Anda di halaman 1dari 12

PERAN KIMIA DI BIDANG BIOTEKNOLOGI

OBAT-OBATAN

Disusun oleh :
1. Angelica Paulina L (24020220120001)
2. Annisa Nur A (24020220120002)
3. Eva Sundari F (24020220120003)
4. Rosliana Br Siboro (24020220120004)
5. Yuniar Wahyuningsih (24020220120005)
6. Anita Andhini (24020220120006)
7. Yoshua Mario S. (24020220120007)
8. Syifa Nurani R. (24020220120008)

PRODI BIOTEKNOLOGI KELAS A


FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah berjudul Peran Kimia di Bidang Bioteknologi Obat-Obatan tepat waktu.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dosen mata kuliah kimia dasar di Universitas
Diponegoro.Penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca
tentang peran kimia di bidang bioteknologi salah satunya di bidang obat-obatan.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. Muhammad


Cholid Djunaidi S.Si.,M.Si. selaku dosen mata kuliah kimia dasar. Tugas yang telah diberikan
ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis
juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan
makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Penulis
DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN.....................................................................................
II. RUMUSAN MASALAH............................................................................
III. TUJUAN.......................................................................................................
IV. ISI
4.1. Pengertian Kimia dan Bioteknologi......................................................
4.2. Peran Kimia dalam Bioteknologi..........................................................
4.3. Macam-Macam Antibiotik......................................................................
4.4.
4.5. Tahap-tahap Pembuatan Antibiotik..............................................
4.6. Cara Kerja Antibiotik........................................................................
4.7. Cara Kerja Vaksin.................................................................................
4.8.
I. PENDAHULUAN
Ilmu kimia merupakan cabang dari ilmu alam yang mempelajari komposisi,
struktur, sifat dan perubahan materi. Ilmu kimia terutama berkaitan dengan atom dan
molekul serta interaksi dan transformasinya, misalnya sifat ikatan kimia yang
terbentuk antar atom untuk membentuk senyawa kimia. Ilmu kimia juga mempelajari
keterlibatan elektron dan berbagai bentuk energi dalam reaksi fotokimia, reaksi
oksidasi-reduksi, perubahan fasa materi, dan pemisahan campuran. Preparasi dan
sifat-sifat senyawa kompleks, seperti paduan, polimer, molekul biologis, dan senyawa
farmasi termasuk dalam bidang kimia khusus. Ilmu kimia kadang-kadang disebut
sebagai pusat ilmu alam karena ilmu kimia menjembatani ilmu alam lainnya, seperti
fisika dan biologi. Peran sentral kimia dapat dilihat pada klasifikasi sistematis dan
hirarkis tentang ilmu yang dibuat oleh Auguste Comte (1798 –1857). Pada klasifikasi
ini setiap bidang ilmu merupakan kerangka yang lebih umum dibanding bidang ilmu
di atasnya. Dengan cara yang sama, ilmu biologi tidak dapat sepenuhnya dapat
direduksi menjadi ilmu kimia meskipun fakta menunjukkan bahwa mesin yang
bertanggung jawab untuk hidup terdiri dari molekul. Sebagai contoh, mesin evolusi
dapat dijelaskan dari sudut pandang kimia dengan pemahaman bahwa yang
bertanggung jawab pada perubahan genetik adalah DNA (asam deoksiribonukleat).
Namun, ilmu kimia tidak dapat sepenuhnya menggambarkan proses evolusi secara
lengkap karena kimia tidak mengandung konsep-konsep seperti seleksi alam yang
bertanggung jawab terhadap terjadinya evolusi. Ilmu kimia mendasari ilmu biologi
karena ilmu kimia memberikan metodologi untuk mempelajari dan memahami
molekul pembentuk sel. Koneksi yang dibuat oleh ilmu kimia terbentuk melalui
berbagai sub-disiplin ilmu yang memanfaatkan konsep-konsep dari berbagai disiplin
ilmu. Baik konsep-konsep kimia dan maupun fisika dibutuhkan di bidang kimia
fisika, kimia inti, dan kimia teoretik. Kimia dan biologi interseksi di bidang biokimia,
kimia obat, biologi molekuler, biologi kimia, dan genetika molekular. Kimia dan
matematika interseksi di bidang seperti matematika kimia dan komputasi kimia.
II. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana peran kimia di bidang bioteknologi?
2. Bagaima proses pembuatan obat?
3. Bagaimana kinerja vaksin dan antibiotik dalam tubuh?
4. Apa saja jenis-jenis antibiotik?
5. Apa saja keunggulan vaksin dan antibiotik?

III. TUJUAN
Cabang lain dari ilmu kimia adalah kimia organik, yaitu kimia tentang zat yang
berhubungan dengan makhluk hidup. Mulanya diyakini bahwa zat organik tidak dapat
dibuat dari bahan anorganik. Tenu saja hal ini tidak sepenuhnya benar. Zat organik
dapat disintesis dengan cara yang sama seperti dalam zat anorganik, tetapi sintesis zat
organic memerlukan pengaturan atom-atom penyusun molekul yang lebih rumit.
Kimia organik memiliki hubungan yang sangat dekat dengan biologi yang memasok
zat organik, dan industry; dan lebih jauh lagi, kimia fisika dan mekanika kuantum
dapat diterapkan untuk senyawa organik dan anorganik. Namun demikian, masalah
utama kimia organik tidak dalam aspek ini, melainkan dalam hal analisis dan sintesis
zat dalam sistem biologi, yaitu dalam makluk hidup. Hal ini mendorong timbulnya
kajian biokimia atau biologi molekuler. Dengan ditulisnya makalah ini diharapkan
pembaca dapat mengetahui hubungan anatar ilmu kimia dengan bioteknologi
khususnya di bidang obat-obatan.
IV. ISI
IV.1. Pengertian Kimia dan Bioteknologi
Kimia merupakan ilmu tentang materi, sifatnya, strukturnya,
perubahan/reaksinya serta energi yang menyertai perubahan tersebut. Kimia
secara khusus dibagi menjadi beberapa bidang utama, yaitu: kimia analisis, kimia
organik, kimia anorganik, kimia fisik, dan biokimia.
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk
hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup
(enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.
Bioteknologi kesehatan adalah salah satu cabang ilmu bioteknologi yang
mempelajari penerapan bioteknologi di dalam kesehatan dan salah satunya
berkaitan erat dengan kimia. Contoh penerapan bioteknologi yang berkaitan
dengan ilmu kimia adalah pembuatan vaksin.

IV.2. Peran kimia dalam bioteknologi


Peran ilmu kimia dalam bioteknologi di bidang kesehatan khususnya pada
pembuatan obat-obatan. Mengapa ilmu kimia begitu penting dalam bioteknologi ?
Karena dalam ilmu kimia mempelajari secara detail mengenai unsur-unsur yang
ada di alam yang diantaranya dapat digunakan dalam bidang kesehatan khususnya
pada produksi obat-obatan
Berikut merupakan contoh aplikasinya dalam bidang kesehatan :
1. Di awal abad ke 20, Flemming menemukan antibiotik penisilin.
2. Pada tahun 1982, obat berbasis rekombinasi DNA pertama diciptakan yaitu
insulin manusia yang diproduksi dengan memanfaatkan bakteri tanah, E. Coli
3. Pada akhir abad ke 20, produk bioteknologi maju seperti tanaman transgenik,
genre chip, dan kloning mamalia.
4. Ditemukannya vaksin-vaksin untuk berbagai penyakit yang mewabah seperti
misalnya influenza dan malaria.
IV.3. Macam- macam antibiotik
IV.3.1. Makrolid
Makrolid adalah antibiotik dengan spektrum aktivitas yang luas yang
dapat melawan banyak bakteri gram positif.
IV.3.2. Sulfonamide
Sulfonamide (sulfonamida) merupakan golongan antibiotik yang
secara teknis tidak membunuh bakteri seperti antibiotik lainnya.
Golongan ini bersifat bakteriostatik, yang berperan menghentikan
pertumbuhan bakteri.
IV.3.3. Glycopeptide
Antibiotik golongan ini adalah jenis antibiotik yang bekerja dengan
cara menghambat pertumbuhan dinding sel bakteri dengan cara
menghambat sintetis peptidoglikan.
IV.4.4. Aminoglikosida
Aminoglikosida merupakan jenis antibiotik yang digunakan dalam
pengobatan infeksi basil gram negatif aerobik. Meskipun demikian,
golongan ini juga efektif dalam melawan bakteri lain seperti
Staphylococci dan Mycobacterium tuberculosis.
IV.4.5. Carbapenem
Antibiotik ini bekerja dengan cara menghambat sintetis dinding sel
dan menganggu pembentukan dinding sel.
IV.4.6. Penicillin
Penicillin atau antibiotic beta-laktam adalah antibiotic yang bekerja
untuk merusak dinding sel bakteri pada saat reproduksi
IV.4.7. Tetracycline
Tetracycline digunakan dalam pengobatan untuk infeksi yang
disebabkan oleh bakteri gram negative dan bakteri gram positif,
contohnya klamidia, mikoplasmata, protozoa.
IV.4.8. Chepalosporin
Chepalosporin bersifat bakterisidal yang bekerja mirip seperti penisilin.
Bakteri ini dapat mengobati berbagai penyakit radang tenggorokan,
infeksi kulit, hingga meningitis
IV.4.9. Quinolon
Merupakan golongan antibiotik aktif yang berfungsi untuk melawan
bakteri. Antibiotik ini dapat digunakan untuk mengobati berbagai
infeksi seperti infeksi mata, kulit, sinus, dan sendi
IV.4.10. Lincomycin
Lincomycin adalah golongan antibiotic yang digunakan apabila orang
tersebut tidak dapat mengonsumsi penicillin. Lincomycin dapat
digunakan untuk mengobati penyakit pilek dan flu

IV.5. Tahap-tahap pembuatan antibiotik


Meskipun antibiotik paling banyak terjadi pada alam, mereka biasanya
tidak tersedia dalam jumlah yang dibutuhkan untuk produksi skala besar. Untuk
alasan ini, proses fermentasi dikembangkan. Ini melibatkan mengisolasi
mikroorganisme yang diinginkan, mendorong pertumbuhan budaya dan
menyempurnakan serta mengisolasi produk antibiotik akhir. Adalah penting
bahwa kondisi steril dipertahankan selama proses manufaktur, karena kontaminasi
oleh mikroba asing akan merusak fermentasi.

Tahap tahap pembuatan antibiotik :

4.5.1. Mikroorganisme penghasil antibiotik harus diisolasi dan jumlah nya


harus meningkat berkali-kali (dikembangbiakan).
Sebelum fermentasi dimulai, mikroorganisme yang memproduksi
antibiotik yang diinginkan harus diisolasi dan jumlahnya harus
ditingkatkan. Untuk melakukan hal ini, budaya starter dari sampel
sebelumnya terisolasi, disimpan organisme dibuat di laboratorium.

4.5.2. Lalu mikroorganisme dipindahkan kedalam bejana fermentasi yang


menyerupai tangki  yang berisi makanan dan nutrisi untuk
mikroorganisme dan ditempat ini mikroorganisme dipacu pada
lingkungan yang cocok agar dapat berkembang dengan baik dan
cepat.
Untuk menumbuhkan budaya awal, sampel mikroorganisme tersebut
dipindahkan ke medium agar. Kemudian dimasukkan ke dalam labu
goyang bersama dengan makanan dan nutrisi lainnya yang diperlukan
untuk pertumbuhan. Hal ini menciptakan suspensi, yang dapat ditransfer ke
tangki benih untuk pertumbuhan lebih lanjut. Tank-tank benih adalah baja
tank yang dirancang untuk menyediakan lingkungan yang ideal bagi
mikroorganisme tumbuh. Tanki ini penuh dengan semua hal yang
dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk bertahan hidup dan berkembang,
termasuk air hangat dan makanan karbohidrat seperti gula laktosa atau
glukosa. Selain itu, juga mengandung sumber karbon lainnya yang
diperlukan, seperti asam asetat, alkohol, atau hidrokarbon, dan sumber
nitrogen seperti garam amonia. Faktor pertumbuhan seperti vitamin, asam
amino, dan nutrisi minor melengkapi komposisi isi tangki. Tank-tank benih
dilengkapi dengan mixer, yang menjaga media pertumbuhan bergerak, dan
pompa untuk mensterilkan serta menyaring udara. Setelah sekitar 24-28
jam, bahan dalam tangki benih dipindahkan ke tangki fermentasi utama.

4.5.3. Fermentasi
Tangki fermentasi pada dasarnya adalah tangki versi besar yang
mampu menampung sekitar 30.000 galon dan diisi dengan media
pertumbuhan yang sama. Antibiotika ditemukan dalam tangki benih dan
juga menyediakan lingkungan indusif untuk pertumbuhan. Berikut
mikroorganisme yang diizinkan untuk tumbuh dan berkembang biak.
Selama proses ini, mereka mengeluarkan jumlah besar antibiotik yang
diinginkan. Tank-tank didinginkan untuk menjaga suhu antara 73-81 F (23-
27,2 C). Hal ini terus gelisah, dan aliran berkelanjutan dari udara
disterilkan dipompa ke dalamnya. Untuk alasan ini, anti-foaming agen akan
ditambahkan secara berkala. Karena kontrol pH sangat penting untuk
pertumbuhan yang optimal, asam atau basa ditambahkan ke tangki yang
diperlukan.

4.5.4. Isolasi dan Pemurnian


Setelah tiga sampai lima hari, jumlah maksimum antibiotik akan
telah diproduksi dan proses isolasi dapat dimulai. Tergantung pada
antibiotik tertentu diproduksi, kaldu fermentasi diproses oleh berbagai
metode pemurnian. Misalnya, untuk senyawa antibiotik yang larut dalam
air, metode pertukaran ion dapat digunakan untuk pemurnian. Dalam
metode ini, senyawa tersebut pertama kali dipisahkan dari bahan sampah
organik dalam kaldu dan kemudian dikirim melalui peralatan, yang
memisahkan senyawa yang lain larut dalam air dari yang diinginkan. Untuk
mengisolasi antibiotik minyak yang larut seperti penisilin, metode ekstraksi
pelarut yang digunakan. Dalam metode ini, kaldu diperlakukan dengan
pelarut organik seperti butil asetat atau metil isobutil keton, yang secara
khusus dapat melarutkan antibiotik. Antibiotik dilarutkan kemudian
kembali dengan menggunakan berbagai cara kimia organik. Pada akhir
langkah ini, produsen biasanya dibiarkan dengan bentuk bubuk murni dari
antibiotik, yang dapat lebih disempurnakan ke dalam jenis produk yang
berbeda.

4.5.5. Pengilangan
Produk antibiotik dapat mengambil berbagai bentuk. Mereka bisa
dijual dalam solusi untuk tas intravena atau jarum suntik, dalam bentuk pil
atau kapsul gel, atau mereka dapat dijual sebagai bubuk, yang dimasukkan
ke dalam salep topikal. Tergantung pada bentuk akhir, langkah-langkah
pemurnian berbagai antibiotik dapat diambil setelah isolasi awal. Untuk
tas intravena, antibiotik kristal dapat dilarutkan dalam larutan, dimasukkan
ke dalam tas, yang kemudian tertutup rapat. Untuk kapsul gel, antibiotik
bubuk secara fisik diisi ke bagian bawah kapsul kemudian bagian atas
secara mekanik diberlakukan. Ketika digunakan dalam salep topikal,
antibiotik tersebut dicampur ke dalam salep. Dari titik ini, produk
antibiotik diangkut ke stasiun kemasan akhir. Di sini, produk ditumpuk
dan dimasukkan ke dalam kotak. Mereka dimuat di truk dan diangkut ke
berbagai distributor, rumah sakit, dan apotek. Seluruh proses fermentasi,
pemulihan pengolahan, dan bisa berlangsung dari lima sampai delapan
hari.

4.5.6. Kontrol kualitas


Kontrol kualitas sangat penting dalam produksi antibiotik. Karena
melibatkan proses fermentasi, langkah-langkah yang diambil harus
dipastikan bahwa tidak adanya kontaminasi selama proses produksi.
Untuk tujuan ini, media dan semua peralatan pengolahan yang menyeluruh
uap disterilkan. Selama manufaktur, kualitas semua senyawa diperiksa
secara teratur. Yang paling penting adalah pemeriksaan sering kondisi
budaya mikroorganisme selama proses fermentasi. Ini dicapai dengan
menggunakan berbagai teknik kromatografi. Juga, sifat fisik dan kimia
berbagai produk jadi diperiksa seperti pH, titik leleh, dan kadar air.

IV.4. Cara Kerja Antibiotik


Bentuk antibiotik bisa bermacam-macam, mulai dari tablet, kapsul, sirup,
krim, hingga obat oles. Dokter akan meresepkan jenis antibiotik sesuai dengan
infeksi yang dialami seseorang.   Mekanisme kerja antibiotik dalam membunuh
bakteri terjadi lewat beberapa cara yaitu:

 Menghancurkan dinding tubuh bakteri


 Mengintervensi reproduksi bakteri
 Menghentikan produksi protein dari bakteri

Mekanisme kerja antibiotik akan langsung dimulai sesaat setelah Anda


mengonsumsinya. Namun kapan gejala atau rasa sakit bisa membaik sangat
bergantung pada kondisi tubuh setiap orang dan karakteristik dari bakteri yang
menyerangnya.Biasanya, antibiotik diresepkan untuk diminum habis selama 7-14
hari. Dalam beberapa kasus, antibiotik juga bisa habis dalam waktu beberapa hari
saja.Ketika Anda merasa sudah lebih sehat, direkomendasikan untuk tetap
menghabiskan seluruh antibiotik yang diresepkan agar bakteri benar-benar mati
secara keseluruhan. Selain itu, menuntaskan konsumsi antibiotik bisa mencegah
resistensi bakteri dari antibiotik ke depannya.Jika ragu apakah harus melanjutkan
atau menghentikan konsumsi antibiotik, konsultasikan kepada dokter yang tahu
betul kondisi tubuh Anda. (Anandika parwiti, 2019).
https://www.sehatq.com/artikel/bagaimana-mekanisme-kerja-antibiotik-agar-
ampuh-lawan-bakteri.

IV.5. Cara kerja Vaksin


Cara kerja vaksin diandaikan seperti membantu menyiapkan prajurit dan
mengajari mereka untuk mendeteksi serta mengalahkan musuh bahkan sebelum
mereka mencapai medan perang. Musuh yang dimaksud adalah virus. Saat virus
masuk ke dalam tubuh mereka tidak hanya menyerang namun juga berkembang
biak. Tubuh menyimpan limfosit T yang disebut sel memori yang akan bereaksi
dengan cepat dan mengingat virus tersebut. Kemudian setelah antigen terdeteksi,
limfosit B akan sesegera mungkin memproduksi antibodi untuk menyerang. Bagi
tubuh yang sistem imunnya lemah maka diperlukan adanya vaksin. Vaksin
mengandung antigen yang sama dengan antigen yang menyebabkan penyakit,
namun antigen tersebut sudah dilemahkan. Selanjutnya vaksin akan dimasukkan
ke dalam tubuh melalui suntikkan. Limfosit T akan mengenali dan mengingat
jenis virus tersebut dan limfosit B akan memproduksi antibodi yang sesuai untuk
menyerang virus (Yudi Supriyanto, 2020)
.https://lifestyle.bisnis.com/read/20200408/106/1224465/mengenal-cara-kerja-
vaksin-si-pelindung-dari-penyakit

Anda mungkin juga menyukai