Disusun oleh :
Bagian-bagian sistem saraf terbagi menjadi dua bagian, yaitu saraf pusat dan saraf
otonom. Saraf pusat terbagi lagi menjadi otak, medulla spinalis, dan saraf perifer. Saraf
ferifer ini adalah Serat saraf (neuron) yang menyalurkan informasi sensorik ke otak atau
ke medulla spinalis di sebut saraf afferent. Serat saraf yang menyalurkan atau
menghantarkan informasi dari otak atau medulla spinalis ke otot dan kelenjar yang di
sebut saraf efferent. Sedangkan pada saraf otonom mengatur organ misalnya jantung,
usus, dan kelenjar yang bekerja secara antagonis sehingga dibedakan menjadi saraf
simpatik dan saraf parasimpatis.
Otak berfungsi sebagai pusat pengatur seluruh kegiatan manusia. Otak memiliki
tiga bagian utama yang meliputi otak besar (Cerebrum), otak kecil (cerebellum), dan
sumsung penghubung. Otak besar berfungsi sebagai pusat pengendali kegiatan tubuh
yang disadari. Otak besar terdiri dari lima lobus yang memiliki fungsi yang berbeda
diantaranya: Lobus frontal untuk berfikir, lobus temporal sebagai penangkapdan
pengolahan bunyi, lobus pariental kegiatan berpikir. Otak kecil berfungsi sebagai
keseimbangan dan mengatur keserasian kerja sama antar otot. Sedangkan pada sumsum
penghubung sebagai pengatur denyut jantung, pernapasan, dan pencernaan, dan kegiatan
lain yang tidak disadari.
Sumsum tulang belakang atau medulla spinalis memiliki dua saraf yang meliputi
transmisi implus saraf dan spinal refleks. Transmisi impuls saraf sebagai agen yang
mengirimkan sinyal sensorik menuju ke tepi otak serta sinyal sensorik menuju otak
bagian perifer. Sedangakn spinal refleks sebagai pengontrol otot.
Pada sel saraf memiliki neuron sebagai unit struktual. Neuron terdiri dari badan
sel yang didalamnya terdapat inti, mitokondria, badan golgi, sitoplasma serta neurofibril.
Keluar dari badan sel akan ditemui dendrit yang berfungsi mengirimkan impuls ke badan
sel dan terdapat akson yang berfungsi mengirimkan impuls ke badan sel. Pada bagian
luar akson terdapat myelin yang merupakan sekumpulan sel schwann yang mengandung
lemak. Mielin berfungsi untuk melindungi akson serta memberi nutrisi. Bagian akson
yang tidak tertutup myelin adalah nodus ranvier yang berfungsi mempercepat
penghantaran impuls.
Mekanisme Penghantaran Syaraf
Berdasarkan fungsinya sel syaraf dibedakan menjadi tiga yang meliputi sel saraf
sensorik, motoric, penghubung atau asosiasi. Sel saraf sensorik berfungsi menghantarkan
rangsangan (dari alat indra) ke saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang). Sel saraf
motoric atau eferen berfungsi menghantarkan impuls kepada efektor (otot). Sedangakn
sel saraf penghubung sebagai penghung saraf sensorik dan motoric.
Adanya kelistrikan pada sel saraf menyebabkan perjalanan impuls saraf untuk
mencapai ke efektor atau otot berlangsung cepat. Manusia memiliki sistem syaraf yang
mengendalikan gerakan otot. Pada tubuh manusia mengandung ion positif dan negatif,
dimana CL- adalah ion negatif sedangkan ion postif adalah Ca2+ dan Na. Adanya
perbedaan potensial ini mengakibatkan penghantaran impuls.
Terdapat dua bentuk dasar sinyal listrik yaitu potensial berjenjang dan potensial
aksi. Potensial berjenjang berfungsi sebagai sinyal jarak pendek, terjadi di saat potensial
istirahat mendapat stimulus cahaya gelap. Potensial aksi terjadi ketika mendapat stimulus
dari cahay gelap menjadi terang. Keduanya saling berhubungan karena sebelum meuju
ke potensial aksi harus melalui potensial berjenjang. Setelah mengalami potensial
berjenjang barulah menuju neuron.
Pada saat neuron istirahat neuron mengalami polarisasi, namun bila neuron
dirangsang karena adanya beda potensial, neuron mengalami depolarisasi. Perjalanan
impuls saraf apabila dalam keadaan polarisasi yaitu saraf dirangsang akan mengalami
depolarisasi lalu akan timbul aliran listrik karena perbedaan tegangan didalam saraf
negatif sedangkan diluar saraf positif, sehingga menimbulkan impuls saraf, impuls saraf
diterima dendrit dan dilanjutkan menuju badan sel dan melewati akson menuju ke neuron
lain. Terjadinya depolarisasi karena adanya ion Na+ masuk kedalam sel sedangkan ion K+
dipompa keluar. Dalam keadaan ini sel akan kembali bermuatan negatif didalam dan
positif diluar sel sehingga akan kembali dalam keadaan polarisasi. Perubahan potensial
pada ujung akson dan menyebar ke seluruh badan akson disebut dengan potensial aksi.
Pergerakan impuls saraf terbagi menjadi 2 yaitu secara sadar dan tidak sadar.
Perjalanan impuls yang dilakukan secara sadar diawali adanya reseptor menerima
rangsangan, diterima oleh saraf sensorik menuju otak, menghasilkan tanggapan oleh saraf
motoric menuju ke efektor. Sedangkan mekanisme gerak refleks diawali dari reseptor
menerima rangsangan, diterima oleh saraf sensorik menuju susmsum tulang belakang,
tanggapan dikirim ke saraf motoric menuju efektor.
Pada sistem kelistrikan otot jantung terdapat peristiwa konduksi atau hantaran
jantung, dimana jantung menghasilkan secara teratur sinyal listrik yang berupa impuls
kemudian diteruskan keseluruh bagian otot jantung sehingga otot jantung dapat bekerja
dengan baik seperti mengatur detak jantung dan sistem pemompaan darah. Sistem
kelistrikan jantung, terdapat 4 jaringan utama yaitu Simpul Atrial Node yang scara
spontan mengirim sinyal listrik sehingga menyebabkan otot jantung berkontraksi secara
teratur, Atrio Ventikuler, berkas antriventrikuler, dan serabut purkinje yang berfungsi
untuk menghasilkan impuls secara spontan, pembentukan impuls yang teratur, serta
penghantaran impuls. Menurut Hardi (2012) impuls listrik jantung dihasilkan di nodus
SA, selanjutnya melalui atrium ke nodus AV mengalami filtrasi dan penundaan,
kemudian menuju berkas His dan berakhir pada serat Purkinje. Sel otot jantung
melakukan kontraksi dengan tujuan untuk memompakan darah dan dicetuskan oleh
sebuah potensial aksi kemudian menyebar melalui membran sel otot. Kejadian tersebut
diakibatkan karena jantung memiliki mekanisme untuk mengalirkan listrik yang
ditimbulkannya sendiri untuk melakukan kontraksi atau memompa dan melakukan
relaksasi. Mekanisme aliran listrik yang menimbulkan aksi tersebut dipengaruhi oleh
beberapa jenis elektrolit seperti K+, Na+, dan Ca2+, sehingga bila di dalam tubuh terjadi
gangguan kadar elektrolit tersebut maka akan menimbulkan gangguan pula pada
mekanisme aliran listrik pada jantung.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, M Syahruddin. 2018. Perbedaan Struktur Otak dan Perilaku Belajar Antara Pria
dan Wanita; Eksplanasi dalam Sudut Pandang Neuro Sains dan Filsafat. Jurnal
Filsafat Indonesia. 1(1):38-83.
Asriwati. 2017. Fisika Kesehatan dalam keperawatan. Yogyakarta : Dee Publisher
Azhar. Dkk. 2017. Pengantar Fisiologi Veteriner. Aceh: Syiah Kuala University Press.
Hardi, Wahyudi dan Wangko, Suny. 2012. Peran Sel Nodus Sinoatrial Sebagai Pengatur
Irama Jantung. Jurnal Biomedik. 4(3)35-40
Jumini, Sri. 2018. Fisika Kedokteran. Wonosobo: Mangkubumi
Pujotomo, Isworo. 2016. Proses Listrik dalam Tubuh Manusia. Jurnal Energi dan
Kelistrikan. 8(1):20-25.
Wulandari, Ika Puspita. 2009. Pembuatan Alat Ukur Kecepatan Respon Manusia Berbasis
Mikrokontroller At 89S8252. Jurnal Neutrino. 1(2):208-209.