat ini harus disertai pengaturan dosis yang tepat dikarenakan pasien
mengalami penurunan fungsi ginjal sehingga pengobatan harus
dimonitoring.
BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil pemeriksaan kimia klinik yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan:
Pasien diduga mengalami penurunan fungsi ginjal ringan sampai sedang
dengan nilai kreatinin klirens 55,5 mL/min/1,73 m2.
Pasien mengalami hiperurikemia karena memiliki kadar asam urat yang
tinggi yaitu lebih dari 8,5.
Pasien mengalami penurunan funsi ginjal dapat disebabkan oleh kadar asam
urat yang tinggi sehingga membentuk kristal dan memperberat kerja
glomerulus. Ataupun sebaliknya kadar asam urat yang tinggi disebabkan
penurunan fungsi ginjal yang mengakibatkan eksresi asam urat berkurang.
Pasien beresiko mengalami penyakit arthritis gout, nefropati gout, atau batu
ginjal.
DAFTAR PUSTAKA
1. Apakah pada penyakit asam urat terdapat obat pilihan lain, selain alupurinol ?
Jawaban :
Obat-obat hiperurisemia antara lain :
a. Probenesid
Probenesid adalah zat orikosurik, yang meningkatkan ekskresi asam
urat dalam ginjal melalui penghambatan reabsorbsi asam urat pada tubuli
ginjal. Secara normal, sekitar 90 % urat yang terfiltrasi di reabsorbsi, dan hanya
sekitar 10 % yang di ekskresi.
b. Kolkisin
Kolkisin adalah obat anti pirai terpilih penggunaannya dimulai saat
gejala datang dan sampai gejala hilang atau muncul efek meugikan. Sifat anti
radang kolkisin spesifik terhadap penyakit pirai dan berbagai arthritis lainnya.
Kolkisin tidak mempengaruhi ekskresi asam urat melalui ginjal ataupun
konsentrasi asam urat dalam darah. Obat ini diabsorbsi di saluran cerna dengan
baik. Efek samping yang paling sering adalah muntah, mual, diare. Bila efek
ini terjadi, pengobatan harus dihentikan walaupun efek terapi belum tercapai.
Kolkisin mrupakan obat pilihan jika pasien juga menderita penyakit
kardiovaskuler, termasuk hipertensi, pasien yang mendapat diuretik untuk
gagal jantung dan pasien yang mengalami toksisitas gastrointestinal,
kecenderungan perdarahan atau gangguan fungsi ginjal.
c. Azapropazon
Azapropazon merupakan NSAID yang dapat menurunkan kadar urat
serum, mekanisme pastinya belum diketahui dengan jelas. Komite Keamana
Obat (CSM) membatasi penggunaan azapropazon untuk gout akut saja jika
NSAID sudah dicoba tapi tidak berhasil. Penggunaannya dikontraindikasikan
pada pasien dengan riwayat ulkus peptik, pada ganggunan fungsi ginjal
menengah sampai berat dan pada pasien lanjut usia dengan gangguan fungsi
ginjal ringan.
d. Benzbromarone
Benzobromarone adalah obat urikosurik yang digunakan dengan dosis
100 mg/hari untuk pasien dengan penurunan fungsi ginjal moderat yang tidak
dapat menggunakan urikourik lain atau allopurinol karena hipersensitif.
Penggunaannya harus dimonitor ketat karena diakitkan dengan kejadian
hepatotoksik berat.
2. Pada pemberian terapi kepada pasien yang mengidap asam urat yang tinggi
diberikan dua terapi, yaitu dengan terapi farmakologi dan non-farmakologis,
pada terapi tersebut manakah terapi yang paling baik untuk diberikan pada
pasien ?
Jawaban :
Pada pasien Hiperurisemia pemberian terapi farmakologi dan terapi non-
farmakologi keduanya diberikan, karena keduanya saling berkaitan. Biasanya
terapi farmakologi yang diberikan ialah pemberian obat urikosurik, Kebanyakan
pasien dengan hiperurisemia yang sedikit mengekskresikan asam urat dapat
diterapi dengan obat urikosurik. Urikoirik seperti probenesid (500 mg‐1g
2kali/hari) dan sulfinpirazon (100 mg 3‐4 kali/hari) merupakan alternative
allopurinol, terutama untuk pasien yang tidak tahan terhadapa allopurinol.
Sedangkan terapi non-farmakologi merupakan strategi esensial dalam
penanganan Hiperurisemia. Intervensi seperti istirahat yang cukup, penggunaan
kompres dingin, modifikasi diet, mengurangi asupan alkohol dan menurunkan
berat badan pada pasien yang kelebihan berat badan terbukti efektif, Diet rendah
protein menguntungkan untuk mencegah atau mengurangi toksin azotemia,
tetapi untuk jangka lama dapat merugikan terutama gangguan keseimbangan
negatif nitrogen. Pembatasan asupan protein dalam makanan pasien gagal ginjal
kronik dapat mengurangi gejala anoreksia, mual, dan muntah. Pembatasan ini
juga telah terbukti menormalkan kembali dan memperlambat terjadinya gagal
ginjal. Asupan rendah protein mengurangi beban ekskresi ginjal sehingga
menurunkan hiperfiltrasi glomerulus, tekanan intraglomerulus, dan cedera
sekunder pada nefron intak. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa
pasien penyakit ginjal kronis akan secara spontan membatasi asupan protein
mereka. Jumlah protein yang diperbolehkan kurang dari 0,6 g protein/Kg /hari
dengan LFG kurang dari 10 ml / menit.
3. Kenapa jumlah kadar kreatinin klirensnya tidak sesuai dengan nilai normalnya?
Jawaban :
Jumlah kadar kreatinin klirens dapat dipengaruhi oleh :
a. Perubahan masa otot
b. Aktivitas fisik yang berlebihan
c. Mengonsumsi obat-obatan yang dapat menggangu sekresi kreatinin.
Misalnya sefalosporin.
LAMPIRAN PERHITUNGAN
[98−(0,8 𝑥 (57−20))]
= 1,23
= 55,5 mL/min/1,73 m2