Anda di halaman 1dari 6

Sains & Teknologi Hewan 1(14):1-6

Pengukuran Asam Urat Dengan Alat Digital


Pitriyani1, Eli Adani 1, Anni Nurliani2
1
: Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, ULM.
2
: Departemen Anatomi dan Fisiologi, Laboratotium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengatahuan Alam, ULM
*
E-mail: pitriyani336@gmail.com
Abstrak
Penyakit gout (asam urat) merupakan penyakit yang disebabkan oleh tumpukan kristal asam urat pada
jaringan, terutama pada jaringan sendi. Gout berhubungan erat dengan gangguan metabolisme purin
yang memicu peningkatan kadar asam urat dalam darah (hiperurisemia), yaitu jika kadar asam urat
dalam darah lebih dari 7,5 mg/dL. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah pola makan yang salah
dimana banyak mengonsumsi makanan tinggi purin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari
teknologi dalam pengukurann asam urat darah dengan alat digital. Metode praktikum ini dilakukan
pengukuran kolesterol darah pada manusia pada praktikum ini dilakukan dengan membersihkan ujung
jari dengan alcohol swab, kemudian ujung jari dilukai dengan blood lancet. Darah pertama yang keluar
dibersihkan dengan kapas, kemudian darah kedua diambil dan diletakkan distrip glucometer. Tunggu
hingga beberapa detik kemudian hasil akan diperoleh. Pengukuran hewan uji dilakukan dengan
membersihkan ekor hewan uji menggunakan alcohol swab kemudian ekor di potong sedikit ujungnya.
Darah pertama dibersihkan kemudian darah kedua dilakukan pengukuran dengan alat glukosameter.
Tunggu hingga beberapa menit makan hasil diperoleh. Kesimpulan dari penelitian adalah probandus
manusia dan probandus mencit memiliki kadar asam urat darah normal. Jenis kelamin juga
mempengaruhi kadar asam urat, laki-laki lebih berisiko tinggi terkena asam urat dibandingkan
perempuan, oleh sebab itu kedua probandus manusia memiliki kadar kolesterol total yang normal
karena kedua probandus manusia berjenis kelamin perempuan. Kemudian untuk kedua probandus
mencit memiliki kadar asam urat yang normal dikarena mencit tidak memakan makanan yang tinggi
purin sehingga hal tersebut dapat meningkatnya kadar asam urat.

Kata kunci : asam urat, penyakit gout, hiperurisemia, purin

PENDAHULUAN
Penyakit asam urat adalah artritis yang sangat menyakitkan yang disebabkan oleh
penumpukan kristal pada persendian, akibat tingginya kadar asam urat di dalam tubuh. Sendi-
sendi yang di serang terutama adalah jari-jari kaki, dengkul, tumit, pergelangan tangan, jari
tangan dan siku. Selain nyeri, penyakit asam urat juga dapat membuat persendian membengkak,
meradang, panas dan kaku sehingga penderita tidak dapat melakukan aktivitas seperti biasanya
dan penderita tidak dapat berobat di arenakan ekonomi yang kurang (Nurhayati, 2018). Selain
itu asam urat merupakan hasil metabolisme normal dari pencernaan protein (terutama dari
daging, hati,ginjal, dan beberapa jenis sayuran seperti kacang dan buncis) atau dari penguraian
senyawa purin yang seharusnya akan dibuang melalui ginjal, feses, atau keringat (Budiono et al.,
2016). Penumpukan asam urat berlebihan di dalam tubuh bisa memicu Gout yang merupakan
penyakit arthritis (radang sendi). Gout adalah penyakit gangguan metabolisme purin dimana
terjadi produksi asam urat berlebih (Hiperurisemia) sehingga terjadi penumpukan asam urat
dalam tubuh secara berlebihan (Kusumayant et al., 2014). Hiperurisemia adalah keadaan dimana
terjadi peningkatan kadar asam urat serum di atas normal. Pada sebagian besar penelitian
epidemiologi, disebut sebagai hiperurisemia jika kadar asam urat serum orang dewasa lebih dari
7,0 mg/dl dan lebih dari 6,0 mg/dl pada perempuan (Dianati, 2015).
Sains & Teknologi Hewan 1(14):1-6

Gout dan hiperurisemia lebih sering ditemukan pada pria dibanding wanita, hal ini
disebabkan secara alamiah pria memiliki kadar asam urat lebih tinggi dibanding wanita. Setelah
akil balik pria lebih sering terserang gout, sedang pada wanita risiko meningkat setelah masa
menapouse. Hal ini berkaitan dengan peran hormon estrogen yang berperan dengan proses
regulasi asam urat di dalam darah yang ikut membuang asam urat melalui urin dan juga ikut
terbuang bersamaan dengan darah haid melalui siklus menstruasi. Pria memiliki risiko lebih
besar untuk terserang gout dan hiperurisemia dibandingkan pada wanita pada semua usia
(Kussoy et al., 2019; Kusumayant et al., 2014; Rosdiana et al., 2018). Orang yang sudah lanjut
usia rentan terkena penyakit. Perubahan terbesar yang terjadi pada usia lanjut adalah kehilangan
massa tubuhnya, termasuk tulang, otot, dan massa organ tubuh, sedangkan massa lemak
meningkat. Peningkatan massa lemak dapat memicu resiko penyakit kardiovaskular, diabetes
melitus, hipertensi, dan penyakit degeneratif lainnya termasuk asam urat (Arjani et al., 2018).
Menurut jurnal peneliian Rarassani et al., 2020 obesitas juga bisa menjadi salah satu faktor
pendukung terjadinya asam urat. Penyakit asam urat erat kaitannya dengan obesitas. konsumsi
makanan berlemak, santan jeroan serta pola hidup. Orang yang gemuk cenderung memiliki kadar
asam urat yang tinggi dalam darah. Namun pada sebagian besar penelitian, kadar asam urat pada
orang obesitas cenderung lebih tinggi dari normal.
Faktor risiko yang mempengaruhi tingginya asam urat adalah umur, genetik, asupan
purin yang berlebihan, kegemukan, penyakit jantung dan konsumsi obat-obatan tertentu
(diuretika) dan gangguan fungsi ginjal. Konsumsi purin yang terdapat dalam daging dan seafood
berhubungan terhadap risiko peningkatan kadar asam urat, sedangkan produk susu dapat
menurunkan risiko gout dan konsumsi purin dari tumbuh-tumbuhan tidak berpengaruh terhadap
risiko gout. Sedangkan konsumsi karbohidrat kompeks seperti nasi, roti, ubi jalar dan ketela
dapat memacu pembuangan kelebihan asam urat dalam darah (Budiono et al., 2016).

METODE
Alat yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu pengukur asam urat, strip/stik asam urat,
alcohol swab, blood lancet, kapas/tissue dan gunting.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu 2 probandus (puasa dan 2 jam post
prandial/setelah makan) dan 2 ekor mencit jantan.
Pengukuran asam urat darah pada manusia pada praktikum ini dilakukan dengan
membersihkan ujung jari dengan alcohol swab, kemudian ujung jari dilukai dengan blood lancet.
Darah pertama yang keluar dibersihkan dengan kapas, kemudian darah kedua diambil dan
diletakkan distrip glucometer. Tunggu hingga beberapa detik kemudian hasil akan diperoleh.
Pengukuran hewan uji dilakukan dengan membersihkan ekor hewan uji menggunakan alcohol
swab kemudian ekor di potong sedikit ujungnya. Darah pertama dibersihkan kemudian darah
kedua dilakukan pengukuran dengan alat glukosameter. Tunggu hingga beberapa menit makan
hasil diperoleh.
HASIL
Sains & Teknologi Hewan 1(14):1-6

Gambar 1. Pengambilan Darah Manusia

Gambar 1. Pengambilan Darah Mencit

Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Asam Urat Pada Manusia

Kriteria Probandus Hasil Kolesterol

Kadar asam urat puasa Manusia (P) 4,1 mg/dL

Kadar asam urat 2 jam Manusia (P) 5,0 mg/dL


setelah makan

Tabel 2. Hasil pemeriksaan Asam Urat Mencit

Kriteria Probandus Hasil Kolesterol

Kadar asam urat Mencit 5,2 mg/dL

DISKUSI
Berdasarkan hasil uji asam urat dalam darah pada manusia, diketahui probandus puasa
memiliki kadar asam urat 4,1 mg/dL, sedangkan pada probandus 2 jam setelah makan memiliki
kadar asam urat 5,0 mg/dL. Bedasarkan kriteria diagnosis, maka dapat dinyatakan probandus
Sains & Teknologi Hewan 1(14):1-6

mengalami keadaan kadar asam urat puasa yang normal. Kemudian pada probandus 2 jam
setelah makan juga normal. Hal tersebut dikarenakan ke-2 probandus memiliki nilai total
kolesterol dalam darah normal atau dibawah dari 6,0 mg/dL. Menurut jurnal penelitian yang
dilakukan Rosdiana et al., (2018) nilai normal asam urat dalam darah berkisar antara >7,0 mg/dl
pada pria dan >6,0 mg/dl pada wanita. Bila senyawa ini terakumulasi dalam jumlah diatas
normal, akan memicu pembentukan kristal yang berbentuk seperti jarum. Kristal-kristal ini
biasanya terkonsentrasi di daerah sendi seperti kaki, lutut, siku, dan jari tangan, sehingga
mengakibatkan radang dipersendian (Arjani et al., 2018).
Berdasarkan hasil uji kadar asam urat dalam darah pada mencit, diketahui mencit puasa
(asam urat puasa) dan pada mencit asam urat setelah makan memiliki kadar asam urat dalam
darah 5,2 mg/dl. Hasil ini masih masuk kedalam batas normal kadar kolesterol dalam darah.
Nilai kadar asam urat normal pada mencit yaitu antara 0,5–1,4 mg/dL. Sehingga berdasarkan
kriteris, diagnosa kedua mencit jantan tersebut memiliki kadar asam urat darah normal karena
total kolesterol pada mencit dibawah 0,5–1,4 mg/dL (Wahyuningtyas & Munawaroh, 2007).
Asam urat merupakan indikator utama dalam menilai seseorang mengalami hiperurisemia
atau normourisemia. Hiperurisemia terjadi apabila kadar asam urat seseorang mengalami
kenaikan kadar asam urat melebihi normal dalam darah. kadar asam urat dalam selang beberapa
waktu mengalami kenaikan. Kenaikan kadar asam urat dapat dipacu salah satunya konsumsi
asupan puirn yang tinggi. Pernyataan ini didukung oleh Rosdiana et al., (2018) menyebutkan
bahwa seseorang setelah mengonsumsi sumber purin maka kadar asam urat dalam darah akan
meningkat sekitar 2-4 jam, tetapi hal berbeda jika seseorang mengonsumsi pangan bebas purin
maka kadar asam urat akan meningkat membutuhkan waktu sekitar 7-10 hari setelah
mengonsumsi pangan non purin. Bahan makanan tinggi purin diantaranya adalah daging-
dagingan, makanan laut, sayuran tanaman hijau pekat, kacang-kacangan. Berdasarkan data
penelitian yang dikumpulkan asupan makanan sumber purin termasuk rendah (100-500 mg)
sedangkan makanan yang disebutkan di atas rata-rata termasuk pada makanan sumber purin
tinggi (>1000 mg) dalam 100 gram makanan.
Kusumayanti et al., (2015) menyebutkan bahwa kenaikan kadar asam urat disebabkan
tubuh kekurangan enzim urikinase untuk mengubah asam urat sebagai produk akhir metabolisme
purin menjadi allantoin larut air, terdapat hubungan asupan purin dengan kadar asam urat.
Asupan tinggi purin belum tentu menjadi faktor penyebab peningkatan kadar asam urat. Banyak
faktor lainnya yang mempengaruhi seperti kegemukan. Selain hal itu, asam urat yang terkontrol
juga dikarenakan faktor usia. Di mana lansia merupakan usia yang rentan terserang penyakit
asam urat sehingga kadar asam urat di dalam tubuh bisa terkontrol dan kadang juga bisa tidak
terkontrol di karenakan faktor risiko dari penyakit asam urat (Silviana et al., 2015). Purin
merupakan satu senyawa dimetabolisme di dalam tubuh dan menghasilkan produk akhir yaitu
asam urat. Sehingga jika terjadi peningkatan sintesa purin dalam tubuh akan mengakibatkan
terjadi penumpukan kristal pada asam urat di dalam ruang sendi dimana semakin sering
memakan makanan yang mengandung purin tinggi maka semakin tinggi nilai asam urat sehingga
keseimbangan asam urat yang ada dalam darah terganggu yang menyebabkan terjadinya
peningkatan kadar asam urat (Annita & Handayani, 2018).
Sains & Teknologi Hewan 1(14):1-6

KESIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini adalah probandus manusia dan probandus mencit memiliki
kadar asam urat darah normal. Jenis kelamin juga mempengaruhi kadar asam urat, laki-laki lebih
berisiko tinggi terkena asam urat dibandingkan perempuan, oleh sebab itu kedua probandus
manusia memiliki kadar kolesterol total yang normal karena kedua probandus manusia berjenis
kelamin perempuan. Kemudian untuk kedua probandus mencit memiliki kadar asam urat yang
normal dikarena mencit tidak memakan makanan yang tinggi purin sehingga hal tersebut dapat
meningkatnya kadar asam urat.

DAFTAR PUSTAKA
Annita, A., & Handayani, S. W. (2018). Hubungan Diet Purin Dengan Kadar Asam Urat Pada
Penderita Gout Arthritis. Jurnal Kesehatan Medika Saintika, 9(2), 68.
https://doi.org/10.30633/jkms.v9i2.171
Arjani, I. A. M. S., Mastra, N., & Merta, I. W. (2018). Gambaran Kadar Asam Urat, Glukosa
Darah Dan Tingkat Pengetahuan Lansia Di Desa Samsam Kecamatan Kerambitan
Kabupaten Tabanan. Meditory : The Journal of Medical Laboratory, 6(1), 46–55.
https://doi.org/10.33992/m.v6i1.229
Budiono, A., Manampiring, A. E., & Bodhi, W. (2016). Hubungan Kadar Natrium Dengan
Tekanan Darah Pada Remaja Di Kecamatan Bolangitang Barat Kabupaten Bolaang
Mongondow Utara. Jurnal E-Biomedik, 4(2), 4–7.
https://doi.org/10.35790/ebm.4.2.2016.14862
Dianati, N. A. (2015). Gout And Hyperuricemia. Journal Majority, 4(3), 82–89.
https://doi.org/10.1201/9781420006452-31
Kussoy, V. F. M., Kundre, R., & Wowiling, F. (2019). Kebiasaan Makan Makanan Tinggi Purin
Dengan Kadar Asam Urat Di Puskesmas. Jurnal Keperawatan, 7(2), 1–7.
https://doi.org/10.35790/jkp.v7i2.27476
Kusumayant, G. A. D., Wiardani, N. K., & Sugian, P. P. S. (2014). Diet Mencegah Dan
Mengatasi Gangguan Asam Urat. Jurnal Ilmu Gizi Volume, 5(1), 69–78.
Kusumayanti, G. A. D., Wiardani, N. K., & Antarini, A. A. N. (2015). Pola Konsumsi Purin Dan
Kegemukan Sebagai Faktor Risiko Hiperurisemia Pada Masyarakat Kota Denpasar. Jurnal
Skala Husada, 12(1), 27–31.
Nurhayati. (2018). Hubungan Pola Makan Dengan Terjadinya Penyakit Gout (Asam Urat) Di
Desa Limran Kelurahan Pantoloan Boya Kecamatan Taweli. Jurnal Kesmas, 7(6).
Rarassani, P., Wiryawan, I. N., & Antara, I. M. P. S. (2020). Hubungan Kadar Asam Urat Dalam
Darah Terhadap Keparahan Penyakit Jantung Koroner Di Rsup Sanglah Denpasar Bali.
Jurnal Medika Udayana, 9(7), 4–6. https://www.jurnalmedika.com/blog/124-Retensio-
Urine-Post-Partum
Rosdiana, D. S., Khomsan, A., & Dwiriani, C. M. (2018). Pengetahuan Asam Urat, Asupan
Purin Dan Status Gizi Terhadap Kejadian Hiperurisemia Pada Masyarakat Perdesaan.
Media Pendidikan, Gizi, Dan Kuliner, 7(2), 1–11.
Silviana, H., Bintanah, S., & Isworo, J. T. (2015). Hubungan Status Gizi, Asupan Bahan Makan
Sumber Purin dengan Kadar Asam Urat pada Pasien Hiperuresemia Rawat Jalan di Rumah
Sakit Tugurejo Semarang. Jurnal Gizi Universitas Muhamadiyah Semarang, 4(2), 29–35.
http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/jgizi/article/view/1761
Wahyuningtyas, N., & Munawaroh, R. (2007). Efek Daun Salam Terhadap Kadar Asam Urat
Pada Mencit Terinduksi Oxonate Dan Profil Kromatografi Lapis Tipisnya.
Sains & Teknologi Hewan 1(14):1-6

Anda mungkin juga menyukai